Anda di halaman 1dari 33

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Disusun Oleh :

Kelompok II

Fyoleta Lyontyn Paays12114201190088

Gavrilya Metiary 12114201190090

Gres Junita Oju 12114201190320

Mellisa Mahakena 12114201190186

Meysy Corputty 12114201190178

Stela deQueljoe 12114201190249

Sentya Laisina 12114201190235

PRODI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2021
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU Triase;Merah

Nama : Tn.A
Tgl.Lahir: Ambon,7 Mei 1971
ASUHAN KEPERAWATAN L/P
GAWAT DARURAT PADA Tn. A dengan gangguan
sistem kardiovaskular; Infark Miokard No RM : 42011

Tanggal : 19 Oktober 2021 Waktu : 10.00 WIT


Keluhan saat MRS /mekanisme kejadian :
Pasien umur 50 tahun datang dengan keluhan utama nyeri sejak 4 jam yang lalu,nyeri
menjalar ke rahang dan lengan kiri disertai keringat dingin,ada riwayat merokok dua
bungkus per hari,Pasien juga mengatakan pasien belum BAB seminggu terakhir dan
perut pasien kembung Riwayat Alergi :
Pada Pemeriksaan fisik nampak sakit berat,TD 100/70 mmHg,denyut nadi 100x/menit Riwayat Alergi : ( ) tidak ( ) ya
Gambaran EKG menunjukan elevasi segmen ST di sadapan V1-V4 jenisalergi :
( )Obat, jelaskan__________________
( )Makanan, jelaskan ____________
( ) lain- lain, Jelaskan____________

Riwayat Penyakit / Pengobatan :

AIRWAY BREATHING CIRCULATION DISABILITY dan EXSPOSURE

Bebas □ Pergerakan dada Nadi : Kuat □Lemah, regular Respon :


PRIMARY SURVEY

□ Gargling simetris CRT : □ <2 dtk  >2dtk Alert Verbal Pain □Unrespons
□ Stridor  Tachipneu Warna kulit : □ Normal Pucat □ Pupil :
□ Wheezing  Dispnea Kuning  Isokor □Anisokor □Pin Pont
□Ronchi  O2;(Simple Perdarahan : Tidak ada □Medriasis
□ Terintubasi Mask ) □Terkontrol □ Tidak terkontrol Reflek :
□ WOB Turgor kulit :  Baik □Buruk GCS : E 4 V 5 M 5
EXSPOSURE : Nyeri
SECONDARY SURVEY

TD : 100/70mmHg MAP : N : 100 x/menit R : 26 x/menit Temp : 36,7oC


Behavior Pain Scale
Penilaian Deskripsi Skor
Mata Membuka mata dengan 4
spontan
Membuka mata dengan 3
perintah
Membuka mata dengan 2
nyeri
Tidak membuka mata 1
0 : Tidak Nyeri 5-6 : Nyeri Sedang
Motorik Bergerak mengikuti perintah 6
1-4 : Nyeri Ringan 7-10 : Nyeri Berat
Melokalisasi nyeri 5
Menghindar nyeri 4 Nyeri : □ Tidak Ya, Skala : 8
Fleksi abnormal 3 Lokasi nyeri : Dada
(dekortikasi) Frekuensi Nyeri : □ Jarang Hilang timbul □Terus-menerus
Ekstensi Abnormal 2 Lama Nyeri : tidak terkaji
(Deserebrasi) Menjalar : □Tidak Ya, ke : Rahang dan lengan
Tidak ada respons 1 kiri_______________________________
Kualitas Nyeri : □ Tumpul □Tajam □Panas/terbakar
□ Lain-lain _____________________________
Faktor pemicu/yang memperberat : Beraktvitas
Verbal Mampu berbicara dengan 5
normal
Disorientasi 4
Berkata – kata namun tidak 3
jelas
Mengerang/ menrintih 2
Tidak bersuara samasekali 1
Total Skor
CCPOT
Indikator Skor Deskripsi
Ekspresi Rileks, netral 0 Tidak terlihat adanya ketegangan otot
wajah Tegang 1 Merengut, menurunkan alis 
Meringis 2 Semua gerakan wajah sebelumnya ditambah kelopak mata tertutup rapat
(pasien bisa juga dengan mulut terbuka atau menggigit tabung
endotrakeal)
Gerakan Adanya gerakan atau 0 Tidak bergerak sama sekali (tidak selalu berarti tidak adanya rasa sakit)
tubuh posisi normal atau posisi normal (gerakan tidak ditujukan terhadap adanya lokasi
nyeri atau tidak dibuat untuk tujuan perlindungan)
Gerakan perlindungan 1 Lambat, gerakan hati-hati, menyentuh lokasi nyeri, mencari perhatian
melalui gerakan 
Gelisah 2 Menarik tabung, mencoba untuk duduk, bergerak badan atau meronta-
ronta, tidak mengikuti perintah, mencoba untuk bangun dari tempat
tidur
Kepatuha Toleran terhadap 0 Alarm tidak aktif, ventilasi mudah
n dengan ventilator dan gerakan
ventilator Batuk tapi masih toleran 1 Batuk, alarm mungkin aktif tapi berhenti secara spontan 
(pasien Melawan ventilator 2 Tidak sinkron : blocking ventilasi, alarm aktif secara terus menerus
diintubasi
)
vokalisasi Berbicara dengan nada 0 Berbicara dengan nada normal atau tidak ada suara
(pasien normal atau tidak ada
diekstuba suara
s) Mendesah, mengerang 1 Mendesah, mengerang 
Menangis terisak-isak 2 Menangis terisak-isak
Ketegang Rileks 0 Tidak resisten terhadap gerakan pasif
an otot Tegang 1 Resistan terhadap gerakan pasif 
Sangat tegang 2 Resisten kuat terhadap gerakan pasif

Intepretasi Quick SOFA


Sko Intepretasi Keterangan Skor Nilai
r
0 Tidak Nyeri GCS < 15 1 
GCS 15 0
1-2 Nyeri Ringan Respiratory rate > 22 kali/mnt 1 
Respiratory rate ≤ 22 kali/mnt 0
3-4 Nyeri Sedang Tekanan Darah sistol < 100 1
mmHg 0 
Tekanan Darah sistol > 100
mmHg
5-6 Nyeri Berat  Total Skor 2
7-8 Nyeri Sangat Hebat □ <2 □ ≥2

SKALA MORSE
No Resiko Skor Nilai
1. Mempunyai riwayat jatuh, baru atau 3 bulan terakhir
a. Tidak 0 0
b. Ya 25
2. Diagnosis sekunder >1
a. Tidak 0 25
b. Ya 25
3. Ambulasi berjalan
a. Bedrest/dibantu perawat 0 0
b. Penyangga/tongkat/walker/kursi roda 15
c. Mencengkeram furniture 30
4. Terpasang IV line/pemberian anti koagulan (heparin)/obat lain yang mempunyai efek
samping jatuh 0
a. Tidak 20 20
b. Ya
5. Cara berjalan/berpindah
a. Normal/bedrest/imobilisasi 0
b. Kelelahan dan lemah 10 10
c. Keterbatasan/terganggu 20
6. Status mental
a. Normal/sesuai kemampuan diri 0 0
b. Lupa keterbatasan diri/penurunan kesadaran 15
TOTAL SKOR 55

PENGKAJIAN
Obstruksi jalan nafas: Tidak □Ya
RESPIRASISISTEM

-
- Sesak nafas : □Tidak Ya
- Pemakaian alat bantu nafas: □Tidak Ya: NRM
- Oksigen: … lpm
- Batuk: Tidak □Ya Sputum: Tidak □Ya, warna_____________
SISTEM

- Nadi: 100 x/mnt


- Konjungtiva : □Anemis Pink □Hiperemis Perdarahan: Tidak □Ya
- Riwayat pemakaian alat: Tidak □Ya: (pace maker, ring)*
- Kulit: Pucat □ Sianosis □ Tidak ada masalah
GASTROIN KARDIOVA
TESTINAL SLULER

- Temperatur:  Hangat □ Dingin □ Diaporesis


□Enteral (NGT)* dekompresi
SISTEM

- Makan: □ Oral □Parenteral


Frekuensi:__________________porsi/hari NGG
- Mual : Tidak □ Ya Muntah: Tidak □Ya, warna:______________
- BAB: □ Diare □Normal Konstipasi, hari : 7 Warna:
- Sklera: Putih □Ikterik
Tidak
SISTEM
- Fraktur: □ Ya, area____________ □Open # □ Close # □ Amputasi
- Mobilitas: □Mandiri Dibantu
- Kekuatan nadi: □Tidak ada (0) □ Lemah (1) Kuat (2/3) □ Sangat kuat (4)
- Kekuatan otot: 5 5
LOGI SKELETAL
NEURO MUSKULO

5 5
: Tidak
SISTEM SISTEM

- Kesulitan bicara □ Ya, area____________


- Kelemahan alat gerak: Tidak □ Ya, area____________
- Terpasang EVD : □ Tidak □Ya, area__________, Jumlah cairan:__________cc, Warna_____________
- Ukuran pupil : mm (anisokor)*
- Perubahan pola BAK: Tidak □ Ya (tidak puas, nyeri rasa terbakar, penurunan pancaran urin)
- Frekuensi BAK : _______x/hari,
- Terpasang alat bantu : □ Tidak Ya (Dower Kateter, kondom kateter) jumlah 700 cc , warna urin kuning pekat
- Stoma : Tidak □Ya (urosromy/nefrostomy/Cystostomy)*
GENITAL
URO-

: Pucat
SISTEM

- Warna kuit □ Sianosis □ Tidak ada masalah


- Luka : Tidak □ Ya, area____________, Ukuran_____________cm, Wara_____________
- Benjolan : Tidak □ Ya, area____________, Ukuran_____________cm,
- Suhu : Hangat □ Dingin _________
INTEGUME

: Mandiri
HYGIENE

- Aktivitas sehari-hari □Dibantu


NT

- Penampilan : Bersih □ Kotor


- Rambut : Bersih □ Kotor, Warna_____________
- Mandi : 3 kali/hari
- Keramas : 3kali/minggu
KONDISI PSIKOLOGI

Masalah perkawinan : tidak ada ( )ada : cerai / istri baru / simpanan / lain-lain : ……………………

Mengalami kekerasan fisik : () tidak ada Mencederai diri/orang lain : pernah tidak pernah
ada

Trauma dalam kehidupan : tidak ada ada, Jelaskan : ……………………………………………………

Gangguan tidur :  tidak ada ada

Konsultasi dengan psikologi/psikiater :  tidak ada ada

SOSIAL, EKONOMI, DAN SPIRITUAL

Status pernikahan  Single Menikah  Bercerai  Janda/duda

Anak  Tidak ada  Ada, jumlah anak: 1 orang


Pendidikan terakhir  SD  SMP SMA Akademi Sarjana Lainnya

Warganegara WNI  WNA,

Pekerjaan  PNS  Swasta  TNI/Polri √Tidak bekerja

Pembiayaan kesehatan Biaya sendiri  asuransi 


BPJS Perusahaan

Tinggal bersama Suami/istri  Anak  Orangtua  Sendiri  Lainnya

Kebiasaan  Merokok   Lainnya ................. Jenis dan jumlah per hari: …………
Alkohol

Agama  Hindu  Islam  Budha Kristen  Katolik  Kong Hu cu  Lain-


Perlu Rohanian  Ya Tidak, Jelaskan lain

ASSESSMEN FUNGSIONAL (Bartel Indeks)

N FUNGSI KETERANGAN SKO No FUNGSI KETERANGAN SKOR


o R
1 Mengontrol BAB Inkontinen/tidak teratur 0 6 Berpindah tempat Tidak mampu 0
(perlu enem dari tidur ke
) duduk
Kadang-kadang 1 Perlu banyak bantuan 1
inkontinen (1x untuk bisa duduk (2
seminggu) orang)
Kontinen teratur 2 Bantuan minimal 1 orang 2
2 Mengontrol BAK Inkontinen atau pakai 0 Mandiri 3
kateter dan tak terkontrol
Kadang-kadang 1 7 Mobilisasi/ Tidak mampu 0
inkontinen (max 1x24 berjalan
jam)
Mandiri 2 Bisa berjalan dengan 1
kursi roda
3 Membersihkan Butuh pertolongan orang 0 Berjalandengan bantuan 2
diri lain satu
( lap muka, sisir Mandiri 1 Mandiri 3
rambut, sikat gigi)
4 Penggunaan toilet, Tergantung pertolongan 0 8 Berpakaian Tergantung orang lain 0
pegi ke dalam dari orang lain (Memakai baju
WC (melepas, Perlu pertolongan pada 1 Sebagiandibantu( mis: 1
memakai celana, beberapa aktivitas terapi, mengancing baju)
menyeka, dapat mengerjakan
menyiram) sendiri beberapa aktivitas
yang lain
Mandiri 2 Mandiri 2
5 Makan Tidak mampu 0 9 Naik-turun tangga Tidak mampu 0
Perlu seseorang 1 Butuh pertolongan 1
menolong memotong
makanan
Mandiri 2 Mandiri 2
Total Skor 10 Mandi Tergantung orang lain 0
4 Mandiri 1
SKOR TOTAL : ( ) Mandiri (20), ( ) Ketergantungan ringan ( 12-19), ( ) Ketergantungan sedang (9-11), ( ) Ketergantungan berat (5-8),
( ) Ketergantungan total ( 0-4)

PENAPISAN KULIT( SKALA NORTON )


Kondisi fisik Kondisi mental Aktifitas Mobilisasi Ggn perkemihan

Bagus 4 Sadar Mobilisasi baik 4 Bebas 4 Tidak ada gangguan 4()


() 4()
Berpindah dengan batuan 3 Ada keterbatasan 3 Hilang timbul 3
Kurang 3 Apatis 3 Menggunkan kursi roda2() Sangat terbatas 2 Frekwensi urin 2
()
Jelek 2 Bingung 2 Menggunakan brancard 1 Besar 1
Tidak bisa bergerak 1
sangatjelek 1 Stupor 1

Nilai( )Resiko sangat tinggi < 10 ( ) Resiko Tinggi (10 -14 ) ( ) Resiko sedang (15 – 18) ( ) Resiko rendah (> 18)

SKRINING NUTRISI dengan MST (Malnutrisi screening tools)

Berat Badan (BB) sekarang : 65 kg 2. Apakah nafsu makan anda berkurang?


BB seharusnya/biasanya : 65 kg □ Tidak
Tinggi Badan (TB) : 176 cm 0
1. Apakah berat badan (BB) anda menurun  Ya
akhir-akhir ini tanpa direncanakan? 1
( ) Tidak
0 Total Skor
Ya, bila ya berapa penurunan berat badan Anda? Nilai MST :  Risiko Rendah (MST = 0 – 1 )
□ 1 – 5 kg  Risiko Sedang (MST = 2-3)
1 Risiko Tinggi (MST = 4 – 5)
□ 6 – 10 kg Catatan :
2
□ 11 – 15 kg
3
□> 15 kg
4
Tidak yakin
2

Hasil Lab:

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Pemeriksaan Darah Lengkap
Hb 15,4 12.3-15.3 g/dl
Hematokrit 47,5 36-45 %
Eritrosit 5.440.000 4.2-5.5juta/uL
Leukosit 8.400 4.5-11.0 10x3/uL
Trombosit 422.000 150-450 ribu/uL
Index Eritrosit
MCV 80-96 fl
MCH 27.5-33.2 pg
MCHC 33.4-35.5 %
Hitung Jenis leukosit
Basofil 0-1%
Eosinofil 0-4%
Neutrofil batang 3-5%
Neutrofil segmen 40-70%
Limfosit 33 22-44%
Glukosa sewaktu 176 <140mg/dl
Ureum 15.0-39mg/dl
Kreatinin 0.6-1.0mg/dl
Natrium (Na) 140 135-145
Kalium (K) 3.5-5.1mEq/L

 EKG

 FOTO Thorax

 Enzim Jantung
Medikasi
Nama Obat Dosis Indikasi
Terapi Infus Nacl 0,9 % 7 Tpm/IV
Ranitidine 2x1 Ampul/Iv
Aspilet 80 80mg -0-0/Oral

Clopidogrel 0-0-75 Mg/Ora


Simvastatin Oral 0-0-20 Mg/ Oral
Laxadin Sirup 3 X C Ii
Arixtra 2,5 Mg/Sc
Analisa Data

Data Analisa Masalah Masalah Keperawatan


DS: Faktor Resiko Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri hebat pada dada dan
mnejalar ke rahang dan lengan kiri sejak 4 jam yang
lalu Atherosclerosis
P:Nyeri khususnya pada saat beraktivitas dan saat
beristirahat pung tidak hilang
Q:Nyeri seperti tertusuk tusuk Iskemik Jaringan Miokard
R:Nyeri dada dan menjalar ke rahang dan lengan kiri
S:Skala Nyeri 8
T: Nyeri terjadi terus-menerus dan mendadak Kerusakan Jaringan miokard
DO:
TD=100/70 mmHg, nadi100x/menit, RR=20x/menit Pelepasan Nyeri Mediator Histamin
SaO280%, akral
dingin,grimace=menahansakit,meringis,mengerutka
n dahi

Penumpukan Plak Intoleransi Aktivitas


DS:Pasien mengatakan pasien lemas

Penurunan Aliran Darah


DO:Aktivitas sehari hari pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
Tidak adekuat suplai oksigen ke
otot jantung

Intoleransi Aktivitas

Latihan yang tidak cukup Konstipasi


DS:Pasien mengatakan belum BAB selama (Kurang melakukan latihan )
seminggu terakhir dan pasien mengatakan
bahwa perutnya kembung
Berpengaruh terhadap otot
DO: abdomen
1.Perut pasien tampang cembung
2.Bising usus 10x/menit
Kurang Nafsu Makan

Jumlah serat berkurang

Konstipasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagonsa 1: Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemik miokard)
2. Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
3. Diagnosa 3: Konstipasi

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


NOC NIC
Kontrol Nyeri Pemberian analgesik
Nyeri Akut berhubungan Indikator : Aktivitas-aktivitas :
dengan agen cidera 1. Mengenali kapan nyeri 11. Tentukan lokasi,
biologis terjadi. karakteristik, kualitas ,dan
(iskemia) 2. Menggambarkan faktor keparahan nyeri sebelum
penyebab. mengobati pasien.
3. Menggunakan jurnal harian 12. Cek perintah pengobatan
untuk memonitor gejala dari meliputi obat, dosis, dan
waktu ke waktu. frekuensi obat analgesik
4. Menggunakan tindakan yang diresepkan.
pencegahan. 13. Cek adanya riwayat alergi
5. Menggunakan tindakan obat.
pengurangan (nyeri) tanpa 14. Evaluasi kemampuan pasien
analgesik. untuk berperan serta dalam
6. Menggunakan analgesik pemelihan analgetik, rute,
yang direkomendasikan. dan dosis dan keterlibatan
7. Melaporkan perubahan pasien, sesuai kebutuhan.
terhadap gejala nyeri pada 15. Pilih analgesik atau
profesional kesehatan. kombinasi analgesik yang
8. Mengenali apa yang terkaid sesuai ketika lebih dari satu
dengan gejala nyeri. diberikan.
9. Melaporkan nyeri yang 16. Tentukan pilihan obat
terkontrol. analgesik (narkotik, non
narkotik, atau
Kontrol Nyeri NSAID),berdasarkan tipe
Indikator : dan keparahan nyeri.
10. Mengenali kapan nyeri 17. Tentukan analgesik
terjadi. sebelumnya, rute
11. Menggambarkan faktor pemberian, dan dosis untuk
penyebab. mencapai hasil pengurangan
12. Menggunakan jurnal harian nyeri yang optimal.
untuk memonitor gejala dari 18. Monitor tanda vital sebelum
waktu ke waktu. dan setelah memberikan
13. Menggunakan tindakan analgesik narkotik pada
pencegahan. pemberian dosis pertama
14. Menggunakan tindakan kali atau jika ditemukan
pengurangan (nyeri) tanpa tanda-tanda yang tidak
analgesik. biasanya.
15. Menggunakan analgesik 19. Berikan kebutuhan
yang direkomendasikan. kenyamanan dan aktivitas
16. Melaporkan perubahan lain yang daat membantu
terhadap gejala nyeri pada relaksasi untuk
profesional kesehatan. memfasilitasi penurunan
17. Mengenali apa yang terkaid
dengan gejala nyeri. 20. Berikan analgesik sesuai
18. Melaporkan nyeri yang paruh waktunya, terutama
terkontrol. pada nyeri yang berat.

Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri


Indikator : Aktivitas-aktivitas :
11. Nyeri yang dilaporkan. 13. Lakukan pengkajian nyeri
12. Panjangnya episode nyeri. komperhensif yang meliputi
13. Menggosok area yang lokasi, karakteristik,
terkena dampak. onset/durasi, frekuensi,
14. Mengerang dan menangis. kualitas, intensitas, atau
15. Ekspresi nyeri wajah. beratnya nyeri dan faktor
16. Tidak bisa beristirahat. pencetus.
17. Agitasi. 14. Obsevasi adanya petunjuk
18. Iritabilitas nonverbal mengenai
Mengerinyit ketidaknyamanan terutama
20. Mengeluarkan keringat pada mereka yang tidak
dapat berkomunikasi secara
efektif.
15. Pastikan perawatan
analgesik bagi pasien
dilakukan dengan
pemantauan yang ketat.
16. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman
nyeri dan sampaikan
penerimaan pasien terhadap
nyeri.
17. Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri.
18. Pertimbangkan pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri.
19. Tentukan akibat dari
pengalaman neri terhadap
kualitas hidup pasien
(misalnya tidur, nafsu
makan, pengertian,
perasaan, hubungan,
peforma kerja, dan
tanggung jawab peran).
20. Gali bersama pasien faktor-
faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri.
nyeri.
21. Evaluasi pengalaman nyeri
dimasa lalu yang meliputi
riwayat nyeri kronik
individu atau keluarga atau
nyeri yang menyebabkan
disability/ketidakmampuan/
kecacatan, dengan tepat.
22. Tentukan kebutuhan
frekuensi untuk melakukan
pengkajian
ketidaknyamanan pasien
dan mengimplementasikan
rencana monitor.
23. Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan, dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur.
24. Kendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan (misalnya
suhu ruangan, pencahayaan,
suara bising).

NIC
Intoleransi aktivitas NOC
berhubungan dengan Terapi Aktivitas
ketidakseimbangan antara Toleransi Terhadap Aktivitas aktivitas-aktivitas :
Indikator : 10. Pertimbangkan kemampuan
suplai dan kebutuhan 10. Saturasi oksigen ketika klien dalam berpartisipasi
oksigen beraktivitas melalui aktivitas spesifik
11. Frekuensi nadi ketika 11. Berkolaborasi dengan (ahli)
beraktivitas terapi fisik, okupasi dan
12. Frekuensi pernafasan ketika terapis rekreasional dalam
beraktivitas perencanaan dan pemantuan
13. Tekanan darah sistolik program aktivitas, jika
ketika beraktivitas memang diperlukan
14. Tekanan darah diastolik 12. Pertimbangkan komitmen
ketika beraktivitas klien untuk meningkatkan
15. Temuan/hasil EKG frekuensidan jarak aktivitas
(elektrokardiogram) 13. Bantu klien untuk
16. Wana kulit mengekplorasi tujuan
17. Kecepatan berjalan personal dari aktivitas-
18. Toleransi dalam menaiki aktivitas yang biasa
tangga dilakukan (misalnya,
bekerja) dan aktivitas-
aktivitas yang disukai
14. Bantu klien untuk memilih
aktivitas dan pencapaian
tujuan melalui aktivitas
yang konsisten dengan
kemampuan fisik, fisiologis
dan sosial
15. Dorong aktivitas kreatif
yang tepat
16. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang diinginkan
17. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang bermakna
18. Bantu klien dan keluarga
untuk mengidentifikasi
kelemahan dalam level
aktivitas tertentu

Management Energi
Aktivitas-aktivitas :
10. Kaji status fisiologis pasien
yang menyebabkan
kelelahan sesuai dengan
konteks usia dan perkembangan
11. Anjurkan pasien
mengungkapkan perasaan
secara verbal mengenai
keterbatasan yang dialami
12. Gunakan instrumen yang
valid untuk mengukur
kelelahan
13. Tentukan persepsi
pasien/orang terdekat dekat
pasien mengenai penyebab
kelelahan
14. Perbaiki defisit status
fisiologi pasien (misalnya,
kemoterapi yang
menyebabkan anemia)
sebagai prioritas utama
15. Tentukan jenis dan
banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
16. Monitor intake/asupan
nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
17. Konsulkan dengan ahli gizi
mengenai cara
meningkatkan asupan
energi dari makanan
18. Monitor/catat waktu dan
lama istirahat/tidur
pasienajarkan pasien
menenai pengelolaan
kegiatan dan teknik
manajement waktu untuk
mencegah kelelahan
Konstipasi NOC NIC
         Bowel elimination Constipation/Impaction Management
Definisi : Penurunan pada          Hydration
frekwensi normal - Monitor tanda dan gejala konstipasi
defakasi yang disetai oleh Kriteria Hasil : - Monior bising usus
kesulitan atau          Mempertahankan bentuk feses lunak - Monitor feses : frekuensi, konsistensi
pengeluaran tidak setiap 1-3 hari dan volume
Iengkap fases/atau          Bebas dari ketidaknyamanan dan - Konsultasi dengan dokter tentang
pengeluaran fases yang konstipasi penurunan dan peningkatan bising
kering, keras, dan banyak         Mengidentifikasi indicator untuk usus
mencegah konstipasi - Monitor tanda dan gejala ruptur
Batasan Karakteristik :         Feses lunak dan berbentuk usus/peritonitis
         Nyeri abdomen - Jelaskan etiologi dan rasionalisasi
         Nyeri tekan abdomen tindakan terhadap pasien
dengan teraba resistensi - Identifikasi faktor penyebab dan
otot kontribusi konstipasi
         Nyeri tekan abdomen - Dukung intake cairan
tanpa teraba resistensi - Kolaborasikan pemberian laksatif
otot - Pantau tanda-tanda dan gejala impaksi
         Anoraksia - Memantau gerakan usus, termasuk
         Penampilan tidak konsistensi frekuensi, bentuk, volume,
khas pada lansia (mis, dan warna
perubahan pada status - Memantau bising usus
mental, inkontinensia - Konsultasikan dengan dokter tentang
urinarius, jatuh yang tidak penurunan / kenaikan frekuensi bising
ada penyebabnya, usus
peningkatan suhu tubuh) - Pantau tanda-tanda dan gejala
         Borbogirigmi pecahnya usus dan / atau peritonitis
         Darah merah pada - Jelaskan etiologi masalah dan
feses pemikiran untuk tindakan untuk
         Perubahan pada pola pasien
defekasi - Menyusun jadwal ketoilet
         Penurunan frekwensi - Mendorong meningkatkan asupan
         Penurunan volume cairan, kecuali dikontraindikasikan
fases - Evaluasi profil obat untuk efek
         Distensi abdomen samping gastrointestinal
         Rasa rektal penuh - Anjurkan pasien / keluarga untuk
         Rasa tekanan rectal mencatat warna, volume, frekuensi,
         Keletihan umum dan konsistensi tinja
         Feses keras dan - Ajarkan pasieri / keluarga bagaimana
berbentuk untuk menjaga buku harian makanan
         Sakit kepala - Anjurkan pasien / keluarga untuk diet
         Bising usus hiperaktif tinggi serat
         Bising usus hipoaktif - Anjurkan pasien / keluarga pada
         Peningkatan tekanan penggunaan yang tepat dan obat
abdomen pencahar
         Tidak dapat makan, - Anjurkan pasien / keluarga pada
Mual hubungan asupan diet, olahraga, dan
         Rembesan feses cair cairan sembelit / impaksi
         Nyeri pada saat - Menyarankan pasien untuk
defekasi berkonsultasi dengan dokter jika
         Massa abdomen yang sembelit atau ìmpaksi terus ada
dapat diraba - Menginformasikan pasien prosedur
         Adanya feses lunak, penghapusan manual dari tinja, jika
seperti pasta didalam perlu
rektum - Lepaskan impaksi tinja secara
         Perkusi abdomen manual, jika perlu
pekak - Timbang pasien secara teratur
         Sering flatus - Ajarkan pasien atau keluarga tentang
         Mengejan pada saat proses pencernaan yang normal
defekasi - Ajarkan pasien / keluarga tentang
         Tidak dapat kerangka waktu untuk resolusi
mengeluarkan feses sembelit
         Muntah

Faktor Yang
Berhubungan :
Fungsional
         Kelemahan otot
abdomen
         Kebiasaan
mengabaikan dorongan
defekasi
         Ketidakadekuatan
toileting (mis, batasan
waktu, posisi untuk
         defekasi, privasi)
         Kurang aktivitas fisik
         Kebiasaan defekasi
tidak teratur
         Perubahan lingkungan
saat ini
Psikologis
         Depresi, Stres emosi
         Konfusi mental
Farmakologis
         Antasida mengandung
aluminium
         Antikolinergik,
Antikonvulsan
         Antidepresan
         Agens antilipemik
         Garam bismuth
         Kalsium karbonat
         Penyekat saluran
kalsium
         Diuretik, Garam besi
         Penyalahgunaan
laksatif
         Agens anti inflamasi
non steroid
         Opiate, Fenotiazid,
Sedative
         Simpatomimemik
Mekanis
         Ketidakseimbangan
elektrolit
         Kemoroid
         Penyakit
Hirschsprung
         Gangguan neurologist
         Obesitas
         Obstruksi pasca-
bedah
         Kehamilan
         Pembesaran prostat
         Abses rectal
         Fisura anak rektal
         Striktur anak rectal
         Prolaps rectal, Ulkus
rectal
         Rektokel, Tumor
Fisiologis
         Perubahan pola
makan
         Perubahan makanan
         Penurunan motilitas
traktus gastrointestinal
         Dehidrasi
         Ketidakadekuatan
gigi geligi
         Ketidakadekuatan
higiene oral
         Asupan serat tidak
cukup
         Asupan cairan tidak
cukup
         Kebiasaan makan
buruk
 Diagnosa Nyeri
NAMA
EVALUASI TERANG/
TANGGAL JAM TINDAKAN PERAWATAN
TANDA
TANGAN
19 Oktober 08.00 - melakukan 19 Oktober 2021
2021
pengkajian nyeri S : Tn. M Mengatakan Nyeri
komprehensif yang meliputi
Sudah Berkurang
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, intensitas O : Wajah Tn. M Tampak Rileks,

atau beratnya nyeri, dan Vital Sign Dalam Batas Normal


faktor pencetus
08.03 (TD 110/70 Mmhg, N 80 X/M, RR
- engobservasi adanya
ketidaknyamanan (ekspresi 19 X/M),
dan gerak – gerik) A : Masalah Teratasi Sebagian,
08.20 - Mengajarkan teknik non
farmakologis, tarik napas P :Intervensi Dilanjutkan

dalam
08.30 - mengatur lingkungan yang
nyaman dengan menutup tirai
ketika pasien tidur dan
membatasi pengunjung.
09.00 - Melaksanakan pemberian
obat aspilet 1x80 mg/oral
09.05 - mengkaji skala nyeri
09.10 - mengobservasi adanya
ketidaknyamanan(ekspresi
dan gerak – gerik)
- menyarankan untuk
melakukan teknik
tarik napas dalam pada saat
pasien merasa nyeri
20 Oktober 06.05 - mengkaji skala nyeri; 20 Oktober 2021
2021
- melaksanakan pemberian S : Tn. M Mengatakan Tidak
obat aspilet 1x80 mg/oral
Merasakan Nyeri,

O : Wajah Pasien Tampak Rileks,

Skala Nyeri Berkurang

A : Masalah Teratasi

P : Intervensi Di Hentikan

06.15 - menganjurkan pasien untuk


tetap melakukan napas dalam
pada saat nyeri

 Diagnosa Intoleransi Aktivitas

19 08.05 - mengkaji penyebab yang 19 Oktober 2021


Oktober
membuat pasien merasa
2021 S : Tn. M Mengatakan Masih
kelelahan
08.08 - menganjurkan pasien untuk Merasa Lemas
tirah
O: Pasien Tampak Beristirahat
baring/pembatasan kegiatan
seperti meningkatkan jumlah Dengan Posisi Terlentang
waktu
istirahat pasien A : MAsalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi Dan

Instruksi Dokter Penanggung

Jawab Pasien, Pasien Boleh Pindah

Ke Ruangan Biasa (Ruangan

Bougenvile)
20 12.00 - membantu pasien untuk 20 Oktober 2021
Oktober
makan dan minum
2021 S : Tn. M Mengatakan Masih
12.10 - memonitor status pernapasan Merasa
pasien
09.10
Lemas,
- menganjurkan pasien untuk
banyak beristirahat O : Pasien Tampak Tidur Dengan
09.20 - membantu pasien untuk BAK Posisi Miring Kanan,
di toilet;
09.43
A : Masalah
- memonitor status pernapasan
pasien Teratasi Sebagaian

P : Lanjutkan Intervensi

21 10.30 - mengobservasi TTV (Hasil: 21 Oktober 2021


Oktober
TD: 100/70 mmHg, N: 80
2021 S:Tn. M Mengatakan Sudah Tidak
x/menit, S: 36,5°C, RR: 20
x/menit) Merasa Lemas

O : Pasien Tampak Duduk Diatas

Tempat Tidur

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

 Diagnosa Konstipasi

19 09.00 - Mengobservasi tanda 19 oktober 2021


oktober dan gejala konstipasi
2021 - Menganjurkan pasien untuk S :Tn. M mengatakan masih belum
minum air putih yang
bab dan perutnnya masih terasa
cukup ± 1500 cc/hari
- Menganjurkan keluarga untuk kembung
memberikan ekstra
buah seperti papaya dan O: Perkusi abdomen pasien
pisang, Pekak, palpasi teraba massa di
- Kolaborasi dengan tim gizi
untuk pemberian makanan kuadran kanan bawah
yang tinggi serat
A : Masalah belum teratasi
- melayani pemberian obat oral
laxadine syrup sesuai instruksi p : Lanjutkan intervensi

20 11.00 - Mengobservasi tanda 20 oktober 2021


oktober dan gejala konstipasi,
2021 - Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengatakan masih
minum air putih yang
belum bab namun kembung
cukup ± 1500 cc/hari,
- Menganjurkan keluarga untuk pada perut mulai berkurang
memberikan ekstra buah
seperti papaya dan pisang, O : Perkusi abdomen pekak,
- Kolaborasi dengan tim gizi
untuk pemberian makanan palpasi teraba massa pada
yang tinggi serat
kuadran kanan bawah
- Melayani pemberian obat oral
laxadine A : Masalah belum teratasi
syrup sesuai instruksi
P : Lanjutkan intervensi

21 09.00 - Mengobservasi tanda dan 21 oktober 2021


oktober gejala konstipasi
2021 - Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengatakan sudah bab
minum air putih yang cukup ±
pagi tadi
1500 cc/hari
- Menganjurkan keluarga untuk O : Tidak teraba massa pada saat
memberikan ekstra buah
seperti papaya dan pisang, dipalpasi, perkusi tidak pekak
kolaborasi dengan tim gizi
untuk pemberian makanan A : Masalah teratasi
yang tinggi serat
P : Intervensi di hentikan
- Melayani pemberian obat oral
laxadine syrup sesuai
instruksi
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Diagnosa Evaluasi
Nyeri Akut Berhubungan Dengan 19 Oktober 2021
Agen Cedera Biologis S : Tn. M Mengatakan Nyeri Sudah Berkurang
(Iskemik) O : Wajah Tn. M Tampak Rileks, Vital Sign Dalam Batas Normal
(TD 110/70 Mmhg, N 80 X/M, RR 19 X/M),
A : Masalah Teratasi Sebagian,
P :Intervensi Dilanjutkan

20 Oktober 2021
S : Tn. M Mengatakan Tidak Merasakan Nyeri,
O : Wajah Pasien Tampak Rileks, Skala Nyeri Berkurang
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Di Hentikan

Intoleransi Aktivitas Berhubungan 19 Oktober 2021


Dengan Ketidakseimbangan Antara S : Tn. M Mengatakan Masih Merasa Lemas
Suplai Dan Kebutuhan Oksigen O: Pasien Tampak Beristirahat Dengan Posisi Terlentang
A : Asalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi Dan
Instruksi Dokter Penanggung Jawab Pasien, Pasien Boleh Pindah Ke
Ruangan
Biasa (Ruangan Bougenvile)

20 Oktober 2021
S : Tn. M Mengatakan Masih Merasa
Lemas,
O : Pasien Tampak Tidur Dengan Posisi Miring Kanan,
A : Masalah
Teratasi Sebagaian
P : Lanjutkan Intervensi
21 Oktober 2021
S:Tn. M Mengatakan Sudah Tidak Merasa Lemas
O : Pasien Tampak Duduk Diatas Tempat Tidur
A : Masalah Teratasi Sebagian,
P : Lanjutkan Intervensi

Kontsipasi 19 Oktober 2021


S :Tn. M Mengatakan Masih Belum BAB Dan Perutnnya Masih Terasa
Kembung
O: Perkusi Abdomen Pasien
Pekak, Palpasi Teraba Massa Di Kuadran Kanan Bawah
A : Masalah Belum
Teratasi,
P : Lanjutkan Intervensi

20 Oktober 2021
S : Pasien Mengatakan Masih Belum BAB Namun Kembung Pada
Perut Mulai Berkurang
O : Perkusi Abdomen Pekak, Palpasi Teraba Massa Pada Kuadran
Kanan Bawah
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

21 Oktober 2021
S : Pasien Mengatakan Sudah BAB Pagi Tadi
O : Tidak Teraba Massa Pada Saat Dipalpasi, Perkusi Tidak Pekak
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Di Hentikan.
INFORMASI PEMINDAHAN RUANGAN/ PEMULANGAN PASIEN
INFORMASI KETERANGAN
MRS Di Ruang :
Foto rontgen: □Laboratorium:……lembar □EKG…….lembar
□Obat-obatan :
Dipulangkan □KIE □Obat pulang □Foto rontgen □Laboratorium □Kontrol Poliklinik
Pulang paksa □KIE □Tanda tangan pernyataan pulang paksa.
Meninggal Dinyatakan meninggal pk. 12.14 WIB
Minggat Dinyatakan minggat pk. ____.____ WIB, □Lapor Satpam □Lapor MOD
□Lapor Supervisi □Lapor Humas

Nama dan Tanda tangan Clinical Instructur Nama dan tanda tangan Mahasiswa

( --------------------------------------------------- )
REVIEW ARTIKEL
ARTIKEL I

Judul Penerapan Relaksasi Benson Terhadap Pengurangan Skala Nyeri Pada Pasien
Dengan Kegawatan Acute Myocardial Infarct

Jurnal

Tahun

Penulis Aulia Eka Agustin, Nabhani, Nanang Sri Mujiono

Tujuan Penelitian  Menyusun resume asuhan keperawatan dengan penerapan Relaksasi Benson
pada pasien AMI
 Mengidentifikasi manfaat Relaksasi Benson terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien AMI
Metode Penelitian Kajian Asuhan Keperawatan ini dilakukan dengan cara
deskriptif menggunakan metode case study research

Lokasi Penelitian Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 25 November 2018 sampai dengan 25 April
2019 di RSUD Pandanarang Boyolali

Hasil Penelitian Penerapan relaksasi Benson yang dilakukan selama 3 hari dengan waktu 10 - 15
menit dapat membantu menurunkan nyeri pada pasien Acute Myocardial Infarct
dari skala 6 menjadi skala 2

ARTIKEL II

Judul Efektivitas Foot Hand Massage Terhadap Respon Fisiologis Danintensitas Nyeri
Pada Pasien Infark Miokard Akut :Studi Di Ruang Iccu Rsud.Dr. Iskak
Tulungagung

Jurnal

Tahun

Penulis Awan Hariyanto, Suharyo Hadisaputro ,Supriyadi


Tujuan Penelitian

Metode Penelitian Desain penelitian ini menggunakan Randomized Pretest-Postest Control Group
Design. Pengambilan sampel dengan simple random sampling besar sampel 36
responden terdiri 18 kelompok perlakuan dan 18 kelompok kontrol. Analisis data
secara univariat dengan table distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan
paired t-test, wilcoxon untuk kelompok berpasangan, untuk kelompok tidak
berpasangan menggunakan independen t-test,mann-whitney dengan taraf
signifikansi ≤ 0,05

Lokasi Penelitian

Hasil Penelitian Foot hand massage berpengaruh terhadap respon fisiologis nyeri
( kelompokberpasangan ) p-value: tekanan darah systole 0,001 diastole 0,004, nadi
0,004, respirasi 0,001, suhu 0,059, lekosit 0,001, intensitas nyeri 0,001. Kelompok
tidak berpasangan sesudahperlakuan p-value : tekanan darah sistole 0,034, diastole
0,010 nadi 0,001, respirasi 0,024,suhu 0,557, lekosit 0,019, intensitas nyeri 0,001

Pasien infark miokard akut yang diberikan foot hand massage selama 4 kali
20menit dalam 2 hari bersama dengan pengobatan standart dapat memberikan
respon fisiologis
nyeri pada tekanan darah sistole, diastole, nadi , respirasi, lekosit darah dan pada
kelompokperlakuan 94% intensitas nyeri menurun skala ringan, tapi tidak berespon
terhadap suhu

ARTIKEL III

Judul Efektifitas Terapi Aroma Bunga Lavender (Lavandula Angustifolia) terhadap


Penurunan Skala Nyeri pada Klien Infark Miokard

Jurnal

Tahun

Penulis Dasna, Gamya Tri Utami, Arneliwati

Tujuan Penelitian Pengaruh terapi aroma bunga lavender (Lavadula Angustifolia)


terhadap penurunan skala nyeri pada klien infark miokard.

Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian Quasi Experimental dengan pendekatan Pre and post test only non
equivalent control group Sampel yang digunakan sebanyak 30 orang responden,
yakni
15 responden kelompok eksperimen dan 15 responden kelompok kontrol
Lokasi Penelitian

Hasil Penelitian Kesimpulan dari penelitian“Efektifitas Terapi Aroma Bunga


Lavender (Lavandula Angustifolia) terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Klien
Infark Miokardium” yaitu hasil analisis didapatkan distribusi jenis kelamin
responden pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrolberjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang.


Berdasarkan hasil uji homogenitas jenis kelamin kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
adalah homogen (p value 0,257).

Sedangkan analisis responden berdasarkan usia responden pada


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah dewasa tengah (41-65 tahun)
sebanyak 24 orang responden.
Berdasarkan hasil uji homogenitasdidapatkan usia responden padakelompok
eksperimen dan kelompokkontrol adalah homogen (p value0,414).

Hasil uji Mann-Whitney padaskor intensitas skala nyeri pre testpada kelompok
eksperimen dan kontrol menunjukkan nilai p=0,717(nilai p vakue > α=0,05) atau
tidak ada perbedaan yang signifikan sedangkan intensitas skala nyeri post test
didapatkan p= 0,009 (nilai p value <α=0,05) atau ada perbedaan antara intensitas
skala nyeri setelah pemberian terapi aroma lavender (lavandula Angustifolia) pada
kelompok eksperimen dan kontrol.
Hasil uji Wilcoxon pada skala nyeri sebelum (pre test) dan sesudah (post test)
menunjukkan nilai p=0,001 (nilai p vakue < α=0,05) atau ada perbedaan antara
intensitas skala nyeri
sebelum dan sesudah pemberian terapi aroma lavender (lavandula Angustifolia)
pada kelompok eksperimen.

ARTIKEL IV

Judul Kecepatan Penurunan Nyeri Klien Infark Miokard Akut Dengan Pemberian
Oksigenasi

Jurnal Vol. VIII No 1 April 2015

Tahun 2015

Penulis Wiwin Susilodewi

Tujuan Penelitian Mengetahui kecepatan penurunan skala nyeri dada dengan pemberian oksigenasi
tambahan pada klien infark miokard akut di
Ruang Intensif Care Unit RSU Haji Surabaya

Metode Penelitian metode penelitian adalah quasy eksperiment dengan teknik two group pratest-
posttest design. Sampel penelitian ini sebanyak 17 klien, variabel penelitian ini
adalah pemberian oksigenasi dan skala nyeri dada, untuk tes uji statistik
menggunakan tes uji wilcoxon match paired

Lokasi Penelitian Ruang Intensif Care Unit RSU Haji Surabaya

Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang pemberian oksigenasi dan kecepatan penurunan nyeri dada
pada klien infark miokard akut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya klien
infark miokard akut mengalami skala nyeri dada berat terkontrol sebelum
pemberian oksigenasi. Sebagian besar klien infark miokard akut mengalami nyeri
dada ringan sesudah pemberian oksigenasi. Terdapat pengaruh pemberian
oksigenasi terhadap kecepatan penurunan nyeri dada pada klien infark miokard
akut di Ruang Intensif Care Unit RSU Haji Surabaya.

Kesimpulan :

Terdapat teknik farmakologi dan non farmakologi dalam upaya mengurangi nyeri pada pasien infark miokard
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
INFARK MIOKARD AKUT (IMA)

Pokok Bahasan : Sistem Kardiovaskuler


Sub Pokok Bahasan : Penyakit Infark Miokard Akut (IMA)
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Waktu : 09.00 – 09.30 (30 menit)
Hari/Tanggal : 3 okrober 2021
Tempat : Ruang Poli Jantung Rumah Sakit

A.Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular ini secara tipikal menyerang usia pertengahan ke atasnamun penyakit kardiovaskular adalah hasil dari
sebuah proses sepanjanghidup manusia. Kejadian penyakit kardiovaskular pada usia dewasa tersebuttidak terlepas dari interaksi
terus menerus dari masa kanak-kanak sampairemaja beberapa faktor resiko yang mungkin menyebabkan
penyakitKardiovaskuler yang juga terus mengalami peningkatan tentu bukan faktorresiko kadar lemak tinggi dalam darah
saja penentu terbentuknya “karat“lemak pada dinding pembuluh darah dalam kata lain ada yang memiliki bakat berdasarkan
faktor genetik maupun gaya hidup dari penderita penyakit sendiri.(Nadesul, 2014: 53)

World Health Association(WHO), (2013). 17,7 juta (30%) dari 58 jutakematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung
dan pembuluh darah.Berdasarkan seluruh angka tersebut, penyebab kematian antara laindisebabkan oleh serangan jantung
(7,6 juta penduduk), stroke (5,7 juta penduduk), dan selebihnya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluhdarah (4,2 juta
penduduk). Berdasarkan seluruh data yang telah dikumpulkanoleh WHO, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat penyakit
jantungdan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa, kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030,
diperkirakan 23,6 juta penduduk akanmeninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Masalah atau penyakit lain sebenarnya bermacam-macam. Adapun yang paling sering mendapat perhatian adalah penyakit
jantung yang paling banyakmerenggut cukup banyak korban meninggal secara cepat yaitu penyakit jantung koroner (PJK)
yang termasuk didalamnya adalahinfark miokard akut (IMA) atau secara awam diistilahkan sebagai serangan jantung.
Infarkmiokard merupakan sebuah penyakit yang disebabkan sumbatan disalah satuarteri koronaria yang menyebabkan iskemia
kemudian jika iskemia miokard berlangsung beberapa waktu lama, bahkan saat istirahat maka terjadi nekrosisdi miokardium ini
lah disebut infark miokard akut (IMA). (Silbernagl & Lang,2013: 220).

Departemen Kesehatan (Depkes), (2013). Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah ini terus meningkat dan akan
memberikan beban kesakitan,kecacatan dan beban social ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan Negara. Prevalensi
penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis sebesar 0,5% sedangkan berdasarkan diagnosis
doktergejala sebesar 1,5%. Sementara itu prevalensi penyakit gagal jantung diIndonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis
terbesar 0,13%. PerhimpunanDokter spesialis kardiovaskular Indonesia (PERKI), (2015). Sindromkoronaria Akut (SKA)
merupakan suatu masalah utama karena menyebabkanangka perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi.

B.Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan tentang Infark MiokardAkur (IMA) selama 1 x 30 menit, diharapkan
pasien dan keluarga mampumemahami tentang Infark Miokard Akur (IMA).

C.Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Infark Miokard Akut (IMA)selama 1 x 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga
dapat:
1) Menyebutkan pengertian Infark Miokard Akut (IMA)
2) Menyebutkan faktor penyebab terjadinya Infark Miokard Akut (IMA)
3) Menyebutkan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit InfarkMiokard Akut (IMA)
4) Menyebutkan jenis pemeriksaan yang dapat digunakan dalam mengurangiresiko terjadinya Infark Miokard Akut (IMA)
5) Menyebutkan cara mencegah terjadinya Infark Miokard Akut (IMA)
6) Dapat memahami pentingnya cara penanganan Infark Miokard Akut

D.Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada pasien dankeluarga pasien di ruang Poli Jantung Rumah Sakit
Islam Banjarmasin.

E.Materi (terlampir)
1. Pengertian Infark Miokard Akut (IMA)
2. Faktor penyebab terjadinya Infark Miokard Akut (IMA)
3. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Infark Miokard Akut (IMA)
4. Jenis pemeriksaan yang dapat digunakan dalam mengurangi resikoterjadinya Infark Miokard Akut (IMA)
5. Pencegahan Infark Miokard Akut (IMA)
6. Penanganan Infark Miokard Akut (IMA)

F.Media
 Leaflet
 Power Point + Video

G.Metode
 Ceramah
 Diskusi dan Tanya jawab
 Evaluasi
H.Kegiatan penyuluhan

no tahap Kegiatan Respon pasien/keluarga


1 Pembukaan(5 1. Memberi salam Menjawab salam dan
menit) 2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menggali pengetahuankeluarga pasien tentangInfeksi
Miokard Akut (IMA)
5. Membuat kontrak waktu
2 Pelaksanaan 1. Penyampaian materi tentang: Mendengarkan,Memperha
( 20 menit) a) Definisi Infark MiokardAkut (IMA) tikan,Memberitanggapan
b) Etiologi dan faktor predisposisi InfarkMiokard Akut dan Bertanya
(IMA)
c) Tanda dan gejala InfarkMiokard Akut (IMA)
d) Jenis Pemeriksaan yangdigunakan pada penyakitIMA
e) Dampak infark miokardakut
f) Cara pencegahan InfarkMiokard Akut (IMA)
g) Penagangan InfarkMiokard Akut (IMA)
2. Memberikan kesempatanuntuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3 Penutup 1. Menyimpulkan materi yangdisampaikan oleh penyaji Mendengarkan,Menjawab
(5 menit) 2. Mengevaluasi pendengar atas penjelasan yang pertanyaan dan menjawab
disampaikandan penyaji menanyakankembali mengenai salam
materi penyuluhan
3. Salam Penutup

I. Setting Tempat
Keterangan :

: peserta

: fasilitator

: penyaji
: lembar balik

: moderator

:Observer

J. Pengorganisasian
1. Penyaji : meysy corputty
2. Moderator : gres junita oju
3. Fasilitator : stela de queljoe, gavrilya metiary, Melissa mahakena.
K. Pembagian Tugas
1. Penyaji : Menyajikan materi penyuluhan dan melakukan evaluasi
2. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan
3. Fasilitator : Memotivasi peserta untuk bertanya
4. Observer : Meangamati jalannya acara penyuluhan

L.Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan tentang:
1. Apa pengertian dari Infark Miokard Akut (IMA) ?
2. Apa saja faktor penyebab terjadinya Infark Miokard Akut (IMA) ?
3. Apa saja tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Infark MiokardAkut (IMA) ?
4. Apa saja jenis pemeriksaan yang dapat digunakan dalam mengurangiresiko terjadinya Infark Miokard Akut (IMA) ?
5. Bagaimana cara mencegah terjadinya Infark Miokard Akut (IMA) ?
6. Bagaimana cara penanganan Infark Miokard Akut (IMA) ?

M.Lembar observer penyuluhan

N Observasi Hasil
O

1 Persiapan

2 Penyajian materi

3 Respon peserta

4 Sesi Tanya jawab

5 reinforcement

Materi Penyuluhan
Infark Miokard Akut (IMA)

A.Pengertian
Infark miokard yaitu suatu sindrom koronaria akut, diakibatkan oleh penurunan aliran darah melalui salah satu arteri
koronaria. Keadaan inimenyebabkan iskemia, dan nekrosis miokardium (Saputra, 2014: 64).
Infark miokard adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibatkekurangan oksigen berkepanjangan. Hal ini adalah
respons letal terakhirterhadap iskemia miokard yang tidak teratasi (Corwin, 2009: 495).
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karenasumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut
terjadi oleh karena adanyaaterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darahke jaringan otot jantung.
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosismiokard akibat aliran darah ke otot jantung tersumbat (Joyce, 2014).

B.Penyebab dan Faktor Risiko Penyebab IMA


Menurut Oktavianus & Rachmawati (2014: 24) :
1. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a) Faktor pembuluh darah: Aterosklerosis, Spasme, Arteritis.
b) Faktor sirkulasi: Hipotensi, Stenosos aurta, Insufisiensi
c) Faktor darah: Anemia, Hipoksemia, polisitemia
2. Curah jantung yang meningkat :
a) Aktifitas berlebihan
b) Emosi
c) Makan terlalu banyak
d) Hypertiroidisme
3. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
a) Kerusakan miocard
b) Hypertropimiocard
c) Hypertensi diastolic
4. Faktor predisposisi :
1) Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a) Usia lebih dari 40 tahun
b) Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanitameningkat setelah menopause.
c) Hereditas
d) Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2) Faktor resiko yang dapat diubah :
Mayor :
a) Hiperlipidemia
b) Hipertensi
c) Merokok
d) Diabetes
e) Obesitas
f) Diet tinggi lemak jenuh, kalori
Minor:
 Inaktifitas fisik
 Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,kompetitif).
 Stress psikologis berlebihan.

C.Klasifikasi
Menurut Alpert (2010), pembagian infark miokard atau disebut jugaacutemyocardial infarction, berdasarkan penyebabnya yang
heterogen, antara lain:
1. Infark miokard tipe 1Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur , fisura, ataudiseksi plak aterosklerosis. Selain
itu, peningkatan kebutuhan danketersediaan oksigen dan nutrien yang inadekuat memicu munculnya infark miokard.
Hal-hal tersebut merupakan akibat dari anemia, aritmiadan hiper atau hipotensi.
2. Infark miokard tipe 2Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vasokonstriksi dan spasme arterimenurunkan aliran darah
miokard.
3. Infark miokard tipe 3Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Halini disebabkan sampel darah
penderita tidak didapatkan atau penderitameninggal sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat meningkat.
4. Infark miokard tipe 4aPeningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard (contohnyatroponin) 3 kali lebih besar dari
nilai normal akibat pemasangan percutaneous coronary intervention(PCI) yang memicu terjadinya infarkmiokard.
5. Infark miokard tipe 4bInfark miokard yang muncul akibat pemasangan stenttrombosis.
6. Infark miokard tipe 5Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal. Kejadianinfark miokard jenis ini
berhubungan dengan operasi bypass koroner.

D.Tanda dan Gejala


Menurut (Kasron, 2014: 25) :
1. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak mereda, biasanya di atas region sterna bawah dan abdomen
bagian atas, inimerupakan gejala utama.
2. Keparahan nyeri dapat menjalar kebahu dan terus ke bawah menuju lengan(biasanya lengan kiri).
3. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguanemosional), menetap selama beberapa jam atau
hari, dan tidak hilangdengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG)
4. Nyeri dapat menjalar kearah rahang dan leher. Nyeri sering disertai dengansesak nafas, pucat, dingin, kemudian diaforesis
berat, pening atau kepalaterasa melayang dan mual muntah.

E.Pencegahan
1. Hindari: merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin,
kokain, dan sejenisnya.
2. Kurangi: kolesterol, lemak dalam makanan.
3. Anjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur
4. Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas
5. Kurangi stress
6. Membiasakan makan dan minuman sehat serta menurunkan frekuensimakan makanan siap saji, soft drink/bersoda.

F.Penanganan
1. Upaya pembatasan perluasan Infark Miokard
2. Pemberian obat-obat trombolitik (streptokinase/urokinase) dengan atautanpa disusul angioplasti (perkutaneus transluminal
koroner angioplasty)
3. Pemberian obat penghambat adrenoreseptor-beta untuk pencegahansekunder pasca infark.

Penanganan IMA sebelum dirumah sakit :


1. Monitor, lakukan ABC. Siapkan diri untuk melakukan RJP dandefibrilasi
2. Berikan oksigen, aspirin, nitrogliserin, dan morfin jika diperlukan
3. Jika ada, periksa EKG 12-sadapan; jika ada ST elevasi: Informasikansecara dini rumah sakit dengan transmisi atau
interpretasi, mulai ceklistterapi fibrinolitik, Informasikan dini rumah sakit untuk mempersiapkan penanganan STEMI
Untuk pasien yang mengalami sindrom koroner akut, panduan terapi berikutdapa membantu, ini menggunakan akronim
ABCD, yang maknanya adalah Auntuk terapiantiplatelet, antikoagulan, penghambatenzim, pengubah-angiotensin, dan
penyekatresptor-angiotensin. B untuk penyekat beta dan pengendalian tekanan darah ( Blood preassure). C untuk terapi
kolesterol(cholesterol) dan mengehentikan rokok (cigarette smoking cessation).Kemudian D untuk penatalaksanaan
diabetes dan diet, kemudian E untukexerciseatau olahraga. Dan untuk pasien yang mendapat serangan jantung,terapi dibawah
ini harus dilakukan:
a) Penghentian aktivitas fisik untuk mengurangi beban kerja jantungmembantu membatasi luas kerusakan.
b) Resusitasi jantung paru mungkin diperlukan apabila terjadi fibrilasi jantung atau henti jantung. Defibrilasi listrik untuk
memulihkan iramalistrik dalam beberapa menit perta,a henti jantung sangat bermanfaatdalam menyelamatkan Infark
miokard akut. (Corwin, 2009: 499)

G. Komplikasi
Menurut (Corwin, 2009: 498) :
1. Aritmia
2. Gagal jantung
3. Syok kardiogenik
4. Trombo-embolisme
5. Perikarditis
6. Aneurisma ventrikel
7. Regurgitasi mitral akut
8. Ruptur jantung dan septum.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC

Kasron. (2014). Buku Ajar Anatomi Fisiologi Kardiovaskular . Jakarta: NuhaMedika


Oktavianus & Alfyana Nadya Rachmawati. (2014). Patofisiologi Kardiovaskuler.Yogyakarta: Graha Ilmu

Saputra Lyndon. (2014). Mudah Mempelajari Patofisiologi.Tangerang: BinarupaAksara Publisher

Anda mungkin juga menyukai