Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI BERKELANJUTAN

RESUME PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY DI INDONESIA

Disusun oleh:

Nama : Kadek Ryan Fernanda


NIM : (1917051158)
Kelas : V/D

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
A. Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility di Indonesia
Konsep CSR pertama kali dikemukakan oleh Howard R.Bowen pada tahun
1953 yang menyatakan bahwa, “it refers to the obligations of businessmen to
pursue those policies, to make those decisions, or to follow those lines of action
which are desireable in terms of the objectives and values of our society” Secara
sederhana, Jhonatan Sofian menyebutkan CSR sebagai suatu konsep yang
mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan para
stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan. Stakeholder yang
dimaksud di antaranya adalah para karyawan (buruh), kostumer, masyarakat,
komunitas lokal, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat.
Meningkatnya tingkat kepedulian kualitas kehidupan, harmonisasi sosial dan
lingkungan ini juga mempengaruhi aktivitas dunia bisnis, maka, lahirlah gugatan
terhadap peran perusahaan agar mempunyai tanggungjawab sosial. Disinilah salah
satu manfaat yang dapat dipetik perusahaan dari kegiatan CSR. Dalam konteks
inilah aktifitas CSR menjadi menu wajib bagi perusahaan, di luar kewajiban yang
digariskan undang-undang
Corporate Sosial Responsibility (CSR) saat ini sudah menjadi fenomena
global. Dalam perkembangan pelaksanaan CSR di Indonesia ditandai, sudah
banyak perusahaan mengimplementasikan CSR. Perusahaan semakin banyak
menerapkan CSR baik dalam bentuk amal (charity) maupun pembedayaan
(enpowerment). Hal ini bisa dilihat dari gencarnya publikasi berkait dengan
implementasi CSR di media cetak dan elektronik. Perkembangan CSR di
Indonesia juga dapat dilihat dari beragam upaya Pemerintah Provinsi, Kabupaten
dan Kota untuk menerbitkan peraturan perundang-undangan terkait dengan
pelaksanaan CSR di wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kota bersangkutan.
Beberapa Propinsi dimaksud antara lain Provinsi Jawa Timur dan Propinsi Jawa
Barat. Selama ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengandalkan sumber
pendanaan konvensional yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana
Perimbangan.
Satu kriteria tipologi CSR adalah efek langung atau tidak langsung, yakni
pelaksanaan CSR berupa aktivitas sosial dengan pelaksanaan dan kemanfaatan
langsung atau tidak langsung dirasakan masyarakat dan lingkungan. Hasil
penelitian Nor Hadi (2009) menunjukkan, dilihat dari aspek kemanfaatan dan
dampak langsung dan tidak langsung terhadap stakholders, praktik CSR
dikategorikan dalam dua pola pelaksanaan: (1) Aktivitas dilaksanakan bersamaan
masyarakat dan kemanfaatan langsung dapat dirasakan masyarakat; (2) aktivitas
dilaksanakan tidak bersamaan masyarakat, tetapi kemanfaatan dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat. 
Perkembangan pelaksanaan CSR di Indonesia menunjukkan cenderung
melaksanaan program CSR sebagai: (1) Bagian dari strategi operasional
perusahaan; dan (2) Kepedulian peribadi pemilik perusahaan atas suatu kendala
social yang ingin dibantunya. Ketika program CSR dimaknai sebagai salah satu
aspek strategis dalam operasionalnya, maka pelaksanaan program CSR akan
masuk dalam biaya operasional. Pelaksanaan program CSR untuk publik eksternal
dilakukan langsung oleh organisasi kerja di dalam perusahaan tersebut seperti
Team Public Relation, Team CD atau Team CSR.
Sementara Tanggung Jawab Sosial Lingkungan sebagaimana termaktub dalam
Pasal 74 UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas merupakan kepatuhan
perusahaan kepada peraturan sektoral yang sudah ada. Tanggung Jawab Sosial
Lingkungan bersifat wajib di mana dalam pelaksanaanya, perusahaan harus
mengacu kepada semua peraturan perundang-undangan, termasuk Perda yang
terkait.

B. Landasan Hukum Pelaksanaan Corporate Social Responsibility di


Indonesia
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 UndangUndang
Nomer 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Dasar Hukum
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (Corporate Social Responsibility-CSR)
Kewajiban Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
antara lain diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
yang menyebutkan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab


Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, yang menyebutkan bahwa tanggung
jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan oleh direksi berdasarkan rencana kerja
tahunan perseroan setelah mendapat persetujuan dewan komisaris atau RUPS
sesuai dengan anggaran dasar perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan
perundang-undangan.

Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,


yang menyebutkan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial yang dimaksud adalah
sebagaimana yang disebutkan dalam penjelasan pasal tersebut yaitu tanggung
jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanam modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,
nilai, norma, dan budaya masyarakat

Pasal 11 ayat (3) huruf p Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang


Minyak dan Gas Bumi, yang menyebutkan bahwa kontrak kerja sama
sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan
pokok yaitu, pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak
masyarakat adat.

Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang


Pertambangan Mineral dan Batu Bara, yang menyebutkan bahwa pemegang izin
usaha pertambangan dan izin usaha pertambangan khusus wajib menyusun
program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 108 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan


Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara, yang menyebutkan bahwa
setiap pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi dan izin usaha
pertambangan khusus operasi produksi wajib menyampaikan laporan realisasi
program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setiap enam bulan kepada
menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 65 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang


Panas Bumi, yang menyebutkan bahwa dalam penyelenggaraan panas bumi
masyarakat berhak untuk memperoleh manfaat atas kegiatan pengusahaan panas
bumi melalui kewajiban perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial
perusahaan dan/atau pengembangan masyarakat sekitar.

Pasal 36 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang


Penanganan Fakir Miskin, yang menyebutkan bahwa salah satu sumber
pendanaan dalam penanganan fakir miskin adalah dana yang disisihkan dari
perusahaan perseroan.

Pasal 36 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan


Fakir Miskin, yang menyebutkan bahwa dana yang disisihkan dari perusahaan
perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c digunakan sebesar-
besarnya untuk pengembangan masyarakat.

Pasal 41 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan


Fakir Miskin, menyebutkan bahwa pelaku usaha berperan serta dalam
menyediakan dana pengembangan masyarakat sebagai perwujudan dari tanggung
jawab sosial terhadap penanganan fakir miskin.

Berdasarkan dasar hukum pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan


sebagaimana tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial dan
lingkungan merupakan kewajiban bagi setiap perseroan terbatas yang kegiatan
bidang usahanya berkaitan dengan sumber daya alam, untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitarnya melalui pengembangan dan pemberdayaan,
demikian juga halnya dengan sosial kemasyarkatan internal perusahaan.
REFERENSI

Marthin, Salinding & Inggit Akim. 2017. Implementasi Prinsip Corporate Social
Responsibility (CSR) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas. Journal Of Private and Commercial
Law Volume 1 No. 1

Zulkifli, A. 2018. Dasar Hukum CSR. https://bangazul.com/dasar-hukum-


csr/word

Anda mungkin juga menyukai