DAMPAK
Kanker darah dapat menurunkan kualitas hidup hingga mengancam nyawa.
Beberapa dampak yang ditimbulkan pada kanker darah yaitu:
1. Metastasis
Penyebaran sel kanker atau dalam medis disebut metastasis adalah hal yang
paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker yang dapat menginvasi jaringan di
sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa
jauh ke jaringan atau organ tubuh lain. Sel kanker yang sudah menyebar dapat membuat
sel kanker baru di organ atau jaringan yang disinggahi. Ketika hal ini terjadi, maka
kondisi pasien bisa semakin parah.
3. Mual dan muntah
Gejala mual dan muntah paling sering terjadi pada orang dengan kanker yang
sedang menjalani kemoterapi.
6. Infeksi
Tubuh sering terkena infeksi, akibat kekurangan sel darah putih. Kanker pada
bagian tubuh yang tidak steril dari bakteri, seperti usus besar, payudara, atau leher rahim
(serviks), dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi.
7. Kambuh
Meski sudah menjalani berbagai terapi dan pengobatan, kemungkinan sel kanker
untuk tumbuh kembali masih tetap ada. Hal ini bisa terjadi akibat melalui dua
mekanisme. Pertama, sel kanker memang baru saja tumbuh akibat satu dan lain hal.
Kedua, sel kanker yang sebelumnya sudah dibasmi ternyata sudah menyebar ke bagian
tubuh lain tanpa terdeteksi.
C. PATOFISIOLOGI
1. Leukimia
Leukemia adalah jenis ganguan pada sistem hematopoietic yang total dan terkait
dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya
proliferasi dari leukemia dan prosedurnya. Sejumlah besar sel pertama menggumpal
pada tempat asalnya (granulosit dalm sumsum tulang, limposit disalam limfe node)
dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar.
Proliferasi dari satu jenis sel sering menggangu produksi normal sel hematopoetik
lainnya dan mengarah ke pengembangan/pembelahan sel yang cepat dank e sitopenias
(penurunan jumlah). Pembelahan dari sel darah putih mengakibatkan menurunnya
immunocompetence dengan meningkatnya kemungkinan terjaddi infeksi
(Long,1996).
Menurut Suriadi, 2001, normalnya sumsum tulang diganti dengan tumor yang
ganas, imaturnya sel blas. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan
trombosit tergangu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositopenia, sistem
retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan ganguan sistem pertahann
tubuh dan mudah mengalami infeksi, manifestasi akan tampak pada gambaran
gagalnya sumsum tulang dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada
nutrisi dan metabolisme, depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada
penurunan leukosit, eritrosit, factor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan,
dan adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati,
limfe, nodus Limfe, dan nyeri persendian.
2. Lyphoma
Al-Farsi, Khalil. (2013). “Multiple Myeloma: An Update”. Oman Med J. Jan; 28(1): 3–11.
Durao C, Pedrosa F. “Undiagnosed intracranial lipoma associated with sudden death”. Human
Pathology. 2017;7: 39-40.
Hamilton SR, Aaltonen LA. World Health Organization Classification of Tumours. Pathology
and Genetics of Tumours of The Digestive System. IAC Press:Lyon. 2000.
Italiano A, Ebran N, Attias R, et al. NFIB rearrangement in superficial, retroperitoneal, and
colonic lipomas with aberrations involving chromosome band 9p22. Genes
Chromosomes Cancer. 2008 Nov.47(11):971-7.
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. (Volume 2). Penerjemah: Karnaen, Adam,
Olva, dkk, Bandung: Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan.
McTighe Sm Chernev I. Intramuscular lipoma: a review of the literature. Orthop Rev (Pavia).
2014 Oct 27; 6(4): 5618. doi: 10.4081/or.2014.5618.
Suga H, Abdulhadi SSA, Inoue K, Kato H. Cellular and molecular features of lipoma tissue:
comparison with normal adipose tissue. British Journal of Dermatology. 2009:1-8.
Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam. Edisi 1. Jakarta: Agung
Setia.
Vilanova JC. “WHO Classification of soft tissue tumors”. 2017:187-189. Doi: 10.1007/978-3-
319-46679-8_11.