Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW PERPAJAKAN INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:
ERNY LUXY D. PURBA,. SE., M. Si., Ak

DISUSUN OLEH:

LINA MARINA TAMBUNAN (7203220035)

AKUNTANSI C

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan CRITICAL BOOK REVIEW ini tentang perencanaan
pembelajaran ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. CRITICAL BOOK
REVIEW ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
teori dan perhitungan pajak berdasarkan undang-undang pajak .Terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan CRITICAL
BOOK REVIEW yang telah saya buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpasaran
yang membangun.Semoga CRITICAL BOOK REVIEW sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun
dari ibu demi perbaikan CRITICAL BOOK RIVIEW ini di waktu yang akan datang.

Batam, 28 Februari 2021

Penulis
IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

Nama Buku : Perpajakan Indonesia Konsep,


Aplikasi dan Penuntun Praktis

Nama Pengarang : Anastasia Diana dan Lilis Setiawati

Penerbit : CV. ANDI OFFESET

Jumlah Halaman : 792

Tahun :2010

Ukuran Buku : 16 x 23

ISBN : 978-979-29-1634-8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memahami dan megetahui isi sebuah buku atau karangan, makaPertanyaan dan latihan-latihan untuk
maksud tersebut akan membimbing dan menuntun agar cermat, dan bagaimana harus menulisnya kembali
dengan tepat. Penulis tidak akan membuat ringkasan dengan baik bila ia kurang cermat membaca, bila ia
sanggup membeda-bedakan gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan. Kemampuan membedakan
tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya mempertajam tingkat-tingkat gagasan itu akan
membantunya mempertajam gaya bahasa, serta menghindari uraian-uaraianyang panjang lebar yang
mungkin menyelusup masuk dalam karangan tersebut.

B. MANFAAT
1. Agar kita lebih mengetahui isi bacaan tersebut dan kita akan mengetahui semua bacaan dalam buku
tetsebut.
2. Mengetahui isi pokok dari sebuh bahasan lebih mudah dibaca.
3. Sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi sebuah buku atau suatu uraian yang begitu
panjang. Rangkuman memuat ide- ide pokok yang mewakili setiap bagian bacaan aslinya

Sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi sebuah buku atau suatu uraian yang
begitu panjang. Rangkuman memuat ide- ide pokok yang mewakili setiap bagian bacaan aslinya.
BAB II
RESUME BUKU

BUKU 1 (UTAMA)BAB 1 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengantidak mendapatkan undangan secara
langsung yang digunakan untuk keperluan Negara. Semua wajib memenuhi persyaratan
subjektif, dan objektif sesuaidengan ketentuan peraturan perundang undangan berdasarkan
system selfassement. WP wajb mendaftarkan diri pada kantor direktoral jenderal pajakuntuk
dicatat sebagai wajib pajak dan mendapatkan NPWP.

Tata cara pendaftaran dan pemberian NPWP serta pelaporan danpengukuhan

a. WP diberi kuasa khusus untuk mendaftarkan diri dan memperoleh NPWP dan menyampaikan
formulir pendaftaran kekantor pelayanan pajak.

b. Maka kantor pelayanan pajak menerbitkan NPWP dan suratg pengukuhan pengusaha kena
pajak.

c. Kantor pelayanan pajka menerbitkan surat kukuhan paling lama 3 harikerja setelah persyaratan
diterima.

d.Dalam hal wajib pajak melakukan pendaftaran sekaligus melaporkanusahanya yang


dikukuhkan sebagai wajib pajak.

Penyetoran Pajak

Surat setoran pajak berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telahdisahkan oleh pejabat
kantor penerima pembayaran yang berwenang atauapabila telah mendapatkan validitas yang
ketentuanya diatur berdasarkan peraturan menteri keuangan.

Surat Tagihan Pajak

Merupakan surat untuk melakukan tagihan pajak dan sanksi administrasi berupa bunga atau
denda. Surat tagihan pajak menyebabkan jumlah pajak yangharus dibayar bertambah , harus
dilunasi dalam jangka panjang waktu 1 bulansejak tanggal diterbitkan. Jumlah kekurangan pajak
yang terutang dalam surattagihan pajak dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
perbulanuntuk paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutang atau berakhirnya masa pajak
bagian tahun pajak.
BAB 2 SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

Surat pemberitahuan adalah surat yang digunakan oleh wajb pajak untuk melaporkan
penghitungan dan pembayaran pajak . fungsi surat pemberitahuan bagi wajip pajak
adalah:

 Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan melalui pemotongan atau
pemungutan pihak lain dalam tahun berjalan
 Penghasilan yang merupakan objek pajak
 Harta dan kewajiban
 Pembayaran dan pemotongan atau pemungutan tentang pemotongan pajak orang pribadi
atau badan lain.

Jenis Surat Pemberitahuan

 Surat Pemberitahuan Tahunan, merupakan suatu tahunan pajak dalam jangka waktu 1
tahun kalender kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang sama dengan
tahun kalender.
 Surat Pemberitahuan Masa, merupakan jangka waktu yang menjadi dasar bagi wajib
pajak untuk menghitung pajak yang terutang, dalam suatu jangka tertentu.

Sanksi Administrasi Bila SPT tidak disampaikan

Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampikan apabila:

 Surat Pemberitahuan tidak ditanda tangani


 Surat Pembeirtahuan tidak sepenuhnya dilampirkan keterangan dokumen seharusnya
 Surat Pemberitahuan disampaikan setelah direktur jenderal pajak melakukan
pemerikasaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak

Pelaporan Masa Pajak Dalam satu SPT Masa Dengan Kriteria Tertentu

Wajib pajak dapat menyampaikan 1 surat pemeberitahuan masa yang meliputi beberapa masa
pajak dengan kriteria:

1. Menyempaikan SPT masa pajak penghasilan pasal 25 untuk beberapamasa pajak


sekaligus dengan syarat pembayaran seluruh pajak yangwajib dilunasi paling lama masa
pajak berakhir.
2. Menyampaikan SPT masa pajak sekaligus dengan syarat pembayaranuntuk masing
masing masa pajak dilakukan sesuai batas waktu untukmasa pajak yang bersangkutan
Perkecualian Dari Kewajiban Menyampaikan SPT

Wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban tersebut adalah :

1. Wajib pajak orang pribadi yang dalam satu tahun pajak menerima ataumemperoleh
penghasilan neto tidak melebihi penghasilan tidak kenak pajak dikecualikan dari
kewajiban penyampaian SPT
2. Wajib pajak yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan
bebas dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT.

BAB 3 PAJAK PENGHASILAN UMUM

Subjek Pajak Penghasilan


1. a. orang pribadi , merupakan subjek pajak yang dapat bertempat tinggalatau berada
diindonesia atau diluar negeri
b. warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikanyang berhak.
2. Badan , merupakan sekumpulan orang atau modal yang melakukanusaha maupun tidak
melakukan usaha.
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT), merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakanya
disamakn dengan subjek pajak badan

Subjek Pajak

1. Subjek pajak dalam negeri


2. Subjek pajak luar negeri

Perbedaan wajib pajak dalam negeri (WP DN) dengan wajib pajak luar negeri (WP LN)

KETERANGAN WP DN WP LN
Objek Pajak Penghasilan yang diterima di Penghasilan yang
Indonesia dan Luar Negeri ditetapkan dari Indonesia
PKP Penghasilan Neto Penghasilan Bruto
Tarif Umum Sepadan bdan bersifat final
Kewajiban Wajib Tidak Wajib
menyampaikan SPT
Objek Pajak Penghasilan

1. Pergantian atau imbalan berkenaan engan pekerjaan atau jasa yang diterima termasuk
gaji, upah, premi dll.
2. Hadiah dari undian pekerjaan dan penghargaann
3. Laba usaha
4. Keuntungan penjulan karena pengalihan aktiva
5. Bunga , deviden, sewa dan keuntungan karena pembebasan hutang.
Bukan Objek Pajak
1. Bantuan atau sumbangan
2. Harta, hibah , bantuan yang diterima keluarga dan badan pendidikan
3. Warisan
Pembukuan Versus Norma Perhitungan Penghasilan Neto
1. Menggunakan pembukuan (cara perhitungan biasa) , yaitu norma perhitungan diusun
dengan berdasarkan hasil penelitian atau data lain dengan menyelenggarakan
pencatatan tentang beredarnya bruto
2. Menggunakan norma perhitungan khusus, yaitu mengatur norma perhitungan untuk
golongan wajib pajak tertentu perusahaan pelayaran, penerbangan dan perusahaan
yang berinvestasi dalam bangunan guna serah.

BAB 4 PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM


NEGERI

Pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi dalam negeri setahun dihitung dengan cara
mengalihkan pendapatan kena pajaknya dengan tarif pajak . Sedangkan besarnya
penghasilan kena pajaknya (PKP) dihitung dari penghasilan bruto dikurangi biaya untuk
mendapatkan menagih, dan memelihara serta dikurangi dengan pendapatan tidak kena
pajak (PTKP).

Biaya Untuk Mendapatkan, Menagih, Dan Memelihara Penghasilan

1. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan
usaha yakni; biaya pembelian bahan , upah, gaji dan bentuk uang , bunga
2. Penyusutan atau pengeluaran yang berwujud amortisasi
3. Iuran kepada dana pensiun
4. Kerugian penjualan dan pengalihan harta
5. Biaya beasiswa, magang dan pelatihan
Penyusutan

Pengeluaran untuk memperoleh harta yang mempunyai masa manfaat lebihdari satu
tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan penghasilan dengan
mengalokasikan pengeluaran selama masa manfaat harta berwujud melalui penyusutan.
Metode Penyusutan yang diperbolehkan adalah:

a. Metode garis lurus, merupakan metode dimana penyusutan berupa bagian bagian
yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta
b. Metode saldo menurun , merupakan penyusutan berupa bagian yangmenurun dengan
cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku

Amortisasi

Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan pengeluaran lainya
termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan , hakguna usaha , hak pakai yang
mempunyai masa manfaat 1 tahun . Amortisasi dimulai pada bulan dilakukan
pengeluaran sehingga amortisasi pada tahun pertama dihitung secara pro rata kecuali
bidang usaha yang diatur dengan peraturan menteri keuntungan.

BAB 5 PAJAK PENGHASILAN BADAN

Badan adalah sekumpulan orang yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha. Subjek Pajak Badan ialah:

a. Wajib pajak dalam negeri berupa badan usaha


b. Wajib pajak luar negeri kan berupa badan dan bentuk usaha tetap (BUT)

Biaya Yang Tidak Boleh Dikurang Dalam Menghitung Pendapatan Kena Pajak

1. Pembagian laba dengan nama dalam bentuk apapun seperti deviden


2. Biaya biaya yang dikeluarkan
3. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan
4. Premi asuransi
5. Penggantian atau imbalan
6. Pajak penghasilan
Bentuk Usaha Tetap (BUT)

a. Bentuk usaha yang digunakan orang pribadi yang tidak tinggal diIndonesia , orang
pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183hari dalam jangka waktu 12
bulan
b. Badan yang tidak didirikan dan tidk bertempat tinggal kedudukan diIndonesia untuk
menjalankan usaha.

Objek Pajak BUT

1. Penghasilan dari usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap


2. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan , penjualan , barangatau pemberian
jasa Indonesia yang sejenisnya dengan yang dijalankan atau yang dilakukan oleh
bentuk usaha tetap di indonesia.
3. Penghasilan yang diterima atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan
efektif antara bentuk usaha tetap dengan harta atau kegiatan yang berpenghasilan.

Hubungan Istimewa Dan Penghindaran Pajak

Hubungan keistimewaan dapat terjadi karena ketergantungan atau keterikatan satu


dengan yang lain disebabkan:

a. Kepemilikan dan penyertaan modal , yaitu wajib pajak mempunyai penyertaan modal
langsung atau tidak langsung paling rendah 25% pada wajib pajak lain.
b. Adanya penguasaan melalui manajemen atau penggunaan teknologi ,yaitu hubungan
istimewa dapat terjadi karena penguasaan melaluimanajemen atau penggunaan
teknologi walaupun tidak terdapathubungan kepemilikan.
c. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garisketurunan
lurus atau kesamping sederajat.

Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Berbentuk Perseroan Terbuka

Untuk meningkatkan jumlah perseroan terbuka dan mendorong peningkatankepemilikan


public pada perseroan terbuka serta menunjang peningkatan peran pasar modal sebagai
sumber pembiayaan dunia usaha , maka pemerintahmemberikan penurunan tariff pajak
penghasilan bagi wajib pajak badan dalamnegeri yang berbentuk perseroan terbuka.
Penurunan tariff pajak penghasilansebesar 5% kepada wajib pajak badan dalam negeri.

Laba Rugi Komersial Versus Fiskal Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri

Koreksi fiscal atau penyesuaian fiscal adalah koreksi yang dilakukan akibatadanya
perbedaan antara laba/rugi komersial (menurut standar akuntansikeuangan/SAK) dengan
laba/rugi fiscal (menurut ketentuan perpajakan).
Koreksi fiscal dilakukan terhadap baika penghasilan dan biaya , dibedakan menjadi 2,
yaitu:

1. Beda waktu
2. Beda tetap
Oleh karena adanya perbedaan maka perlu dilakukan penyesuaian atau koreksi, terbagi
menjadi 2, yakni:
1. Koreksi penyesuaian positif
2. Koreksi penyesuaian negatif

BAB 6 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

1. Pegawai
2. Penerima uang pasokan , pension, tunjangan dan ahli waris
3. Bagian pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilansehubungan dengan
pekerjaan, jasa atau kegiatan .

Pemotongan PPH Pasal 21

1. Pemberian kerja
2. Bendahara pemerintah
3. Dana pensiun dan badan lain
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan
5. Penyelenggara kegiatan

Biaya Jabatan Dan Biaya Pensiun

Cara prhitungan penghasilan neto (PN) yakni: Besarnya penghasilan neto pegawai
ditentukan berdasarkan penghasila bruto dikurangi dengan biaya jabatan 5% dan juga
iuran terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai

BAB 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Pajak penghasilan pasal 22 dipungut sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan


barang dan kegiatan dibidang impor dan ekspor .

Pemungutan Pajak Pasal 22

1. Bank devisa dan direktoral jenderal bead an cukai atas impor


2. Direktoral jenderal pembendaharaan atas pembelian barang
3. Badan usaha milik Negara yang melakukan pembelian barang
4. Bank Indonesia
5. Produsen dan eksportir.
Pemungutan PPH pasal 22 ataspenyerahan barang oleh pemungut pajak atas penjualan
bahan bakar kepada agen bersifat final .

BAB 8 PAJAK PENGHASILAN 23

Pajak penghasilan pasal 23 mengatur mengenai pemotongan pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentukusaha tetap yang berasal dari
modal, penyerahan modal dan penyerahan jasayang dipotong pajak pasal 21

Objek Pajak Penghasilan Pasal 23

a. deviden pembagian hasil usaha


b. bunga pengembalian hutang
c. hadiah dipotong setelah pajak penghasilan penyelenggara kegiatan
d. imbalan jasa yang telah dipotong pajak penghasilan 21

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23

1. badan pemerintah
2. subjek pajak dalam negeri
3. penyelengga kegiatan
4. bentuk usaha tetap

BAB 9 PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Pada dasarnya pajak penghasilan pasal 24 ini merupakan pajak dalamnegeri terutang
pajak atas seluruh penghasilan termasuk penghasilan yang diperoleh dari luar negeri.
Untuk meringankan pajak ganda yang dapat terjadi karena pengenaan pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh di luarnegeri maka ketentuan mengatur tentang
perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri
yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak
dalam negeri . Pajak yang dibayar atas penghasilan dari luar negeri yang diterima oleh
wajib pajak boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang dalam tahun pajak yang
sama.

Batas Maksimum Kredit Pajak Luar Negeri

Jumlah kredit pajak setinggi tingginya sama dengan jumlah pajak yang dibayar atau
terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi jumlah yang dihitungmenurut
perbandingan dari luar negeri terhadap penghasilan kena pajak dikalikan dengan pajak
yang terutang. Apabila jumlah pajak yang dibayar melebihi jumlah kredit yang dihitung
maka kelebihan itu tidak dapat dihitung dengan pajak tahun berikutnya
BAB 10 PAJAK PENGHASILAN 26

Penerima penghasilan yang dipotong PPH pasal 26 adalah orang pribadi dengan status
dengan subjek pajak luar negeri menerima dengan status pengasilan dengan nama bentuk
apapun pemotongan pasal 26 sebagai imbalan sehubung dengan pekerjaan dan
penerimaan pensiun.

Objek PPH pasal 26

1. penghasilan pegawai tetap yang bersifat teratur yang ditetapka pemberi kerja dan
termasuk uang lembur
2. penghasilan pegawai tetap yang bersifatg tidak tearatur
3. penghasilan pegawai bebas.
4. Imbalan kepada bukan pegawai

Tarif Pajak

Tarif pajak yang berlaku menurut pasal 26 adlah 20% yang final diterapkan atas
penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh sebagai imbalan atas pekerjaan dengan
status subjek luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai