Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Klasifikasi fusion welding ................................................................................. 7


Gambar 2.2 Contoh proses machining yang umum .............................................................. 8
Gambar 2.3 Struktur (a) HDPE dan (b) LDPE .................................................................... 11
Gambar 2.4 Flanged Fittings Komersial ............................................................................. 13
Gambar 2.5 Threaded Fittings Komersial ........................................................................... 13
Gambar 2.6 Socket-Welding Fittings Komersial : 90 Elbow, Cross, Tee, 45 Elbow, Reducer
............................................................................................................................................. 14
Gambar 2.7 Butt-Welding Fittings : 90 Elbow, Tee, Cap, Lateral, dan Reducer dalam bentuk
konsentrik dan eksentrik ...................................................................................................... 14
Gambar 2.8 Float Steam Trap ............................................................................................. 15
Gambar 2.9 Thermostatic Steam Trap ................................................................................. 16
Gambar 2.10 Thermodynamic Steam Trap ......................................................................... 16
Gambar 2.11 Inverted Bucket.............................................................................................. 17
Gambar 2.12 Start-up Strainer ............................................................................................. 18
Gambar 2.13 Wye Strainer .................................................................................................. 18
Gambar 2.14 Basket Strainer ............................................................................................... 19
Gambar 2.15 Typical Integral Flange .................................................................................. 20
Gambar 2.16 Typical Loose Flanges (kiri : threaded, kanan : slip-on) ............................... 20
Gambar 2.17 Gasket Polyester ............................................................................................ 21
Gambar 2.18 Tahap Persiapan Pengelassan Pipa Menggunakan Tungsten-Inert-Gas Arc
Welding ............................................................................................................................... 21
Gambar 2.19 Logo PT. Rekayasa Industri .......................................................................... 24
Gambar 2.20 Dewan Direksi PT Rekayasa Industri ............................................................ 26
Gambar 2.21 Struktur Organisasi Proyek Head Office pada Project PT. TPPI .................. 27
Gambar 2.22 Struktur Organisasi Proyek Site Office pada Project PT. TPPI..................... 28
Gambar 2.23 Budaya Perusahaan PT Rekayasa Industri .................................................... 29
Gambar 2.24 Site PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama ............................................ 31
Gambar 2.25 Konstruksi Pembangunan Tangki Mogas B .................................................. 32
Gambar 3.1 Lokasi KKN - P ............................................................................................... 34
Gambar 3.2 Tool Box Meeting Ruangan ............................................................................ 39

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

BAB I
1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan diharapkan dapat mencetak lulusanlulusan
penerus generasi bangsa yang sanggup menguasai ilmu pengetahuan secara teoritis, praktis,
dan aplikatif. Untuk menciptakan tenaga kerja yang unggul dan memiliki kemampuan serta
keahlian yang mumpuni, Universitas Brawijaya (UB) sebagai salah satu Perguruan Tinggi
Negeri yang ada di Malang berusaha membentuk dan melatih lulusan-lulusan yang ada untuk
siap terjun ke dunia kerja.
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu kegiatan akademik yang berfokus pada
kemampuanuntuk mengembangkan dan menempa ilmu yang telah dipelajari selama
menjalani perkuliahan dalam praktiknya.Kegiatan ini dapat menambah pengalaman
mahasiswa khususnya di Prodi S1 Teknik Mesin Universitas Brawijaya dan memberikan
wawasan mendalam terkait dunia kerja sebelum lulus dari bangku perkuliahan kelak.
Pada kegiatan PKL ini,praktikan mendapatkan kesempatan untuk melakukan PKL di
PT Rekayasa Industri (Rekind) pada Quality Control. PT Rekind merupakan kontrkator pada
proyek pembangunan 5 unit tangki dengan PT.TPPI sebagai project owner-nya
Proyek EPC Pembangunan Lima Unit Tangki adalah proyek untuk pembangunan 3 unit
tangki Mogas dengan kapasitas 40.000 KL, 1 unit tangki Paraxylene dengan kapasitas
38.000 KL, 1 unit tangki Sweet Naphta dengan kapasitas 15.200 KL dan instalasi Pumps
beserta tie – in facilities. Proyek ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas
produksi sehingga memerlukan penambahan product storage berupa tangki. Sesuai dengan
rencana kerja PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) tahun 2020, bahwa kilang
TPPI akan dioperasikan pada maksimum kapasitas hingga 50 KBD (135 % design). Setelah
dilakukan test run kilang dengan rate Platforming 50 KBD pada mode MOGAS dan mode
BTX, telah ditemukan beberapa limitasi peralatan seperti Control Valve, Pump dan Heat
Exchanger. Pekerjaan konstruksi dilaksanakan di kilang aromatik milik PT. TransPacific
Petrochemical Indotama yang berlokasi di Jl. Tanjung Awar-awar, Desa Remen, Tasikharjo,
Kecamatan Jenu, PO BOX 5, Tuban 62352, Jawa Timur, Indonesia.

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dibahas pada laporan Kuliah Kerja Nyata – Praktik ini adalah
sebagai berikut :
a. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama menjalani Kuliah Kerja
Nyata – Praktik (KKN – P)?
b. Bagaimana proses engineering dan fabrikasi pipa pada EPC Pembangunan 5
Tangki Produk dan Pemasangan 4 Pompa PT. TPPI?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan secara umum sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan semester akhir di Universitas Brawijaya
Malang.
2. Mengetahui seluk beluk dunia kerja.
3. Melihat langsung aplikasi dan kebenaran teori yang telah dipelajari dengan kenyataan
yang ada di lapangan.
4. Memberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan baru
melalui kegiatan kerjasama dengan para disiplin yang telah berpengalaman di
lapangan.
5. Mengaplikasikan dan membandingkan ilmu yang telah diperoleh selama dalam
perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Tujuan penulisan secara khusus sebagai berikut :
1. Mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama praktek kerja lapangan
(PKL)
2. Mengetahui proses kontruksi mechanical tank yang dilakukan dalam proyek EPC
Pembangunan Lima Tangki PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI)

1.4. Manfaat
Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan, Adapun manfaat yang diperoleh antara lain
sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengalaman sekaligus menyelaraskan teori yang didapat di kuliah
dengan materi yang didapat di praktek kerja lapangan.

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

2. Mendapatkan pengetahuan baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya di kuliah

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

BAB II
2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil PT.REKAYA INDUSTRI (REKIND)


2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Rekayasa Industri (Rekind) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1981, tentang Penyertaan Modal Republik
Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan dalam Bidang Usaha Perencanaan
Perekayasaan dan Kontruksi Industri, Lembaran Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1987. Sejak didirikan pada 12 Agustus 1981, PT Rekayasa Industri
(Rekind) belum pernah mengalami perubahan nama. Selama lebih dari 34 tahu,
Rekind telah menyelesaikan lebih dari 132 buah proyek dalam lingkup nasional
maupun regional dengan mengedepankan diferensiasi dan inovasi untuk memberikan
hasil yang terbaik bagi pelanggan serta memposisikan Rekind sebagai perusahaan
EPC Nasional terdepan. Melalui fokus pada pengembangan Strategic Business Unit
(SBU): Refinery & Petrochemical; Mineral, Environment & Industrial Infrastructure;
Onshore Oil & Gas; Geothermal & Power; Offshore Oil & Gas; Rekind terus
mengasah dan mengembangkan kemampuan EPC bangsa.
Berawal dari penguasaan pembangunan proyek-proyek yang berkaitan dengan
Refinery dan Petrochemical (Proyek Blue Sky Balongan, Bioethanol, Pabrik Kaltim
4, Pabrik Pupuk Kujang 1B, Pabrik Pupuk NPK Malaysia, serta proyek-proyek
lainnya). Setelah berhasil mengembangkan kompetensi untuk merambah segmen
Mineral, Environment & Infrastructure (Pabrik SemenKupang, Pabrik Semen Tuban,
Pabrik Ferronickel Smelting, Power Plant Semen Tonosa, PLTU Suralaya 1 x 600
MW, Pabrik Ammonium Nitrate Prill Plant).
Rekind juga terus mengembangkan potensi pasar dalam bidang gas (proyek
CO₂ Removal Subang Proyek Gas Booster Station, Pipeline System for gas
production, Facility Jambi Merang, SS WJ Phase 2 Offshore Pipeline), ORF Muara
Karang, di tahun 2014 SBU Offshore dan Onshore memiliki program kerja yakni
meningkatkan pangsa pasar dan mulai menjalin hubungan dengan customer baru pada

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 4
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

sector Gas (Onshore dan Offshore) baik didalam lingkup BUMN maupun diluar
BUMN. Proyek terminal penerimaan dan regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG)
Arun, milik PT Perta Arun Gas, merupakan salah satu bentuk prestasi terbaik Rekind
yang menjadi bagian dari solusi kemandirian energi bangsa. PT Rekayasa Industri
berkedudukan di Jakarta dan mempunyai satu kantor cabang di Kuala Lumpur,
Malaysia. Kantor pusat entitas anak berkedudukan di Jalan Kalibata Timur I No. 36,
Jakarta Selatan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan komersial sejak tahun 1981.
Entitas induk langsung perusahaan adalah PT Pupuk Indonesia (Persero), yang
didirikan di Indonesia, sedangkan entitas induk utama perusahaan adalah Pemerintah
Republik Indonesia. Anak perusahaan PT Rekayasa Industri ialah:
1. PT Yasa Industri Nusantara, beroperasi tahun 1999. Merupakan industry
perancangan dan perekayasaan kontruksi penyediaan peralatan, dan struktur
baja serta penyewaan.
2. PT Tracon Indonesia, beroperasi tahun 2001. Merupakan perusahaan penyedia
jasa konsultasi dan perdagangan.
3. PT Rekayasa Engineering, beroperasi tahun 2001. Merupakan perusahaan
penyedia jasa teknik dan engineering.
4. PT Rekind Daya Mamuju, beroperasi tahun 2013. Merupakan industry
kegiatan pembangunan pembangkit tenaga listrik dan penjualan daya listrik.
5. PT Puspetindo, beroperasi tahun 1991. Merupakan perusahaan penyedia jasa
engineering dan pengadaan. 6. Rekind Malaysia Sdn. Bhd, beroperasi tahun
2014.
2.1.2 Pemegang Saham PT. Rekayasa Industri
Hingga saat ini PT. Rekayasa Industri memiliki saham proyek dari : PT. Pupuk
Indonesia, PT. Pupuk Kaltim dan Pemerintah Indonesia. 2.1.3 Struktur Organisasi PT.
Rekayasa Industri Organisasi merupakan sarana dalam tercapainya suatu tujuan. Dalam
pengertian dinamis, organisasi adalah tempat dan alat dari sekelompok badan usaha
milik swasta maupun instansi pemerintah yang lebih menekankan subjek atau pelaku,
yaitu interaksi antara orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut. Dengan adanya
struktur organisasi akan memebrikan suatu penjelasan terhadap pendelegasian tugas dan

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 5
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

wewenang pada anggota organisasi, dengan demikian akan membantu kelancaran


aktivitas organisasi tersebut.
 Struktur General PT. Rekayasa Industri
PT. Rekayasa Industri (Rekind) memiliki 4 department yang mempunyai
divisi dan sub divisi masing masing.

2.2 Proses Fabrikasi


Proses fabrikasi terkait dengan semua aktivitas dimana pabrikan mengubah material
(pelat, tabung, pipa, dll.) menjadi komponen yang lengkap (Eriksen, 2017).
Penomoran dalam desain umumnya dapat membantu pabrikan dalam berbagai fabrikasi
karena berbagai variasi dalam praktik manufaktur. Hal ini umumnya tercakup dalam
spesifikasi owner. Penomoran ini akan menentukan prosedur untuk area fabrikasi kritis,
seperti prosedur pengelasan khusus, dan harus digunakan bersama dengan prosedur
penomoran umum tersebut. Prosedur ini mencakup :
- Desain sambungan las
- Heat treatment dari sambungan las
- Proses pengelasan dan Quality Control (Eriksen, 2017)
Proses fabrikasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa, antara lain :

2.2.1 Fusion-Welding
Pengelasan fusi didefinisikan sebagai peleburan bersama dan penggabungan bahan
dengan memanfaatkan panas. Logam pengisi (filler), digunakan sebagai logam yang
ditambahkan ke area las selama pengelasan. Las fusi yang dibuat tanpa menggunakan
logam pengisi dikenal sebagai las autogenous. (Kalpakjian, 2010)

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 6
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

Gambar 2.1 Klasifikasi fusion welding


Sumber : Kalpakjian (2010)
Fusion welding dapat dibedakan berdasarkan prosesnya, diantaranya adalah proses
pengelasan oxyfuel-gas, arc, dan high-energy-beam (laser-beam dan electron-beam),
yang memiliki aplikasi penting dan unik dalam manufaktur modern.

2.2.2 Bending
Bending adalah salah satu operasi pembentukan pada ndustri yang paling umum.
Kita hanya perlu melihat bodi mobil, peralatan, klip kertas, atau lemari arsip untuk
mengetahui berapa banyak bagian yang dibentuk dengan cara ditekuk. Selanjutnya,
bending juga memberikan kekakuan pada bagian dengan meningkatkan momen
inersianya. (Kalpakjian, 2010)

2.2.3 Machining
Proses pemotongan adalah proses menghilangkan material dari permukaan benda
kerja dengan memproduksi chip (geram) (Kalpakjian, 2010). Beberapa proses
machining adalah sebagai berikut :

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

Gambar 2.2 Contoh proses machining yang umum


Sumber : Kalpakjian (2010)
a. Turning, di mana benda kerja diputar dan pahat potong menghilangkan lapisan
material saat pahat bergerak ke kiri.
b. Cutting off, di mana alat pemotong bergerak secara radial ke dalam dan
memisahkan bagian kanan dari sebagian besar bagian yang kosong.
c. Slab milling, di mana alat pemotong yang berputar menghilangkan lapisan material
dari permukaan benda kerja.
d. Endmilling, di mana pemotong berputar bergerak sepanjang kedalaman tertentu di
benda kerja dan menghasilkan rongga.
(Kalpakjian, 2010)

2.2.4 Forming
Pada proses forming, bahan awal (biasanya disebut benda kerja) dapat berbentuk
pelat, lembaran, batang, batang, kawat, atau tabung dari berbagai penampang. Misalnya,
gantungan baju kawat biasa dibuat dengan membentuk sepotong kawat lurus dengan
cara ditekuk dan dipelintir menjadi bentuk gantungan. Proses pada forming dibagi

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 8
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTIK
PT. REKAYASA INDUSTRI
EPC PEMBANGUNAN 5 TANGKI PRODUK
PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

menjadi beberapa, diantaranya adalah rolling, forging, extrusion, drawing, dan sheet-
metal forming. (Kalpakjian, 2010)

2.3 Carbon Steel


2.3.1 Pengertian Carbon Steel
Steel adalah paduan besi-karbon yang mengandung konsentrasi yang cukup dari elemen
paduan lainnya. Sifat mekanik steel tergantung terhadap kandungan karbon, yang biasanya
kurang dari 1,0% wt. Beberapa baja yang lebih umum diklasifikasikan menurut konsentrasi
karbon menjadi jenis karbon rendah, sedang, dan tinggi. Subkelas juga ada dalam setiap
kelompok sesuai dengan konsentrasi elemen paduan lainnya. Plain Carbon Steel hanya
mengandung konsentrasi sisa pengotor selain karbon dan sedikit manganese. Untuk baja
paduan, lebih banyak elemen paduan yang sengaja ditambahkan dalam konsentrasi tertentu.
(Callister, 2014)

2.3.2 Klasifikasi Carbon Steel


a. Low-Carbon Steel
Bagian ini umumnya mengandung kurang dari sekitar 0,25 % berat C dan memiliki
hardenability yang rendah; penguatan dicapai dengan cold working. Struktur mikro
terdiri dari konstituen ferit dan perlit. Akibatnya, paduan ini relatif lunak dan lemah
tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan yang luar biasa; selain itu, mereka memiliki
work ability yang baik, dapat dilas, dan, dari semua baja, low-carbon steel adalah yang
paling murah untuk diproduksi. (Callister, 2014)
b. Medium-Carbon Steel
Baja karbon menengah memiliki konsentrasi karbon antara sekitar 0,25 dan 0,60
%wt. Paduan ini dapat dipanaskan dengan austenitisasi, pendinginan, dan kemudian
tempering untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Mereka paling sering digunakan
dalam kondisi tempered, memiliki struktur mikro martensit-temper. Baja karbon
menengah biasa memiliki kemampukerasan yang rendah. (Callister, 2014)

TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 9

Anda mungkin juga menyukai