Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU KMB I

DOSEN PENGAMPU:

Ns. ISMAIL FAHMI , S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB

DISUSUN OLEH:

ANGGIE MINARN BR.BUTAR-BUTAR (PO71200190030)

TINGKAT: II B DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
1.Edukasi Pasien Pre Operatif

Dalam keperawatan, tujuan edukasi adalah untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah
timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan serta membantu pasien dan keluarga
untuk mengatasi masalah kesehatan (Suliha,2002)

Sebelum operasi dilaksanakan, perawat melakukan pengkajian riwayat kesehatan klien.


Adapun pengkajian meliputi pemeriksaan fisik, tanda—tanda vital,psikologis dan spiritual. Salah
satu peran perawat adalah memberikan penjelasan pentingnya pemeriksaan fisikdiagnostik.
Selain itu, perawat bertanggung jawab dalam Informed Consent yaitu memastikan bahwa Infored
Consent yang diberikan dokter telah dipaahami klien dan keluarga yang sebelumnya diberikan
penjelasan mengenai pembedahan dan kemungkinan risiko.

Pasien yang akan melakukan tindakan pembedahan seringkali mengalami cemas dan takut.
Hal ini menunjukkan perlunya peran perawat dalann memberikan edukasi yang lebih baik dan
jelas kepada pasien, untuk meyakinkan dan memberikan kepercayaan diri pasien bahwa operasi
yang akan dilakukan itu aman dan tidak beresiko besar. Persiapan fisik dan persiapan mental
merupakan hal pentingnya dalam proses persiapan operasi, karena mental pasien yang tidak
siaap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya

2.Hemodinamik Monitoring yang dilakukan Pasien Post Operasi

Pasien yang menjalani operasi perlu untuk dijaga kondisi kestabilian tubuh, baik
sebelum, saat maupun sesudah operasi. Kestabilan hemodinamik tubuh dimaksudkan untuk
memastikan terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan penggunaan oksigen di dalam tubuh.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kestabilan hemodinamik tubuh adalah
dengan memberikan cairan infus hangat dan selimut hangat.

Pemantauan Hemodinamik

a. Invasif
Pemantauan parameter hemodinamik invasif dapat dilakukan pada arteri, vena sentral
ataupun arteri pulmonalis.
b. Non Invasif
1. Tekanan Darah
2. Central venous Pressure (CVP)
3. Pernapasan
4. Saturasi Oksigen
5. Tekanan Arteri rat-rata
6. Frekuensi denyut jantung

3.Tatalaksana Hipotermia pada Pasien Post Operasi

Hipotermia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

1. Kelompok perlakuan dengan cairan hangat


2. Kelompok perlakuan dengan selimut hangat dan
3. Kelompok kontrol dengan selimut biasa.

Alat yang digunakan untuk menghangatkan cairan adalah berupa modifikasi beberapa
komponen menjadi suatu alat yang berukuran 27x25x40cm with berat 800 grams, 110/220
voltage dilengkapi dengan dua lampu 40 watt. Untuk selimut hangat, menggunakan selimut yang
terbuat dari katun halus dengan tebal 5 cm.

Pengukuran suhu tubuh dilakukan setiap lima belas menit yaitu pada menit ke-15, 30, 40
dan 60 menggunakan thermometer aksila. Pemberian cairan hangat lebih efektif dibandingkan
dengan selimut hangat dimana setelah diberikan cairan hangat selama satu jam suhu pasien
kembali menjadi normal. Pemberian cairan infus yang dihangatkan dapat meningkatkan suhu
tubuh pada pasien yang mengalami hipotermi melalui mekanisme konduksi.

Cairan intravena yang diberikan dalam keadaan hangat pada pasien hipotermi bertujuan
untuk mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal. Hal ini dilakukan dengan cara
mengaktivasi mekanisme termoregulasi baik yang reflek maupun non reflex sehingga
memungkinkan terjadinya perubahan otonom, endokrin dan perilaku. Sementara itu, hampir
separuh dari pasien yang diberikan selimut hangat suhu tubuhnya kembali normal setelah satu
jam. Selimut dapat melindungi pasien dari paparan terhadap suhu ruangan yang dingin. Selimut
juga data mencegah kehilangan panas berlebihan terutama pada daerah insisi. Melalui pemberian
cairan hangat dan selimut hangat diharapkan suhu tubuh pasien tetap terjaga dalam batas normal.

4.Panduan Mobilisasi dini Pasca Pembedahan

Mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini ungkin dengan
cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi merupakan
faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca operasi bedah dan dapat mencegah
komplikasi pasca bedah.

Tujuan mobilisasi dini

- Menstimulasi sirkulasi perifer,


- mengembalikan fungsi normal organ (seperti merangsang peristaltic usus,
- mengurangi nyeri,
- mengurangi insiden komplikasi atelectasis) gangguan gastrointestinal dan masalah
sirkulasi,
- mengembalikan aktifas tertentu sehingga pasien kembali normal dan dapat memenuhi
kebutuhan gerak harian serta memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat
penyembuhan luka.

Langkah – langkah Mobilisasi Dini


Prosedur mobilisasi disi adalah sebagai berikut :
1. Persiapan klien dan keluarga
a. Beritahu keluarga dank lien tentang hal – hal yang akan dilakukan
b. Libatkan pihak keluarga pada pelaksanaan tindakan
c. Edukasi tentang ambulasi dini
2. Pelaksanaan
a. Klien dimiringkan, bila tidak bisa menahan tubuhnya sndiri klien ditahan dengan
bantal/ guling pda bagian punggung dan bokong. Ganjal kaki dengan bantal diantara
kedua lutut lakukan secara bertahap dan terusmenerus.
b. Berikan motivasi padaklien untuk melakukan sendiri secara bertahap.
- Latihan nafas dalam untuk menyempurnakan ekspansi paru yaitu tarik nafas dalam
tahan selama 3- 5 detik kemudian hembuskan secara perlahan.
- Latihan batuk efektif yaitu ambil nafas tahan dan batukan dari dada bukan dari belakang
mulut atu tenggorokan. 11
- Dengan dukungandan dorongan perawat pasien dibantu untuk bergerak secara bertahap
dari posisi berbaring keposisi duduk.
- Pasien dibantu untuk turun daritempat tidur dengan kaki memutar disamping tempat
tidur.

Anda mungkin juga menyukai