Notasi dot pada x membedakan diferensial kecepatan dan percepatan terhadap fungsi waktu.
Besaran lain yang juga penting adalah momentum (p), yaitu produk dari masa dan
kecepatan.
Persamaan penting dalam mekanika adalah Hukum ke-2 Gerak Newton. Laju pergantian
momentum sama dengan gaya yang diberikan partikel.
Kita dapat menggunakan persamaan tersebut untuk menetukan lintasan partikel jika kita
mengetahui nilai F dan bagaimana perubahan waktu dan posisinya. Sederhana tapi berharga
bahwa dalam kasus ini tidak ada gaya apapun. Keseluruhan partikel bergerak secara bebas.
Persamaan menjadi:
Perlu dicatat bahwa integral nol adalah bukan nol melainkan suatu konstanta yang belum
diketahui nilainya sebesar A, sehingga:
Menghasilkan suatu konstanta baru yaitu B. Ini adalah persamaan umum untuk lintasan
partikel yang tidak memiliki gaya dan memiliki kecepatan gerak yang konstan.
x(t) adalah garis lurus pada grafik. Untuk mengetahui nilai A dan B, kita memerlukan
informasi tambahan. Jika kita mengetahui posisi x0 dan kecepatan v0 pada saat t=0, maka:
Meskipun contoh di atas sangat sederhana, namun telah mengilustrasikan beberapa poin
penting. Persamaan untuk ẍ dikenal sebagai persamaan diferensial dan mengandung
koefisien diferensial dari variabel bebas x dan variabel terikat t. Hukum ke-2 Newton
memberikan persamaan difererensial kedua. Ketika kita menyelesaikan suatu persamaan, kita
mengharapakan untuk dapat menemukan 2 konstanta yang tidak diketahui dari hasil integral.
Informasi tambahan diperlukan untuk menentukan nilai dari konstanta tersebut yang disebut
“boundary conditions”. Pada contoh diatas kita menentukan posisi dan kecepatan pada waktu
tertentu. Alternatif lain, kita dapat memberikan posisi pada dua waktu yang berbeda yang
juga bisa digunakan untuk menentukan nilai A dan B.
Besaran penting selanjutnya adalah Energi, E. Kita bedakan antara energi kinetik T yang
terkati dengan gerak partikel dan energi potensial V yang terkait dengan kedudukannya.
Sehingga energi suatu partikel merupakan jumlah dari energi kinetik dan energi potensial.
Untuk menentukan nilai V, kita perlu mengetahui berapa besar gaya (F) yang bekerja pada
suatu kedudukan partikel. Jika gaya yang bekerja adalah nol maka energi potensial akan
konstan.
Untuk partikel bergerak tanpa ada gaya maka energi potensial dan kinetiknya juga konstan.
Secara umum total energi memang konstan.
Diferensial dari T:
Sehingga menjadi:
Schrodinger mengamati bahwa sinar yang ditimbulkan elektron dapat didifraksikan seperti
sinar X. Sekarang difraksi elektron banyak dimanfaatkan dalam ilmu kimia.
ħ = h.cross
h = konstanta Planck
V = energi potensial
E = total energi
Ψ = fungsi gelombang (psi)
Untuk sebuah partikel yang bergerak tanpa ada gaya yang bekerja padanya, maka energi
potensial partikel tersebut sama dengan nol. Persamaan Schrodinger menjadi:
Dimana E adalah konstanta yang nilainya menjadi sama dengan energi kinetik (berniai
positif). Penyelesaian terhadap persamaan 2.25 tidaklah mudah. Metode yang dipakai untuk
menyelesaiakan persamaan tersebut adalah metode “trial and error” melalui diferensial.
Pada diferensial yang kedua akhirnya kita membutuhkan fungsi sinus dan cosinus. Kita coba:
Persamaan diatas sama dengan persamaan untuk momentum dimana V=0 dan T=E.
Persamaan 2.29 identik dengan persamaan de Broglie.
B juga merupakan konstanta lain. Secara umum penyelesaian persamaan 2.25 adalah
Sumber:
Cox, PA. 1996. Introduction to Quantum Theory and Atomic Structure (Oxford University).
USA: Oxford Press