Anda di halaman 1dari 72

PINTU BERKAH

LIKA-LIKU PERJUANGAN BOCAH


PENYANYI DANGDUT UNTUK MEMENUHI
WASIAT ALMARHUM AYAHNYA

1. EXT. PANGGUNG DANGDUT. DAY

Adegan dibuka oleh kemeriahan acara musik dangdut di sebuah


panggung terbuka. AFIFAH (15 Tahun) menyanyi dengan lincahnya
diatas pentas. Semua yang melihat kagum dengan kepiawaian
AFIFAH. Mereka tepuk tangan dan ikut berjoget memberi saweran.

AMEL (25 TAHUN) yang juga sama-sama penyanyi ikut memeriahkan


acara dengan menyanyi mengiringi AFIFAH dan berjoget bersama.
Tapi penonton yang naik ke panggung, memaksanya menyisi ke
pinggir panggung. Hingga AMEL pun hilang gaya. Cemberut bete
di sudut panggung.
AMEL (V.O)
Bener-bener menyebalkan!! Kok bisa sih.. AFIFAH
lebih disukai penonton daripada aku? Padahal aku kan
lebih senior dari dia?!

AFIFAH
Gimana penonton? Lanjuttt?

PENONTON (CROWDED)
Lagi!! Lagii!! Lagii!!

AFIFAH
Asyiaaapppp!! Digoyang MANGGG!!

Musik kembali mengalun. AFIFAH menyanyi dan bergoyang


mengikuti irama gendang. Penonton tambah semangat ikut
bergoyang. Sementara AMEL tambah bete. Diapun turun dari
panggung dan menyelinap pergi.
CUT TO

2. EXT. PANGGUNG DANGDUT. BELAKANG PANGGUNG. DAY

1
Dibelakang panggung, ELI (35 tahun), Ibunda AFIFAH sedang
berbincang dengan seseorang. Sayup-sayup terdengar suara
AFIFAH menyanyi. Ternyata ELI sedang berbincang dengan klien
yang akan membooking jasa menyanyi AFIFAH.

KLIEN
Ayolah MBAK.. Tolong saya.. Anak saya nge-fans
banget sama AFIFAH.. Dia mau disunat asal di
pestanya ada AFIFAH menyanyi..

ELI
Aduh.. bagaimana ya BU.. ditanggal dan waktu yang
sama, AFIFAH ada jadwal show.. Nih IBU lihat..
Jadwal AFIFAH sudha padat banget..

ELI memperlihatkan jadwal show AFIFAH. Tapi KLIEN tidak


menyerah begitu saja.
KLIEN
Apa tidak bisa diusahakan MBAK?

ELI
Mmhh.. Gimana ya? Nanti kalau saya batalkan yang
disana, mereka juga bakalan kecewa seperti IBU..
(V.O) Ini kesempatanku untuk menaikan honor AFIFAH..
Aku yakin.. Dia bakal mau, walaupun aku kasih tarif
tinggi..

KLIEN termenung sejenak. Sementara ELI bergerak mendekati


panggung dan melihat AFIFAH yang tengah dikerubuti penonton
yang bergoyang. ELI pura-pura tidak butuh.

ELI (V.O)
Ayo dong.. Jangan diem saja.. kejar aku.. sanggupin
berapapun honor yang aku minta..

ELI mencuri-curi pandang ke arah KLIEN yang sedang menerima


telpon. ELI Pura-pura cuek lagi waktu melihat KLIEN
menghampirinya dengan wajah penuh harap.

KLIEN
Ayolah MBAK.. Tolongin saya.. Barusan anak saya
telpon lagi.. Dia minta kabar.. Apakah AFIFAH bisa
apa enggak..
ELI
Mmhhh.. Baiklah.. Tapi tentunya IBU harus membayar
lebih.. Soalnya saya harus ganti rugi pada pihak
penyelenggara pesta yang saya batalkan..

KLIEN

2
Saya tahu.. Sebutkan saja.. saya siap menggantinya..

ELI tersenyum. Lantas mengambil HP dan mengetik angka-angka di


kalkulator Hpnya. Setelah itu memperlihatkannya pada KLIEN.
KLIEN terbelalak.
KLIEN
Ya ampun? Kok tinggi sekali tarifnya, MBAK? Saya
dengar dari orang lain, tidak sebesar itu?

ELI
Terserah IBU sih.. Mau ambil ya syukur.. Tidak pun
tidak apa-apa.. Toh kita tidak rugi apa-apa..

KLIEN
Yaudah.. yaudah.. Saya bayar segitu.. saya kasih DP
setengahnya dulu ya..

KLIEN memberikan amplop berisi uang. ELI mengambil. Membuka


dan menghitungnya. Lantas menyalami KLIEN.

ELI
Pas!! Sampai ketemu pada saat show ya BU.. Jangan
lupa, siapkan sisanya sebelum AFIFAH naik pentas..

KLIEN mengangguk mengiyakan. Lantas beranjak menjauh dan


kembali menonton AFIFAH menyanyi. Sementara ELI tersenyum
bahagia.
ELI
Kalau gini terus.. Aku bisa cepet kaya!! Untung
saja, selama ini aku bisa mengelabui MAS HARUN..
Biar AFIFAH bisa terus show dan menghasilkan banyak
uang..

Sambil mengipasi wajahnya, ELI kembali mendekat ke dekat


panggung.
CUT TO

3. EXT. RUMAH WARGA. TERAS. DAY

HARUN (40 Tahun) ayah AFIFAH sedang bekerja membetulkan


jaringan listrik yang terputus di sebuah rumah. Dia memeriksa
meteran dan kabel-kabel yang ada di teras. Tiba-tiba Hpnya
berbunyi. HARUN mengangkatnya.

HARUN
Waalaikumsalam.. Oh.. iya.. PAK GURU.. Maaf.. ada
apa ya?
GURU (O.S)

3
Begini PAK HARUN.. Akhir-akhir ini AFIFAH sering
tidak masuk kelas.. Kalau tidak sakit, ya ijin..
dalam seminggu, paling AFIFAH hanya masuk 2 atau
tiga hari.. Kenapa ya PAK?

DEGGHH! HARUN tersentak kaget. Tangannya sampai gemetar


memegang HP.
HARUN (V.O)
Ya ALLAH.. Kok bisa seperti ini sik?

GURU (O.S)
Begini ya PAK.. Jika AFIFAH seperti ini terus..
Pihak sekolah sudah berunding.. sepertinya AFIFAH
tidak bisa kami pertahankan di sekolah kami.. Jadi..
Kami mempersilakan BAPAK mendaftarkan AFIFAH di
sekolah lain..

HARUN (Kaget)
Ma-maksud BAPAK.. AFIFAH dikeluarkan dari sekolah?

GURU (O.S)
Intinya seperti itu.. Maaf ya PAK.. Tolong
dibicarakan dengan AFIFAH dan dicari solusinya..

Telpon terputus. HARUN terhenyak lemas. Ingatannya sontak


tertuju pada ELI, istrinya.

HARUN
Ini pasti ulah ELI.. Soalnya aku melihat sendiri..
AFIFAH pergi sekolah setiap hari.. pasti ELI yang
memaksanya untuk show nyanyi!!
CUT TO FLASHBACK

4. EXT. RUMAH HARUN. TERAS. HALAMAN. DAY

HARUN sedang mengelap motornya di halaman. AFIFAH keluar dari


pintu rumah. Sudah siap pergi sekolah. Gadis kecil itu
menghampiri HARUN dan salim.

AFIFAH
AFIFAH pergi sekolah dulu ya, AYAH..

HARUN
Iya.. AYAH doakan.. semoga AFIFAH lancar
belajarnya..
AFIFAH
Amiin.. Assalamualaikum..

4
HARUN menjawab salam sambil menatap AFIFAH yang bergegas pergi
meninggalkan halaman. Tak lama berselang, ELI bergegas keluar
rumah membawa koper dan tas make up.

HARUN
Kamu mau kemana? Pagi-pagi sudah pergi?

ELI
Ada panggilan rias pengantin, MAS.. Katanya tukang
rias yang sudah dipesan, sakit.. makanya aku
menggantikannya..

HARUN
Oohh.. Mau dianter gak? Biar aku sekalian jalan..

ELI
Gak usah.. Aku gak sudah ditungguin.. Aku pergi ya..

ELI bergegas meninggalkan halaman. Sementara HARUN berlari


kecil masuk ke dalam rumah.

CAMERA FOLLOW : Ternyata ELI bergegas mengejar AFIFAH. Lantas


menarik tangan AFIFAH untuk mengikutinya.

ELI
Kamu harus show! Cari uang yang banyak!

AFIFAH
Tapi AFIFAH mau sekolah BU..

ELI
Cari uang lebih penting daripada sekolah.. Ayo!!

ELI menyeret AFIFAH pergi.


CUT TO

5. EXT. PANGGUNG DANGDUT. JALAN. DAY

AFIFAH menutup lagunya. Para penonton bertepuk tangan. AFIFAH


membungkuk memberi hormat.

AFIFAH
Terimakasih teman-teman AFIFAH, semuanya.. AFIFAH
seneng bisa menghibur kalian.. Sampai jumpa di show
AFIFAH selanjutnya..

Begitu AFIFAH turun dari panggung, tiba-tiba muncul HARUN.


AFIFAH tersentak kaget.
AFIFAH

5
AYAH?
HARUN
AYAH kecewa sama kamu, AFIFAH.. Kenapa kamu tidak
mengindahkan larangan AYAH.. Padahal AYAH hanya
minta, kamu jangan menyanyi dulu untuk sementara
waktu.. Kamu sudah kelas tiga SMP..

AFIFAH (Menangis)
Maafin AFIFAH, AYAH.. Maafin AFIFAH..

HARUN
AYAH ingin kamu konsentrasi mempersiapkan ujian
akhir sekolah kamu.. AYAH ingin, kamu lulus SMA
terbaik.. Ayok NAK.. Kita pulang..

HARUN menarik tangan AFIFAH dan membimbingnya menuju motornya.


Tapi ELI menghadang.
ELI
Tunggu!! Mau MAS bawa kemana AFIFAH? Dia masih ada
show lagi di kampung sebelah..

HARUN
Gak bisa!! AFIFAH harus pulang sama saya!

HARUN menaikan AFIFAH ke motornya. Kemudian menyalakan mesin.


ELI melompat menghadang dan memegangi motor.

ELI
Gak boleh!! AFIFAH gak boleh pergi!! Dia sudah
dibayar! kalau tidak manggung, aku harus
mengembalikan honornya tiga kali lipat!

HARUN
Terserah!! Aku gak pernah ada urusan dengan honor
AFIFAH! Kan kamu sendiri yang pegang!

BRUUMMM!! HARUN melajukan motornya. Membuat tubuh ELI


terhempas dengan sendirinya ke tanah.

ELI
Jangannn!! jangan pergi! AFIFAH!!

HARUN (O.S)
Urusan kita belum selesai! Saya tunggu kamu di
rumah!
ELI
Keterlaluan!! Awas kamu MAS!! Aku gak akan tinggal
diam!!

6
ELI kesal karena tidak bisa mengejar motor HARUN. CAMERA
melebar. Menagkap sosok AMEL yang sejak tadi memperhatikan
pertengkaran ELI dan HARUN.

AMEL
Ini kesempatanku untuk merebut pekerjaan AFIFAH..
PAK HARUN kan melarang dia menyanyi..

AMEL bergegas kembali ke belakang panggung. TENSION BUILDS UP.

CUT TO

6. EXT. PANGGUNG DANGDUT. BELAKANG PANGGUNG. DAY

Ternyata AMEL menemui KLIEN yang tadi memberikan job menyanyi


untuk AFIFAH kepada ELI.
AMEL
AFIFAH pasti tidak akan bisa menyanyi di tempat
IBU.. Soalnya dia dilarang PAK HARUN ayahnya..

KLIEN
Gak mungkin ah.. MBAK ELI gak mungkin ingkar janji..

AMEL
Kan tadi IBU lihat juga, PAK HARUN membawa AFIFAHnya
pergi.. Padahal, hari ini AFIFAH masih ada show lagi
loh?

AMEL mulai melancarkan provokasinya.

KLIEN
Masa? Kirain hanya dibawa pergi saja?

AMEL
IBU sih.. Gak lihat sampai ke jalan.. Saya lihat
sendiri, BU.. PAK HARUN dan BU ELI bertengkar..
Jadi.. mendingan job nyanyi AFIFAH dibatalkan saja..
Biar saya yang gantikan..

ELI (O.S)
Enak saja!! Berani-beraninya kamu mau sabotase
pekerjaan anak saya?!

DEGGHH!! AMEL tersentak kaget. Sementara KLIEN bergegas


menghampiri ELI.
KLIEN
MBAK.. Perkataan AMEL tidak benar kan? AFIFAH bisa
menyanyi di tempat saya kan?

7
ELI
Ya iya dong BU.. Saya janji.. saya tidak akan
ingkar!
KLIEN
Syukurlah.. Kalau begitu saya pulang duluan ya
MBAK..

KLIEN bergegas pergi. Sementara ELI berpaling pada AMEK.

ELI
Saya peringatkan kamu! Jangan macem-macem sama saya!
Kalau sekali lagi kamu ketahuan mau merebut
pekerjaan anak saya! Saya habisin kamu!

ELI melangkah pergi. Meninggalkan AMEL yang kesal karena


rencananya gagal.
AMEL
Awas kamu ya.. Akan akan hancurkan kamu dan anak
kamu!!

ZOOM IN TO CU : wajah AMEL yang penuh dendam.


CUT TO

7. INT. RUMAH HARUN. RUANG KELUARGA. DAY

HARUN menatap AFIFAH yang duduk di sofa sambil menangis. Wajah


HARUN diselimuti kekecewaan.

HARUN
Kenapa kamu membohongi AYAH, AFIFAH? Setiap hari,
kamu minta ijin untuk pergi sekolah.. Tapi malah
pergi show..
AFIFAH
Sebenarnya.. AFIFAH juga inginnya sekolah, AYAH..
Tapi IBU memaksa AFIFAH nyanyi.. AFIFAH tidak bisa
menolak.. Maafin AFIFAH.. AFIFAH sudah membohongi
AYAH..
HARUN
Kenapa kamu mau, NAK?

AFIFAH
AFIFAH takut.. IBU kan Ibunya AFIFAH.. AFIFAH tidak
mau jadi anak durhaka kalau tidak menuruti
permintaan IBU..

HARUN menghela nafas berat. Sedih mendengar pengakuan anaknya


sendiri.
HARUN

8
NAK.. Mulai sekarang.. AFIFAH jangan takut lagi..
Pendidikan itu jauh lebih penting untukmu saat ini..
Nanti AYAH akan bicara sama IBU kamu.. Biar dia
tidak memaksa AFIFAH lagi..

AFIFAH
Terimakasih AYAH.. AFIFAH senang akhirnya AYAH tahu
yang sebenarnya..

HARUN
Nanti-nanti.. Kalau ada apa-apa.. AFIFAH cerita sama
AYAH ya..
AFIFAH
Iya AYAH.. Maafin AFIFAH.. Kemarin itu bukannya
AFIFAH tidak mau cerita.. Tapi AFIFAH takut IBU dan
AYAH malah bertengkar gara-gara AFIFAH..

HARUN
AYAH paham.. Sekarang AFIFAH istirahat ya.. terus
belajar..

AFIFAH mengangguk mengiyakan. Lantas masuk ke dalam kamar.


Bersamaan dengan terdengarnya suara ELI dari luar.

ELI (O.S)
MAS HARUNN!! Dimana kamu MAS?

HARUN menghela nafas berat. Bergegas menuju pintu masuk.


TENSION BUILDS UP.
CUT TO

8. EXT. RUMAH HARUN. TERAS. DAY

ELI muncul di teras dengan kemarahan yang membumbung di


kepalanya. Bergegas hendak masuk rumah. Tapi HARUN
menghentikannya.
HARUN
Kita bicara disini saja! Jangan sampai AFIFAH
melihat kita berdebat masalah dia!

ELI
Kenapa? Justru dia harus tahu! Biar dia paham kalau
AYAHnya sudah mematikan karir menyanyinya!

HARUN
Astaghfirullohaladzim! Cabut kata-kata kamu itu,
ELI! Saya tidak mematikan karir menyanyinya! Saya
hanya minta.. AFIFAH jangan melupakan sekolah karena
sibuk show!

9
ELI
Sama saja! Itu cuma permainan kata-kata kamu saja!
Ujung-ujungnya tetap saja kan, AFIFAH tidak bisa
nyanyi karena harus sekolah..

Kalimat ELI membuat HARUN geleng-geleng kepala. Dia mencoba


sabar untuk meredam emosi ELI.

HARUN
EL.. Saya mohon.. Jangan memanfaatkan AFIFAH untuk
memenuhi ambisi kamu.. Tadi saya tanya, AFIFAH juga
sebenarnya ingin sekolah.. tapi kamu malah
melarangnya..

ELI
Halah.. Lebay.. Dia juga seneng kok dielu-elukan
penonton..
HARUN
Tolong dengarkan saya. AFIFAH boleh show menyanyi.
Tapi jika sudah selesai sekolah. Atau di hari
libur.. Jangan sampai, show menyanyinya malah
mengganggu sekolah AFIFAH..

ELI
MAS!! Karir menyanyi AFIFAH lebih penting daripada
sekolahnya.. Show menyanyi mendatangkan uang!
Sedangkan sekolah malah membuang uang!

HARUN (Tegas)
Maaf ELI!! Dalam hal ini saya sudah ambil keputusan!
Mulai hari ini.. AFIFAH harus menunda karir
menyanyinya. Biar konsentrasi menyelesaikan
sekolahnya dulu! Jangan terima show yang membuat
AFIFAH bolos sekolah! Kalau larangan saya tidak kamu
patuhi.. Siap-siap saja kamu menanggung akibatnya!

Diujung kalimatnya, HARUN meninggalkan ELI yang menjengit


geram.
DISSOLVE TO

9. EXT/INT. RUMAH HARUN. KAMAR AFIFAH. NIGHT

AFIFAH belajar di kamarnya. HARUN masuk. Menghampiri AFIFAH.

AFIFAH
Terimakasih ya YAH.. AYAH sudah bicara sama IBU..
tapi AFIFAH masih takut..

10
HARUN
Takut kenapa, NAK?

AFIFAH
Setahu AFIFAH.. Shownya AFIFAH kan masih banyak..
AFIFAH takut.. Bagaimana kalau IBU menjemput AFIFAH
di sekolah.. terus mengajak AFIFAH show lagi..

AFIFAH menatap sang AYAH dengan sorot mata was-was. HARUN


mengusap kepala AFIFAH dengan penuh kasih.

HARUN
Kamu jangan khawatir.. Mulai besok, AYAH akan antar
jemput kamu sekolah..

AFIFAH
Serius, YAH? AYAH kan harus kerja? Nanti AYAH
repot..
HARUN
Gak apa-apa.. demi kamu, AYAH akan lakukan apa saja!
Kamu kan pernah bilang pada AYAH.. kalau cita-cita
kamu ingin jadi DOKTER..

AFIFAH
Iya, AYAH.. Biar AFIFAH bisa mengobati AYAH dan IBU
kalau sakit.. Bisa membantu orang-orang juga, biar
mereka gak sakit lagi..

HARUN
Iya BU DOKTER.. Tapi kan untuk meraih cita-cita kamu
itu.. AFIFAH harus pinter.. dengan cara belajar dan
sekolah yang rajin!!

AFIFAH (menghormnat)
Siap BOS!!

HARUN dan AFIFAH tertawa.


CUT TO

10. INT. RUMAH HARUN. KAMAR ELI. NIGHT

Sayup-sayup terdengar gelak tawa AFIFAH dan HARUN dari kamar


AFIFAH. Mendengar hal itu, ELI mencibir kesal.

ELI
Keterlaluan!! dasar.. Bapak dan anak sama saja
kelakuannya! Gak peduli sama aku yang lagi pusing
begitu.. Duh.. gimana ya caranya ngomong sama orang
yang sudah booking AFIFAH nyanyi?

11
HP ELI berbunyi. ELI tersentak.

ELI
Itu pasti dari BU ANI.. Duh.. pasti dia marah karena
AFIFAH tidak menyanyi tadi siang di pestanya..

Suara HP berhenti. Berganti dengan suara notifikasi pesan. ELI


melihatnya.
NOTIFIKASI HP
MBAK.. Angkat telponnya! Kalau gak! Saya laporkan
MBAK ke Polisi pasal penipuan!

ELI tersentak. Bersamaan dengan HP nya yang kembali berbunyi.


Ragu-ragu ELI mengangkatnya.

ELI
Hallo.. Iya BU.. Maaf.. tadi saya lagi di kamar
mandi..
KLIEN (O.S)
Jangan banyak alesan kamu!! Aku sudah tahu cerita
sebenarnya dari AMEL!! Pokoknya kamu harus ganti
rugi tiga kali lipat! Karena AFIFAH tidak menyanyi
di pesta saya!

ELI
Tolong BU.. Kasihanilah saya!! Bukannya AFIFAH mau
mangkir.. tapi AYAHnya melarang.. (V.O) Keterlaluan
si AMEL.. pake ngadu-ngadu segala sama BU ANI..

KLIEN (O.S)
Terus.. Hubungannya sama saya apa? Masalah AYAHnya
AFIFAH melarang atau tidak.. Itu urusan kamu! Kenapa
saya harus ikut pusing! Udah lah! Sesuai perjanjian
saja! kalau kamu mangkir, ganti kerugian saya!

KLIK!! Telpon terputus. ELI terhenyak kesal.

ELI
Ini semua gara-gara MAS HARUN!! Aku bisa bangkrut
gara-gara harus bayar ganti rugi ke semua orang yang
shownya dibatalkan! Errgghh!! Aku harus cari cara
agar AFIFAH tetap bisa show! Aku tidak mau uangku
habis gara-gara bayar penalti!

ELI meremas sprey yang didudukinya. Sebagai pertanda kalau


emosinya sedang puncak-puncaknya.
CUT TO

12
11. INT. RUMAH HARUN. KAMAR AFIFAH. NIGHT

ELI masuk ke kamar AFIFAH sambil tersenyum penuh muslihat. Dia


menghampiri AFIFAH yang tengah membaca sambil bersandar ke
kepala tempat tidur.
ELI
FIFAH.. Lihat ini.. kayaknya bagus tuh buat kamu..

ELI memperlihatkan gambar-gambar fashion cantik di Hpnya.


AFIFAH ragu-ragu melirik. Tapi ELI menariknya. Mau tak mau
AFIFAH melihatnya dengan jelas.

ELI
Gimana.. Bagus-bagus kan? Kamu mau yang mana? Ayo
pilih!!
AFIFAH (Antusias)
Beneran.. IBU mau beliin AFIFAH?

ELI
Iya dong.. Ngapain juga IBU hanya kasih lihat saja..

AFIFAH
Sini.. sini.. Biara FAIFAH lihat.. (mengambil HP ELI
dan melihat-lihat katalog) AFIFAH mau yang ini..
mm.. tapi yang ini juga bagus.. yang ini.. eh enggak
ding.. Yang ini saja..

ELI mengawasi AFIFAH yang sibuk memilih. Dalam hatinya


bergumam licik.
ELI (V.O)
Kena juga kamu!!

AFIFAH
AFIFAH mau yang ini BU.. Yang ini juga.. Boleh
beberapa kan?

ELI
Boleh.. Apapun yang AFIFAH pilih.. IBU akan belikan
semuanya! Kan AFIFAH yang punya uang..

AFIFAH
Maksud IBU?
ELI
Yah.. Kamu harus beli sendiri dengan honor show
kamu!

Tatapan tajam ELI berhasil membuat AFIFAH sadar dengan keingin


sebenarnya sang IBU.
AFIFAH

13
Jadi.. Maksud IBU.. AFIFAH harus show lagi? Gak!!
AFIFAH gak mau!! AFIFAH sudah janji sama AYAH untuk
berhenti show biar bisa sekolah!

ELI (Marah)
Ya ampun AFIFAH!! Apa kamu gak sayang! Gadis-gadis
di luaran sana, ingin seperti kamu.. Jadi bintang
disetiap show.. Banyak uang dan bisa beli baju-baju
bagus.. Lah kamu.. Malah mau berhenti..

AFIFAH
AFIFAH capek BU.. Tiap hari AFIFAH harus show..
AFIFAH juga gak bisa maen sama temen-temen.. sampai-
sampai AFIFAH tidak punya temen seorangpun..

ELI
Kamu gak perlu punya temen! Yang penting banyak
uang! Ingat AFIFAH!! IBU sudah berkorban banyak
untuk menjadikan kamu sebagai seorang bintang
seperti sekarang! IBU gak mau pengrobanan IBU sia-
sia! Kamu harus tetap show!

AFIFAH (Mulai menangis)


IBUUU..
ELI
Harus mau!! IBU tidak mau penolakan!

AFIFAH
AFIFAH gak mau BU.. AFIFAH gak mau..

ELI
Harus mau!!

Tangis AFIFAH makin kencang. Hingga terdengar suara HARUN yang


mengucap salam dari luar. Rupanya HARUN pulang dari mesjid.
ELI melotot pada AFIFAH.

ELI
Hapus air mata kamu! Inget.. Apapun caranya, kamu
harus tetap show! Awas kalau kamu berani melapor
sama AYAH kamu!!

Diujung kalimatnya, ELI bergegas keluar kamar. AFIFAH berusaha


menahan sedu sedannya. Diantara suara ELI yang tengah menjawab
pertanyaan HARUN di luar sana.

HARUN (O.S)
Jangan ganggu AFIFAH.. Dia sedang belajar!!

14
ELI (O.S)
Kamu keterlaluan MAS.. Menganggap aku hanya sebagai
seorang pengganggu! Aku ini ibunya!

BRAK!! Terdengar suara pintu kamar ditutup dengan keras.

DISSOLVE TO

12. EXT. SEKOLAH AFIFAH. GERBANG. JALAN. DAY

AFIFAH keluar dari gerbang sekolah. ELI muncul dan menarik


tangan AFIFAH. Membuat AFIFAH tersentak kaget.

AFIFAH
IBUUU? AFIFAH mau dibawa kemana?

ELI
Kamu harus show! Ikut IBU?!

AFIFAH
Gak mau BU.. AFIFAH mau pulang.. Sebentar lagi AYAH
jemput..
ELI
IBU gak peduli!! Ayo cepat!!

ELI menarik AFIFAH. Namun AFIFAH memberontak dan berhasil


lepas. Kemudian kabur.
ELI
AFIFAH!! Tunggu!! Jangan lari!

AFIFAH
Maafin AFIFAH BU.. Bukannya AFIFAH tidak patuh..
Tapi AFIFAH sudah janji sama AYAH untuk tidak show
lagi!

ELI mengejar AFIFAH. Namun bersamaan dengan itu, ekor mata ELI
melihat HARUN muncul dengan motornya mencegat AFIFAH. ELI pun
buru-buru sembunyi.
ELI (V.O)
Gagal, lagi.. Errggghh!! Kalau begini caranya.. Aku
gak bakal bisa menculi AFIFAH untuk show!!

POV ELI : AFIFAH dihentikan langkahnya oleh HARUN yang


keheranan melihat sang anak yang berlari menjauh dari gerbang
sekolah.
HARUN (O.S)
Kamu kenapa NAK? Mengejar siapa?

15
AFIFAH tidak serta merta menjawab. Malah mengitarkan pandang
ke sekeliling. ELI langsung melotot tatkala AFIFAH bersirobok
pandang dengannya.
AFIFAH (O.S)
Itu YAH.. AFIFAH mengejar temen AFIFAH.. tadinya
AFIFAH mau mengembalikan buku dia yang AFIFAH pinjam
kemarin.. tapi AFIFAH lupa kembaliin di kelas.. Tapi
anaknya sudah pergi pake motor..

HARUN (O.S)
Oh gitu.. Kirain ada apa.. Yaudah, kita pulang ya..

AFIFAH mengangguk mengiyakan. Sebelum naik membonceng HARUN,


AFIFAH melihat sekilas ke tempat persembunyian ELI. Sementara
ELI melihatnya dengan judes.
CUT TO

13. EXT. JALAN KAMPUNG. DAY

AMEL mengemudikan motornya dengan santai. Senyumnya sumringah


karena dia baru saja pulang show. Wajahnya masih full make up.
Begitu melihat ELI melintas dari arah berlawanan, AMEL
mencegat ELI.
AMEL
Ya ampun BU.. IBU kemana saja? Kenapa AFIFAH tidak
show lagi? Sudah gak laku ya?

ELI
Sembarangan!! Jangan sebar gosip macam-macam ya!!
Pake bilang AFIFAH gak laku.. yang ada kamu tuh..
Kalau AFIFAH terima show lagi.. Justru kamu yang gak
laku!

AMEL
Ihhh.. ! Rempong deh!! Dasar halu!! Gak lihat
kenyataan! Faktanya mana? Buktinya sekarang, justru
aku yang show dimana-mana!

AMEL bersiap pergi. Tapi ELI menghalanginya. Hingga AMEL tidak


bisa pergi.
ELI
Jangan pergi!! Kamu boleh senang sekarang.. Karena
berhasil mengambil alih shownya AFIFAH! Tapi itu gak
akan lama! Karena AFIFAH akan segera show lagi!
AMEL
Gak perlu mimpi BU.. Sudahlah.. Terima saja kalau
karir AFIFAH sudah tamat.. Dan IBU jadi pengangguran
deh.. dahhhhh!!

16
AMEL melajukan motornya meninggalkan ELI yang semakin kesal
karena sudah diremehkan. Diapun teriak kesal.

ELI
Aku gak akan membiarkan kamu menghina aku, AMEL!!

AMEL (O.S)
Aku bukan menghina!! Tapi itu kenyataan!

BRAKK!! ELI menghentakkan kakinya ke tanah saking kesalnya.

CUT TO

14. INT. RUMAH HARUN. DAPUR. DAY

SFX : Suara kesibukan di dapur selang-seling dengan suara


tertawa bahagia AFIFAH dan HARUN.

Ternyata HARUN sedang mengajari AFIFAH memasak nasi, sayur


bayam dan tempe goreng. Keduanya terlihat sibuk sambil
bercanda. AFIFAH membolak-balik tempe goreng. Sementara HARUN
mengiris bawang dan tomat untuk bumbu sayur bayam.

HARUN
Perempuan itu.. harus belajar mengurus rumah
tangga.. Biar saat menikah nanti sudah pintar
mengurus keluarga..

AFIFAH
Ah AYAH.. Itu kan masih lama.. Lagian, AFIFAH kan
nantinya sibuk bekerja di rumah sakit.. Punya karir
di luar rumah..

HARUN
Itu betul.. Tapi.. Setinggi apapun karir seorang
perempuan. Tetap harus mampu mengerjakan pekerjaan
rumah tangga.. Biar menjadi contoh yang baik untuk
anak-anaknya kelak..

AFIFAH mengangguk-angguk paham sambil terus memperhatikan


tempe di penggorengan.
AFIFAH
Ini gimana nih YAH? udah mateng?

HARUN
Bentar lagi.. Kalau pinggirannya sudah kuning,
dibalik ya.. Supaya tidak gosong..

AFIFAH

17
Siap.. Itu bumbu buat sayur bayam ya? Bumbunya apa
saja?
HARUN
Bumbu alung (sederhana-sunda) saja.. Bawang merah..
bawang putih.. tomat.. Diiris kayak gini nih..

AFIFAH
AYAH hebat.. Gak hanya pandai masalah listrik.. AYAH
juga tahu banyak masalah rumah tangga..

Kalimat AFIFAH malah membuat HARUN terdiam. Dalam batinnya


bergumam sedih.
HARUN (V.O)
Karena AYAH terbiasa mengurus semuanya sejak kamu
lahir, NAK.. Andai Kakek merestui IBU kamu.. Pasti
AYAH dan IBU kamu tidak akan berpisah. Dan IBU kamu
tidak pergi ke luar negeri untuk bekerja. Mungkin
kalau kita tidak berpisah.. saat ini dialah yang
akan mengajari kamu segala hal. Maafkan AYAH.. Untuk
melupakan IBU kamu.. AYAH mengganti namamu dari DESI
menjadi AFIFAH..

AFIFAH
Loh.. AYAH kok malah melamun?

HARUN tersentak kaget. Gelagapan menyangkal.

HARUN
Oh.. eh.. apa NAK?

AFIFAH (Tersenyum)
Hayooo!! AYAH mikirin apa?

HARUN
Enggak.. Gak apa-apa.. Ayo.. Mendingan AFIFAH
siapkan piring dan gelas di meja makan.. Kita makan
sekarang, mumpung masih hangat..

AFIFAH
Kita gak tunggu IBU, YAH?

HARUN
Gak usah.. Nanti kita terlambat makan siang.. Kita
sisihkan saja buat IBU..

AFIFAH mengangguk mengiyakan. Lantas bergegas menuju ruang


makan.
DISSOLVE TO

18
15. EXT/INT. RUMAH HARUN. DAPUR. NIGHT

ESTABLISH : SUASANA MALAM

AFIFAH sedang mencuci piring dan gelas ketika ELI datang. ELI
marah melihat AFIFAH malah berkutat dengan piring dan gelas
kotor.
ELI
Kenapa kamu cuci piring segala? Itu kan pekerjaan
ART?
AFIFAH
AFIFAH seneng kok BU.. Seru!!

ELI
Hentikan!! IBU gak suka, kamu mengerjakan hal-hal
kayak gini! Sejak kecil, IBU sudah menyiapkan kamu
untuk jadi bintang..

AFIFAH menghentikan aktifitasnya sejenak. Lantas berpaling


pada ELI.
AFIFAH
BU.. Kata AYAH.. AFIFAH harus belajar belajar
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.. AFIFAH kan
perempuan..
ELI
Gak perlu!! Kamu bisa menggaji ART buat
mengerjakannya.. Apabila kamu penyanyi terkenal dan
kaya raya!! Ayo berhenti!

AFIFAH
Gak mau BU.. AFIFAH harus selesaikan dulu.. AFIFAH
harus buktiin pada AYAH kalau AFIFAH bisa..

ELI
Jangan keras kepala.. IBU gak suka!

SRETT! PRANGG! ELI mengambil gelas dan melemparkannya ke


lantai. Membuat AFIFAH seketika kaget dan menangis.

AFIFAH
IBUU? Kok malah dilempar?

ELI
IBU sengaja!! Biar kamu gak tahu! Kalau saat ini,
karir kamu sedang terancam! dan IBU gak mau itu
terjadi. Kamu harus menuruti kata-kata Ibu! Kamu
harus show lagi!

AFIFAH

19
Gak mau BU.. AFIFAH gak mau!

ELI
Harus mau!! IBU gak mau tempat kamu diambil alih si
AMEL! Kamu tahu? Sekarang dia merasa diatas angin.
Job kamu diambil semua sama dia. IBU gak mau, dia
jadi lebih terkenal dari kamu!

ELI hendak meraih tangan AFIFAH dam menyeretnya pergi. Tapi


AFIFAH bertahan sambil menangis.

HARUN (O.S)
Assalamualaikum.. FIFAH.. Kamu dimana NAK?

DEGHHH!! ELI tersentak. Buru-buru melepaskan AFIFAH.


CUT TO

16. INT. RUMAH HARUN. RUANG TAMU. DAPUR. NIGHT

HARUN muncul diambang pintu. Bergegas menuju dapur. Kaget


melihat AFIFAH sedang menangis dan ada gelas pecah di lantai.

HARUN
Kamu kenapa menangis, NAK? (Pada ELI) Ini pasti
gara-gara kamu kan?

ELI
Enggak?! Enak saja maen tuduh sembarangan!

HARUN
Terus.. kenapa AFIFAH menangis? Ada gelas pecah
pula?
ELI
AFIFAH kaget.. Gara-gara menjatuhkan gelas.. kamu
tahu sendiri kan, seumur hidupnya.. baru kali ini
AFIFAH mencuci piring dan gelas.. Makanya dia
menangis..

HARUN melirik pada AFIFAH. Sementara AFIFAH malah melirik pada


ELI yang memelototinya.

HARUN
Benar begitu, NAK?

AFIFAH mengangguk lemah. Dalam hati bergumam resah.

AFIFAH (V.O)
Maafkan AFIFAH, AYAH.. AFIFAH jadi berbohong karena
takut sama IBU..

20
HARUN
Ya sudah.. Kamu jangan nangis.. Biasa kok, awal-awal
suka pecahin gelas atau piring.. Tapi gak usah
khawatir.. lama-lama juga akan terbiasa..

ELI
MAS ini gimana sih? Malah mengajarkan anak untuk
hidup susah. Harusnya kamu kayak aku, aku
mengajarkan AFIFAH kesenangan. Supaya dia lebih
punya ambisi untuk jadi orang kaya!

ELI bergegas memasuki kamarnya. Meninggalkan HARUN yang


menghela nafas resah.

HARUN
Ayo NAK.. AYAH bantuin cuci piringnya..

AFIFAH mengangguk mengiyakan.


CUT TO

17. INT. RUMAH HARUN. KAMAR ELI. NIGHT

ELI sedang membersihkan wajahnya di depan cermin ketika HARUN


masuk kamar dan menghampirinya.

HARUN
EL.. Saya minta.. Kamu jangan mengajarkan hal yang
tidak baik pada AFIFAH..

ELI
Maksud kamu?
HARUN
Itu.. Yang tadi itu.. Kamu bilang aku salah karena
mengajarkan AFIFAH hidup susah..

ELI
Itu kenyataan kan MAS.. salahnya aku dimana?

ELI menghentikan aktifitasnya dan berpaling pada HARUN.

HARUN
Kekayaan itu bukan segalanya..EL.. Tidak jadi tolok
ukur seseorang itu bahagia atau tidak.. Bisa jadi
hal-hal kecil yang dianggap sepele, malah membuat
seseorang bahagia.. Lihat saja AFIFAH.. Dia bahagia
saat tidak show.. Padahal kalau show, dia dapat uang
dan popularitas..

21
ELI
Omong kosong!! Kamu memang sengaja menjauhkan aku
dari AFIFAH! Karena AFIFAH bukan anak aku!! Iya kan
MAS?
HARUN (Kaget)
ELII!! Jangan bicara sembarangan! Nanti AFIFAH
dengar?!
ELI
Andai AFIFAH itu anak kandung aku.. Pasti aku akan
bawa AFIFAH pergi supaya tidak dikekang kamu.. Atau
aku bilang saja sama dia sekarang? Kalau aku bukan
IBU kandungnya?

HARUN
Jangan EL.. Tolong.. Aku mohon.. AFIFAH belum
saatnya mengetahui yang sebenarnya. Dan kita sudah
sepakat.. Akan menceritakan semuanya, begitu AFIFAH
menikah..
ELI
Coba kalau aku punya anak sendiri.. Hidupku gak akan
menderita kayak ginii!!

HOLD di wajah ELI yang kesal.


DISSOLVE TO

18. EXT. RUMAH HARUN. HALAMAN. DAY

Motor HARUN yang membonceng AFIFAH menepi di halaman. AFIFAH


turun. Sementara HARUN tidak mematikan mesin. Bersiap pergi
lagi. Meskipun wajah HARUN tampak sedikit pucat dan lelah.

HARUN
AYAH pergi lagi ya NAK..

AFIFAH
Tidak istirahat dulu YAH? AFIFAH bikinin munum dulu
ya..
HARUN
Enggak NAK.. Tanggung.. AYAH minta ijin sebentar
sama pemilik rumah..

AFIFAH
Tapi AYAH kelihatan capek banget.. Mendingan
istirahat dulu..

AFIFAH mencoba menahan tangan sang AYAH. Seperti enggan


melepasnya.

HARUN

22
Gak apa-apa.. Cuman sebentar lagi kok..

AFIFAH
Besok-besok.. Kalau AYAH capek, AFIFAH minta diantar
saja.. kalau pulangnya jangan.. Biar AFIFAH naik
angkutan..
HARUN
Jangan.. AYAH harus menepati janji AYAH.. Antar
jemput kamu.. Ya sudah.. Sekarang kamu istirahat..
AYAH pergi dulu.. Assalamualaikum..

AFIFAH
Waalaikumsalam.. Hati-hati YAH..

HARUN melajukan motornya. Meninggalkan AFIFAH yang melambaikan


tangan.
CUT TO

19. INT. RUMAH HARUN. RUANG KELUARGA. DAY

ELI keluar dari kamarnya. Bersamaan dengan munculnya AFIFAH


dari pintu utama. Melihat AFIFAH datang, ELI menyeringai penuh
rencana. Diapun menghampirinya. AFIFAH salim.

AFIFAH
Assalamualaikum..

ELI
Waalaikumsalam.. Kebetulan kamu sudah pulang.. Ayo
ikut IBU.. Kita ke salon.. Sudah lama kamu tidak
perawatan..
AFIFAH
Maaf BU.. AFIFAH lagi banyak tugas sekolah..
Lagipula, AYAH kan sudah melarang AFIFAH untuk tidak
melakukan hal-hal yang berhubungan dengan menyanyi..

ELI menjengit kesal. Ditatapnya AFIFAH dengan tatapan nyalang.

ELI
Kamu itu harus tetap perawatan, AFIFAH.. Biar kalau
suatu saat show nanti.. wajah kamu tetap sedap
dipandang.. Kamu kan entertainer..

AFIFAH
Tuh kan.. Akhirnya buat show juga.. Maaf BU.. AFIFAH
tidak bisa..

AFIFAH bergegas pergi. Tapi ELI mencekal tangannya.

23
ELI
Kamu harus nurut ya!! Ini untuk kebaikan kamu! Buat
masa depan kamu!

AFIFAH
Maaf BU.. maaf banget..

AFIFAH meronta dan melepas cekalan tangan ELI. ELI kesal.


Hendak mencekal lagi. Tapi AFIFAH berlari ke kamarnya. ELI
mengejar. Untungnya AFIFAH keburu masuk dan mengunci pintu.
Membuat ELI kecele dan terhenyak kesal di depan pintu.

ELI
Kamu akan menyesal AFIFAH!! Karena kamu tidak patuh
sama IBU!!

BRAKK!! ELI menendang pintu meluapkan kekesalannya.

CUT TO

20. EXT. RUMAH WARGA. TERAS. DAY

HARUN memeriksa saluran listrik yang bermasalah di rumah


WARGA. Namun tiba-tiba, BYARRR!! HARUN malah tersengat
listrik. Tubuh HARUN mengejang diantara teriakannya.

HARUN
Astaghfirullohaladzim.. AAAAAA..

PEMILIK RUMAH
Innalilahi.. PAK HARUNNN?!

BRAKKK!! Tubuh HARUN jatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.


WARGA memburunya.

PEMILIK RUMAH
PAK HARUN.. PAK.. bangun PAK.. bangun!!
Tolooongggg!! Tolooongg!!

Namun tidak ada seorangpun yang muncul. PEMILIK RUMAH tambah


panik. Langsung mengambil HP dan menghubungi rumah sakit.

PEMILIK RUMAH
Hallo.. Rumah sakit.. Tolong dikirim ambulans..
Disini ada orang pingsan.. Kampung Pagaden no 7..
Tolong segera PAK.. Dia tersengat listrik..

PEMILIK RUMAH menutup telponnya dengan panik.


PARALEL CUT TO

24
21. INT. RUMAH HARUN. KAMAR AFIFAH. DAY

PRANGGG! Tiba-tiba figura foto AFIFAH dan HARUN jatuh ke


lantai hingga pecah. AFIFAH yang kala itu sedang membaca buku
pelajarannya menoleh kaget.

AFIFAH
ASTAGHFIRULLAHALADZIM!

Langsung saja AFIFAH mengambil foto yang tergeletak di antara


pecahan kaca.
AFIFAH
Kenapa bisa jatuh? Perasaan aku jadi gak enak..

Sejenak AFIFAH terdiam sambil memandangi foto itu. Sementara


sebelah tangan memegangi dadanya karena merasa tidak tenang.

AFIFAH
Apa AYAH baik-baik aja ya? Tadi AYAH kelihatan
kecapean.. Mudah-mudahan saja gak terjadi apa-apa..

INSERT : Handphone AFIFAH yang tergeletak di meja bergetar.


Layar HP “AYAH CALLING”. Langsung saja AFIFAH mengangkatnya.

AFIFAH
ASSALAMUALAIKUM, YAH!

Bukannya suara HARUN yang terdengar. Justru seorang wanita


yang berbicara di seberang sana.

PEMILIK RUMAH (O.S)


Halo.. Apa betul ini nomor anaknya PAK HARUN?

Suara itu membuat AFIFAH mengernyitkan dahinya. Berbagai tanya


bermunculan dalam benak AFIFAH.

AFIFAH
Iya. Ini siapa ya?

PEMILIK RUMAH (O.S)


Anu NENG.. PAK HARUN tadi betulin listrik di rumah
saya.. Tapi malah kena setrum! Sekarang sudah dibawa
ke Rumah Sakit Harapan!

AFIFAH kaget dan panik.

AFIFAH

25
ASTAGHFIRULLAHALADZIM! AYAH! YA ALLAH! Ya sudah!
AFIFAH kesana sekarang! Terima kasih banyak BU!

Dengan kepanikannya, AFIFAH bergegas menuju pintu. Baru saja


ia membuka pintu kamarnya, ELI langsung menyergap.

ELI
Gimana? Udah berubah pikiran? Mau ke salon sama IBU?

AFIFAH
Ini bukan saatnya ke salon BU! AYAH kecelakaan! Ayo
BU! Kita ke rumah sakit!

Tergesa-gesa AFIFAH bersiap pergi ke rumah sakit. Sementara


ELI hanya diam dengan senyuman di wajahnya. Tak nampak
sedikitpun rasa cemas di wajah ELI.

ELI
Bagus! Ini kesempatan aku buat bisa paksa AFIFAH
manggung lagi! Ternyata keberuntungan ada di pihakku
lagi!

Dengan santai, ELI pun ikut bersiap pergi ke rumah sakit


bersama AFIFAH.
DISSOLVE TO

22. EXT/INT. RUMAH SAKIT. RUANG PERAWATAN. NIGHT

HARUN terbaring lemah di atas ranjang. ELI duduk di kursi


sambil memainkan handphonenya. Sementara AFIFAH duduk di
sebelah HARUN. DOKTER berdiri di sisi lain ranjang bersama
seorang SUSTER.
DOKTER
Dengan berat hati, saya harus menyampaikan. Kaki
sebelah kiri BAPAK mengalami kelumpuhan.

DEGGHH!! Apa yang baru saja dikatakan DOKTER membuat semua


orang terkejut.
HARUN
Apa? Saya lumpuh DOK?

AFIFAH (menangis)
AYAH..
DOKTER
Mulai sekarang, BAPAK harus membiasakan diri
berjalan memakai alat bantu. BAPAK bisa mendapatkan
terapi di rumah sakit ini jika mau. Tapi akan
dibebankan biaya tambahan. Saya permisi dulu..

26
Seperginya DOKTER, AFIFAH langsung menangis histeris sambil
memeluk HARUN. Dengan mata berair, HARUN pun balik memeluknya.
Sementara ELI justru malah tersenyum licik. Kemudian ia
bangkit dengan sinis.
ELI
Lihat! Sekarang kita butuh biaya besar buat
pengobatan kamu, MAS! Biaya rumah sakit juga harus
dibayar! Sekarang kamu gak punya alasan lagi untuk
melarang AFIFAH terima job nyanyinya. Karena Cuma
itu satu-satunya jalan keluar!

Ucapan ELI membuat air mata HARUN mengalir. Meskipun hal buruk
terjadi padanya, ia tetap tidak rela jika anaknya harus
mencari nafkah.
HARUN
Jangan ELI! Saya mohon jangan paksa AFIFAH untuk
mencari nafkah! Belum saatnya! Dia harus fokus
sekolah! Ini demi kebaikan dia!

Terukir senyuman di wajah ELI. Ia melirik AFIFAH yang terdiam


dengan air mata mengalir.
ELI
AFIFAH! Pilihan ada pada kamu sekarang. Kalau kamu
menolak manggung lagi, berarti kamu harus siap-siap
kelaparan. Dan kamu juga pasti tahu. Rumah kita pun
harus dijual untuk biaya rumah sakit AYAH kamu. IBU
juga gak tahu darimana kita bisa dapat uang untuk
obatin AYAH kamu ke depannya. Gimana AFIFAH?

HARUN
Tidak AFIFAH! Pasti ada jalan keluar lain! Kamu
tidak harus melakukan ini!

AFIFAH
Baiklah BU. Kalau memang itu jalan satu-satunya..
AFIFAH ikhlas melakukannya demi AYAH..

HARUN
Tidak AFIFAH..

Isak tangis HARUN kian menjadi. Begitu juga dengan AFIFAH.


Sementara ELI tersenyum penuh kemenangan.
DISSOLVE TO

23. EXT. PANGGUNG DANGDUT. DAY

WARGA berkerumun di sekeliling panggung. Alunan musik


mengiringi suara AMEL yang sedang menyanyi dengan goyangannya
yang heboh. Goyangan AMEL sangat berlebihan. Tapi suaranya

27
kurang enak didengar. Hal itu membuat para penonton kesal.
Mereka mulai meneriaki AMEL.

PENONTON (CROWDED)
Turun! Turun! Turun woy! Fales!

SRET! SRET! Beberapa gelas minuman plasik kosong mulai


dilemparkan ke atas panggung. AMEL pun bersembunyi di balik
gitaris. Untuk meredakan amarah penonton, sang pembawa acara
naik ke panggung.
PEMBAWA ACARA
Tenang! Tenang! Tenang! Tenang dulu semuanya! Jangan
pake emosi! Saya akan panggilkan penyanyi yang
kalian tunggu-tunggu! Penasaran kan? Ini dia
penyanyi kita! Naik NENG!

Para penonton saling berkasak-kusuk. Mereka bertanya-tanya


siapa yang akan muncul.

SLOW MOTION : AFIFAH naik ke atas panggung. Para penonton pun


bersorak gembira melihat kemunculan AFIFAH. Mereka bertepuk
tangan. Bahkan ada yang berteriak histeris karena sangat
mengidolakan AFIFAH.
PENONTON (CROWDED)
AFIFAAAAAAH! AFIFAAAAAAAAH!

Awalnya AFIFAH sedikit bersedih. Tapi setelah tiba di atas


panggung, ia menghela nafas. Kemudian merubah atmosfir di atas
panggung menjadi menyenangkan. Ia pun menyapa para penonton
dengan ceria.
AFIFAH
Halo para penontooooon! Apa kabar semuanya? Semuanya
siap bergoyaaaang? Musiiiiik! Yow! Kita goyang sama-
sama ya!

Suasana meriah pun kembali terasa. Para penonton sangat


menikmati penampilan AFIFAH. Sementara sang pembawa acara
langsung menarik AMEL yang masih ada disana. Wajah AMEL nampak
dipenuhi kesal.
CUT TO

24. EXT. BELAKANG PANGGUNG. DAY

SRET! Dengan kesal, AMEL melepaskan tangan sang PEMBAWA ACARA.


AMEL
Ngapain tarik-tarik aku sih?! Sakit tahu! Lagian
hari ini kan jadwalnya aku manggung! Kenapa tiba-
tiba muncul AFIFAH?!

28
PEMBAWA ACARA
Udahlah MEL.. Penonton pada gak suka sama penampilan
kamu! Emangnya kamu mau kejadian lagi kayak barusan?
Udah! Mending pulang aja!

AMEL
Argh! Menyebalkan! Bikin bete saja!

Sang PEMBAWA ACARA pun pergi meninggalkan AMEL begitu saja.


Bersamaan dengan itu, muncul ELI dengan wajah angkuh.

ELI
Hahahaha! Udah.. Terima aja nasib kamu.. Sekali gak
laku, ya tetep gak laku.. Mau nyalon 100 kali juga
gak ngaruh kalo gak ada bakat artis.. Hahaha!

Kemunculan ELI dengan perkataannya tentu membuat AMEL semakin


geram. Ia mendekati ELI, sampai sangat dekat. Telunjuknya
menyentuh pundak ELI, lantas sedikit mendorongnya.

AMEL
Jaga mulut kamu nenek tua! Udah bau tanah, masih aja
ganggu hidup orang!

Tingkah AMEL membuat amarah ELI terpancing. Ia pun meninggikan


suaranya sambil melotot.
ELI
Siapa yang kamu bilang nenek tua?! Jangan
sembarangan kamu ya! Ergh!

SRET! Tak mau kalah, ELI mendorong AMEL lebih keras. Sampai-
sampai AMEL tersungkur ke tanah.

AMEL
Agh! Awas kamu! Tunggu pembalasan aku!

ELI
Saya tunggu! Hahahaha!

Sambil berlenggok, ELI meninggalkan AMEL yang tengah berusaha


bangkit.
DISSOLVE TO

25. EXT. BERBAGAI TEMPAT. DAY (MONTAGES)

MONTAGE 1
Dengan lincahnya AFIFAH bernyanyi dan bergoyang di panggung.
Beberapa penonton memberikan saweran. Mereka sangat senang

29
bisa berjoget bersama AFIFAH. Tapi mereka tetap menjaga jarak
dari AFIFAH karena sangat menghargainya.

MONTAGE 2
Di dalam sebuah mobil, AFIFAH nampak sangat kelelahan. Ia
duduk di kursi belakang bersama ELI.

AFIFAH
Masih ada lagi BU?

ELI
Ya masih dong.. Baru juga dua panggung.. IBU kan
udah bilang hari ini kamu ngisi lima acara!

AFIFAH
Tapi AFIFAH capek BU..

ELI
Udah! Kamu kan bisa istirahat di mobil! Tidur aja,
tidur!

MONTAGE 3
Meski kelelahan AFIFAH tetap mengikuti keinginan ELI. Ia naik
ke atas panggung saat pembawa acara memanggilnya. Senyum ceria
menyembunyikan rasa lelahnya. AFIFAH pun menyanyi dengan
total.

MONTAGE 3
INSERT : TIME LAPSE matahari terbenam. Di dalam mobil, AFIFAH
tertidur lelap. Tapi ELI membangunkannya dengan kasar.

ELI
Bangun! Bangun! Bangun! Udah sampe!

AFIFAH
AFIFAH capek BU..

ELI
Gak ada capek! Capek! Bangun!

MONTAGE 4
Malam sudah sangat larut. AFIFAH sudah tak kuasa menahan rasa
lelahnya. Ia duduk sambil tertidur saat menunggu giliran
menyanyi. SRET! SRET! ELI mengguncang tubuh AFIFAH.

ELI
Bangun! Udah mau giliran kamu ini! Jangan males-
malesan!

30
AFIFAH terpaksa naik ke panggung sambil menahan kantuk.

DISSOLVE TO

26. INT. RUMAH HARUN. KAMAR HARUN. NIGHT

Dengan mata berbinar, ELI menghitung uang yang didapat dari


hasil menyanyi AFIFAH.
ELI
Kalau gini terus aku bisa kaya raya! Anak itu emang
benar-benar berguna!

SFX : Dering handphone ELI. Saat melihat nama di handphonenya,


ELI berhenti menghitung. Ia bergegas mengangkat telpon yang
masuk.

ELI
Iya, halo.. Oh AFIFAH.. Boleh saja kalau mau undang
AFIFAH.. Tapi tarifnya beda sekarang.. AFIFAH kan
sebentar lagi masuk TV! Wajar dong kalau naik!

KLIK! ELI menutup telponnya dengan senyuman lebar. Bersamaan


dengan itu, HARUN tertatih masuk memakai kruk.

HARUN
EL.. Jangan terlalu membabibuta terima tawaran
shownya.. Kasih lah waktu AFIFAH istirahat..
Kasihan.. Apalagi dia juga harus belajar buat ujian
semester..
ELI
Gak usah lebay deh! Kerjaan AFIFAH itu gampang! Cuma
tinggal pegang mic, terus nyanyi doang.! Capek
darimananya coba? Sisanya itu aku yang kerjain!
Pakaian, make up. Semuanya aku! Jadi harusnya aku
yang capek!
HARUN
Tapi EL..

ELI malah nyerocos.

ELI
Dia cuma duduk manis ngikutin apa yang aku bilang!
Makan aku suapin, baju aku pakein! Capek apanya
coba?
HARUN
Iya.. Tapi itu karena saking banyaknya yang harus
dia lakukan, dia sampai gak bisa makan sendiri!
Waktunya habis buat make up dan nyanyi.

31
ELI
Sok tahu kamu! Udah deh! Kalau gak bisa nafkahin
kita, gak perlu pake protes segala! Duduk aja terima
jadi! Sok-sok-an merasa jadi kepala keluarga. Tapi
malah nyusahin!

Sambil terus menggerutu, ELI memasukkan semua uangnya ke dalam


tas. Lantas keluar meninggalkan HARUN yang terdiam membisu.

CUT TO

27. INT. RUMAH HARUN. KAMAR AFIFAH. NIGHT

Sambil telungkup, AFIFAH tertidur di atas buku-bukunya..


Tangannya masih memegang pensil. Jelas terlihat bahwa ia amat
sangat kelelahan. Perlahan pintu dibuka. HARUN melangkah masuk
perlahan. Ia menghela nafas melihat AFIFAH yang tertidur di
depan meja belajarnya. Kedua bola mata HARUN berkaca-kaca.
Dengan sangat berhati-hati, HARUN menghampiri AFIFAH. Ia
membereskan buku-buku yang berserakan di atas ranjang.
Perlahan ia juga mengambil pensil dari tangan AFIFAH. Berusaha
agar tidak membangunkannya. Tak lupa HARUN juga menyelimuti
AFIFAH. Ia pun membetulkan rambut AFIFAH yang menutupi
wajahnya. Ada rasa bersalah terpancar dari mata HARUN yang
berair.

HARUN
Maafkan AYAH, NAK.. Gara-gara AYAH.. Kamu harus
bekerja keras seperti ini.. AYAH benar-benar merasa
gagal menjadi AYAH yang baik untuk kamu.. Kamu
bahkan sampai harus berkejaran dengan pelajaran di
Sekolah.. Maafkan AYAH..

Air mata mengalir dari sudut mata HARUN. Wajah lelah AFIFAH
membuat hatinya terasa hancur.
DISSOLVE TO

28. EXT. SEKOLAH AFIFAH. DEPAN GERBANG. DAY

SEBULAN KEMUDIAN. SFX : SUARA BEL SEKOLAH. Para siswa


berhamburan keluar pintu gerbang sekolah. Mereka membawa
laporan hasil belajar satu semester. Di antara para siswa,
nampak AFIFAH berjalan lesu sendirian. Wajahnya nampak pucat.
Sesekali AFIFAH batuk. Muncul ELI menghampirinya.

ELI
AFIFAH! Gimana ujian kamu? Udah beres?

AFIFAH

32
Nilai AFIFAH jelek BU.. AFIFAH malah dapet
peringatan dari guru.. Katanya kalau nilai AFIFAH
jelek terus, bisa-bisa AFIFAH gak lulus..

ELI
Kamu ini gimana sih?! Percuma IBU kurangin satu
jadwal manggung kamu tiap minggu kalau hasilnya sama
aja! Tahu begini mendingan kamu berhenti sekolah
sekalian!

Air mata mulai mengalir dari sudut mata AFIFAH. Sambil


terisak, ia menjawab.
AFIFAH
Maafin AFIFAH, BU.. AFIFAH udah berusaha..

ELI
Berusaha apanya?! Kamu minta satu jadwal kosong cuma
buat males-malesan, kan?!

Ketegangan antara AFIFAH dan ELI menarik perhatian ibu-ibu


lain yang juga menjemput anaknya. Mereka menegur sinis.

IBU 1
Makanya BU.. Anaknya jangan dipaksa show terus! Gitu
tuh jadinya! Mau jadi apa coba nanti?

ELI
Ini bukan salah saya! Kalau emang anaknya gak
pinter, ya emang salah anaknya! Makanya nilainya
jelek!
IBU 2
Dulu AFIFAH itu pinter! Saingan sama anak saya
malah! Pas sering show, langsung anjlok nilainya
karena jarang ikut kelas, banyak bolosnya!

IBU 1
Iya ya! Anak lain disuruh ikut les, ini malah
disuruh cari uang! Kasihan ya?!

ELI
Buat apa juga pinter kalau gak bisa menghasilkan
uang! Percuma! (pada AFIFAH) Ayo pulang! Sore ini
kamu ada jadwal!

Kesal, ELI pun menyeret AFIFAH pergi.


CUT TO

29. EXT. RUMAH HARUN. TERAS. DAY

33
HARUN sudah menunggu di bangku teras saat AFIFAH dan ELI tiba.
Ia terkejut melihat AFIFAH yang menangis di belakang ELI yang
masih menggerutu.
ELI
Pokoknya mulai sekarang IBU gak mau denger alasan
kamu minta waktu buat belajar lagi kalau hasilnya
begini! Buang-buang waktu aja!

Melihat AFIFAH yang menangis, HARUN merasa cemas.

HARUN
AFIFAH? Kamu kenapa NAK? Kok nangis? Ayo cerita sama
AYAH..

AFIFAH
Maafin AFIFAH, YAH.. Nilai AFIFAH jelek..

ELI
Lihat sendiri kan? Otak dia tuh gak cocok buat
sekolah! Gak ada encer-encernya! Udah dikasih waktu
belajar, nilainya masih jelek aja! Percuma!

HARUN
Kamu yang keterlaluan EL! Kamu cuma kasih dia waktu
dua jam dalam satu minggu buat dia belajar! Dia juga
butuh istirahat! (Pada AFIFAH) Sudah NAK.. Gak apa-
apa.. Kita perbaiki semester depan..

ELI
Gak ada semester depan semester depan! Ayo masuk!
Kamu harus siap-siap! Malam ini kamu ada manggung!

SRET! ELI menarik AFIFAH dari HARUN. Tapi HARUN menahannya.

HARUN
ASTAGHFIRULLAHALADZIM, ELI! Kamu gak lihat AFIFAH
lagi sedih? Beberapa hari ini juga dia sakit karena
harus show sekaligus ujian! Harusnya kamu kasih dia
kesempatan buat istirahat dan mengobati
kekecewaannya!

ELI
Obatnya show! Pasti dia semangat lagi! Ayo siap-
siap!

Akhirnya AFIFAH yang masih menangis pun diseret masuk.


Sementara HARUN hanya bisa menangis melihat cara ELI
memperlakukan AFIFAH.
DISSOLVE TO

34
30. EXT. RUMAH HARUN. TERAS. NIGHT

Meskipun AFIFAH terbatuk-batuk, ELI tetap menyeretnya keluar


rumah. Sebelah tangan ELI membawa perlengkapan AFIFAH.

ELI
Ayo cepet! Udah mau telat ini!

AFIFAH
Tapi suara AFIFAH serak BU.. Badan AFIFAH juga
lemes.. Takutnya nanti suara AFIFAH bikin penonton
kecewa..

Dari dalam tasnya, ELI mengeluarkan sebotol obat. Lantas


menyerahkannya pada AFIFAH.

AFIFAH
Nih! Kamu minum ini! Sampe sana kamu pasti udah
seger lagi!

Saat AFIFAH hendak meraih obat itu, SRET! HARUN muncul


menyambar botol obat itu. HARUN menatap botol obat dengan
kening mengernyit.
HARUN
Apa ini ELI?! Kamu suruh AFIFAH minum obat ini? Ini
kan obat keras?! Udah dilarang!

SRET! ELI merebut kembali obat itu dari tangan HARUN.

ELI
Gak usah ikut campur kamu! (Pada AFIFAH) Ayo FAH!

Kembali ELI menarik tangan AFIFAH untuk segera pergi. Tapi


HARUN berusaha menghalangi meski terpincang-pincang.

HARUN
ELI tunggu!
ELI
Minggir!

Tanpa mempedulikan keadaan HARUN, ELI mendorongnya. BRUGGHH!


HARUN pun tersungkur ke lantai. AFIFAH coba menolongnya.

AFIFAH
AYAH!
ELI
Gak usah dibantu! Kalau kamu gak mau AYAH kamu
diperlakukan kasar.. Jangan bantah IBU! Ayok!

35
HARUN
ELI berhenti! ELI!

Dengan berderai air mata, AFIFAH pun pergi bersama ELI.


Sementara HARUN berusaha menggapai meski ia pun kesulitan
berdiri.
DISSOLVE TO

31. EXT. PANGGUNG DANGDUT. BELAKANG PANGGUNG. NIGHT

Meski kondisinya sangat lemah, AFIFAH tetap memaksakan diri


menyanyi di atas panggung. Gerakannya sangat lemah. Suaranya
pun terdengar tidak stabil. Sampai-sampai terkadang suaranya
tidak keluar. Hal itu membuat para penonton mulai berkasak-
kusuk. Khawatir penonton kecewa, sang pembawa acara
menghampiri AMEL yang juga ada disana.

PEMBAWA ACARA
Naik MEL! Tempel AFIFAH!

AMEL
Butuh aku juga kan?! Heuh!

Baru saja AMEL bangkit, ELI muncul menghadangnya dengan sikap


angkuhnya seperti biasa.

ELI
Eh! Eh! Eh! Mau kemana kamu? Gak usah ikutan naik!
Ini panggungnya AFIFAH! Kamu gak usah nyolong-
nyolong ketenaran dia!

PEMBAWA ACARA
Tapi BU.. Situasinya kritis ini! Tuh lihat! Penonton
udah mulai kecewa! AFIFAH suaranya gak keluar!

ELI melirik ke arah AFIFAH yang masih berusaha bernyanyi di


atas panggung. Para penonton nampak mulai kecewa.
CUT TO

32. EXT. PANGGUNG DANGDUT. NIGHT

Semakin lama, AFIFAH semakin tidak tahan. Suaranya pun semakin


tidak stabil. Kedua bola matanya mulai berkaca-kaca. Tapi
belum sempat AFIFAH menangis, terdengar suara AMEL.

AMEL (O.S)
Semuanya nyanyi sama-sama yok!

36
Spontan AFIFAH menoleh. Terlihat AMEL naik ke atas panggung
dan mulai bernyanyi. Terukir senyuman di wajah AFIFAH. Mereka
pun berduet. Setelah beberapa saat sempat berduet dengan AMEL,
AFIFAH mulai merasakan sakit di kepalanya. POV AFIFAH :
Penonton terlihat buram. AFIFAH mulai memegangi kepalanya. Dan
BRUGGHH! NGIIIIIING! AFIFAH akhirnya jatuh pingsan. Microfon
yang jatuh mengeluarkan suara nyaring. Semua orang pun heboh
melihat kejadian itu. PEMBAWA ACARA dan ELI dengan panik naik
ke atas panggung. Sang PEMBAWA ACARA coba membangunkannya.

PEMBAWA ACARA
AFIFAH, kamu gak apa-apa? AFIFAH!

Tiba-tiba ELI menciprati wajah AFIFAH dengan air. Semua orang


dibuat kaget.

ELI
Bangun! Jangan pura-pura!

Apa yang baru saja dilakukan ELI membuat para penonton kaget.
Mereka terkejut mengetahui ELI begitu tega pada anaknya. Suara
riuh penonton yang memprotes aksi ELI terdengar.

PENONTON (Crowded)
Gak punya hati! Huuu!

ELI
Diem kalian! AFIFAH nyanyi jelek dihujat! Apalagi
kalau AFIFAH gak lanjutin shownya! Pasti lebih
dihujat! Mau kalian apa sih?!

AFIFAH mulai siuman. Sang PEMBAWA ACARA membantunya bangkit.

PEMBAWA ACARA
Oke! Oke! Tenang semua! Artis kita udah bangun.
Gimana AFIFAH? Masih mau dilanjut?

AFIFAH
Dilanjut aja BANG.. Saya gak apa-apa kok!

PEMBAWA ACARA
Oke! Musik!

Musik pun kembali dimainkan. Sang PEMBAWA ACARA menarik ELI


yang masih saja beradu mulut dengan penonton. Selama berduet,
sesekali AMEL melirik ke arah AFIFAH. Seperti mencari
kesempatan. Dengan liciknya, AMEL sengaja menyenggol-nyenggol
AFIFAH sambil menyanyi. Beberapa kali AFIFAH hampir terjatuh.
Ia melirik pada AMEL, tapi AMEL berpura-pura fokus menyanyi.

37
Setiap kali AFIFAH hendak menyanyi, AMEL langsung merebut
bagiannya. Sehingga suara AFIFAH tenggelam. Tapi AFIFAH
berusaha tetap professional.
CUT TO

33. EXT. RUMAH HARUN. HALAMAN. JALAN DEPAN RUMAH. NIGHT

HARUN berdiri dengan kruknya sambil melihat ke ujung jalan. Ia


tengah menantikan kepulangan sang anak.

HARUN
YA ALLAH.. Sudah jam segini kok AFIFAH belum pulang
juga?

Muncul Tetangga menghampiri HARUN. Mereka baru saja


menyaksikan show AFIFAH.

TETANGGA 1
ASSALAMUALAIKUM, PAK HARUN!

HARUN
WA ALAIKUMSALAM.. Ada apa BU?

TETANGGA 1
Itu anaknya kok dibiarin aja sih digituin sama
ibunya?
TETANGGA 2
Iya! Kasihan loh PAK! Anaknya pingsan malah disiram!
Bener-bener gak punya hati!

Betapa terkejutnya HARUN mendengar apa yang baru saja


disampaikan oleh para tetangga.

HARUN
Apa?! AFIFAH pingsan?

TETANGGA 1
Iya! Udah gitu malah disuruh nyanyi lagi! Gak tahan
saya! Makanya saya dateng kesini!

HARUN
ELI bener-bener sudah keterlaluan! Saya akan jemput
anak saya sekarang!

TETANGGA 2
Sendiri PAK? Emangnya BAPAK kuat?

HARUN tidak mendengar pertanyaan sang tetangga. Pikirannya


terfokus pada AFIFAH.

38
INSERT : Lampu mobil yang bergerak mendekat. TIIIIIN!

BRAKKK!! Karena tergesa-gesa, HARUN pun tertabrak oleh mobil


yang melintas. Para tetangga yang ada disana pun panik.

DISSOLVE TO

34. EXT/INT. RUMAH SAKIT. RUANG PERAWATAN. NIGHT

HARUN tergolek lemah di atas ranjang. Di tangan dan keningnya


ada perban yang menutupi luka. Selang infus terpasang di
pergelangan tangannya. Di samping HARUN, ada AFIFAH yang
menangis sambil memegangi tangan sang ayah.

AFIFAH
AYAH..
HARUN
Jangan nangis NAK.. AYAH gak apa-apa kok..

TETANGGA 1
Tadi kata Dokternya, PAK HARUN harus segera di
operasi NENG.. Tapi harus selesaikan administrasinya
dulu..
TETANGGA 2
Seenggaknya bayar DPnya saja dulu NENG.. Biar cepet-
cepet ditangani..

KREK! Pintu dibuka, diikuti munculnya ELI yang sama sekali


tidak menunjukkan rasa cemas.

ELI
Haduh! Ada apa sih? Padahal tadi yang punya acara
pengen ngobrol sama kamu! Kamu malah kabur!

AFIFAH
BU! Tolong bayar DP untuk operasi AYAH, BU! Supaya
AYAH bisa cepat dioperasi!

ELI
Ngapain buru-buru sih? Biarin aja kayak gini! Paling
besok juga sembuh! Gak perlu pake operasi-operasian!
Mendingan sekarang kamu pulang. Istirahat! Besok
kamu ada show! Nanti malah IBU yang disalahin
dibilang gak kasih waktu istirahat!

AFIFAH
Enggak! AFIFAH mau nungguin AYAH!

39
ELI
Ngapain sih?! Disini kan ada banyak perawat! Lagian
kamu gak bisa ngapa-ngapain juga disini. Mendingan
kamu show! Jelas-jelas dapet uang! Kalau kamu gak
nyanyi, gimana kamu bisa bayar pengobatan AYAH kamu?

Dengan terpaksa AFIFAH pun mengikuti keinginan ELI. Ia


mendekati sang ayah.
AFIFAH
YAH.. AFIFAH pamit dulu ya.. AFIFAH janji, AFIFAH
akan cari uang yang banyak biar AYAH bisa sehat
lagi!
HARUN
Iya NAK.. AYAH pesan.. Kalau misalkan suatu saat
AYAH gak ada.. Kamu harus utamakan sekolah ya NAK..
Apapun caranya.. Anggap ini sebagai wasiat terakhir
dari AYAH..

Sebuah anggukan menjadi jawaban AFIFAH. ELI yang kesal menarik


tangan AFIFAH.
ELI
Udah! Ayo!

Dengan berat hati, AFIFAH meninggalkan ruangan itu. Kedua


tetangga yang masih ada disana pun geleng kepala.
DISSOLVE TO

35. EXT. PANGGUNG DANGDUT. BELAKANG PANGGUNG. DAY

AFIFAH sibuk mengisi acara shownya. Suara riuh penonton


terdengar ketika AFIFAH menyanyi. Semua penonton bergoyang
mengikuti irama. Selesai menyanyi, AFIFAH turun dari panggung.
Samar-samar masih terdengar suara pembawa acara. SFX : Suara
dering handphone AFIFAH. AFIFAH pun mengecek handphonenya.
Lantas mengangkat telpon yang masuk.

AFIFAH
Halo.. Iya saya AFIFAH..

SUSTER (O.S)
Selamat siang MBAK AFIFAH.. Kami dari rumah sakit
Harapan ingin mengabarkan, bahwa pasien bernama
BAPAK HARUN baru saja meninggal dunia. Kami harap
pihak keluarga bisa datang ke rumah sakit..

DEGGHH!! Seketika itu AFIFAH mematung dengan mata berair.


SRET! Handphone yang masih menempel di telinganya terjatuh.
Tiba-tiba AFIFAH melolong histeris.

40
AFIFAH
AYAAAAAAAAAH! AYAAAAAAAAAAAH!

Melihat hysteria AFIFAH, ELI penasaran. Ia mengambil handphone


AFIFAH yang terjatuh. Lantas menggantikannya berbicara.

ELI
Halo, ini siapa ya? Oh.. Oh.. Iya iya.. Oh iya.. Iya
baik.. Baik.. Iya.. Selamat siang..

Setelah mendengar berita itu, ELI justru malah tersenyum


lebar.
ELI (V.O)
Bagus! Sekarang gak akan ada lagi yang namanya
buang-buang uang ke rumah sakit! Aku juga bisa bebas
manfaatin AFIFAH buat show! Gak akan ada yang
menentang aku lagi!

Dengan berderai air mata, AFIFAH bangkit. Tapi ELI mencengkram


tangannya.
ELI
Mau kemana kamu?

AFIFAH
AFIFAH mau ke rumah sakit, BU! AFIFAH mau ketemu
AYAH!
ELI
Nggak! Ngapain sih?! Nanti juga jenazahnya dikirim
ke rumah! Anak kecil gak usah sibuk! Biar orang
dewasa yang urus!

ELI memaksa AFIFAH kembali duduk. Tangisan histerisnya semakin


kencang.
DISSOLVE TO

36. EXT. PEMAKAMAN. PUSARA HARUN. DAY

Jenazah HARUN baru saja dimakamkan. AFIFAH memegang batu nisan


sang ayah sambil menangis pilu.

AFIFAH
AYAH.. Maafin AFIFAH.. AFIFAH gak bisa menyelamatkan
AYAH.. Andai semalam AYAH segera di operasi.. Pasti
hari ini AYAH masih ada..

ELI
Jadi kamu mau nyalahin IBU? Terlalu kamu! Yang sudah
meninggal biarin aja pergi! Gak perlu ditangisi!
Udah ayok! Gak penting nangis-nangis disini! Buang-

41
buang tenaga! Hari ini kamu ada acara hajatan! Ayo
pulang!

Saat ELI hendak menarik tangan AFIFAH, SRET! Tiba-tiba AFIFAH


melepaskan tangannya.

AFIFAH
AFIFAH gak mau!

Saat itu juga AFIFAH berlari pergi meninggalkan tempat itu.


ELI pun terkejut.
ELI
AFIFAH! Apa maksud kamu gak mau?! AFIFAH! Tunggu!

Langsung saja ELI berlari mengejar AFIFAH yang sudah


meninggalkan areal pemakaman. Tapi kaki ELI malah tersandung
akar pohon. Sehingga ia terjatuh ke parit. BRUGGHH!

ELI
Argh! AFIFAAAAAAH! Awas kamu! Kalau ketemu di rumah
nanti! IBU akan bikin kamu kapok! AFIFAAAAAAH!

ELI sibuk berusaha naik dari parit. Kakinya sudah dipenuhi


lumpur.
CUT TO

37. EXT. JALAN KAMPUNG. DAY

AMEL mengemudikan motornya menuju ke tempat show. Sepanjang


jalan ia bergumam.
AMEL
Meskipun gak diundang, aku harus dateng ke tempat
show! Aku yakin si AFIFAH gak bakal dateng kali
ini.. Karena bapaknya meninggal! Ini kesempatan aku
buat jadi bintang hari ini! Yuhu!

Di tengah perjalanan, AMEL justru melihat sosok AFIFAH yang


sedang berjalan sambil menangis.

AMEL
Loh? Itu kan AFIFAH? Jangan-jangan dia tetep maksain
dateng?! Samperin ah!

Penasaran, AMEL pun memutuskan untuk menghentikan motornya di


dekat AFIFAH.
AMEL
AFIFAH? Kamu mau kemana? Mau ke tempat show?

AFIFAH

42
Justru enggak KAK MEL.. Tadi aku dipaksa sama IBU
buat kesana.. Padahal aku masih sedih.. Mana mungkin
aku bisa nyanyi disaat seperti ini..

Diam-diam AMEL tersenyum licik.

AMEL (V.O)
Ini kesempatan aku buat balas dendam! Aku harus
manfaatin momen ini!

Keadaan AFIFAH yang sedang bersedih pun dimanfaatkan AMEL. Ia


bertingkah seolah perhatian pada AFIFAH.

AMEL
Yaudah.. Mendingan kamu istirahat di rumah aku aja
biar tenang.. Nanti biar aku yang bilang sama BU
ELI. Pasti dia ngerti kalau aku yang ngomong.. Yuk!

Sebuah anggukan menjadi jawaban AFIFAH. Ia pun naik ke atas


motor AMEL. Lagi-lagi AMEL tersenyum licik. Kemudian melajukan
motornya.
CUT TO

38. EXT/INT. RUMAH AMEL. DEPAN KAMAR AMEL. DAY

Seolah sangat peduli, AMEL memapah AFIFAH melangkah menuju


kamarnya.
AMEL
Mendingan kamu istirahat di kamar aku aja.. Tidur.
Biar kamu tenang.. Nanti kalau kamu udah tenang, aku
antar kamu pulang..

AFIFAH
Makasih KAK..

Tanpa AFIFAH sadari, diam-diam AMEL menyeringai dalam hati.


Bathinnya berbisik.
AMEL (V.O)
Aku harus kurung dia disini! Biar dia gak bisa pergi
show! Ini saatnya aku yang bersinar!

AMEL
Yaudah.. Sekarang aku pamit dulu ya. Kan aku harus
gantiin kamu.. Gih masuk!

Dengan senyuman manis, AMEL menggiring AFIFAH masuk. Lantas


menutup pintu. Diam-diam ia mengunci pintu itu.

AMEL

43
Hahaha! Dasar polos! Gampang banget dikibulin!

Setelah mengunci AFIFAH disana, AMEL pun bergegas pergi menuju


tempat show.
DISSOLVE TO

39. EXT. RUMAH HARUN. TERAS. NIGHT

ELI uring-uringan. Sesekali ia melirik ke arah jalan sambil


berusaha menghubungi handphone AFIFAH.

VERONICA (O.S)
Nomor yang anda tuju tidak menjawab..

ELI
Haduh! Kemana sih AFIFAH?! Udah jam segini masih
belum pulang! Satu jadwal udah ke skip! Kalau gini
caranya semua jadwal bisa berantakan! Aku harus
segera menemukan anak itu!

Baru saja ELI melangkah keluar halaman, seorang tetangga


menegurnya.
WARGA
Kemana BU?
ELI
Lihat AFIFAH gak BU? Saya mau cari AFIFAH, jam
segini belum pulang!

WARGA
Oh.. Tadi sih saya lihat dibonceng AMEL.. Kayaknya
ke rumahnya deh..

Mata ELI terbelalak mendengar apa yang baru saja didengarnya


dari sang warga.
ELI
AMEL?

WARGA
Iya BU.. Permisi..

Seperginya WARGA, ELI terdiam. Ia terpikirkan rencana yang


sedang dijalankan AMEL.
ELI
AMEL! Dia pasti sengaja menyembunyikan AFIFAH.. Biar
AFIFAH gak bisa show! Aku yakin dia mau merebut job-
jobnya AFIFAH! Dasar licik! Aku harus segera susul
dia!

44
ELI kembali menuju ke motornya. Lantas bergegas pergi menuju
rumah AMEL.
CUT TO

40. EXT. RUMAH AMEL. TERAS. HALAMAN. NIGHT

AMEL memapah AFIFAH keluar dari rumahnya.

AMEL (V.O)
Haduh! Aku harus cepet-cepet amankan AFIFAH sebelum
BU ELI cariin dia! Aku harus bawa dia pergi dan
sembunyikan dia di satu tempat!

AFIFAH yang terlihat mengantuk hanya mengikutinya. CAMERA


FOLLOW : Pergerakan AMEL dan AFIFAH hingga sampai di halaman.
Dengan terburu-buru, AMEL menaiki motornya. Tapi baru saja
AFIFAH hendak naik, BRUMMM! Muncul ELI dengan motornya.

ELI
AFIFAH! Tunggu!

Kemunculan ELI membuat AMEL terkejut. Sementara AFIFAH merasa


cemas karena sebelumnya ia kabur dari ELI.

AFIFAH
IBU?
ELI
Dasar anak bandel! Ikut IBU!

SRET! Dengan kasar, ELI menarik tangan AFIFAH. Tapi AFIFAH


berusaha berontak.
AFIFAH
Lepasin! KAK AMEL! Tolong AFIFAH!

Baru saja AMEL hendak membantu, ELI langsung menatap tajam ke


arahnya sambil membentak.

ELI
Diem kamu AMEL! Jangan ikut campur! Kamu pikir saya
gak tahu niat licik kamu? Berani-beraninya kamu
mengelabui anak kecil!

AMEL sempat tertegun dengan teguran ELI. Tapi ia segera


berkilah.
AMEL
Apa maksud IBU? Aku cuma coba nolong..

ELI

45
Saya gak selugu itu AMEL! Saya sudah tahu otak-otak
licik di dunia hiburan kayak begini! Ayo AFIFAH!
Pulang!

AMEL pun mengurungkan niatnya untuk membantu AFIFAH. Ia


membiarkan ELI membawanya.
DISSOLVE TO

41. EXT/INT. RUMAH HARUN. RUANG KELUARGA. DAY

Ternyata ELI mendapatkan telpon masuk. Ia mengangkat


handphonenya, dan mulai berbicara.

ELI
Halo.. Iya pagi.. Oh iya betul! Saya ibu sekaligus
managernya! Oh begitu.. Iya! Iya! Iya! Iya! Oh bisa
dong! Iya! Baik PAK! Baik!

Pada saat itu AFIFAH baru keluar dari kamarnya. Ia


mengernyitkan dahinya saat melihat ELI begitu bersemangat
berbicara di telpon. KLIK! Selesai berbicara di telpon, ELI
langsung menghampiri AFIFAH. Ia memegangi kedua sisi
pundaknya.

ELI
AFIFAH! IBU baru aja dapet telpon dari agen pencari
bakat! Katanya dia bisa bikin kamu masuk TV!

AFIFAH
Kapan BU? AFIFAH kan masih sekolah? Emangnya gak
apa-apa?
ELI
Ini kesempatan emas AFIFAH! Ini buat masa depan
kamu! Kita harus pindah ke kota! Lama-lama di
kampung gak bakal bikin kamu maju! Kamu cuma akan
terus jadi penyanyi dari panggung ke panggung! Kalau
ke kota, kamu bisa rekaman dan pentas di TV!

AFIFAH
Tapi BU..
ELI
Hahahaha! Sebentar lagi kita akan kaya raya AFIFAH!
Hahaha!

Tanpa mendengar pendapat AFIFAH, ELI langsung mengambil


keputusan sendiri.
DISSOLVE TO

42. INT. RUMAH HARUN. KAMAR AFIFAH. NIGHT

46
AFIFAH baru saja menyelesaikan shalatnya ketika ELI muncul
dengan membawa tas besar. Tanpa berbasa-basi, ia langsung
membuka lemari AFIFAH. Lantas memasukkan barang-barang AFIFAH
ke dalam tas besar. AFIFAH yang masih duduk di atas sajadahnya
keheranan. Ia menoleh ke arah ELI.

AFIFAH
Kenapa baju-baju AFIFAH dikeluarin semua BU?

ELI
Kok nanya lagi sih? Besok kan kita harus udah pindah
ke kota. Biar kamu bisa cepet-cepet rekaman dan
nyanyi di TV!
AFIFAH
Tapi AFIFAH gak bilang kalau AFIFAH setuju, BU!
AFIFAH rasa ini belum saatnya! AFIFAH pengen tinggu
ujian kelulusan SMP dulu!

ELI
Udah! Berhenti sekolah aja! Masa depan kamu udah
jelas! Tawaran rekaman dan show di TV gak bakalan
datang dua kali!

AFIFAH
Gak mau BU! AFIFAH mau sekolah dulu! AFIFAH juga
harus melaksanakan wasiat almarhum AYAH! AYAH bilang
AFIFAH harus fokus sekolah dulu! Habis itu karir!

Sikap keras kepala yang ditunjukkan AFIFAH membuat ELI geram.


BRAK! Ia menggebrak koper yang dipegangnya.

ELI
Gak usah sok pinter kamu! Harusnya kamu bersyukur
saya peduli ngurusin masa depan kamu! Padahal kamu
bukan anak saya!!

JRENGG!! Tanpa sengaja ELI mengungkap rahasia besar yang


disembunyikannya bersama HARUN. Ia sendiri pun terkejut karena
tidak sengaja. TENSION BUILDS UP. AFIFAH kaget bukan main.

AFIFAH
Bukan anak IBU? Apa maksud IBU?

ELI
Sepertinya sudah saatnya kamu tahu! Kalau kamu itu
sebenarnya bukan anak kandung saya!

47
Di tengah kekagetannya, AFIFAH mendengarkan cerita ELI tentang
masa lalunya.
CUT TO FLASHBACK

43. EXT. RUMAH HARUN. HALAMAN. DAY

AINUN (Ibunda AFIFAH) melambaikan tangannya pada HARUN yang


mendekap bayi AFIFAH dalam gendongannya. Keduanya sama-sama
bersimbah air mata.
HARUN
Maafkan aku AINUN.. Akhirnya kita terpaksa harus
berpisah karena AYAHku tidak merestui kita.. Aku
benar-benar minta maaf..

Sambil menggendong AFIFAH, HARUN mulai menangis. AINUN


tersenyum meskipun air matanya tak berhenti berderai.

AINUN
Gak apa-apa MAS.. Waktunya kamu berbakti sama AYAHmu
yang sudah sepuhm dengan menikahi ELI.. Perempuan
pilihannya..
HARUN
Aku benar-benar merasa berdosa.. Maafkan aku AINUN..

AINUN
Aku akan berusaha untuk ikhlas MAS.. Maka dari itu,
aku memilih pergi bekerja di luar negeri.. Mungkin
seiring berjalannya waktu, aku bisa melupakan kamu..
Satu pesan aku. Tolong jaga DESI.. Anak kita..

HARUN
Pasti AINUN! Pasti!

AINUN
Jika memang kita masih berjodoh, ALLAH pasti akan
mempertemukan kita kembali. Entah di dunia, atau di
akhirat kelak.. Selamat tinggal..

Perlahan AINUN pun berjalan menjauh di antara tangis pilu


HARUN. Bayi AFIFAH pun mulai menangis. Seolah ikut merasakan
rasa sakit antara kedua orang tuanya.
BACK TO PRESENT

44. INT. RUMAH HARUN. KAMAR AFIFAH. NIGHT

Fakta yang baru saja didengar AFIFAH membuatnya menangis dan


bersimpuh di atas sajadahnya. Ada rasa sakit yang ia rasakan
di hatinya.

48
AFIFAH
IBUUUUUU..
ELI
AYAH dan IBU kamu berpisah sesaat setelah kamu
dilahirkan, karena kakek kamu tidak pernah merestui
pernikahan mereka! Jadi akhirnya.. AYAH kamu
menikahi saya setelah berpisah dengan ibu kamu!

Tangisan AFIFAH semakin kencang. Ada perasaan yang bercampur


di dalam hatinya. Rasa sedih, sakit, bingung bercampur dalam
dadanya.
ELI
Jadi.. Kamu harus balas budi sama saya! Karena saya
yang sudah merawat kamu seperti anak saya sendiri
sejak kamu bayi sampai seperti sekarang!

AFIFAH
Lantas.. IBU kandung aku, dimana BU?

ELI
Denger-denger, IBU kamu ke luar negeri untuk
bekerja! Gak tahu deh kerja apa! Tapi sudah belasan
tahun dia gak pulang. Pasti dia kena masalah di
sana. Atau mungkin sudah meninggal!

Tangis AMEL semakin kencang. Sementara ELI semakin beringas.

ELI
Makanya kamu gak punya pilihan lain! Selain nurut
sama saya! Karena orang tua BAPAK kamu dan orang tua
IBU kamu juga sudah meninggal! Kamu sudah tidak
punya siapa-siapa lagi!

Semua fakta yang AFIFAH dengar membuatnya menangis histeris.


Tapi ELI tidak peduli dan hanya melanjutkan aktifitasnya
membereskan barang-barang AFIFAH.
DISSOLVE TO

45. EXT. KOTA. PINGGIR JALAN. DAY

ESTABLISH SHOT : SUASANA KOTA.

AFIFAH dan ELI turun dari angkutan. Keduanya membawa tas


besar. Mata AFIFAH nampak sembab karena menangis semalaman.

ELI
Kamu tunggu di depan warung itu! IBU mau ke toilet!

49
Tergesa-gesa ELI pergi menuju toilet. AFIFAH memperhatikannya.
Setelah memastikan ELI masuk ke dalam toilet, AFIFAH melihat
sekeliling.
AFIFAH
Ini kesempatan aku untuk lari dari IBU! Maaf BU..
Aku tidak ingin terus hidup terkekang oleh semua
paksaan IBU. Terima kasih untuk semuanya.

Tanpa ragu, AFIFAH bergegas pergi meninggalkan tempat itu


tanpa sepengetahuan ELI. Tak lama kemudian ELI kembali setelah
dari toilet. Ia kebingungan karena AFIFAH tidak ada disana.

ELI
Loh? Kemana anak itu? AFIFAH? AFIFAH?

ELI benar-benar kebingungan. Ia mencari AFIFAH kesana kemari,


tapi tak juga menemukannya.

ELI
Jangan-jangan dia kabur?! AFIFAH!

Dengan kecemasan yang sangat luar biasa, ELI pun mulai mencari
AFIFAH ke berbagai tempat.
DISSOLVE TO

46. EXT. BERBAGAI TEMPAT. DAY (MONTAGES)

MONTAGE 1
Dengan wajah cemasnya, ELI menyusuri warung-warung yang ada di
sepanjang jalan. Ia bahkan menanyai beberapa orang yang
ditemuinya.
ELI
PAK, lihat anak perempuan gak tingginya segini..
Umur lima belas tahunan?

Semua orang yang ELI tanyai hanya menggelengkan kepalanya. ELI


pun semakin kebingungan.

MONTAGE 2
ELI mencari ke dalam beberapa angkutan angkutan yang sedang
ngetem di pinggir jalan.

ELI
AFIFAH?! AFIFAH?!

Tak juga ELI menemukan keberadaan AFIFAH. Ia mulai kesal.


BRAK! ELI memukul kursi bis.

ELI

50
Argh! Apa jangan-jangan dia kembali kampung? Dia kan
gak mau ke kota.. Ya! Aku harus cari disana!

MONTAGE 3
ELI mendatangi AMEL di rumahnya di kampung. Tapi AMEL malah
tertawa.
AMEL
Apa? AFIFAH menghilang? Ya mana saya tahu! Salah
sendiri punya anak malah dieksploitasi! Saya sih
untung saja! Sekarang gak punya saingan! Saya yang
akan jadi bintang dangdut kampung ini sekarang!

ELI histeris geram.


DISSOLVE TO

47. EXT. RUMAH HARUN. TERAS. DAY

BACK SHOULDER : Seorang wanita mengetuk pintu rumah HARUN


sambil mengucap salam.

Muncul ELI dari jalan depan rumah. Ia heran melihat seorang


wanita di depan pintu rumahnya.

ELI
Siapa ya?

Saat wanita itu menoleh, betapa terkejutnya ELI ketika melihat


bahwa wanita itu adalah AINUN yang baru kembali dari luar
negeri.
ELI
A..AINUN?
AINUN
ELI? ALHAMDULILLAH, ternyata kalian masih tinggal di
rumah ini.. Gimana kabar kamu dan MAS HARUN? DESI
mana? Saya udah gak sabar pengen ketemu DESI!

Berbagai pertanyaan yang dilontarkan AINUN membuat ELI


kebingungan. Setengah terbata, ELI mengarang cerita dengan
gugup.
ELI
E.. MAS HARUN sudah meninggal..

AINUN
INNALILLAHI WAINNA ILAIHI RAAJIUN.. YA ALLAH..
Lantas DESI?
ELI
DESI.. E.. DESI dikirim ke pesantren di luar kota..
Supaya dia bisa sekaligus belajar agama.

51
Dengan mudahnya AINUN percaya. Terukir senyum bahagia di
wajahnya.
AINUN
SUBHANALLAH.. Baguslah kalau begitu.. Padahal saya
ingin segera bertemu DESI.. Tapi kalau memang
begitu, saya tetap senang..

Bathin ELI tidak tenang. Banyak hal yang harus ia sembunyikan


dari AINUN.
ELI (V.O)
Gawat! AINUN tidak boleh tahu kalau DESI sudah
diubah namanya menjadi AFIFAH! Dia juga gak boleh
tahu kalau sebetulnya anaknya kabur! Aku harus
cepat-cepat menemukan AFIFAH sebelum semuanya
terbongkar!
AINUN
Oh iya. Saya ingin berterima kasih sama kamu EL..
Kamu sudah merawat DESI.. Saya tahu kamu adalah
perempuan yang direstui Ayahnya MAS HARUN untuk
menjadi pendamping MAS HARUN..

ELI benar-benar gugup. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata.

ELI
E.. Iya..
AINUN
ALHAMDULILLAH saya juga sudah ikhlas menerima
semuanya. Setelah saya ke luar negeri, saya berhasil
melupakan semua itu. Saya minta maaf karena baru
bisa kembali. Saya juga langsung ditempatkan bekerja
di luar kota, jadi agak sulit untuk kemari..

ELI
Gak apa-apa MBAK.. Saya mengerti..

AINUN
Oh iya! Kalau boleh, saya ingin meminta alamat
pesantren tempat DESI menimba ilmu.. Saya ingin
berkunjung..

DEGGHH!! Permintaan AINUN membuat ELI semakin kebingungan.


Bola matanya bergerak kesana kemari.

ELI
E.. Gak bisa MBAK.. Saya harus minta ijin DESI dulu.
Selama ini MAS HARUN selalu menceritakan hal buruk
tentang MBAK pada DESI. Akhirnya DESI jadi membenci
MBAK yang sudah dianggapnya meninggalkan dia.. Saya
minta maaf..

52
Betapa sedihnya AINUN mendengar hal itu. Ia menggenggam kedua
tangan ELI dengan mata berkaca-kaca.

AINUN
Saya mohon bujuk DESI agar mau menerima saya sebagai
ibunya.. Tolong bantu saya ELI..

ELI
Em.. Sebetulnya bisa.. Tapi pasti sulit untuk
mengunjungi DESI. Soalnya saya gak ada biaya..
Masalahnya MAS HARUN tidak meninggalkan banyak
harta.
AINUN
Oh, kalau itu INSYA ALLAH saya bisa bantu.. Apa
segini cukup?

Dari dalam tasnya, AINUN mengeluarkan sejumlah uang. Mata ELI


berbinar melihatnya. Langsung saja ia mengambil uang itu.

ELI
Cukup kok! Cukup.. Terima kasih ya MBAK.. Maafkan
saya.. Saya anggap DESI sebagai anak kandung saya..
Soalnya saya tidak pernah punya anak..

AINUN
Oh ya?! Masya ALLAH.. Mulia sekali hati kamu, EL..
Ya sudah.. Ini alamat saya di kota.. Kalau ada apa-
apa, kamu bisa hubungi saya.

AINUN menyerahkan kartu namanya pada ELI. Sambil membaca kartu


nama itu, bathin ELI bergumam.

ELI (V.O)
Tangkapan bagus ELI! Aku bisa memanfaatkan AINUN
buat jadi ATM berjalan aku!

HOLD Di wajah ELI yang penuh rencana licik.


CUT TO

48. EXT. KOTA. JALAN RAYA. DAY

AFIFAH hidup terlunta-lunta di jalanan. Penampilannya sudah


sangat lusuh karena berhari-hari tidak ganti. Bajunya kotor,
rambutnya berantakan, wajahnya pun pucat karena kelaparan. Ia
sangat lelah karena harus berjalan sambil membawa tas
besarnya.
AFIFAH (lemah)
Ah.. AYAH..

53
Orang-orang yang melihat AFIFAH menghindarinya karena AFIFAH
terlihat seperti gelandangan.

POV AFIFAH : Jalanan mengabur. BRUUKK!! AFIFAH pun akhirnya


jatuh pingsan ke jalan. Bersamaan dengan munculnya mobil AINUN
dari arah berlawanan. TIIINN! CEKIIIT! Mobil AINUN berhenti
mendadak tepat di depan AFIFAH yang terkapar. AINUN buru-buru
keluar dari mobil dan menghampiri AFIFAH.

AINUN
ASTAGHFIRULLAHALADZIM! DEK! Bangun DEK! DEK!

Karena AFIFAH tak kunjung sadar, AINUN pun membawanya masuk ke


dalam mobil.
DISSOLVE TO

49. EXT/INT. RUMAH AINUN. KAMAR TAMU. NIGHT

ESTABLISH : RUMAH MEGAH

AFIFAH baru saja mendapatkan kembali kesadarannya. AINUN pun


merasa lega.
AINUN
ALHAMDULILLAH.. Akhirnya kamu bangun juga.. Ini..

AINUN memberikan segelas air yang sejak tadi sudah ia siapkan.


Setelah menenggak air itu, AFIFAH nampak kebingungan.
Sementara AINUN mulai menanyainya.

AINUN
NAK.. Kalau boleh IBU tahu, kamu tinggal dimana?

AFIFAH (V.O)
Kalau aku cerita.. Aku pasti akan dipulangkan ke
tempat asalku.. Aku tidak mau ketemu BU ELI..

Tak terdengar jawaban dari AFIFAH. Ia hanya tertunduk diam


menahan tangis.
AINUN
Kok kamu bisa sampai di kota?

Lagi-lagi AFIFAH tidak menjawab. AINUN pun menghela nafas. Ia


tetap berusaha sabar.
AINUN
Ya sudah.. Kalau nama kamu, IBU boleh tahu?

AFIFAH
AFIFAH..

54
AINUN
Kamu mau apa di kota?

AFIFAH
Saya mau kerja BU.. Apa IBU mau mempekerjakan saya?
Jadi ART juga gak apa-apa.. Yang penting saya bisa
makan dan dapat tempat tinggal.. Saya juga ingin
menabung supaya bisa sekolah..

Permintaan AFIFAH membuat AINUN kebingungan. Di ambang pintu,


ada seorang ART yang sejak tadi memperhatikan dengan kening
mengernyit.
TITIN
Jangan gampang percaya BU.. Kita gak tahu dia ini
orang jahat atau bukan.. Jaman sekarang, anak kecil
saja sudah jahat!

SRET! Tiba-tiba AFIFAH bersimpuh di kaki AINUN. Air matanya


mengalir deras.
AFIFAH
Saya mohon berikan saya pekerjaan BU! Saya bersumpah
kalau saya tidak punya niat jahat sedikitpun! Tolong
saya BU!

Sejenak AINUN menghela nafas berat. Ada rasa iba di matanya


melihat air mata AFIFAH yang begitu tulus.

AINUN
Ya sudah. Kamu boleh kerja disini.

AFIFAH
Terima kasih banyak BU! Terima kasih!

AFIFAH meraih tangan AINUN sambil menangis dan terus


berterimakasih.
DISSOLVE TO

50. EXT/INT. RUMAH AINUN. NBERBAGAI TEMPAT. DAY (MONTAGES)

MONTAGE 1
AFIFAH mencuci piring. Sementara TITIN sibuk menonton video di
handphonenya sambil tertawa.

TITIN
Hahaha! Hahaha!

Selesai mencuci piring, AFIFAH duduk di samping TITIN untuk


beristirahat. Tapi TITIN melirik sinis.

55
TITIN
Ngapain kamu diem? Sapuin tuh depan sana!

AFIFAH beranjak pergi.

MONTAGE 2
AFIFAH sibuk menyapu halaman yang dipenuhi dedaunan kering.
Ada senyuman di wajah polosnya.

AFIFAH
Untung aja dulu AYAH ajarin aku pekerjaan-pekerjaan
rumah.. Sekarang aku jadi bisa bekerja..

AFIFAH menyapu sambil bernyanyi.

MONTAGE 3
AFIFAH sibuk mengelap meja. Muncul TITIN yang baru pulang.

TITIN
Nah.. Kalau gini kan enak.. Aku bisa santai-santai
kalau ada kamu!

SFX : Terdengar suara mobil AINUN tiba. TITIN langsung merebut


lap dari tangan AFIFAH. AFIFAH nampak kebingungan. Tak lama
berselang, muncul AINUN memasuki rumah. Ia senang melihat
semua sudut rumahnya bersih.

AINUN
Wah.. Bersih banget..

TITIN
Iya dong BU.. Siapa dulu dong.. TITIN!

AINUN
Gimana AFIFAH? Kamu udah terbiasa?

TITIN
Masih kaku dia BU.. Belum ngerti..

AINUN
Gak apa-apa.. Kamu ikutin MBAK TITIN.. Belajar dari
dia ya!

AFIFAH tak bisa berkata apa-apa selain mengangguk. Saat ia


melirik pada TITIN, TITIN memelototinya.
DISSOLVE TO

51. EXT. RUMAH AINUN. TERAS. HALAMAN. DAY

56
AFIFAH sedang menyiram tanaman di halaman sambil menyanyi.
TITIN keluar dari samping rumah. Mendengar AFIGAH menyanyi,
TITIN pun mencibir.
TITIN
Udah deh.. Jangan nyanyi-nyanyi segala.. Kerja saja
yang bener.. Suara kamu gak enak.. Bikin kuping
sakit..
AFIFAH
Maaf MBAK.. Maaf.. AFIFAH terbawa suasana.. Gak
kerasa malah nyanyi-nyanyi..

AINUN (O.S)
Suara kamu bagus.. Merdu kayak suara burung
perkutut..

Suara AINUN mengawali kemunculannya di tempat ini. TITIN


tersentak dan buru-buru menyelinap pergi. Sebelum AINUN
memergokinya.
AFIFAH
IBU?
AINUN
Kamu seneng nyanyi ya? Nadanya juga tepat.. Kayak
yang sudah pengalaman menyanyi.. Kamu harus
bersyukur, FIFAH.. ALLAH sudah memberikan karunia
suara bagus untuk kamu.. Coba kalau kamu tinggal di
kota.. Mungkin sudah jadi penyanyi betulan..

AFIFAH
Ah IBU.. Bisa saja memujinya..

AINUN
Tidak ada yang tidak mungkin toh.. Selama Tangan
ALLAH yang bekerja..

AFIFAH mengangguk mengiyakan.

AINUN
Oh iya AFIFAH.. Saya sedang mengusahakan kamu untuk
kembali sekolah.. Mudah-mudahan bulan depan kamu
sudah bisa sekolah lagi..

AFIFAH (Antusias)
Masya ALLAH.. Serius BU?

AINUN
Tentu!! Saya ingin, kamu kembali sekolah. Biar masa
depan kamu lebih baik. Jangan hanya berakhir seperti
ini..

57
AFIFAH
Alhamdulilah.. Terimakasih BU.. Terima kasih ya
ALLAH.. (menatap langit) AYAH.. AFIFAH bisa sekolah
lagi.. AYAH jangan sedih ya..

Air mata tiba-tiba menetes dari kelopak mata AFIFAH. Hal ini
membuat AINUN tersentuh. Dia ikut terharu.

AINUN (V.O)
Ya ALLAH.. Hamba serasa melihat DESI.. Hamba mohon..
segerakanlah hamba bertemu dengannya.. Hamba ingin
memeluknya..

INSERT : Dari samping rumah, TITIN menjengit kesal.

TITIN (V.O)
Bakal makin besar kepala tuh si AFIFAH.. Kalau IBU
makin sayang sama dia!! Ini gak boleh aku biarkan..

ZOOM IN TO CU : wajah TITIN yang kesal.

DISSOLVE TO

52. INT. RUMAH HARUN. RUANG KELUARGA. NIGHT

Adegan dibuka oleh wajah ELI yang pura-pura sedih. Rupanya dia
sedang menelpon AINUN.

ELI
Maafkan saya MBAK.. Saya bingung.. Harus mencari
pinjaman kemana lagi.. katanya, DESI membutuhkan
laptop..
AINUN (O.S)
Gak apa-apa.. Kamu sudah tepat menelpon saya.. saya
kan ibunya.. Butuhnya kapan, biar saya belikan
sekarang.. Kebetulan saya lagi di mall..

ELI
Jangan MBAK.. uangnya saja.. Kata DESI.. Dia ingin
memilih sendiri laptopnya.. Padahal saya sudah
bilang.. Biar saya yang belikan.. tapi dia gak mau..

AINUN (O.S)
Saya paham.. DESI kan sudah besar.. pasti dia punya
keinginan sendiri.. ya sudah.. Kirim saja nomor
rekening kamu.. Biar saya transfer sekarang..

58
ELI terlonjak kegirangan. Mulutnya menggumam ‘YES’ meski tidak
bersuara. Namun buru-buru merubah suaranya kembali
menyedihkan.
ELI
Maafkan saya ya MBAK.. saya selalu menyusahkan
MBAK..
AINUN (O.S)
Gak apa-apa.. Yang penting DESI senang.. Oh iya..
Bagaimana.. Apakah DESI sudah siap menerima saya?

ELI
Maafkan saya MBAK.. Sepertinya DESI masih keras
hatinya.. saya sudah membujuknya berkali-kali..
Tapi.. rupanya kebenciannya tidak mudah
dihilangkan..
AINUN (O.S)
Saya sebenarnya sedih mendengarnya.. Saya akan
berusaha sabar menunggu.. Oh iya.. Saya sampai
lupa.. saya minta fotonya DESI.. Saya ingin tahu
seperti apa wajah DESI sekarang..

ELI
Iya MBAK.. saya kirimkan sekarang..

ELI buru-buru membuka google. Lantas mencari foto anak


perempuan yang kira-kira mirip dengan wajah AINUN. Mengeditnya
sebentar. Lantas mengirimkannya.

ELI
Rasain kamu AFIFAH!! IBU kamu gak akan pernah
mengenali kamu!! dan sampai kapanpun.. Kalian gak
akan pernah saling kenal!

Notifikasi HP berbunyi. Ternyata transferan dari AINUN sudah


masuk. ELI pun terlonjak girang.

ELI
AINUN.. AINUN.. Mudah banget aku kibuli kamu!!

Notifikasi kembali terdengar. Kali ini pesan ucapan terima


kasih dari AINUN atas kiriman fotonya. Tawa ELI pun meledak.

CUT TO

53. INT. RUMAH AINUN. RUANG TAMU. RUANG KELUARGA. NIGHT

AINUN dan AFIFAH pulang belanja dari mall. Tangan keduanya


penuh dengan tas belanjaan. Keduanya menaruh tas belanjaan di
sofa.

59
AFIFAH
AFIFAH mau shalat Isya dulu ya BU..

AINUN
Loh.. belanjaan kamu tidak dibawa sekalian?

AFIFAH tampak ragu-ragu. AINUN menjejalkam 3 tas belanjaan ke


tangan AFIFAH.
AFIFAH
Terima kasih BU.. IBU sudah baik banget sama saya..
Saya jadi malu..

AINUN
Sama-sama.. saya sengaja membawa kamu ke mall.. Biar
saya tidak salah membelikan baju untuk anak saya,
DESI.. Kan dia seumuran kamu.. Perawakannya juga
sepertinya sama.. Nih liat..

AINUN memperlihatkan foto yang dikirim ELI untuknya. AFIFAH


takjub.
AFIFAH
Cantik ya BU.. Modis lagi..

AINUN
Iya.. Dia sekolah sambil pesantren.. Makanya saya
belikan dia banyak baju.. Kan dia tidak boleh banyak
ijin keluar.. Biar fokus belajar..

AFIFAH
AFIFAH doakan.. Semoga DESI menjadi anak solehah dan
membahagiakan IBU.. Amiiin..

AINUN mengaminkan dengan mata yang berkaca-kaca. Mereka tidak


menyadari kalau TITIN melihat dari sudut lain.

TITIN
Menyebalkan.. Kok si AFIFAH makin disayang sama IBU,
sih? Kalau begini terus.. Bisa-bisa kedudukanku di
rumah ini terancam.. Errggghh..

TITIN kesal.
DISSOLVE TO

54. EXT/INT. RUMAH AINUN. TERAS. RUANG TAMU. DAPUR. DAY

AINUN bergegas memasuki rumah. Rupanya dia menyempatkan pulang


dari kantor karena ada yang ketinggalan di rumahnya.

AINUN

60
TITIIINNN.. TITIIIIN... AFIFAH!! Assalamualaikum..

Tak ada jawaban. AINUN bergerak menuju dapur karena mendengar


suara orang melakukan aktifitas disana. CAMERA FOLLOW :
Pergerakan AINUN. Benar saja. AINUN melihat AFIFAH sedang
masak. Tubuhnya bersimbah peluh. AFIFAH belum menyadari
kedatangan AINUN.
AINUN
Masya ALLAH.. AFIFAH? Mana TITIN?

DEGGHH!! AFIFAH tersentak. Buru-buru mematikan kompor dan


berpaling kearah suara.
AFIFAH
IBUUU? Kok IBU sudah pulang?

AINUN
Mana TITIN? Kok jadinya kamu yang masak?

AFIFAH (Tergagap)
Oh.. MM.. MBAK TITIN.. Mmhh..

AINUN
Gak perlu kamu jelasin.. saya sudah menebak dia ada
dimana! Pantesan sejak kamu datang, saya merasa ada
yang aneh.. Rumah tambah bersih.. Makanan juga
tambah enak.. setrikaan rapi.. ternyata semuanya
kamu yang melakukan?

AFIFAH (mengangguk ketakutan)


Maaf BU.. Maaf.. IBU kecewa ya sama saya?

AINUN
Saya tidak kecewa sama kamu! tapi kecewa sama TITIN!
Karena dia mengekploitasi kamu! Padahal kamu masih
dibawah umur!

TITIN (O.S)
AFIFAH!! Dimana kamu?!! Bikinin saya jus jeruk!!
saya haus!!

DEGGHH!! Suara TITIN membuat AINUN dan AFIFAH tersentak kaget.


TITIN bergegas menuju ruang tamu. TENSION BUILDS UP.

CUT TO

55. INT. RUMAH AINUN. RUANG TAMU. DAY

61
TITIN tertawa-tawa melangkah memasuki rumah sambil bertelpon
dengan pacarnya. Sembari terus teriak memanggil AFIFAH. AINUN
menyongsongnya. TITIN pun kaget luar biasa.

TITIN
IBUUUU? IBU sudah pulang? Kok bisa? Mo.. mobil IBU
mana?
AINUN
Saya naik taksi! Kenapa? Ada yang salah? Kamu tega
ya TIN.. Menyuruh AFIFAH melakukan semuanya..
Sementara kamu senang-senang dan perintah ini itu
melebihi saya!

TITIN
Oh.. eh.. itu.. itu bisa saya jelasin BU..

AINUN
Tidak perlu.. Saya tahu kok.. Apa yang telah terjadi
di rumah ini.. Cuma saya diam saja.. Dan kecurigaan
saya benar-benar terbukti sekarang..

TITIN (V.O)
Si AFIFAH pasti sudah mengadu sama IBU! Menyebalkan!
AINUN
Kenapa malah diam? Kamu tidak merasa bersalah?

BRUUKK!! Tiba-tiba TITIN menjatuhkan tubuhnya di lantai.


Bersujud dan menyembah-nyembah AINUN.

TITIN (Menangis)
Maafkan saya BU.. Maafkan saya!! Tolong jangan pecat
saya! Kalau saya kehilangan pekerjaan.. Anak saya di
kampung tidak bisa makan.. Tolong maafkan saya!

AINUN
Kali ini saya kasih kamu kesempatan.. Tapi kalau
kamu ulangi lagi.. Dan saya lihat kamu malah
menyalahkan AFIFAH! Saya tidak akan biarkan!

HP AINUN berbunyi. AINUN mengangkatnya sambil berlalu


meninggalkan TITIN.
AINUN
Iya PAK.. Iya.. Sebentar lagi saya tiba di kantor..
Filenya sudah ketemu kok.. Maaf.. tadi pagi saya
lupa membawanya..

TITIN (V.O)
AFIFAH!! Saya akan catat kamu sebagai musuh nomor
satu saya di rumah ini!!

62
TITIN bangkit dan bergegas untuk mencari AFIFAH. TENSION
BUILDS UP.
CUT TO

56. EXT. RUMAH AINUN. HALAMAN BELAKANG. DAY

RETTT!! TITIN mengambil ember cucian yang tengah dipegang


AFIFAH. Lantas menuangkannya ke tanah. AFIFAH kaget.

AFIFAH
Loh.. loh.. MBAK? Kenapa dibuang? Aku baru saja mau
jemur?!
TITIN
Keterlaluan kamu ya.. Pake ngadu segala sama IBU!
Inget ya.. meskipun kamu mengadu sama IBU..
kedudukanku di rumah ini gak akan bisa tergantikan!
Apalagi oleh gadis gak berdaya macam kamu!!

AFIFAH
Enggak MBAK.. AFIFAH gak mengadu!! IBU cuman tanya
dan AFIFAH jawab.. Itu saja!

TITIN
Kenapa kamu gak bohong saja.. Biar IBU tidak tahu?

AFIFAH
Maaf MBAK.. Maaf.. AFIFAH tidak bisa bohong.. Takut
dosa!

TITIN semakin murka. Dicekalnya kerah baju AFIFAH dengan


kencang.
TITIN
Gak perlu ceramahi saya.. Pake bilang dosa segala!
Inget ya! Kalau sampai IBU memecat saya gara-gara
kamu!! Aku akan bikin kamu dipecat lebih dulu
sebelum saya!

BRAKK!! TITIN melepaskan cekalannya. AFIFAH gemetar saking


takutnya.
DISSOLVE TO

57. EXT/INT. RUMAH AINUN. RUANG SHALAT. NIGHT

AINUN dan AFIFAH shalat berjamaah. Usai shalat. Keduanya


menengadahkan tangan. Masing-masing berdoa dalam hati.

AINUN (V.O)

63
Ya ALLAH.. ENGKAU Sang Maha Pembolak-balik hati
manusia.. Hamba mohon.. Bukakanlah hati DESI..
Palingkan hatinya pada Hamba.. Biar dia kembali
menerima hamba..
Hamba rindu memeluknya ya ALLAH.. Hamba janji..
Hamba akan menyayanginya sepenuh hati.. Maafkan
hamba.. Karena hamba telah menyia-nyiakannya selama
ini.. Hamba ingin menebus waktu yang telah hilang
diantara kami..

AFIFAH (V.O)
Ya ALLAH.. Terima kasih.. ENGKAU telah mempertemukan
AFIFAH dengan IBU AINUN yang baik hati.. Andai IBU
AINUN itu Ibunya AFIFAH, ya ALLAH.. AFIFAH akan
senang sekali..
AFIFAH mohon ya ALLAH.. Berilah kenikmatan akhirat
untuk AYAH.. Berilah keberkahan untuk IBUnya AFIFAH,
dimanapun dia berada.. Allohhumaghfirli wali wali
dayya warhamhuma kama robbayani syogiro..

AINUN dan AFIFAH menyudahi doa masing-masing. AFIFAH mencium


tangan AINUN dengan takjim.
DISSOLVE TO

58. EXT. RUMAH AINUN. TERAS. HALAMAN. DAY

AINUN keluar dari pintu utama. Diikuti oleh TITIN yang


menenteng tas kerjanya. Keduanya menuju mobil. AINUN masuk ke
dalam mobil. TITIN meletakkan tas kerja AINUN di kursi
belakang. AINUN menyalakan mesin. TITIN berdiri disamping
mobil, menunggu intruksi.

AINUN
Nanti siang ada orang studio mengirim foto saya sama
DESI.. Hasil rekayasa media.. Kamu letakkan saja di
kamar.. Jangan diapa-apain.. Saya ingin kirim ke
DESI biar jadi kejutan buat dia..

TITIN
Baik BU..

AINUN melajukan mobil. Meninggalkan TITIN yang membungkuk


takjim. Begitu mobil AINUN berlalu, TITIN mengernyitkan
kening.
AINUN
IBU bilang jangan diapa-apain? Hmmm.. Sepertinya aku
punya ide untuk mengerjai AFIFAH!!

ZOOM IN TO CU : wajah TITIN yang dipenuhi rencana jahat.

64
CUT TO

59. EXT. RUMAH HARUN. TERAS. DAY

ELI keluar dari teras dengan dandanan cantik. Tiba-tiba Hpnya


berbunyi. Wajahnya cemberut begitu melihat layar HP ternyata
AINUN yang menelpon.

ELI
Apalagi sih? ganggu saja!!

ELI merubah wajahnya menjadi sumringah. Lantas menerima


telpon.
ELI
Assalamualaikum MBAK.. Iya.. Lama ya.. kita tidak
bersua..
AINUN (O.S)
Saya ada kado spesial dan baju-baju baru untuk
DESI.. Tolong MBAK ke rumah saya ya.. MBAK berangkat
saja sekarang.. Biar sorean sudah sampai..

ELI
Alhamdulilah.. Iya MBAK.. Iya.. Saya pergi
sekarang.. Alamat MBAK kan sudah di saya.. Iya
MBAK.. Waalaikumsalam..

KLIK!! Sambungan terputus. Wajah ELI kembali ketus.

ELI
Enak saja nyuruh-nyuruh!! Kalau saja dia bukan pohon
uang aku! Ogah banget, aku diperintah-perintah sama
dia!! Errgghh!! Aku harus batalin deh janji aku sama
temen-temen aku!

BRAKK!! ELI mendepak pintu dan kembali masuk ke dalam rumah.

CUT TO

60. EXT. RUMAH AINUN. TERAS. DAY

Kurir memberikan paket figura besar yang tertutup kertas pada


TITIN. TITIN membawanya ke dalam rumah dan teriak memanggil
AFIFAH.
TITIN
AFIFAAAHHHH!! Sini kamuu!!

AFIFAH (O.S)
Iya MBAKKK.. Sebentar.

65
TITIN menghardik kesal begitu AFIFAH muncul.

TITIN
Lelet banget sih? Ngapain saja di dalam?

AFIFAH
Maaf.. AFIFAH matiin dulu kompor.. Takut kelupaan..

TITIN
Bawa nih!! Awas kalau pecah!!

AFIFAH mengangguk mengiyakan. Lantas membawa figura besar.


Tangannya kesulitan menjangkau. Tapi TITIN gak peduli. Dia
melnggang ke dalam rumah.

TITIN
Ikuti aku!!
AFIFAH
Iya MBAK..

AFIFAH mengikuti TITIN dengan terseok karena pandangannya


terhalang oleh figura yang besar.
CUT TO

61. INT. RUMAH AINUN. KAMAR AINUN. DAY

TITIN sengaja menyuruh AFIFAH yang memasang Figura yang sudah


dibuka di dinding. Sementara dia yang mengarahkan. Namun
berkali-kali terus pindah posisi. Karena TITIN merasa kurang
pas. Sementara AFIFAH sudah kecapean. Wajahnya pucat dan
berkeringat.
AFIFAH
Gimana nih MBAK.. Sudah pas belum.. AFIFAH sudah gak
kuat.. tangan AFIFAH pegel..

TITIN
Jangan protes!! Baru gitu saja sudah mengeluh! Geser
ke kiri..

AFIFAH geser ke kiri.

TITIN
Geser ke kanan!!

AFIFAH geser ke kanan. Tangannya tiba-tiba baal dan gemetar.


BRAKKK!! PRANGGG!! Figura terlepas dan jatuh ke lantai. Pecah
berantakan. AFIFAH kaget luar biasa. Sementara TITIN tersenyum
puas.

66
AFIFAH
Innalilahi!! Astaghfiruulohaladzim!

TITIN (V.O)
Bagus!! Mudah-mudahan IBU cepat pulang!!

AINUN (Teriak-O.S)
Lailahailalloh!! Foto akuu?!!

DEGGHH!! AFIFAH tersentak kaget. Wajahnya seketika ketakutan


luar biasa. TITIn pura-pura ikut kaget. Menyongsong AINUN
sambil menangis.
TITIN
Maafin saya BU.. Saya tidak tahu.. Pas saya kesini..
Figuranya sudah terbuka.. dan AFIFAH memasangnya..

AINUN
Saya kan sudah bilang!! Jangan diapa-apain! Kamu
tidak bilang sama dia?!

TITIN
Sudah BU.. saya sudah bilang.. tapi rupanya AFIFAH
penasaran..

AINUN terhenyak sedih. Duduk di ranjang. Saking shocknya dia


tidak bisa bicara apa-apa. Kesempatan ini dimanfaatkan TITIN
untuk mengeksekusi rencananya. Dia menarik tangan AFIFAH dan
menyuruhnya keluar. AFIFAH berusaha bertahan sambil menangis.

AFIFAH
Maafin AFIFAH BU.. maafin AFIFAH.. AFIFAH bisa
jelasin sama IBU.. Ini tidak seperti yang IBU
bayangkan..
TITIN
Gak usah jelasin! IBU bakal tambah marah tau!

TITIN menutup pintu dan berpaling pada AINUN yang masih


terdiam di pinggir ranjang.

TITIN
Saya sudah bilang ke dia.. tapi AFIFAH memaksa
pengen tahu.. Dia bilang kalau IBU gak akan marah.
Soalnya IBU sayang banget sama dia! Makanya BU..
Orang kayak gitu jangan dibaikin. Lama-lama
ngelunjak..

AINUN tak merespon. Tatapannya terlempar ke luar jendela.


TITIN semakin semangat memprovokasi.

67
TITIN
Ya sudah.. Mungkin IBU masih kaget.. Biar TITIN yang
urus AFIFAH.. TITIN pastikan.. IBU tidak akan pernah
melihat wajah AFIFAH lagi..

TITIN bergegas pergi. Tidak memberi kesempatan pada AINUN


untuk merespon balik. TENSION BUILDS UP.
CUT TO

62. EXT. RUMAH AINUN. TERAS. HALAMAN. DAY

TITIN menyeret AFIFAH ke halaman dan mengusirnya. AFIFAH


berusaha bertahan.
AFIFAH
Jangan MBAK.. Jangan usir AFIFAH.. AFIFAH tidak
punya tujuan lain selain rumah ini.. AFIFAH takut..
(Teriak) BUUUU.. Maafin AFIFAH BUUU..

TITIN
Jangan banyak tingkah! IBU sudah gak mau melihat
kamu lagi di rumah ini! Kesalahan kamu sangat fatal!

Di saat bersamaan, ELI muncul karena hendak menemui AINUN. ELI


kaget melihat AFIFAH sedang diseret keluar rumah. AFIFAH pun
kaget.
ELI/AFIFAH
AFIFAH? IBUUU?

ELI
Jangan-jangan aku salah rumah.. Kenapa kamu ada
disini? Kamu pasti bikin masalah ya? Kamu mencuri?
Bikin maluu!!

AFIFAH (Menangis)
Enggak BU.. AFIFAH enggak mencuri..

AINUN (O.S)
AFIFAH? ELI? Kalian saling kenal?

DEGGHH! ELI tersentak kaget. Langsung berpaling pada asal


suara. Wajah ELI seketika pucat pasi.

ELI (V.O)
Loh.. Kok bisa begini sih? Gawat ini! Gawat!!

AFIFAH (Pada AINUN)


Maafin AFIFAH, BU.. Maafin AFIFAH.. Ini IBU AFIFAH
dari kampung..

68
AINUN tersentak kaget. Menatap ELI yang serba salah dengan
tatapan tajam.
AINUN
Kamu bilang, kamu tidak punya anak?! Kenapa AFIFAH
bilang kalau kamu Ibunya dia? Jangan-jangan AFIFAH
itu, DESI?! Anakku yang selama ini aku carii?!!
Jawab ELI!! Jawabb!!

ELI membisu. AINUN kembali berujar.

AINUN
Kalau kamu membisu berarti benar! Dia anak aku kan?

AINUN menangis. ELI tambah menunduk. AFIFAH ikut kaget. Begitu


juga dengan TITIN.
AINUN
Keterlaluan kamu, ELI.. Kamu sudah membohongi aku!!
Kamu juga menelantarkan anakku! Hingga membuat dia
menjadi ART di rumah ibunya sendiri!

ELI (ketakutan)
Maaf.. maafkan aku.. MBAK..

AINUN
Gak ada maaf! Aku harus laporkan kamu ke polisi!

AINUN mengambil HP dari saku bajunya. ELI tersentak kaget,


lalu kabur. AINUN dan AFIFAH tersentak kaget. Mereka spontan
mengejar.

AFIFAH
IBUUUUUUU!!
AINUN
Jangan kabur kamuu! Berhentiii!! Urusan kita belum
selesai!!

AFIFAH dan AINUN mengejar ELI. TENSION BUILDS UP.


CUT TO

63. EXT. DEPAN RUMAH AINUN. JALAN. DAY

ELI berlari kencang. Bergegas menyeberang jalan tanpa lihat


kiri kanan.. DUARRR!! ELI tertabrak mobil. AINUN dan AFIFAH
teriak histeris melihat ELI terkapar di jalan.

AFIFAH
Innalilahi.. IBUUUUU..

AINUN

69
Masya ALLAH.. ELIIII?!

AINUN dan AFIFAH memburu ELI yang terkapar di jalan dalam


kondisi kritis.
AFIFAH
IBUUUUU.. Maafin AFIFAH BU.. Maafin AFIFAH..

AINUN
Kamu harus bertahan ELI.. Aku akan telpon ambulans
untuk membawa kamu ke rumah sakit...

ELI
Maafin saya, AFIFAH.. Maafin aku AINUN..

ELI pingsan. Sementara AINUN sibuk menelpon ambulans.

INSERT : TITIN melihat dari halaman rumah. Wajahnya langsung


pucat.
TITIN
Gawat.. Baru kali ini aku melihat IBU marah..
Ternyata menyeramkan.. Dia pasti tidak terima juga
karena aku sudah jahat sama AFIFAH.. Aku harus
segera menyelamatkan diri.. Aku tidak mau hidupku
berakhir seperti orang itu..

TITIN berlari masuk ke dalam rumah.


DISSOLVE TO

64. EXT/INT. RUMAH AINUN. RUANG KELUARGA. TERAS.. DAY

Tas besar teronggok di ruang keluarga. Tak lama berselang,


TITIN keluar dari kamar AINUN sambil membawa box perhiasan.

TITIN
Sekalian saja aku ambil barang-barangnya IBU.. Aku
kan butuh biaya untuk hidup aku di kampung!! Biar
saja.. Dia kan punya banyak harta.. Diambil sedikit
gak apa-apa.. Itung-itung bayar gaji aku..

TITIN meraih tasnya. Kemudian bergegas keluar dari rumah. Tapi


langkahnya terhenti di teras. Karena AINUN dan AFIFAH muncul.
TITIN kaget dan terkulai lemas ke lantai. Box perhiasan yang
dipegangnya jatuh berhamburan.

TITIN
IBUUUUUU?
AINUN

70
Astaghfirullohaladzim.. Kamu mau kabur dan mencuri
dari rumahku? Keterlaluan, kamu TIN.. Salah saya
apa? Sampai-sampai kamu tega berbuat ini pada saya?

TITIN (Menangis dan bersimpuh)


Maafin TITIN BU.. maafin TITIN..

AINUN
Gak ada!! Kamu sudah jahat sama Anakku.. Dan kamu
juga mencuri dari rumah aku.. Ini sudah perbuatan
kriminal.. Saya harus melaporkan kamu ke polisi.
Biar kamu jera!

TITIN
Ampun BU.. Ampun.. jangan laporkan TITIN.. TITIN
mengaku salah.. TITIN khilaf.. TITIN menyesal..

TITIN memeluk kaki AINUN sambil menangis. Tapi AINUN tak


bergeming. AFIFAH menyentuh tangan sang IBU.

AFIFAH
BU.. Tolong.. Maafkan MBAK TITIN.. IBU jangan
terbawa emosi.. AFIFAH takut.. Kejadian yang menimpa
BU ELI, di alami MBAK TITIN.. IBU akan lebih
menyesal..

AINUN memejamkan mata. Seolah tersadarkan. Diapun mengucap


istighfar berulangkali. Lantas berpaling pada TITIN.

AINUN
Baiklah.. Saya maafkan kamu.. Karena AFIFAH yang
minta.. Sekarang terserah kamu! Masih mau kerja sama
saya atau tidak!

TITIN
Terima kasih BU.. Terima kasih AFIFAH.. Maafkan
TITIN.. TITIN tidak bisa tinggal.. TITIN terlampau
malu sama AFIFAH.. Maafkan TITIN..

AINUN
Itu keputusan kamu! Saya tidak akan menahan kamu!
Silakan pergi dari rumah saya! Dan jangan menganggap
kalau saya mengusir kamu!

TITIN mengangguk mengiyakan. Kemudian pamitan dan berlalu


pergi dari tempat itu.
DISSOLVE TO

65. EXT. SEKOLAH BARU AFIFAH. DAY

71
ESTABLISH : SEKOLAH BARU AFIFAH

AINUN dan AFIFAH berjalan beriringan. Keduanya tampak bahagia.


AINUN memegang bahu AFIFAH dengan hangat.

AINUN
Belajar yang rajin ya NAK.. Ibu doakan.. AFIFAH
lancar belajarnya.. Dan menjadi sukses di masa
depan..
AFIFAH
Terimakasih ya BU.. AFIFAH seneng.. Akhirnya AFIFAH
bisa sekolah lagi.. AYAH pasti seneng.. Karena
keinginannya terpenuhi..

AINUN
Pokoknya.. IBU akan dukung apapun yang AFIFAH cita-
citakan.. Jadi DOKTER atau Penyanyi.. Terserah
AFIFAH.. Yang penting AFIFAH bahagia..

AFIFAH
AFIFAH ingin jadi DOKTER dan Penyanyi sekaligus..
Boleh kan BU?

AINUN
Tentu saja boleh sayang.. Memangnya AFIFAH masih
ingin jadi penyanyi?

AFIFAH
Iya BU.. AFIFAH juga ingin mewujudkan cita-cita BU
ELI.. BU ELI sudah merawat AFIFAH dari kecil.. Jadi
AFIFAH harus membuat BU ELI bangga.. Biar arwah BU
ELI tenang di alamnya sekarang.. IBU gak apa-apa
kan?
AINUN
Gak apa-apa.. IBU senang.. Karena AFIFAH memahami
apa yang menjadi keinginan AYAH, BU ELI dan IBU..
Terima kasih sayang..

AINUN memeluk AFIFAH penuh kasih. AFIFAH balas memeluk erat.

SELESAI

72

Anda mungkin juga menyukai