Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

“ PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DIMASA COVID 19 ”

DISUSUN OLEH:

DIMAS ADI PUTRA(207310251)

DOSEN PENGAMPU:

LAODE SYARFAN, S.E,M.Si

FAKULTAS FISIPOL

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa,berkat

izinnya saya dapat menyelesaikan makalah “Pengantar ilmu ekonomi ”.Saya menyadari

bahwa makalah ini belum bisa dikatakan sempurna,karna saya masih dalam proses

pembelajaran.

Dalam penulisan ini,saya berterimakasih kepada orang-orang yang telah membantu

saya dalam menyelesaikan makalah “Pengantar ilmu ekonomi” ini,yaitu: La Ode

Syarfan,SE,M.Si.Ak selaku dosen bidang studi pengantar ilmu ekonomi Universitas Islam

Riau.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya

pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah yang

selanjutnya. Apabila ada kekuranga ataupun kesalahan dalam penulisan ataupun dalam ejaan

penulis mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Pekanbaru, 24 Mei 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang………………………………………………………..……………….3

1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………..…………3

1.3 Tujuan masalah……………………………………………………………..…………3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kondisi perekonomian Indonesia dimasa Covid-19……………....…………………..4

2.2 Dampak perekonomian Indonesia di masa Covid-19………………………………….5-6

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………….………………...……….7

3.2 Saran………………………………………………………………………………….7

DAFTARPUSTAKA……………………………………………………………....……..8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berjalannya seiring waktu covid-19 yang telah menyebar luas, dibeberapa negara

hingga menimbulkan sebuah pengaruh bagi ekonomi di indonesia, termasuk dalam sektor

perdagangan pasar dan jasa, pemasukan dari sektor cukai/pajak dan penjualan

mempunyai daya tarik yang cukup besar. Indonsia menjadi salah satu yang memberikan

larangan dalam melakukan aktivis baik dalam negri maupun luar negri sebagai salah satu

pencegahan covid-19.
Ekonomi ialah salah satu pondasi yang ada dalam kehidupan manusia.Dapat dikrosek

dalam kehidupan yang ada pada masyarakat selalu bersangkutan dengan kebutuhan

ekonomi.Adanya ekonomi dapat membantu kesempatan bagi manusia untuk memenuhi

segala kehidupannya seperti makanan,minumam,pakaian,tempat tinggal,dan masih

banyak lagi.Aturan kebijakan tentang perekonomian dan menjamin perekonomian

menjamin dimasyarakat,warga negara terlebih khususnya yang ada diindonesia lebih

memperioritaskan diri sebagai negara kesehjatraan,didalam konsep negara kesehjatraan

ialah negara yang berhak untuk ikut campur dari segala aspek mencakup kehidupan

termasuk juga dalam bidang ekonomi.Maka dari itu,pertumbuhan ekonomi juga

merupakan salah satu faktor yang mendukung pembangunan nasional didalam sebuah

negara masyarakat,lapangan kerja semakin banyak.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana kondisi perekonomian diindonesia dimasa covid-19?

2. Dampak perekonomian Indonesia dimasa covid-19?

1.3 Tujuan

Agar kita dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan perekonomian diindonesia dan apa

saja dampak perekonomian Indonesia yang terjadi dimasa covid-19.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Perekonomian Indonesia pada masa covid-19

Pandemi Covid-19 sudah hampir sebelas bulan lamanya mendera Indonesia sejak

pemerintah mengonfirmasi infeksi korona pertama di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020.

Tak hanya menciptakan krisis kesehatan masyarakat, pandemi Covid-19 secara nyata juga

mengganggu aktivitas ekonomi nasional. Keputusan pemerintah menerapkan Pembatasan


Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak April 2020 berdampak luas dalam proses produksi,

distribusi, dan kegiatan operasional lainnya yang pada akhirnya mengganggu kinerja

perekonomian. Ekonomi Indonesia 2020 diperkirakan tumbuh negatif. Angka pengangguran

dan kemiskinan meningkat. Untuk membangkitkan kembali ekonomi nasional di tengah

pandemi, pemerintah telah menerbitkan beragam regulasi dengan tujuan agar roda ekonomi

nasional kembali bergerak ke arah positif.

Pertumbuhan ekonomi yang memburuk sepanjang 2020 tak terlepas dari daya beli

masyarakat yang tergerus selama pandemi. Padahal, konsumsi rumah tangga selama ini

menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada 2019, konsumsi rumah tangga

memberikan kontribusi hingga 57 persen pada pertumbuhan ekonomi. Sepanjang 2020,

pandemi membuat jutaan pekerja harus kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan

pendapatan. Kebijakan PSBB untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19 menyebabkan

terbatasnya mobilitas dan aktivitas masyarakat yang berdampak pada penurunan permintaan

domestik. Seiring dengan kondisi tersebut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada

triwulan I 2020 tercatat 2,84 persen (yoy), kemudian pada triwulan II 2020 mengalami

kontraksi 5,51 persen (yoy), dan triwulan III terkontraksi 4,04 persen (yoy). Daya beli

masyarakat turun terutama karena berkurangnya penghasilan di samping karena terbatasnya

aktivitas. Di tengah semua ketidakpastian, masyarakat terutama golongan menengah ke atas

mengerem pembelian barang-barang yang dianggap tidak pokok.

Penghasilan masyarakat yang menurun karena pandemi menyebabkan sebagian besar

sektor usaha mengurangi aktivitasnya atau tutup total. Angka pengangguran pun meningkat.

Badan Pusat Statistik dalam Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2020 menunjukkan,

Covid-19 berimbas pada sektor ketenagakerjaan. Sebanyak 29,12 juta orang atau 14,28 persen

dari 203,97 juta orang penduduk usia kerja terdampak pandemi. Jumlah pengangguran

meningkat sejumlah 2,56 juta orang menjadi 9,77 juta orang. Jumlah pekerja formal turun
39,53 persen menjadi 50,77 juta orang dari total 128,45 juta penduduk yang bekerja.

Sebaliknya, jumlah pekerja informal melonjak 60,47 persen menjadi 77,68 juta orang.

Sementara, salah satu indikator dari lemahnya daya beli terlihat dari sisi penjualan riil

yang tercatat masih mengalami kontraksi. Indeks Penjualan Riil (IPR) November tercatat

masih mengalami kontraksi 1,2 persen, lebih baik dibandingkan kontraksi pada Oktober di

angka 5,3 persen. Perbaikan terjadi pada sebagian besar kelompok barang, dengan penjualan

sandang, bahan bakar kendaraan bermotor, serta suku cadang dan aksesoris tumbuh positif.

2.2 Dampak perekonomian Indonesia dimasa Covid-19

Secara umum, pandemi Covid-19 telah berdampak buruk pada ekonomi nasional

sepanjang tahun 2020 lalu kendati mulai triwulan tiga 2020 mulai membaik. Kondisi ekonomi

nasional itu tampak dari sejumlah indikator perekonomian, seperti pertumbuhan ekonomi,

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Indeks Manufaktur (PMI), Retail Sales Index, Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK), dan jasa keuangan. Laju pertumbuhan ekonomi nasional tahun

2020 diperkirakan mengalami pertumbuhan negatif. Pada kuartal I 2020, pertumbuhan

ekonomi masih tumbuh 2,97 persen (yoy), tetapi memasuki kuartal II terkontraksi hingga 5,32

persen (yoy).

Kuartal II merupakan puncak dari semua kelesuan ekonomi karena hampir seluruh

sektor usaha ditutup untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

PSBB sebagai langkah penanganan pandemi Covid-19 yang diterapkan pada sejumlah daerah

di Indonesia merupakan faktor yang menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi pada

pada triwulan II 2020.

Memasuki kuartal III, saat PSBB mulai dilonggarkan, kegiatan ekonomi mulai

menggeliat. Kontraksi ekonomi mulai berkurang menjadi 3,49 persen. Dengan catatan dua

kuartal berturut-turut kontraksi, maka ekonomi Indonesia secara teknis masuk dalam resesi.
Pada kuartal IV, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, ekonomi masih akan minus

di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 0,9 persen. Itu artinya, Indonesia diperkirakan

menutup tahun 2020 pada angka pertumbuhan ekonomi minus.

Selama tahun 2020, pemerintah tercatat tiga kali mengubah proyeksi pertumbuhan

ekonomi. Pada Maret-April, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran

minus 0,4 persen hingga minus 2,3 persen. Pada Mei-Juni, perkiraan lebih pesimistis di angka

minus 0,4 persen hingga minus 1 persen. Setelah melihat berbagai perkembangan, pada

September-Oktober, proyeksi pertumbuhan kembali direvisi menjadi kontraksi 1,7 persen

hingga 0,6 persen.

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mencatat, Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

kegiatan usaha pada triwulan III dan IV 2020 adalah sebesar minus 5,97 dan 2,21 persen,

meningkat dibandingkan kondisi pada triwulan II yang mencapai minus 35,7 persen.

Berdasarkan hasil data survei, perbaikan kegiatan dunia usaha terjadi pada seluruh sektor

ekonomi terutama pada sektor industri pengolahan, perdagangan hotel dan restoran, sektor

pengangkutan, serta komunikasi. Dari sisi aktivitas manufaktur, terjadi perbaikan hingga

Desember 2020. Indeks Manufaktur (PMI) pada bulan Desember 2020 mencapai 51,3, atau

berada di level ekspansi. Angka PMI itu naik dari 50,6 pada bulan November 2020. Indeks

manufaktur yang telah kembali ke titik 50 poin pada November dan Desember 2020

merupakan satu indikator bahwa perusahaan manufaktur kembali berekspansi karena

mengalami peningkatan penjualan yang berakibat pada peningkatan produksi. Selama

pandemi, PMI pernah mencapai level terburuk dengan skor hanya 27,5 pada April 2020.

Perbaikan sektor manufaktur akan menentukan pemulihan ekonomi.

Di sisi permintaan konsumen terhadap barang jadi, pola pengeluaran konsumsi

masyarakat menunjukkan penurunan. Pada bulan November 2020, retail sales index

menunjukkan penurunan dengan nilai indeks sebesar 181,3, turun dibandingkan bulan
Oktober sebesar 194,11. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih cenderung menahan

untuk melakukan konsumsi.

Indikator lain yang dapat dilihat adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang

menunjukkan optimisme dan pesimisme konsumen terhadap perekonomian. Pada Desember

2020, IKK keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi menguat, mendekati zona optimis.

IKK meningkat dari 92 pada November 2020 menjadi 96,5 pada Desember 2020. Sejak April

2020, IKK berada di level pesimis. IKK terburuk terjadi pada Mei, pada angka 77,8, setelah

itu merangkak naik hingga akhir tahun.Sejalan dengan aktivitas perekonomian yang belum

pulih, penyaluran kredit juga merosot. Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit

industri perbankan hingga akhir Desember 2020 mencapai Rp 5.482,5 triliun, masih

mengalami kontraksi 2,7 persen secara tahunan (yoy). Kontraksi tersebut terjadi karena

penurunan kredit kepada debitur korporasi yang belum banyak melakukan investasi.

Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan mengalami kenaikan, yang

mencerminkan sikap kehati-hatian di dalam konsumsi masyarakat. DPK perbankan di bulan

November 2020 tumbuh 11,55 persen (yoy). Meski demikian, rasio kredit bermasalah atau

NPL perbankan pada November 2020 terjaga dengan NPL Gross 3,18 persen dan NPL Net

0,99 persen. Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di 24,19 persen.

Untuk meredam dampak ekonomi Covid-19 seperti disebut di atas, sepanjang tahun

2020, pemerintah telah menerbitkan beragam regulasi dan kebijakan untuk menahan dampak

buruk di bidang ekonomi sekaligus mengupayakan pemulihan ekonomi.

Awalnya, pemerintah merespons dampak Covid-19 dengan mengeluarkan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan

Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemik Corona

Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang

Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan. Perppu


tersebut kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 pada 31 Maret

2020.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dampak dari covid-19 ini sangat menjadi prhatian masyarakat Indonesia.Selain

berdampak besar pada kesehatan masyarakat,kasus covid ini juga berdampak pada

perekonomian masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa covid-19 berdampak pada

perekonomian di Indonesia antaranya ; sulitnya mencari pekerjaan,banyak karyawan yang

dirumahkan,timbyulnya kejahatan,dan negara juga mengalami kerugian yang sangat besar.

3.2 Saran

Penulis menyadari jika makalah diatas masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari

kata sempurna.Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman dengan

banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.oleh karena itu,penulis

sangat menharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah tentang kondisi dan

dampak perekonomian diindonesia pada masa pandemi covid-19

DAFTAR PUSAKA

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/ekonomi-indonesia-pada-masa-pandemi-
covid-19-potret-dan-strategi-pemulihan-2020-
2021#:~:text=Secara%20umum%2C%20pandemi%20Covid%2D19,triwulan%20tiga%202020

Anda mungkin juga menyukai