Disusun Oleh :
Kelompok II
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2021
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU Triase;Merah
Nama : Tn.A
Tgl.Lahir: Ambon,7 Mei 1971
ASUHAN KEPERAWATAN L/P
GAWAT DARURAT PADA Tn. A dengan gangguan
sistem kardiovaskular; Infark Miokard No RM : 42011
□ Gargling simetris CRT : □ <2 dtk >2dtk Alert Verbal Pain □Unrespons
□ Stridor Tachipneu Warna kulit : □ Normal Pucat □ Pupil :
□ Wheezing Dispnea Kuning Isokor □Anisokor □Pin Pont
□Ronchi O2;(Simple Perdarahan : Tidak ada □Medriasis
□ Terintubasi Mask ) □Terkontrol □ Tidak terkontrol Reflek :
□ WOB Turgor kulit : Baik □Buruk GCS : E 4 V 5 M 5
EXSPOSURE : Nyeri
SECONDARY SURVEY
SKALA MORSE
No Resiko Skor Nilai
1. Mempunyai riwayat jatuh, baru atau 3 bulan terakhir
a. Tidak 0 0
b. Ya 25
2. Diagnosis sekunder >1
a. Tidak 0 25
b. Ya 25
3. Ambulasi berjalan
a. Bedrest/dibantu perawat 0 0
b. Penyangga/tongkat/walker/kursi roda 15
c. Mencengkeram furniture 30
4. Terpasang IV line/pemberian anti koagulan (heparin)/obat lain yang mempunyai efek
samping jatuh 0
a. Tidak 20 20
b. Ya
5. Cara berjalan/berpindah
a. Normal/bedrest/imobilisasi 0
b. Kelelahan dan lemah 10 10
c. Keterbatasan/terganggu 20
6. Status mental
a. Normal/sesuai kemampuan diri 0 0
b. Lupa keterbatasan diri/penurunan kesadaran 15
TOTAL SKOR 55
PENGKAJIAN
Obstruksi jalan nafas: Tidak □Ya
RESPIRASISISTEM
-
- Sesak nafas : □Tidak Ya
- Pemakaian alat bantu nafas: □Tidak Ya: NRM
- Oksigen: … lpm
- Batuk: Tidak □Ya Sputum: Tidak □Ya, warna_____________
SISTEM
5 5
: Tidak
SISTEM SISTEM
: Pucat
SISTEM
: Mandiri
HYGIENE
Masalah perkawinan : tidak ada ( )ada : cerai / istri baru / simpanan / lain-lain : ……………………
Mengalami kekerasan fisik : () tidak ada Mencederai diri/orang lain : pernah tidak pernah
ada
Kebiasaan Merokok Lainnya ................. Jenis dan jumlah per hari: …………
Alkohol
Nilai( )Resiko sangat tinggi < 10 ( ) Resiko Tinggi (10 -14 ) ( ) Resiko sedang (15 – 18) ( ) Resiko rendah (> 18)
Hasil Lab:
EKG
FOTO Thorax
Enzim Jantung
Medikasi
Nama Obat Dosis Indikasi
Terapi Infus Nacl 0,9 % 7 Tpm/IV
Ranitidine 2x1 Ampul/Iv
Aspilet 80 80mg -0-0/Oral
Intoleransi Aktivitas
Konstipasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagonsa 1: Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemik miokard)
2. Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
3. Diagnosa 3: Konstipasi
NIC
Intoleransi aktivitas NOC
berhubungan dengan Terapi Aktivitas
ketidakseimbangan antara Toleransi Terhadap Aktivitas aktivitas-aktivitas :
Indikator : 10. Pertimbangkan kemampuan
suplai dan kebutuhan 10. Saturasi oksigen ketika klien dalam berpartisipasi
oksigen beraktivitas melalui aktivitas spesifik
11. Frekuensi nadi ketika 11. Berkolaborasi dengan (ahli)
beraktivitas terapi fisik, okupasi dan
12. Frekuensi pernafasan ketika terapis rekreasional dalam
beraktivitas perencanaan dan pemantuan
13. Tekanan darah sistolik program aktivitas, jika
ketika beraktivitas memang diperlukan
14. Tekanan darah diastolik 12. Pertimbangkan komitmen
ketika beraktivitas klien untuk meningkatkan
15. Temuan/hasil EKG frekuensidan jarak aktivitas
(elektrokardiogram) 13. Bantu klien untuk
16. Wana kulit mengekplorasi tujuan
17. Kecepatan berjalan personal dari aktivitas-
18. Toleransi dalam menaiki aktivitas yang biasa
tangga dilakukan (misalnya,
bekerja) dan aktivitas-
aktivitas yang disukai
14. Bantu klien untuk memilih
aktivitas dan pencapaian
tujuan melalui aktivitas
yang konsisten dengan
kemampuan fisik, fisiologis
dan sosial
15. Dorong aktivitas kreatif
yang tepat
16. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang diinginkan
17. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang bermakna
18. Bantu klien dan keluarga
untuk mengidentifikasi
kelemahan dalam level
aktivitas tertentu
Management Energi
Aktivitas-aktivitas :
10. Kaji status fisiologis pasien
yang menyebabkan
kelelahan sesuai dengan
konteks usia dan perkembangan
11. Anjurkan pasien
mengungkapkan perasaan
secara verbal mengenai
keterbatasan yang dialami
12. Gunakan instrumen yang
valid untuk mengukur
kelelahan
13. Tentukan persepsi
pasien/orang terdekat dekat
pasien mengenai penyebab
kelelahan
14. Perbaiki defisit status
fisiologi pasien (misalnya,
kemoterapi yang
menyebabkan anemia)
sebagai prioritas utama
15. Tentukan jenis dan
banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
16. Monitor intake/asupan
nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
17. Konsulkan dengan ahli gizi
mengenai cara
meningkatkan asupan
energi dari makanan
18. Monitor/catat waktu dan
lama istirahat/tidur
pasienajarkan pasien
menenai pengelolaan
kegiatan dan teknik
manajement waktu untuk
mencegah kelelahan
Konstipasi NOC NIC
Bowel elimination Constipation/Impaction Management
Definisi : Penurunan pada Hydration
frekwensi normal - Monitor tanda dan gejala konstipasi
defakasi yang disetai oleh Kriteria Hasil : - Monior bising usus
kesulitan atau Mempertahankan bentuk feses lunak - Monitor feses : frekuensi, konsistensi
pengeluaran tidak setiap 1-3 hari dan volume
Iengkap fases/atau Bebas dari ketidaknyamanan dan - Konsultasi dengan dokter tentang
pengeluaran fases yang konstipasi penurunan dan peningkatan bising
kering, keras, dan banyak Mengidentifikasi indicator untuk usus
mencegah konstipasi - Monitor tanda dan gejala ruptur
Batasan Karakteristik : Feses lunak dan berbentuk usus/peritonitis
Nyeri abdomen - Jelaskan etiologi dan rasionalisasi
Nyeri tekan abdomen tindakan terhadap pasien
dengan teraba resistensi - Identifikasi faktor penyebab dan
otot kontribusi konstipasi
Nyeri tekan abdomen - Dukung intake cairan
tanpa teraba resistensi - Kolaborasikan pemberian laksatif
otot - Pantau tanda-tanda dan gejala impaksi
Anoraksia - Memantau gerakan usus, termasuk
Penampilan tidak konsistensi frekuensi, bentuk, volume,
khas pada lansia (mis, dan warna
perubahan pada status - Memantau bising usus
mental, inkontinensia - Konsultasikan dengan dokter tentang
urinarius, jatuh yang tidak penurunan / kenaikan frekuensi bising
ada penyebabnya, usus
peningkatan suhu tubuh) - Pantau tanda-tanda dan gejala
Borbogirigmi pecahnya usus dan / atau peritonitis
Darah merah pada - Jelaskan etiologi masalah dan
feses pemikiran untuk tindakan untuk
Perubahan pada pola pasien
defekasi - Menyusun jadwal ketoilet
Penurunan frekwensi - Mendorong meningkatkan asupan
Penurunan volume cairan, kecuali dikontraindikasikan
fases - Evaluasi profil obat untuk efek
Distensi abdomen samping gastrointestinal
Rasa rektal penuh - Anjurkan pasien / keluarga untuk
Rasa tekanan rectal mencatat warna, volume, frekuensi,
Keletihan umum dan konsistensi tinja
Feses keras dan - Ajarkan pasieri / keluarga bagaimana
berbentuk untuk menjaga buku harian makanan
Sakit kepala - Anjurkan pasien / keluarga untuk diet
Bising usus hiperaktif tinggi serat
Bising usus hipoaktif - Anjurkan pasien / keluarga pada
Peningkatan tekanan penggunaan yang tepat dan obat
abdomen pencahar
Tidak dapat makan, - Anjurkan pasien / keluarga pada
Mual hubungan asupan diet, olahraga, dan
Rembesan feses cair cairan sembelit / impaksi
Nyeri pada saat - Menyarankan pasien untuk
defekasi berkonsultasi dengan dokter jika
Massa abdomen yang sembelit atau ìmpaksi terus ada
dapat diraba - Menginformasikan pasien prosedur
Adanya feses lunak, penghapusan manual dari tinja, jika
seperti pasta didalam perlu
rektum - Lepaskan impaksi tinja secara
Perkusi abdomen manual, jika perlu
pekak - Timbang pasien secara teratur
Sering flatus - Ajarkan pasien atau keluarga tentang
Mengejan pada saat proses pencernaan yang normal
defekasi - Ajarkan pasien / keluarga tentang
Tidak dapat kerangka waktu untuk resolusi
mengeluarkan feses sembelit
Muntah
Faktor Yang
Berhubungan :
Fungsional
Kelemahan otot
abdomen
Kebiasaan
mengabaikan dorongan
defekasi
Ketidakadekuatan
toileting (mis, batasan
waktu, posisi untuk
defekasi, privasi)
Kurang aktivitas fisik
Kebiasaan defekasi
tidak teratur
Perubahan lingkungan
saat ini
Psikologis
Depresi, Stres emosi
Konfusi mental
Farmakologis
Antasida mengandung
aluminium
Antikolinergik,
Antikonvulsan
Antidepresan
Agens antilipemik
Garam bismuth
Kalsium karbonat
Penyekat saluran
kalsium
Diuretik, Garam besi
Penyalahgunaan
laksatif
Agens anti inflamasi
non steroid
Opiate, Fenotiazid,
Sedative
Simpatomimemik
Mekanis
Ketidakseimbangan
elektrolit
Kemoroid
Penyakit
Hirschsprung
Gangguan neurologist
Obesitas
Obstruksi pasca-
bedah
Kehamilan
Pembesaran prostat
Abses rectal
Fisura anak rektal
Striktur anak rectal
Prolaps rectal, Ulkus
rectal
Rektokel, Tumor
Fisiologis
Perubahan pola
makan
Perubahan makanan
Penurunan motilitas
traktus gastrointestinal
Dehidrasi
Ketidakadekuatan
gigi geligi
Ketidakadekuatan
higiene oral
Asupan serat tidak
cukup
Asupan cairan tidak
cukup
Kebiasaan makan
buruk
Diagnosa Nyeri
NAMA
EVALUASI TERANG/
TANGGAL JAM TINDAKAN PERAWATAN
TANDA
TANGAN
19 Oktober 08.00 - melakukan 19 Oktober 2021
2021
pengkajian nyeri S : Tn. M Mengatakan Nyeri
komprehensif yang meliputi
Sudah Berkurang
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, intensitas O : Wajah Tn. M Tampak Rileks,
dalam
08.30 - mengatur lingkungan yang
nyaman dengan menutup tirai
ketika pasien tidur dan
membatasi pengunjung.
09.00 - Melaksanakan pemberian
obat aspilet 1x80 mg/oral
09.05 - mengkaji skala nyeri
09.10 - mengobservasi adanya
ketidaknyamanan(ekspresi
dan gerak – gerik)
- menyarankan untuk
melakukan teknik
tarik napas dalam pada saat
pasien merasa nyeri
20 Oktober 06.05 - mengkaji skala nyeri; 20 Oktober 2021
2021
- melaksanakan pemberian S : Tn. M Mengatakan Tidak
obat aspilet 1x80 mg/oral
Merasakan Nyeri,
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Di Hentikan
Bougenvile)
20 12.00 - membantu pasien untuk 20 Oktober 2021
Oktober
makan dan minum
2021 S : Tn. M Mengatakan Masih
12.10 - memonitor status pernapasan Merasa
pasien
09.10
Lemas,
- menganjurkan pasien untuk
banyak beristirahat O : Pasien Tampak Tidur Dengan
09.20 - membantu pasien untuk BAK Posisi Miring Kanan,
di toilet;
09.43
A : Masalah
- memonitor status pernapasan
pasien Teratasi Sebagaian
P : Lanjutkan Intervensi
Tempat Tidur
P : Lanjutkan Intervensi
Diagnosa Konstipasi
Diagnosa Evaluasi
Nyeri Akut Berhubungan Dengan 19 Oktober 2021
Agen Cedera Biologis S : Tn. M Mengatakan Nyeri Sudah Berkurang
(Iskemik) O : Wajah Tn. M Tampak Rileks, Vital Sign Dalam Batas Normal
(TD 110/70 Mmhg, N 80 X/M, RR 19 X/M),
A : Masalah Teratasi Sebagian,
P :Intervensi Dilanjutkan
20 Oktober 2021
S : Tn. M Mengatakan Tidak Merasakan Nyeri,
O : Wajah Pasien Tampak Rileks, Skala Nyeri Berkurang
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Di Hentikan
20 Oktober 2021
S : Tn. M Mengatakan Masih Merasa
Lemas,
O : Pasien Tampak Tidur Dengan Posisi Miring Kanan,
A : Masalah
Teratasi Sebagaian
P : Lanjutkan Intervensi
21 Oktober 2021
S:Tn. M Mengatakan Sudah Tidak Merasa Lemas
O : Pasien Tampak Duduk Diatas Tempat Tidur
A : Masalah Teratasi Sebagian,
P : Lanjutkan Intervensi
20 Oktober 2021
S : Pasien Mengatakan Masih Belum BAB Namun Kembung Pada
Perut Mulai Berkurang
O : Perkusi Abdomen Pekak, Palpasi Teraba Massa Pada Kuadran
Kanan Bawah
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
21 Oktober 2021
S : Pasien Mengatakan Sudah BAB Pagi Tadi
O : Tidak Teraba Massa Pada Saat Dipalpasi, Perkusi Tidak Pekak
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Di Hentikan.
INFORMASI PEMINDAHAN RUANGAN/ PEMULANGAN PASIEN
INFORMASI KETERANGAN
MRS Di Ruang :
Foto rontgen: □Laboratorium:……lembar □EKG…….lembar
□Obat-obatan :
Dipulangkan □KIE □Obat pulang □Foto rontgen □Laboratorium □Kontrol Poliklinik
Pulang paksa □KIE □Tanda tangan pernyataan pulang paksa.
Meninggal Dinyatakan meninggal pk. 12.14 WIB
Minggat Dinyatakan minggat pk. ____.____ WIB, □Lapor Satpam □Lapor MOD
□Lapor Supervisi □Lapor Humas
Nama dan Tanda tangan Clinical Instructur Nama dan tanda tangan Mahasiswa
( --------------------------------------------------- )
REVIEW ARTIKEL
ARTIKEL I
Judul Penerapan Relaksasi Benson Terhadap Pengurangan Skala Nyeri Pada Pasien
Dengan Kegawatan Acute Myocardial Infarct
Jurnal
Tahun
Tujuan Penelitian Menyusun resume asuhan keperawatan dengan penerapan Relaksasi Benson
pada pasien AMI
Mengidentifikasi manfaat Relaksasi Benson terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien AMI
Metode Penelitian Kajian Asuhan Keperawatan ini dilakukan dengan cara
deskriptif menggunakan metode case study research
Lokasi Penelitian Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 25 November 2018 sampai dengan 25 April
2019 di RSUD Pandanarang Boyolali
Hasil Penelitian Penerapan relaksasi Benson yang dilakukan selama 3 hari dengan waktu 10 - 15
menit dapat membantu menurunkan nyeri pada pasien Acute Myocardial Infarct
dari skala 6 menjadi skala 2
ARTIKEL II
Judul Efektivitas Foot Hand Massage Terhadap Respon Fisiologis Danintensitas Nyeri
Pada Pasien Infark Miokard Akut :Studi Di Ruang Iccu Rsud.Dr. Iskak
Tulungagung
Jurnal
Tahun
Metode Penelitian Desain penelitian ini menggunakan Randomized Pretest-Postest Control Group
Design. Pengambilan sampel dengan simple random sampling besar sampel 36
responden terdiri 18 kelompok perlakuan dan 18 kelompok kontrol. Analisis data
secara univariat dengan table distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan
paired t-test, wilcoxon untuk kelompok berpasangan, untuk kelompok tidak
berpasangan menggunakan independen t-test,mann-whitney dengan taraf
signifikansi ≤ 0,05
Lokasi Penelitian
Hasil Penelitian Foot hand massage berpengaruh terhadap respon fisiologis nyeri
( kelompokberpasangan ) p-value: tekanan darah systole 0,001 diastole 0,004, nadi
0,004, respirasi 0,001, suhu 0,059, lekosit 0,001, intensitas nyeri 0,001. Kelompok
tidak berpasangan sesudahperlakuan p-value : tekanan darah sistole 0,034, diastole
0,010 nadi 0,001, respirasi 0,024,suhu 0,557, lekosit 0,019, intensitas nyeri 0,001
Pasien infark miokard akut yang diberikan foot hand massage selama 4 kali
20menit dalam 2 hari bersama dengan pengobatan standart dapat memberikan
respon fisiologis
nyeri pada tekanan darah sistole, diastole, nadi , respirasi, lekosit darah dan pada
kelompokperlakuan 94% intensitas nyeri menurun skala ringan, tapi tidak berespon
terhadap suhu
ARTIKEL III
Jurnal
Tahun
Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian Quasi Experimental dengan pendekatan Pre and post test only non
equivalent control group Sampel yang digunakan sebanyak 30 orang responden,
yakni
15 responden kelompok eksperimen dan 15 responden kelompok kontrol
Lokasi Penelitian
Hasil uji Mann-Whitney padaskor intensitas skala nyeri pre testpada kelompok
eksperimen dan kontrol menunjukkan nilai p=0,717(nilai p vakue > α=0,05) atau
tidak ada perbedaan yang signifikan sedangkan intensitas skala nyeri post test
didapatkan p= 0,009 (nilai p value <α=0,05) atau ada perbedaan antara intensitas
skala nyeri setelah pemberian terapi aroma lavender (lavandula Angustifolia) pada
kelompok eksperimen dan kontrol.
Hasil uji Wilcoxon pada skala nyeri sebelum (pre test) dan sesudah (post test)
menunjukkan nilai p=0,001 (nilai p vakue < α=0,05) atau ada perbedaan antara
intensitas skala nyeri
sebelum dan sesudah pemberian terapi aroma lavender (lavandula Angustifolia)
pada kelompok eksperimen.
ARTIKEL IV
Judul Kecepatan Penurunan Nyeri Klien Infark Miokard Akut Dengan Pemberian
Oksigenasi
Tahun 2015
Tujuan Penelitian Mengetahui kecepatan penurunan skala nyeri dada dengan pemberian oksigenasi
tambahan pada klien infark miokard akut di
Ruang Intensif Care Unit RSU Haji Surabaya
Metode Penelitian metode penelitian adalah quasy eksperiment dengan teknik two group pratest-
posttest design. Sampel penelitian ini sebanyak 17 klien, variabel penelitian ini
adalah pemberian oksigenasi dan skala nyeri dada, untuk tes uji statistik
menggunakan tes uji wilcoxon match paired
Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang pemberian oksigenasi dan kecepatan penurunan nyeri dada
pada klien infark miokard akut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya klien
infark miokard akut mengalami skala nyeri dada berat terkontrol sebelum
pemberian oksigenasi. Sebagian besar klien infark miokard akut mengalami nyeri
dada ringan sesudah pemberian oksigenasi. Terdapat pengaruh pemberian
oksigenasi terhadap kecepatan penurunan nyeri dada pada klien infark miokard
akut di Ruang Intensif Care Unit RSU Haji Surabaya.
Kesimpulan :
Terdapat teknik farmakologi dan non farmakologi dalam upaya mengurangi nyeri pada pasien infark miokard
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
A.Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular ini secara tipikal menyerang usia pertengahan ke atasnamun penyakit kardiovaskular adalah hasil dari
sebuah proses sepanjanghidup manusia. Kejadian penyakit kardiovaskular pada usia dewasa tersebuttidak terlepas dari interaksi
terus menerus dari masa kanak-kanak sampairemaja beberapa faktor resiko yang mungkin menyebabkan
penyakitKardiovaskuler yang juga terus mengalami peningkatan tentu bukan faktorresiko kadar lemak tinggi dalam darah
saja penentu terbentuknya “karat“lemak pada dinding pembuluh darah dalam kata lain ada yang memiliki bakat berdasarkan
faktor genetik maupun gaya hidup dari penderita penyakit sendiri.(Nadesul, 2014: 53)
World Health Association(WHO), (2013). 17,7 juta (30%) dari 58 jutakematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung
dan pembuluh darah.Berdasarkan seluruh angka tersebut, penyebab kematian antara laindisebabkan oleh serangan jantung
(7,6 juta penduduk), stroke (5,7 juta penduduk), dan selebihnya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluhdarah (4,2 juta
penduduk). Berdasarkan seluruh data yang telah dikumpulkanoleh WHO, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat penyakit
jantungdan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa, kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030,
diperkirakan 23,6 juta penduduk akanmeninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Masalah atau penyakit lain sebenarnya bermacam-macam. Adapun yang paling sering mendapat perhatian adalah penyakit
jantung yang paling banyakmerenggut cukup banyak korban meninggal secara cepat yaitu penyakit jantung koroner (PJK)
yang termasuk didalamnya adalahinfark miokard akut (IMA) atau secara awam diistilahkan sebagai serangan jantung.
Infarkmiokard merupakan sebuah penyakit yang disebabkan sumbatan disalah satuarteri koronaria yang menyebabkan iskemia
kemudian jika iskemia miokard berlangsung beberapa waktu lama, bahkan saat istirahat maka terjadi nekrosisdi miokardium ini
lah disebut infark miokard akut (IMA). (Silbernagl & Lang,2013: 220).
Departemen Kesehatan (Depkes), (2013). Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah ini terus meningkat dan akan
memberikan beban kesakitan,kecacatan dan beban social ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan Negara. Prevalensi
penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis sebesar 0,5% sedangkan berdasarkan diagnosis
doktergejala sebesar 1,5%. Sementara itu prevalensi penyakit gagal jantung diIndonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis
terbesar 0,13%. PerhimpunanDokter spesialis kardiovaskular Indonesia (PERKI), (2015). Sindromkoronaria Akut (SKA)
merupakan suatu masalah utama karena menyebabkanangka perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi.
Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan tentang Infark MiokardAkur (IMA) selama 1 x 30 menit, diharapkan
pasien dan keluarga mampumemahami tentang Infark Miokard Akur (IMA).
D.Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada pasien dankeluarga pasien di ruang Poli Jantung Rumah Sakit
Islam Banjarmasin.
E.Materi (terlampir)
1. Pengertian Infark Miokard Akut (IMA)
2. Faktor penyebab terjadinya Infark Miokard Akut (IMA)
3. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Infark Miokard Akut (IMA)
4. Jenis pemeriksaan yang dapat digunakan dalam mengurangi resikoterjadinya Infark Miokard Akut (IMA)
5. Pencegahan Infark Miokard Akut (IMA)
6. Penanganan Infark Miokard Akut (IMA)
F.Media
Leaflet
Power Point + Video
G.Metode
Ceramah
Diskusi dan Tanya jawab
Evaluasi
H.Kegiatan penyuluhan
I. Setting Tempat
Keterangan :
: peserta
: fasilitator
: penyaji
: lembar balik
: moderator
:Observer
J. Pengorganisasian
1. Penyaji : meysy corputty
2. Moderator : gres junita oju
3. Fasilitator : stela de queljoe, gavrilya metiary, Melissa mahakena.
K. Pembagian Tugas
1. Penyaji : Menyajikan materi penyuluhan dan melakukan evaluasi
2. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan
3. Fasilitator : Memotivasi peserta untuk bertanya
4. Observer : Meangamati jalannya acara penyuluhan
L.Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan tentang:
1. Apa pengertian dari Infark Miokard Akut (IMA) ?
2. Apa saja faktor penyebab terjadinya Infark Miokard Akut (IMA) ?
3. Apa saja tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Infark MiokardAkut (IMA) ?
4. Apa saja jenis pemeriksaan yang dapat digunakan dalam mengurangiresiko terjadinya Infark Miokard Akut (IMA) ?
5. Bagaimana cara mencegah terjadinya Infark Miokard Akut (IMA) ?
6. Bagaimana cara penanganan Infark Miokard Akut (IMA) ?
N Observasi Hasil
O
1 Persiapan
2 Penyajian materi
3 Respon peserta
5 reinforcement
Materi Penyuluhan
Infark Miokard Akut (IMA)
A.Pengertian
Infark miokard yaitu suatu sindrom koronaria akut, diakibatkan oleh penurunan aliran darah melalui salah satu arteri
koronaria. Keadaan inimenyebabkan iskemia, dan nekrosis miokardium (Saputra, 2014: 64).
Infark miokard adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibatkekurangan oksigen berkepanjangan. Hal ini adalah
respons letal terakhirterhadap iskemia miokard yang tidak teratasi (Corwin, 2009: 495).
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karenasumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut
terjadi oleh karena adanyaaterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darahke jaringan otot jantung.
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosismiokard akibat aliran darah ke otot jantung tersumbat (Joyce, 2014).
C.Klasifikasi
Menurut Alpert (2010), pembagian infark miokard atau disebut jugaacutemyocardial infarction, berdasarkan penyebabnya yang
heterogen, antara lain:
1. Infark miokard tipe 1Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur , fisura, ataudiseksi plak aterosklerosis. Selain
itu, peningkatan kebutuhan danketersediaan oksigen dan nutrien yang inadekuat memicu munculnya infark miokard.
Hal-hal tersebut merupakan akibat dari anemia, aritmiadan hiper atau hipotensi.
2. Infark miokard tipe 2Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vasokonstriksi dan spasme arterimenurunkan aliran darah
miokard.
3. Infark miokard tipe 3Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Halini disebabkan sampel darah
penderita tidak didapatkan atau penderitameninggal sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat meningkat.
4. Infark miokard tipe 4aPeningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard (contohnyatroponin) 3 kali lebih besar dari
nilai normal akibat pemasangan percutaneous coronary intervention(PCI) yang memicu terjadinya infarkmiokard.
5. Infark miokard tipe 4bInfark miokard yang muncul akibat pemasangan stenttrombosis.
6. Infark miokard tipe 5Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal. Kejadianinfark miokard jenis ini
berhubungan dengan operasi bypass koroner.
E.Pencegahan
1. Hindari: merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin,
kokain, dan sejenisnya.
2. Kurangi: kolesterol, lemak dalam makanan.
3. Anjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur
4. Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas
5. Kurangi stress
6. Membiasakan makan dan minuman sehat serta menurunkan frekuensimakan makanan siap saji, soft drink/bersoda.
F.Penanganan
1. Upaya pembatasan perluasan Infark Miokard
2. Pemberian obat-obat trombolitik (streptokinase/urokinase) dengan atautanpa disusul angioplasti (perkutaneus transluminal
koroner angioplasty)
3. Pemberian obat penghambat adrenoreseptor-beta untuk pencegahansekunder pasca infark.
G. Komplikasi
Menurut (Corwin, 2009: 498) :
1. Aritmia
2. Gagal jantung
3. Syok kardiogenik
4. Trombo-embolisme
5. Perikarditis
6. Aneurisma ventrikel
7. Regurgitasi mitral akut
8. Ruptur jantung dan septum.
DAFTAR PUSTAKA