Anda di halaman 1dari 18

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS GAYA HIDUP, KEPERCAYAAN ONLINE

DAN PENGALAMAN PEMBELIAN TERHADAP

MINAT BELI SECARA ONLINE

RINTAN NOVIA FIRMANSYAH 4282111100147

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS TANGERANG RAYA

TANGERANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini,perilaku konsumtif

merupakan suatu fenomena yang banyak melanda

kehidupan masyarakat. Kebiasaan dan gaya hidup sekarang

ini cepat mengalami perubahan dalam waktu yang relatif

singkat. Seperti misalnya dalam hal berpenampilan yang

mendorong seseorang pada perilaku konsumtif .Perilaku

konsumtif cenderung harus mengeluarkan biaya yang lebih

banyak karena bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan saja

tetapi lebih mengarah kepada pemenuhan keinginan.

Disamping itu, sistem transaksi jual beli yang digunakan

dalam memperoleh suatu produk telah mengalami

peningkatan yaitu dengan cara berbelanja online.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi

Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) pada

tahun 2016 lebih dari setengah penduduk Indonesia telah

terhubung ke internet dengan jumlah 132,7 juta orang. Hal

tersebut telah meningkat pesat sebesar 51,8 persen dari

tahun 2014. Faktor perkembangan tersebut disebabkan


karena perkembangan infrastruktur dan mudahnya

mendapatkan smartphone atau telepon genggam

(tekno.kompas.com).

Semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia

menjadikan pasar yang sangat bagus untuk pelaku industri

e-commerce. Maka tidaklah heran jika di Indonesia

bermunculan e-commerce dan marketplace besar dengan

modal yang fantastis bagi ukuran industri di Indonesia,

sebut saja Matahari Mall, Bukalapak, Lazada, Blibli,

Tokopedia dan lain-lain. Tidak hanya situs berbelanja yang

resmi bermunculan, tetapi ada juga yang hanya

menggunakan akun pribadi dari pelaku e-commerce di

media sosial seperti Instagram, Facebook, BBM, Twitter

Perilaku konsumtif dengan hadirnya belanja online ini

diukur dengan cara mengetahui pola berkomsumsi

seseorang, pola hidup konsumen seseorang, dan pengaruh

media terhadap aktifitas konsumen dalam berbelanja

online. Berbelanja online memberikan banyak kemudahan

bagi konsumennya seperti bisa dilakukan dimana saja,

pengiraman yang dapat dilakukan kemana saja, layanan

pesan antar, adanya potongan harga untuk produk-produk

tertentu, dan bisa memilih lebih lama (24jam). Hadirnya

belanja online ini dianggap sebagai pengaruh terhadap


perubahan gaya hidup seseorang yang bergeser menjadi

gaya hidup konsumtif.Trend dan mode yang terjadi

disekitar remaja juga memengaruhi seseorang untuk

mengikuti kemajuan fashion saat ini.

Inovasi sebagai bagian dari proses bisnis,kerap

melahirkan produk-produk baru dan berkualitas melalui

berbelanja online. Hal ini terutama terlihat jelas pada

industri berbasis elektronika seperti pada peralatan rumah

tangga (microwave oven, pendingin udara dengan fuzzy

logic), perangkat telekomunikasi (telepon genggam dengan

GPS dan kamera, telepon rumah dengan mesin penjawab),

perangkat komputasi (termasuk notebook, computer tablet)

dan lain-lainnya. Perusahaanpun berupaya memenangkan

pasar dengan meluncurkan produk- produk hasil inovasi

melalui pemasaran berbasis online, yang diperkirakan akan

direspon dengan baik oleh pasar dan konsumen. Pemasar

pun berusaha menemukan kapan dan apakah akan terjadi

adopsi produk hasil penjualan online tersebut ( Ittersum

dan Feinberg 2010).

Tabel 1. Top 10 Toko Online Indonesia Paling

Sering Dikunjungi

Online Shop %
Lazada.co.id 27
Tokopedia.com 22
Bukalapak.com 17
Mataharimall.com 8
Blibli.com 6
Traveloka.com 5
Elevania.com 4
Bhineka.com 2
Qoo10.co.id 1
Tiket.com 1
Sumber: Nuryadi, A. (2016) Top 10 Toko Online

Indonesia Paling Sering Dikunjungi. Diakses dari

http://chip.co.id/news/

Tabel 1. merupakan hasil survei yang dilakukan oleh

CHIP sejak Februari hingga April 2016. Survei ini diikuti

oleh sebanyak 2.700 responden dengan metode multiple

responses. Survei tersebut menunjukkan situs Bukalapak

berada di peringkat ketiga setelah Lazada dan Tokopedia.

Sebenarnya tidak ada yang dominan menjadi toko paling

dirujuk. Apalagi umumnya setiap toko biasanya

menjajakan produk yang serupa. Hal ini membuat

konsumen lalu membandingkan antara satu toko dengan

toko lain.

Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang

dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu.

Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik

atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu


barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu

(Hardjana, 1994). Karena minat terhadap sesuatu yang

diinginkan, maka muncul keinginan untuk membeli.

Menurut Howard yang dikutip dalam Durianto dan Liana

(2004), minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan

dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu

serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada

periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli

merupakan pernyataan mental dari konsumen yang

merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan

merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para

pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap

suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi

menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku

konsumen dimasa yang akan datang.

Minat beli muncul karena beberapa faktor, salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat beli adalah

Gaya hidup menurut (Kotler dan Keller, 2009;175) adalah pola

hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan,

minat dan pendapat, gaya hidup memotret interaksi “seseorang

secara utuh” dengan lingkungannya. Keanekaragaman

konsumen dalam memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh

karateristik gaya hidup yaitu aktifitas dimana seseorang


melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhannya seperti

pekerjaan, hobi, belanja, hiburan, olahraga dan minat

seseorang berdasarkan keinginan terhadap produk yang

diinginkan, serta pendapat atau pandangan seseorang terhadap

suatu produk yang akan dibeli sehingga dapat mempengaruhi

perilaku konsumen. Dengan demikian konsumen dalam

memilih suatu produk akan memilih berdasarkan apa yang

paling dibutuhkan dan sesuai dengan minat beli yang salah

satunya adalah gaya hidupnya.

Dalam dunia e-commerce kita akan menemukan

banyak sekali penjual, tidak semua para penjual menyajikan

barang dengan merek asli. Para penjual terkadang menjual

barang tiruan dengan merek terkenal. Produk tiruan tersebut

ada yang memiliki kualitas baik dengan harga yang tinggi dan

ada juga yang menjual dengan kualitas biasa dengan harga

relatif murah dengan tampilan yang seperti merek asli

sehingga membuat para pelanggan terkadang mengira barang

tersebut adalah barang original. Untuk itu dalam melakukan

transaksi secara online dibutuhkan kepercayaan antara pembeli

dan penjual. Karena adanya kepercayaan tersebut dapat

memunculkan minat beli seseorang. Menurut Pavlou dan

Geffen dalam penelitian Baskara dan Haryadi (2014) faktor

yang sangat penting yang bisa mempengaruhi pembelian


online adalah kepercayaan. Kepercayaan menjadi faktor kunci

dalam setiap transaksi jual beli secara online. Dengan adanya

kepercayaan maka konsumen akan melakukan pembelian,

karena pembelian secara online sangatlah berbeda dengan

pembelian tradisional. Dalam pembelian online pembeli tidak

dapat menyentuh bahan dan hanya bisa melihat melalui

gambar yang tersedia pada toko online. Kepercayaan

merupakan pondasi yang kuat untuk menentukan sukses atau

tidaknya e-commerce kedepan. Untuk menarik minat

konsumen untuk berkunjung dan bertransaksi melalui situsnya,

perusahaan e-commerce harus membangun kepercayaan yang

tinggi terhadap calon pembeli. Ketika seorang yang ingin

melakukan transaksi secara online, maka hal utama yang

diperhatikan adalah reputasi toko online yang tersedia dapakah

dapat dipercaya atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan

mengecek testimoni pembeli yang pernah berbelanja di situs

tersebut.

Bukan hanya faktor gaya hidup dan kepercayaan yang

dapat mempengaruhi minat beli secara online, terkadang

pengalaman konsumen sebelumnya juga mempengaruhi minat

beli secara online karena pengalaman sebelumnya akan sangat

mempengaruhi perilaku masa depan. Dalam konteks

pembelian online, pelanggan mengevaluasi pengalaman


pembelian online mereka dalam hal persepsi mengenai

informasi produk, bentuk pembayaran, persyaratan

pengiriman, layanan yang ditawarkan, risiko yang terlibat,

privasi, keamanan, personalisasi, daya tarik visual, navigasi,

hiburan dan kenikmatan (Mathwick, Malhotra, dan Rigdon,

2001).

Menurut Shim dan Drake (1990) dalam Ling et al.

(2010), pelanggan dengan minat pembelian online yang kuat di

situs belanja online biasanya memiliki pengalaman pembelian

yang sebelumnya membantu dalam mengurangi ketidakpastian

mereka. Oleh karena itu, pelanggan hanya akan membeli

produk dari internet setelah mereka memiliki pengalaman

sebelumnya. Dalam tambahan, pelanggan yang memiliki

pengalaman pembelian online sebelumnya akan lebih mungkin

untuk membeli secara online dibandingkan mereka yang tidak

memiliki pengalaman seperti itu. Seckler (2000) menjelaskan

fenomena ini yaitu konsumen yang memiliki pengalaman

belanja secara online mungkin melakukan pembelian kecil

pada awalnya.

Menurut Shim dan Drake (1990) dalam Ling et al.

(2010), jika pengalaman pembelian online sebelumnya

menghasilkan hasil yang memuaskan, ini akan menyebabkan

pelanggan untuk terus berbelanja di Internet dalam waktu


panjang. Sayangnya, jika pengalaman masa lalu bersifat

negatif, pelanggan akan enggan untuk terlibat dalam belanja

online di masa depan. Ini menjelaskan pentingnya mengubah

persepsi konsumen terhadap pembelian secara online dengan

menyediakan pengalaman belanja online yang memuaskan

(Weber dan Roehl, 1999)

Kecepatan perubahan sikap dan perilaku konsumen

dalam berbelanja ditentukan oleh berbagai factor diantaranya

factor psikologis yaitu pikiran dan perasaan yang

mempengaruhi alasannya dalam memilih barang dan jasa

tertentu.Selain itu juga dipengaruhi oleh lingkungannya seperti

budaya dan keluarga serta peranan media sebagai saluran

promosi sebagai salah satu strategi pemasarannya untuk

mengatasi keterbatasan pengetahuan masyarakat. Faktor

motivasi dan keputusan strategis sangat menentukan tingkat

kepentingan atau minat terhadap pilihan dan setiap

keputusannya akan berpengaruh kepada perkembangan pasar

tersebut.

Universitas Tangerang Raya (UNTARA) adalah salah

satu Universitas yang memilki mahasiswa yang cukup banyak

dan memiliki gaya hidup yang variatif. Menurut pengamatan

dari peneliti bahwa dengan adanya pola konsumsi mahasiswa

yang berlebihan dengan hadirnya belanja online dan adanya


perubahan tujuan berkonsumsi mahasiswa dari berkonsumsi

dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan pokok berubah

menjadi berkonsumsi dengan tujuan pemenuhan keinginan dan

kepuasaan. Trend dan mode yang hadir dikalangan mahasiswa

mempengaruhi perubahan gaya hidup mahasiswa tersebut.

Sebagian besar mahasiswa Universitas Tangerang Raya

(UNTARA) saat ini sering melakukan transaksi jual beli

online. Namun kurangnya pengetahuan dan informasi tentang

berbelanja online shope, membuat mahasiswa mengurungkan

niatnya untuk berbelanja. Sementara itu, perkembangan jaman

menuntut mahasiswa untuk tampil up todatedengan pola hidup

yang baru sehingga memiliki prestise tersendiri dari yang

melihatnya.

Dikalangan mahasiswa mengikuti tren mode saat ini

secara tidak sadar sebagai pemenuhan keinginan pengakuan

dari mahasiswa lainnya akan eksistensi dirinya. Berbelanja

online saat ini mulai semakin diminati oleh mahasiswa selain

banyak pilihan dapat pula menghemat waktu. Namun tidak

semua mahasiswa menggunakan konsep berbelanja online

karena masih memikirkan faktor – faktor penghambat seperti

takut terjadi penipuan dan minimnya pengetahuan dalam

menggunakan aplikasi berbasis online sehingga minat beli

konsumen menurun terhadap berbelanja online.


Online Shopsangat beresiko merugikan mahasiswa jika

tidak hati-hati dalam memilih online shop.Namun hal tersebut

sepertinya sering diabaikan oleh sebagian mahasiswa karena

sebagian mahasiswa beranggapan bahwa berbelanja di online

shop dapat menaikkan gengsi


1.2 Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian diatas, maka dapat di identifikasi beberapa

masalah di antaranya:

1. Minat beli yang tinggi tetapi tidak didukung oleh pengetahuan

yang dimiliki mahasiswatentang berbelanja online.

2. Pola konsumsi mahasiswa yang berlebihan dengan hadirnya

belanja online

3. Adanya perubahan tujuan berkonsumsi mahasiswa dari

berkonsumsi dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan

pokok berubah menjadi berkonsumsi dengan tujuan

pemenuhan keinginan dan kepuasaan

4. Minat beli berkurang karena khawatir terjadi penipuan ketika

melakukan transaksi jual beli.

5. Prestise memberi pengaruh yang cukup besar dalam berbelanja

online pada mahasiswa UNTARA

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dibatasi peneliti di atas,

maka dapat dirumuskan permasalahan dalam rumusan masalah

sebagai berikut :
1. Apakah gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap minat

konsumen dalam berbelanja online pada mahasiswa

UNTARA?

2. Apakah factor gaya hidup terkait dengan aktivitas, minat dan

opini (AIO) berpengaruh pada preferensi berbelanja online?

3. Apakah ada perbedaan factor gaya hidup terkait aktivitas,

minat, opini dan preferensi belanja mahasiswa/I Universitas

Tangerang Raya (UNTARA) dalam berbelanja online?

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam Penelitian ini, penulis mempersempit Batasan masalah yang

menjadi bahan dalam penelitian. Adapun Batasan masalah secara rinci

sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan/dibatasi pada mahasiswa/I Universitas

Tangerang Raya (UNTARA).

2. Variabel yang diteliti meliputi: Gaya Hidup adalah karakteristik Plog’s

Psyhographics (Psychocentric dan Allocentric). Minat beli adalah

sikap kecenderungan perilaku konsumen yaitu minat refrensial, minat

prefensial, dan minat eksploratif.


1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka penilitian ini

memiliki sebuah tujuan adalah untuk mengetahui

pengaruh gaya hidup yang signifikan terhadap minat beli

konsumen dalam berbelanja online pada mahasiswa

UNTARA. Tujuan selanjutnya yaitu melakukan

pengukuran gaya hidup, yang diukur menggunakan

pendekatan AIO yaitu aktivitas (activity), minat (interest),

dan opini (opinion). Kemudian menganalisis pengaruh

gaya hidup terkait dengan aktivitas, minat dan opini (AIO)

terhadap prefensi belanja mahasiswa/I Universitas

Tangerang Raya (UNTARA) dalam berbelanja online.

Selain itu juga, penelitian ini juga bertujuan untuk

menganalisis perbedaan factor gaya hidup terkait dengan

akivitas, minat, opini, dan prefensi belanja mahasiswa/I

Universitas Tangerang Raya (UNTARA) dalam berbelanja

online.
1.5.2. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Secara Akademik

Merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1 ) program

studi Manajemen di Universitas Tangerang Raya

(UNTARA).

2. Kegunaan Secara Praktis

a. Sebagai rujukan dan berinovasi memilih judul

penelitian sehingga melaksanakan penelitian

sesuai dengan perkembagan jaman.

b. Memberikan informasi kepada mahasiswa STIE bima

tentang trend gaya hidup dan online store.

1.6 Asumsi Penelitian

Dalam penelitian ini dapat diasumsikan bahwa :

1. Variabel independen atau variabel ( X ) adalah Gaya Hidup.


2. Variabel dependen atau variabel ( Y ) adalah Minat beli.

1.7 Definisi Operasional Variabel ( DOV)

Adalah memuat pandangan atau indikasi yang dipakai

menilai masing-masing variabel. Variabel yang diberikan batasan

operasionalnya sebagai berikut:

1. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana gaya hidup

mahasiswa Universitas Tangerang Raya dalam melakukan proses

pembelian dalam online store. Indikator dari gaya hidup yaitu :

a. aktivitas

b. interes (minat), dan

c. opini(pandangan-pandangan).

2. Minat Beli

Minat beli adalah proses dimana mahasiwa membentuk pilihan

mereka diantara beberapa merek produk , kemudian pada

akhirnya melakukan suatu pembelian produk pada online store.

Indikator dari minat beli konsumen yaitu :


a. Minat transaksional

b. Minat Referensial

c. Minat Preferensial

d. Minat Eksploratif

Anda mungkin juga menyukai