Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PROSES KIMIA

TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH LAJU ALIR NaOH TERHADAP JUMLAH CO2 TERSERAP, NILAI


TETAPAN PERPINDAHAN MASSA CO2 FASE GAS (KGa) DAN FASE CAIR (KLa),
DAN NILAI TETAPAN REAKSI PADA PROSES ABSORBSI GAS CO2
Devota Haryo Respati*)., Hanif Luthfi Muzakki., Novianasari., Widyasari Wahyu Nur Perdani

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


Jl. Prof Soedarto – 50239 Semarang, Telp./Fax. 024-7460058

Abstrak
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu campuran gas saling kontak
dengan suhu cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya.
Percobaan absorbsi CO2 dengan NaOH bertujuan untuk mempelajari pengaruh laju alir NaOH terhadap jumlah
CO2 terserap, menentukan besar koefisien perpindahan massa pada proses absorbsi, dan tetapan laju reaksi CO 2
dan NaOH. Pada percobaan ini variabel tetap yang digunakan adalah tekanan CO2 6 bar, suhu 30oC, konsentrasi
HCl 0,6 N dan NaOH 1 N. Sedangkan variabel berubahnya adalah laju alir NaOH, 3; 6; 9 ml/menit. Dari hasil
percobaan didapatkan hasil semakin besar laju alir NaOH maka semakin besar CO 2 yang terserap. Semakin besar
laju alir NaOH maka nilai KGa dan KLa akan semakin kecil. Selain itu, semakin besar laju alir NaOH, nilai k2 akan
semakin besar.
Kata kunci : Absorbsi, jumlah CO2 yang terserap, kGa, kLa, laju alir NaOH

Abstract
Absorption is a separation process in the chemical industry where a gas mixture in contact with the liquid absorbing
certain temperature so that one or more components of the gas dissolved in the liquid. CO2 absorption experiments
with NaOH aims to study the effect of the flow rate of NaOH on the amount of CO 2 absorbed, determine the mass
transfer coefficient in the absorption process, and the reaction rate constants of CO 2 and NaOH. In this experiment
remain variable used is the CO2 pressure of 6 bar, temperature 30° C, the concentration of 0.6N HCl and NaOH 1
N. While the variable is the change in flow rate of NaOH, 3;6 ; 9 ml /minute. The experimental results showed that if
the flow rate of NaOH is higher. If the flow rate of NaOH is higher, the value of k Ga and kLa will Decreased.
Moreover, if the flow rate of NaOH is higher.
Keywords : Absorption, CO2 absorbed, , kGa, kLa, the flow rate of NaOH.

1. PENDAHULUAN Reaksi kimia dalam proses absorpsi dapat


Reaksi kimia yang diterapkan dalam terjadi di lapisan gas, lapisan antarfase, lapisan
industri kimia dapat melibatkan bahan baku yang cairan atau bahkan badan utama cairan,
berbeda wujudnya, baik berupa padatan, gas tergantung pada konsentrasi dan reaktifitas
maupun cairan. Oleh karena itu, reaksi kimia bahan- bahan yang direaksikan. Untuk
dalam suatu industri dapat terjadi dalam fase memfasilitasi berlangsungnya tahapan-tahapan
ganda atau heterogen, misalnya biner atau proses tersebut, biasanya proses absorpsi
bahkan tersier (Coulson. 1996). Sebelum reaksi dijalankan dalam reaktor tangki berpengaduk
kimia berlangsung, salah satu atau lebih bahan bersparger, kolom gelembung (bubble column)
baku (reaktan) akan berpindah dari aliran atau kolom yang berisi tumpukan partikel inert
utamanya menuju ke lapisan antarfase/batas atau (packed bed column). Proses absorpsi gas-
menuju aliran utama bahan baku yang lain yang cair dapat diterapkan pada pemurnian gas sintesis
berada di fase yang berbeda. yang masih bermanfaat dalam gas buang atau
Absorpsi gas-cair merupakan proses bahkan pada industri yang melibatkan pelarutan
heterogen yang melibatkan perpindahan gas dalam cairan. seperti H2SO4, HCl, HNO3,
komponen gas yang dapat larut menuju penyerap formadehid dll (Coulson, 1996). Absorpsi gas
yang biasanya berupa cairan yang tidak mudah CO2 dengan larutan hidroksid yang kuat
menguap (Franks, 1967). merupakan proses absorpsi yang disertai
dengan reaksi kimia order 2 antara CO2 dan
*) Penulis Korespondensi
Email : devotaharyo@gmail.com
1
ion OH- membentuk ion CO32- dan H2O. Prosedur Percobaan
Sedangkan reaksi antara CO 2 dengan CO32- 1. Membuat larutan induk NaOH
membentuk ion HCO3- biasanya diabaikan Larutan NaOH dibuat dengan cara menimbang
(Danckwerts. 1970; Juvekardan Sharma. NaOH seberat 408, 163 gram dan dilarutkan
1972). Namun. menurut Rehm et al. (1963) dalam aquadest 10 L, kemudian larutan NaOH
proses ini juga biasa dianggap mengikuti reaksi ditampung dalam tangki untuk diperasikan.
order 1 jika konsentrasi larutan NaOH cukup 2. Menentukan fraksi ruang kosong pada kolom
rendah (encer). absorpsi
Perancangan reaktor kimia dilakukan Pertama, kran di bawah kolom absorpsi dalam
berdasarkan pada permodelan hidrodinamika posisi tertutup. Setelah itu, mengalirkan
reaktor dan reaksi kimia yang terjadi di larutan NaOH dari bak penampung 2 ke dalam
dalamnya. Suatu model matematika merupakan kolom absorpsi. Selanjutnya, menghentikan
bentuk penyederhanaan dari proses aliran jika tinggi cairan di dalam kolom tepat
sesungguhnya di dalam sebuah reaktor yang setinggi tumpukan packing. Mengeluarkan
biasanya sangat rumit (Levenspiel, 1972). Reaksi aliran di dalam kolom dengan membuka kran
kimia biasanya dikaji dalam suatu proses batch di bawah kolom, cairan tersebut ditampung di
berskala laboratorium dengan dalam erlenmeyer atau gelas ukur, kemudian
mempertimbangkan kebutuhan reaktan, kran ditutup jika cairan dalam kolom tepat
kemudahan pengendalian reaksi. Peralatan, berada pada packing bagian paling bawah.
kemudahan menjalankan reaksi dan analisis, Mencatat volume cairan sebagai volume ruang
serta ketelitian. kosong dalam kolom absorpsi = Vvoid.
Menentukan volume total kolom absorpsi,
2. METODE PENELITIAN yaitu dengan mengukur diameter kolom (D)
Bahan dan Alat yang Digunakan dan tinggi tumpukan packing (H), .
1. Bahan yang digunakan Kemudian menghitung fraksi ruang kosong
a. Kristal Natrium Hidroksida (NaOH)
b. Gas Karbondioksida (CO2) yang disimpan kolom absorpsi .
di tabung bertekanan. 3. Operasi absorpsi
c. Udara. Operasi absorpsi dilakukan dengan memompa
d. Aquadest (H2O). larutan NaOH ke dalam kolom melalui bagian
e. Reagen untuk analisis yaitu larutan HCl, atas kolom dengan laju alir tertentu hingga
indikator PP, dan MO. keadaan mantap tercapai. Selanjutnya
2. Alat yang digunakan mengalirkan gas CO2 melalui bagian bawah
Rangkaian alat praktikum absorpsi terlihat kolom dan ukur beda ketinggian cairan dalam
pada Gambar 1. manomester. Kemudian mengambil 10 mL
sampel cairan dari dasar kolom absorpsi tiap 1
menit selama 10 menit dan dianalisis kadar
ion karbonat atau kandungan NaOH bebasnya.
4. Menganalisis sampel
Mula-mula mengambil 10 mL sampel cairan
yang ditempatkan dalam erlenmeyer.
Selanjutnya menambahkan indikator PP 3
tetes dan sampel dititrasi dengan larutan HCl
sesuai variabel sampai warna merah hampir
hilang (kebutuhan titran = a mL). Kemudian
menambahkan 2-3 tetes indikator metil jingga
(MO) dan titrasi dilanjutkan lagi sampai warna
jingga berubah menjadi merah (kebutuhan
titran=b mL).
Gambar 1. Rangkaian alat utama

Respon Uji Hasil


Konsentrasi ion CO32- dalam larutan sampel dan
CO2 yang terserap

2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan gambar 3. dapat dilihat bahwa
Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Jumlah dengan adanya kenaikan laju alir larutan penyerap
CO2 yang Terserap tiap Waktu (NaOH) akan mengakibatkan koefisiien
perpindahan massa antar fasa gas-cair (KGa)
semakin meningkat pula. Peningkatan terjadi
secara linier dengan nilai KGa untuk laju alir
0,5 10-4 L/s, 1 10-4 L/s, dan 1,5 10-4 L/s secara
berurutan adalah 2,6228 10-7, 5,6514 10-7, dan
7,4657 10-7.
Semakin tinggi laju alir cairan akan
mengakibatkan kontak antara gas dengan cairan
semakin baik, dengan demikian maka jumlah gas
yang dapat berpindah dari fase gas ke fase cair
akan semakin besar. Sehingga koefisien
perpindahan massa antar fase gas-cair (KGa)
Gambar 2. Pengaruh laju alir NaOH terhadap meningkat (Hadiyanto dan Kumoro, 2000).
jumlah CO2 yang terserap tiap waktu Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa semakin besar laju alir cairan maka
Berdasarkan Gambar 2. di atas semakin besar pula nilai tetapan perpindahan
menunjukkan hubungan antara laju alir NaOH massa antara gas dan cairan (KGa). Oleh karena
dengan CO2 yang terserap. Pada grafik 4.1 dapat itu, data praktikum yang diperoleh sudah sesuai
dilihat bahwa pada laju alir terbesar yaitu 1,5 dengan teori yang ada.
10-4 L/s, jumlah CO2 yang terserap paling
banyak. Berdasarkan grafik diatas dapat Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap kLa
disimpulkan bahwa semakin cepat laju alir NaOH,
maka CO2 yang terserap makin tinggi. 1,6
Berdasarkan teori, kenaikan laju alir 1,4
KLa (×10-9 m3/s)

NaOH dapat meningkatkan koefisien perpindahan 1,2


massa antara fase gas – cair (kga). Semakin tinggi 1
laju air NaOH maka kontak antara fase gas 0,8
dengan cairan semakin baik dan jumlah gas yang 0,6
dapat berpindah dari fase gas menuju fase cair 0,4
semakin besar (Kumoro dan Hadiyanto, 2000). 0,2
Penyerapan yang baik juga terjadi saat laju alir 0
yang digunakan besar. Hal ini disebabkan laju alir 0,5 1 1,5
penyerap yang semakin besar akan membuat Q NaOH (× 10-4 L/s)
peningkatan pada luas interfacial volume packing
di dalam kolom (Senja, dkk, 2016).
Gambar 4. Pengaruh laju alir NaOH terhadap kLa
Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap kGa
Berdasarkan gambar 4. di atas
menunjukkan hubungan antara laju alir NaOH
8 dengan nilai KLa. Pada grafik tersebut dapat
KGa (x10-7 mol/m3.s.Pa)

6 dilihat bahwa nilai KLa semakin meningkat seiring


dengan bertambahnya laju alir NaOH yaitu
4 0,36755 m3/s pada 0,5 10-4 L/s, 1,16452
2 m /s pada 1 10-4 L/s, dan 1,480095
3

m3/s pada 1,5 10-4 L/s.


0 Menurut teori yang ada, koefisien
0,5 1 1,5 perpindahan massa fase cair (KLa) akan bertambah
Q NaOH (× 10-4 L/s) besar seiring dengan bertambahnya laju alir
NaOH. Hal ini dikarenakan peningkatan laju alir
akan meningkatkan turbulensi aliran sehingga
Gambar 3. Pengaruh laju alir NaOH terhadap arus yang terjadi juga akan semakin besar. Arus
nilai kGa ini akan memperkecil hambatan yang terjadi di
sekitar aliran dan memperbesar koefisien

3
perpindahan massa (Kartohardjono, 2007). reaksi k2 semakin besar.
Berdasarkan teori yang telah disebutkan,
maka dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan 5. DAFTAR PUSTAKA
telah sesuai dengan teori bahwa semakin nilai K La Coulson. J. M.. & Richardson. J. F. (1996).
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya Chemical Engineering: Volume 1: Fluid
laju alir NaOH. flow. heat transfer and mass transfer (5th
ed.). London: Butterworth Heinemann.
Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap k2 Danckwerts. P. V. (1970). Gas Liquid Reactions
(5th ed.). New York: McGraw-Hill Book
Company. Inc.
1,2 Danckwerts. P. V. & Kennedy. B. E. (1954).
1 Kinetics of liquid-film process in gas
k2 (×10-6)

0,8 absorption. Part I: Models of the


0,6 absorption process. Transaction of the
0,4 Institution of Chemical Engineers. 32.
0,2 S49–S52.
Franks. R. G. E. (1967). Mathematical modeling
0
in chemical engineering. New York: John
0,5 1 1,5 Wiley and Sons. Inc.
Q NaOH (×10-4 L/s) Hasnan, A. N., Putri, P. A., Nurul, K., dan
Hapsoro, A. A. 2012. Studi Pengaruh
Variabel Laju Alir NaOH dalam Proses
Gambar 5. Pengaruh laju alir NaOH terhadap Absorbsi Gas CO2. Semarang: Jurusan
nilai k2 Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro.
Dari grafik di atas, dapat diketahui Juvekar. V. A. & Sharma. M. (1972). Absorption
pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai konstanta of CO in suspension of lime. Chemical
kecepatan reaksi (k). Pada laju alir 0,5 10-4 L/s, Engineering Science. 28. 825–837.
1 10-4 L/s, dan 1,5 10-4 L/s nilai k2 berturut- Kartohardjono, S., Anggara, Subihi, dan
turut adalah 0,2053941 10-7 m3/mol.sec, Yuliusman. 2007. Absorbsi CO2 dari
1,120788 10 m /mol.sec, dan 1,0342439 10-6
-6 3 Campuran dengan CH4 atau N2 Melalui
m3/mol.sec. Kontraktor Membran Serat Berongga
Semakin tinggi laju alir maka semakin Menggunakan Pelarut Air. J. Makara,
besar pula nilai konstanta kecepatan reaksi. Hal Teknologi, vol. 11, no.2. 97-102.
ini dikarenakan tumbukan antar molekul NaOH Kumoro. & Hadiyanto. (2000). Absorpsi Gas
dan molekul CO2 semakin besar. Hubungan Karbondioksida dengan Larutan Soda Api
antara faktor tumbukan dengan harga k2 dalam Ungun Tetap. 24(2). 186–195.
digambarkan melalui persamaan Arhenius: Levenspiel. O. (1972). Chemical Reaction
k = Ae-E/RT,. Engineering. Chemical Engineering
Namun pada variabel 3 terdapat Science (2nd ed. Vol. 19). New York: John
penyimpangan dimana nilai k-nya lebih kecil Wiley and Sons. Inc.
daripada variabel 2. Hal ini dikarenakan keadaan http://doi.org/10.1016/0009-
keseimbangan telah tercapai sehingga 2509(64)85017-X
perpindahan massa gas menuju cairan akan Putri, F. P., Elida, P., Fita, D. S. 2016. Absorbsi
berhenti. Akibatnya, dengan penambahan jumlah Gas CO2 Modifikasi Gas Buang PLTU
pereaksi tidak akan mempengaruhi nilai konstanta Tarahan Menggunakan Absorben NaOH
kecepatan reaksi (Hadiyanto dan Kumoro, 2000). dengan Variasi Laju Alir. Bandar
Lampung: Seminar Nasional Riset dan
Industri.
4. KESIMPULAN Rehm. T. R., Moll. A. J., & Babb. A. L. (1963).
Pada percobaan ini dapat disimpulkan Unsteady State Absorption of Carbon
bahwa semakin besar laju alir NaOH, maka CO2 Dioxide by Dilute Sodium Hydroxide
yang terserap semakin banyak. Semakin besar laju Solutions. American Institute of Chemical
alir NaOH, maka nilai konstanta perpindahan Engineers Journal. 9(5). 760–765.
massa gas dan cair semakin besar. Semakin besar Senja, F. D., Elida, P., Putri, F. P . 2016. Absorbsi
laju alir NaOH, maka nilai konstanta kecepatan Gas CO2 pada Replika Gas Buang PLTU

4
Tarahan Menggunakan Larutan Na2CO3
(Variasi Laju Alir Na2CO3). Bandar
Lampung: Seminar Nasional Riset dan
Industri.
Zheng. Y. and Xu. X. (1992). Study on catalytic
distillation processes. Part I. Mass
transfer characteristics in catalyst bed
within the column. Transaction of the
Institution of Chemical Engineers. (Part A)
70. 459–464

Anda mungkin juga menyukai