Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
MANAJEMEN OPERASIONAL LABORATORIUM

1. 1. Pendahuluan.

Secara umum laboratorium adalah tempat melakukan berbagai percobaan

atau penelitian. Dalam melakukan percobaan di Laboratorium digunakan

peralatan dan bahan kimia yang sifatnya belum kita pahami atau belum dikenal

sama sekali. Bahan–bahan kimia tersebut dapat menimbulkan keracunan,

kebakaran, ledakan atau bahaya–bahaya lain yang mungkin juga belum kita

pahami. Dalam bekerja di laboratorium tentu saja kita mempunyai target atau

tujuan, namun hendaknya untuk mencapai target tersebut keselamatan tidak kita

abaikan. Dalam bekerja hendaknya kita punya motto: hasil didapat, diri selamat

atau jangan mengorbankan diri demi target. Beberapa contoh kebakaran

laboratorium di Universitas terkemuka negeri ini adalah yang terjadi di ITB (1973),

UGM (1995) dan USU (2006). Semua peralatan, bahan kimia, dan dokumen yang

dimiliki yang telah dikumpulkan sekian tahun musnah terbakar. Tragedi ini kita

harapkan tidak akan terulang lagi sehingga manajemen di sebuah laboratorium

mutlak harus diimplementasikan.

Di bidang penelitian harus diakui masih jauh tertinggal dibanding dengan

Negara di dunia bahkan dengan Negara Asean saja kita sangat jauh tertinggal.

Berdasarkan survey PBB tahun 2000 terhadap mutu Perguruan Tinggi dunia,

maka dari seratus urutan Perguruan Tinggi Asia, tidak satupun tercantum

Perguruan Tinggi dari Indonesia. Mungkin di berbagai Perguruan Tinggi banyak

Laboratorium yang tidak pernah terjadi kecelakaan, tetapi mungkin juga tidak

terjadi kecelakaan karena laboratorium tersebut jarang atau tidak pernah

digunakan. Hal yang diinginkan adalah dinamika laboratorium tinggi namun tidak
2

terjadi kecelakaan (zero accident). Maka untuk mencapai hal tersebut sekali lagi

implementasi manajemen Laboratorium yang baik adalah kata kuncinya.

Manajemen Laboratorium (Laboratory management) adalah usaha untuk

mengelola Laboratorium berdasarkan konsep manajeman baku. Pengelolaan

Laboratorium yang baik tergantung beberapa faktor yang saling berkaitan satu

dengan yang lainnya . Beberapa peralatan laboratorium yang canggih dengan staf

yang professional dan trampil tidak serta merta dapat beroperasi dengan baik.

Oleh karena itu manajeman Laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas Laboratorium sehari – hari.

1. 2. Manajemen Operasional Laboratorium.

Untuk mengelola laboratorium dengan baik maka harus dipahami mengenal

perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu :

1. Tata ruang

2. Peralatan yang baik dan terkalibrasi

3. Infrastruktur

4. Administrasi Laboratorium

5. Organisasi Laboratorium

6. Fasilitas Pendanaan

7. Inventarisasi dan Keamanan

8. Pengamanan Laboratorium.

9. Disiplin yang tinggi

10. Keterampilan SDM

11. Peraturan Dasar

12. Penanganan masalah umum dan jenis – jenis pekerjaan


3

Semua perangkat–perangkat manajemen laboratorium yang sudah

disebutkan tersebut, jika dikelola secara optimal akan mendukung implementasi

manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajeman laboratorium

dapat dipahami sebagai sesuatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah

sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua

perangkat penunjang lainnya dengan pusat aktivitasnya adalah tata ruang.

1. 3. Rincian Perangkat Manajemen Laboratorium.

a. Tata Ruang.

Tata ruang (lay – out) sebaiknya ditata sedemikian rupa (baik) sehingga

laboratorium dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang baik dimulai sejak

perencanaan pembangunan gedung yang harus mengikutsertakan pengguna

(user). Tata ruang laboratorium yang baik, idealnya laboratorium harus

mempunyai :

1. Pintu masuk (in) dan pintu keluar (out).

2. Pintu darurat (emergency – exit)

3. Ruang persiapan (preparation – room)

4. Ruang peralatan (equipment – room)

5. Ruang penangas (fume – hood)

6. Gudang/ruang penyimpanan (storage - room)

7. Ruang staf (Staff - room)

8. Ruang teknisi

9. Ruang Seminar (Seminar – room)

10. Ruang bekerja (activity – room)

11. Ruang istirahat / ibadah


4

12. Ruang prasarana kebersihan

13. Ruang peralatan keselamatan kerja

14. Lemari praktikan (Locker)

15. Lemari gelas (glass-room)

16. Lemari alat optik (opticals – room)

17. Pintu dan jendela deberi kawat kasa agar serangga dan burung tidak

dapat masuk

18. Fan (dehumidifier)

19. Ruang ber AC untuk peralatan tertentu.

b. Alat yang baik dan Terkalibrasi.

Pengenalan dan pengetahuan terhadap peralatan Laboratorium merupakan

kewajiban bagi setiap pengelola dan petugas di Laboratorium, khususnya pada

petugas operasional peralatan bersangkutan. Alat yang akan dioperasikan mutlak

dalam kondisi:

1. Siap pakai (ready for used).

2. Besih

3. Terkalibrasi

4. Tidak rusak

5. Beroperasi dengan baik.

Peralatan yang tersedia juga harus disertai dengan buku petunjuk

operasional (manual operation). Buku petunjuk operasional dapat dimanfaatkan

teknisi untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual

merupakan acuan untuk memperbaiki alat seperlunya. Letak peralatan yang

dimiliki harus disusun secara teratur pada suatu tempat tertentu, baik berupa rak
5

atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan

pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-

alat ini harus selalu siap pakai, agar setiap saat dapat digunakan.

Peralatan dikelompokkan berdasarkan penggunaannya dan setelah

selesai digunakan harus dibersihkan dan kemudian disusun seperti sediakala.

Sebaiknya peralatan diberi penutup (cover), misalnya plastik transparan.

Peralatan yang tidak ditutup akan cepat berdebu yang dapat merusak peralatan

tersebut. Peralatan dan bahan laboratorium sebaiknya disimpan dengan

pegelompokan sebagai berikut.

a) Peralatan gelas (glassware).

Peralatan dalam keadaan bersih, khususnya peralatan gelas yang sering

digunakan. Beberapat alat ada yang perlu disterilisasi sebelum digunakan.

Peralatan gelas ditempatkan pada lemari khusus.

b) Bahan – bahan kimia.

Bahan kimia yang bersifat asam, alkalis dan bahan yang mudah menguap

(volatil) sebaiknya ditempatkan pada ruang atau lemari asam (fumehood)

untuk menghindari gas gas yang timbul. Lemari/ruang asam dilengkapi

dengan fan agar gas tersedot ke luar. Bahan kimia yang ditempatkan dalam

botol gelap dan coklat tidak boleh kontak lansung dengan cahaya

sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.

c) Alat-alat Optik/ Mikroskop.

Peralatan mikroskop dan optik disimpan ditempat kering (tidak lembab)

agar kaca / optiknya tidak rusak (berjamur). Pada waktu penyimpanan

mikroskop dimasukkan dalam kotaknya yang biasanya berisi silicagel untuk


6

menyerap uap air. Penyimpanan mikroskop sebaiknya disimpan pada

tempat yang kelembabannya dikendalikan yang dilengkapi dengan lampu

15–20 watt untuk mengurangi kelembaban (dehumidifier – air). Beberapa

peralatan optik yang ukurannya kecil seperti kaca pembesar (loop) dapat

disimpan dalam desikator.

1. 4. Infrastruktur

Infrastruktur adalah segala sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu

laboratorium dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Semua fasilitas fisik

maupun non-fisik yang tersedia harus berfungsi dengan baik agar tercapai hasil

yang optimal, baik kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini dimungkinkan apabila

fasilitas infrastruktur laboratorium yang tersedia mampu menunjang semua

kegiatan yang dilakukan.

Pada dasarnya Infrastruktur Laboratorium dapat dibedakan menjadi dua

kategori yaitu:

a. Laboratory assessment .

1) Lokasi Laboratorium

Lokasi laboratorium sebaiknya didirikan dalam satu gedung dan terpisah

dengan gedung yang bukan laboratorium. Jika ada beberapa laboratorium

sebaiknya dibuat dalam satu lokasi dan ditata dengan teratur, yang dikenal

dengan istilah laboratorium terpadu. Semua laboratorium yang ditata

dengan baik akan memberikan pelayanan yang memuaskan. Kebersihan

dan kerapian serta tata letak peralatan laboratorium yang sesuai dengan

fungsinya akan memudahkan pekerjaan. Keberhasilan pelaksanaan tugas


7

yang optimal harus didukung oleh adanya infrastruktur yang cukup,

sehingga disiplin kerja yang baik dapat ditegakkan.

2) Konstruksi Bangunan

Konstruksi bangunan sebaiknya disesuaikan dengan fungsi laboratorium,

karena setiap laboratorium memerlukan konstruksi yang spesifik, tepat

guna dalam menunjang sarana dan prasarana yang akan ditempatkan

didalamnya. Untuk konstruksi bangunan laboratorium perlu diperhatikan

beberapa hal berikut :

 Pintu, jendela, ventilasi

Semua pintu di laboratorium harus diatur sedemikian rupa, sehingga

jika terjadi kebakaran/ kecelakaan dapat berfungsi dengan cepat,

sehingga dapat mengurangi bahaya yang mungkin timbul. Dimensi

dari pintu juga harus menjadi perhatian agar barang/ peralatan

laboratorium dapat keluar/ masuk dengan mudah.

Jendela diperlukan sesuai dengan kebutuhan. Ada juga laboratorium

yang tidak memerlukan jendela seperti laboratorium fotografi yang

memerlukan ruangan gelap. Jendela juga ada yang difungsikan

sebagai pintu darurat.

Ventilasi diperlukan untuk sirkulasi udara di dalam laboratorium.

Pengaturan ventilasi disesuaikan dengan penempatan pintu dan

jendela. Pada kondisi tertentu, adakalanya diperlukan fan, exhaust fan

atau AC untuk beberapa ruangan yang memerlukan persyaratan

tertentu, seperti suhu ruangan ataupun pengendalian kelembaban

udara.
8

 Peralatan Laboratorium

Peralatan laboratorium ada yang dibuat dari semen, tegel, plywood,

kayu, baja, atau chipboard, tergantung pada spesifikasi alat yang

akan dioperasikan ataupun jenis pekerjaan yang akan dilakukan.

 Dinding, atap dan langit-langit

Dinding ada yang terbuat dari batu-bata, semen, blok semen, kayu,

plywood, atau yang lainnya. Atap ada yang terbuat dari asbes,

aluminium, keramik, tanah liat dan sebagainya, sedangkan langit-

langit ada yang terbuat dari semen, plywood, asbes, chipboard atau

yang lainnya. Hal ini semuanya disesuaikan dengan fungsi

laboratorium serta jenis barang yang akan disimpan/ ditempatkan

didalamnya. Pada prinsipnya semua bahan bangunan tidak

menyebabkan peralatan menjadi cepat rusak, tidak memiliki

kelembaban tinggi, dapat meredam panas, dan tidak mudah

jamuran.

b. General services (Fasilitas umum)

Fasilitas umum yang terutama diperlukan dalam mendukung

operasional laboratorium antara lain air, listrik dan gas.

 Suplai Air

Air sangat dibutuhkan di dalam laboratorium, baik untuk

membersihkan atau mencuci alat maupun untuk bahan kebutuhan

terhadap percobaan. Distribusi air harus cukup dengan tekanan air

yang cukup keras pada setiap mata kran yang ada, terutama pada
9

bak pencuci (shink) ataupun di tempat lain yang memerlukan

tekanan yang keras.

 Suplai Listrik

Semua laboratorium sangat memerlukan listrik, karena listrik adalah

sumber tenaga yang diperlukan untuk menjalankan sebagian besar

peralatan laboratorium. Semua yang terkait dengan pemanfaatan

energi listrik, seperti sumber tegangan, stabilitas tegangan, distribusi

arus serta jenis socket yang digunakan harus diperhatikan dan harus

sesuai standar dengan spesifikasi peralatan yang dipakai. Selain itu

juga diperlukan regulator dan unit pembangkit disel.

 Suplai Gas

Suplai gas biasanya hanya dibutuhkan oleh sebagian laboratorium

untuk sumber bahan bakar dan juga untuk keperluan percobaan/

penelitian. Bagi laboratorium yang memiliki penyakuran pipa gas

alam, semua “bunsen” yang dipasang pada peralatan/ meja dapat

langsung dioperasikan. Sedangkan bagi laboratorium yang

menggunakan tabung gas elpiji, hendaknya tabung ditempatkan

pada suatu ruangan khusus dengan kelengkapan selang anti bocor

dan alat pengamanan lainnya. Sebaiknya tabung gas ditempatkan di

luar gedung, sehingga hanya pipa gas saja yang masuk kedalam

laboratorium, sehingga bahaya ledakan dapat dihindarkan.


10

1. 5. Administrasi & Organisasi Laboratorium

Administrasi laboratorium meliputi semua kegiatan administrasi di

Laboratorium antara lain :

 Inventarisasi peralatan yang ada. Daftar kebutuhan peralatan baru,

alat tambahan, alat rusak dan alat – alat yang

dipinjam/dikembalikan.

 Surat – menyurat (keluar – masuk).

 Jadwal pemakaian Laboratorium (praktikum dan penelitian).

 Daftar bahan kimia.

 Sistim evaluasi dan pelaporan.

Inventarisasi juga harus memuat sumber alat dan bahan diperoleh (tahun

berapa diperoleh) . Invetarisasi bertujuan untuk.

 Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan.

 Mengurangi biaya operasional

 Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya

 Meningkatkan kualitas kerja

 Mencegah pemakaian berlebihan

 Meningkatkan kerjasama.

Organisasi Laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan

dan susunan personalia yang mengelola Laboratorium tersebut. Penanggung

jawab tertinggi adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung

jawab terhadap semua kegiatan di Laboratorium, seluruh peralatan dan bahan.

Personalia laboratorium bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan

kepada yang bersangkutan.


11

1. 6. Soal – Soal Latihan

1. Jelaskan masing – masing contoh bahaya yang dapat terjadi di

laboratorium yang disebabkan oleh bahan kimia dan peralatan

2. Jelaskan masing – masing kecelekaan yang terjadi akibat penanganan

fasilitas yang kurang baik terhadap fasilitas umum: air, listrik dan gas.

3. Jelaskan mengapa management dan pengelolaan suatu laboratorium

sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai