Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Munkar

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi al Quran dan al Hadist
Semester 4
Dosen Pengampu: Mukhyiddin, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Lia Novianti (191250000289)
2. Ayu Safitri (191250000292)
3. Safita Ardiana (191250000307)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran didunia dan di akhirat kepada umat
manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi al Quran dan al Hadist yang
membahas tentang “Amar Ma’ruf Nahi Munkar”. Makalah ini disusun semaksimal mungkin
dengan kemampuan kami. Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami
sebagai penyusun makalah ini mohon kritik,saran, sertapesan dari semua yang membaca
makalahh ini, terutama Bapak Dosen yang mengajar yang saya harapkan sebagai bahan
koreksi saya.

Jepara,14 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................5
2.1 Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar.........................................................................5
2.2 Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar...............................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................11

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan
Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan pilar
dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan
kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa
ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan
melakukannya.

Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan


ciri utama masyarakat orang-orang yang beriman, maka tidak heran jika
masyarakat muslim menjadi masyarakat yang mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkara.

Al Qur’an al-karim telah menjadikan rahasia kebaikan yang


menjadikan umat Islam istimewa adalah karena ia mengajak kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah: “Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (QS. Ali Imran:
110)

Ini adalah gambaran yang indah bagi pengaruh amar ma’ruf dan nahi
mungkar dalam masyarakat, yang jelas bahwa amar ma’ruf dan nahi mungkar
bisa menyelamatkan orang-orang lalai dan orang-orang ahli maksiat dan juga
orang lain yang taat dan istiqamah, dan bahwa sikap diam atau tidak peduli
terhadap amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan suatu bahaya dan
kehancuran.
4

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

a. Apakah pengertian amar ma’ruf nahi munkar?


b. Bagaimanakah hukum amar ma’ruf nahi munkar?
c. Bagaimanakah urgensi amar ma’ruf nahi munkar?
d. Apakah Manfaat Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
e. Apakah pengaruh kemungkaran dalam kehidupan sehari-hari?
f. Bagaimanakah cara mencegah kemungkaran?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

a.  Untuk mengetahui pengertian amar ma’ruf nahi munkar.


b.  Untuk mengetahui hukum amar ma’ruf nahi munkar.
c. Untuk mengetahui akan urgensi amar ma’ruf nahi munkar.
d. Untuk mengetahui Manfaat Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
e. Untuk mengetahui pengaruh kemungkaran dalam kehidupan sehari-hari.
f. Untuk mengetahui cara mencegah kemungkaran.
5

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar


.  Amar ma’ruf nahi munkar adalah termasuk pokok agama dan tujuan utama
terutusnya para nabi yaitu untuk menyelenggarakan keduanya (Ringkasan Ihya’
Ulumuddin :225). Untuk memperjelas pengertian amar ma’ruf nahi munkar ada
baiknya jika diuraikan secara singkat pembagianya, dipandang dari sudut ilmu
fiqh,
Ma’ruf, syariat membagi ma’ruf itu dalam tia kategori
a. Fardhu atau wajib
Yakni mendapat pahala jika dikerjakan dan berdosa jika ditinggalkan.
b. Sunnah atau mathlub
Yakni mendapat pahala apabila dikerjakan dan tidak berdosa jika ditinggalkan
c. Munah
Yakni tidak berpahala jika dikerjakan dan tidak berdosa jikaditinggalkan
Munkar, adalah sesuatu yang dilarang dalam islam, dan digolongan kedalam
dua kategori
a. Haram
Yaitu segala sesuatu yang dilarang secara muthlak
b. Makruh
Yaitu segala sesuatu yang masuk dalam kategori tidak disengaja, jika
dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala
Peranan penting yang dimiliki oleh setiap muslim dalam menjaga dan
menentukan nasib masyarakatya menerima tanggung jawab social dan menjadikan
diri-diri tiap muslim sebagai penjaga sekaligus pengawas semua urusan yang tejadi
dalam masyarakat. Amar ma’ruf nahi munkar  diaanggap sebagai sumber politik
terpenting dalam islam, sebagaiman  amar ma’ruf dan  nahi munkar  merupakan
6

salah satu pilar penting dan merupakan sebuah kewajiban dan sebuah keharusan
dalam agama. Maka wajib juga bagi setiap muslim untuk mengetahui amar
ma’ruf dan nahi mungkar.

2.2 Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Pada dasarnya, hukum amar ma’ruf nahi munkar adalah fardhu kifayah, dalam
artian, harus ada orang yang tidak berdiam diri saja kalau di tengah-tengah
masyarakat ada kewajiban yang ditinggalkan atau ada perilaku haram yang
dilakukan. Kewajiban tersebut memiliki syarat-syarat sebagai berikut artinya,
jika syarat-syarat berikut ini tidak terpenuhi, maka amar ma’ruf nahi
munkar tidak lagi menjadi wajib.
1. Kita harus yakin bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain itu memang
betul-betul pekerjaan haram atau yang ditinggalkan itu adalah pekerjaan
wajib. Jika kita tidak yakin, kewajiban amar ma’ruf nahi munkar menjadi
gugur.
2. Ada kemungkinan amar ma’ruf nahi munkar yang kita lakukan ada
pengaruhnya. Jika sejak awal kita yakin tidak berpengaruh sedikitpun,
kewajiban amar ma’ruf nahi munkar menjadi gugur.
3. Si pelaku dosa memang dipastikan akan meneruskan perbuatannya itu. Jika
kita bisa memperkirakan (apalagi jika sampai yakin) bahwa si pelaku dosa
kewajiban amar ma’ruf nahi munkar  menjadi gugur.
4. amar ma’ruf nahi munkar  tidak sampai menimpakan kerugian jiwa, harta
(dalam jumlah yang signifikan), atau kehormatan kita, keluarga, sahabat, dan
seluruh kaum muslimin. Tahapan dalam amar ma’ruf nahi munkar memiliki
tiga tahapan. Jika pada tahap pertama, maksud sudah bisa dicapai, kita
dilarang langsung meloncat ke tahapan kedua. Begitu juga jika tahapan kedua
ini sudah efektif, kita dilarang meloncat ke tahapan ketiga Adapun ketiga
tahapan dalam amar ma’ruf nahi munkar adalah sebagai berikut.
7

a. Dengan sikap-sikap tertentu yang menunjukkan ketidaksetujuan kita atas


perilaku pendosa dan kita yakin si pendosa memahami hal tersebut,
misalnya dengan bermuka masam saat bertemu (biasanya kita bermuka
ramah) atau kita tidak lagi berkunjung ke rumahnya (biasanya kita selalu
datang berkunjung).
b. Dengan kata-kata
c. Dengan tindakan/kekuatan.

2.3 Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Sesungguhnya amar ma’ruf nahi munkar  merupakan pekerjaan yang agung dan
pantas untuk mendapat perhatian, karena amar ma’ruf itu dapat menciptakan
kemashlahatan dan keselamatan bagi umat, dan dengan mengabaikannya dapat
menimbulkan bahaya dan kerusakan yang besar, yakni dengan hilangnya
kemuliaan dan munculnya kehinaan.
Allah Swt telah menjelaskan di dalam Kitab-Nya yang mulia, tentang
kedudukan amar ma’ruf nahi munkar dalam islam, dan menjelaskan bahwa amar
ma’ruf nahi munkar memiliki kedudukan yang mulia, bahkan dalam beberapa ayat
al-Qur’an Allah mendahulukan dalam penyebutan amar ma’ruf nahi munkar dari
pada iman, padahal iman itu merupakan pokok dan asas dalam agama Islam,
sebagai mana tersebut dalam firman Allah Swt :
Dalam surah Ali Imran ayat 110 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ِ ‫اس تَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
‫ُوف َوتَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُمن َك ِر َوتُ ْؤ ِمنُونَ بِاللَّـ ِه‬ ْ ‫ۗ ُكنتُ ْم َخ ْي َر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت لِلن‬
“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan ditengah-tengah manusia,
kalian menyeruh kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar dan beriman
kepada Allah…”
 Tiga syarat utama yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat
ini jika kita ingin merealisasikan kaum muslimin sebagai “Khairu ummah” yaitu
keikutsertaan kita dalam amar ma’ruf dan nahi munkar setelah kita beriman
kepada Allah. Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan amar
8

ma’ruf dan nahi munkar dari beriman kepada Allah, kata ulama kita, hal ini
menunjukkan akan urgensi amar ma’ruf dan nahi munkar. Kita semua tahu bahwa
perkara yang paling asasiah dalam agama ini adalah beriman kepada Allah, namun
untuk merealisasikan “Khairu ummah” kita pun harus aktif beramar ma’ruf dan
nahi munkar.
Kita tidak mengetahui rahasia atas didahulukannya penyebutan masalah amar
ma’ruf nahi munkar ini, kecuali bahwa hal ini menunjukkan betapa agungnya
perkara ini dan betapa besarnya dampak yang ditimbulkannya, yaitu
berupa mashlahat (kebaikan) yang besar dan bersifat umum, khususnya di zaman
sekarang ini, bahwa umat islam sangat butuh kepada amar ma’ruf nahi munkar,
karena semakin banyaknya prilaku maksiat (di tengah-tengah masyarakat).

2.4 Pengaruh Kemungkaran dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Mendapat laknat Allâh Subhanahu wa Ta’ala , celaan dan kehinaan.
b. Kerusakan akan semakin parah.
c. Mendapat hukuman dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
d. Do'a tidak dikabulkan.
e. Akan dimintai pertanggung jawabannya pada hari kiamat.

2.5 Cara Mencegah Kemungkaran


1. Pertama, memberikan kesedaran dan pemahaman. Allah swt. Berfirman, “Dan
Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi
petunjuk kepada mereka hingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus
mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (at-
Taubah: 115)
2.  Kedua, menyampaikan nasihat dan pengarahan. Jika penjelasan dan maklumat
tentang ketentuan-ketentuan Allah yang harus ditaati sudah disampaikan, maka
langkah berikutnya adalah menasihati dan memberikan bimbingan. Cara ini
9

dilakukan Rasulullah terhadap seorang pemuda yang ingin melakukan zina dan
terhadap orang Arab yang kencing di Masjid.
3. Ketiga, peringatan keras atau kecaman. Hal ini dilakukan jika ia tidak
menghentikan perbuatannya dengan sekadar kata-kata lembut dan nasihat halus.
Dan ini boleh dilakukan dengan dua syarat: memberikan kecaman hanya
manakala benar-benar dibutuhkan dan jika cara-cara halus tidak ada
pengaruhnya. Dan, tidak mengeluarkan kata-kata selain yang benar dan ditakar
dengan kebutuhan.
4. Keempat, dengan tangan atau kekuatan. Ini bagi orang yang
memiliki walayah (kekuasaan, kekuatan). Dan untuk melakukan hal ini ada dua
catatan, yakni: catatan pertama, tidak secara langsung melakukan tindakan
dengan tangan (kekuasaan) selama ia dapat menugaskan si pelaku kemungkaran
untuk melakukannya. Jadi, janganlah si pencegah kemungkaran itu
menumpahkan sendiri arak, misalnya, selama ia boleh memerintahkan
peminumnya untuk melakukannya. Catatan kedua, melakukan tindakan hanya
sebatas keperluan dan tidak boleh berlebihan. Jadi, kalau bisa dengan menarik
tangannya, tidak perlu dengan menarik janggotnya.
.

2.6 Manfaat Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Amar ma’ruf nahi munkar (da’wah) yang dilakukan oleh seorang da’i akan
membawa manfaat bagi dirinya sebelum manfat itu dirasakan oleh orang lain yang
menjadi objek dakwahnya (mad’u). manfaat itu antara lain adalah terlepasnya
tanggung jawabnya di hadapan Allah sehingga ia terhindar dari azab Allah.
Tersebutlah daerah yang bernama aylah atau eliah sebuah perkampungan bani
israil, penduduknya diperintahkan Allah untuk menghormati hari jumat dan
menjadikannya hari besar, namun mereka tidak bersedia dan lebih menyukai hari
sabtu, sebagai hukumannya Allah melarang mereka mencari dan memakan ikan di
hari sabtu, dan Allah membuat ikan-ikan tidak muncul kecuali hari sabtu.
10

Sekelompok orang kemudian melanggar larangan ini dan membuat perangkap ikan
sehingga ikan-ikan di hari sabtu masuk ke dalam perangkap, lalu mereka
mengambilnya di hari ahad dan memakannya. Sementara orang-orang yang tidak
melanggar larangan Allah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu mereka yang
mencegah kemungkaran dan mereka yang diam saja.   Terjadilah dialog antara
orang-orang yang diam saja dengan mereka yang berdakwah mengingatkan
saudara-saudaranya yang melanggar larangan Allah, dialog ini disebutkan dalam
Al-Quran:
َ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ َويَ ْو َم‬ ‫ش َّرعًا‬ َ  ‫يَ ْو َم‬ ‫ ِحيتَانُ ُه ْم‬ ‫تَأْتِي ِه ْم‬ ‫إِ ْذ‬ ‫ت‬
ُ  ‫س ْبتِ ِه ْم‬ َّ ‫ال‬ ‫فِي‬  َ‫يَ ْعدُون‬ ‫إِ ْذ‬ ‫ا ْلبَ ْح ِر‬ َ‫ض َرة‬
ِ ‫س ْب‬ ِ ‫ َحا‬  ْ‫ َكانَت‬ ‫الَّتِي‬ ‫ا ْلقَ ْريَ ِة‬ ‫ َع ِن‬ ‫سأ َ ْل ُه ْم‬
ْ ‫َوا‬
َ‫سقُون‬ ُ ‫يَ ْف‬ ‫ َكانُوا‬ ‫بِ َما‬ ‫نَ ْبلُو ُه ْم‬  َ‫ َك َذلِك‬ ‫تَأْتِي ِه ْم‬ ‫ال‬  َ‫سبِتُون‬ْ
َ  ‫ َع َذابًا‬ ‫ ُم َع ِّذبُ ُه ْم‬ ‫أَ ْو‬ ‫ ُم ْهلِ ُك ُه ْم‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫قَ ْو ًما‬  َ‫تَ ِعظُون‬ ‫لِ َم‬ ‫ ِم ْن ُه ْم‬ ٌ‫أُ َّمة‬  ْ‫قَالَت‬ ‫َوإِ ْذ‬
َ‫ َيتَّقُون‬ ‫ َولَ َعلَّ ُه ْم‬ ‫ َربِّ ُك ْم‬ ‫إِلَى‬ ً‫ َم ْع ِذ َرة‬ ‫قَالُوا‬ ‫ش ِديدًا‬
َ‫سقُون‬ُ ‫يَ ْف‬ ‫ َكانُوا‬ ‫بِ َما‬ ‫س‬ ٍ ‫بَئِي‬ ‫ب‬ ٍ ‫بِ َع َذا‬ ‫ظَلَ ُموا‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫ َوأَ َخ ْذنَا‬ ‫سو ِء‬ ُّ ‫ال‬ ‫ َع ِن‬  َ‫يَ ْن َه ْون‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫أَ ْن َج ْينَا‬ ‫بِ ِه‬ ‫ ُذ ِّك ُروا‬ ‫ َما‬ ‫سوا‬ ُ َ‫ن‬ ‫فَلَ َّما‬
 “Dan tanyakanlah kepada Bani Israel tentang negeri yang terletak di dekat laut
ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka
ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di
hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka.
Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.   Dan
(ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasihati
kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab
yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas
tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa”.   Maka tatkala
mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada
orang-orang yang dzalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat
fasik. “ (QS. Al-A’raf: 163-165)
Dalam ayat di atas disebutkan jawaban orang-orang yang berdakwah ketika
ditanya tentang alasan mereka menasehati orang-orang yang melanggar perintah
Allah:
‫معذرة إلى ربكم‬ .1
11

‫و لعلهم يتقون‬ .2
Yaitu pertama, agar menjadi argumentasi dan penyelamat kami dihadapan Allah.
Kedua, agar mereka bertaqwa.
Dan secara tegas Allah menyelamatkan orang-orang yang melarang perbuatan
maksiat dari azabNya.
Maka dari itu wahai para da’i yang dirahmati Allah, janganlah sekalipun kita
lemah untuk selalu mengingatkan ummat ini akan perintah dan larangan Allah,
teruslah bimbing ummat ini dengan hidayah Allah, dan niatkan ikhlas dalam hati
kita bahwa yang kita lakukan adalah demi terciptanya ummat yang hanya
mentauhidkan Allah semata.
Selain itu, Mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan
kemaksiatan (amar ma’ruf nahi munkar) juga merupakan suatu upaya untuk
mewujudkan syi’ar agama di dalam suatu masyarakat, Ibnu Taimiyyah
berkata:”Amar ma’ruf nahi munkar adalah yang dengannya Allah menurunkan
kitab-kitabNya dan mengutus para Rasul-Nya, dan ia (amar ma’ruf nahi munkar)
sebagian dari agama.”
Sebagaimana kewajiban-kewajiban lainnya, amar ma’ruf nahi munkar memiliki
hikmah-hikmah dibalik perintah untuk melaksanakannya, diantaranya adalah:
1. Sebagai tanda kesempurnaan iman
2. Menetapkan kebaikan dalam umat islam
3. Mengurangi atau meminimalisir kejahatan dan kerusakan dalam umat ,
sehingga umat terhindar darinya.
4. Menciptakan lingkungan yang baik yang menumbuhkan akhlak yang mulia
dan menghilangkan berbagai kemungkaran dan akhlak yang buruk, yang di
bawah naungannya akan tumbuh generasi yang baik.
5. Menumbuhkan rasa persaudaraan antara sesama muslim dengan tolong
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
6. Ia adalah jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
7. Ia adalah sebab kekuatan dan kemenangan di dunia.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa amar
ma’ruf nahi munkar adalah suatu ajaran dalam agama islam yang sangat
diutamakan karena bertujuan untuk mengajak kebaikan dan mencegah adanya
kemungkaran. Hukum menjalankan amar ma’ruf nahi munkar adalah fardhu
kifayah yang artinya apabila dalam suatu kelompok masyarakat sudah ada yang
melaksanakannya maka, gugur kewajibannya atas yang lain. Berkaitan dengan
cara mencegah kemungkaran, islam mempunyai aturan tertentu. Selain itu,
Mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan kemaksiatan (amar
ma’ruf nahi munkar) juga merupakan suatu upaya untuk mewujudkan syi’ar
agama di dalam suatu masyarakat,

3.2 Saran
a. Perlu adanya pemahaman yang lebih mendalam mengenai pembelajaran
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
b. Melakukan penambahan referensi untuk menambah materi yang lebih
banyak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Imam. 2013, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin. Bandung: Penerbit Sinar


Baru Algensindo

http://dakwah.info/quran-hadis/hadis-34-merubah-kemungkaran/

Dahlan, Ali Usman. Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak Muslim. Bandung:
CV. Diponegoro.

14

Anda mungkin juga menyukai