Materi :
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
Oleh :
Kelompok : 7/SENIN
Devota Haryo Respati NIM : 21030117130103
Hanif Luthfi Muzakki NIM : 21030117120027
Novianasari NIM : 21030117120008
Widyasari Wahyu Nur P. NIM : 21030117140016
Materi :
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
Oleh :
Kelompok : 7/SENIN
Devota Haryo Respati NIM : 21030117130103
Hanif Luthfi Muzakki NIM : 21030117120027
Novianasari NIM : 21030117120008
Widyasari Wahyu Nur P. NIM : 21030117140016
LEMBAR PENGESAHAN
LABORATORIUM PROSES KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Prof. Andri Cahyo K., S.T., M.T., Ph.D. Annisa Ayu Marthasari
NIP. 197405231998021001 NIM. 21030115120024
ii
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
RINGKASAN
iii
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
SUMMARY
iv
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
PRAKATA
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum proses kimia dengan judul
“ABSORBSI CO2 dengan LARUTAN NAOH” dengan lancar. Laporan ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan praktikum proses kimia di
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dr. Siswo Sumardiono, S. T., M. T., selaku Kepala Depertemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
3. Dr. Ir. Didi Dwi Aanggoro, M. Eng., Ph.D., selaku koordinator laboratorium
proses kimia.
4. Prof. Andri Cahyo K., S. T., M. T., Ph.D., selaku dosen pembimbing materi
absorbsi CO2 dengan larutan NaOH.
5. Sungkowo dan Nurfiningsih, S. T., selaku laboran Laboratorium Proses Kimia.
6. Miftaqul Huda, selaku koordinator asisten laboratorium proses kimia.
7. Annisa Ayu Marthasari, selaku asisten pengampu materi absorbsi CO2 dengan
larutan NaOH.
8. Teman-teman yang telah banyak membantu atas terselesaikannya laporan
praktikum ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
perbaikan laporan ini.
Penyusun
v
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
DAFTAR ISI
vi
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik
amonia ................................................................................................ 4
Gambar 2.2 Mekanisme absorpsi gas CO2 dalam larutan NaOH............................ 5
Gambar 3.1 Skema rancangan praktikum ............................................................... 9
Gambar 3.1 Rangkaian alat utama ........................................................................ 10
Gambar 4.1 Pengaruh laju alir NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap tiap
waktu ................................................................................................ 13
Gambar 4.2 Pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai KGa ..................................... 14
Gambar 4.3 Pengaruh laju alir terhadap nilai KLa ................................................. 15
Gambar 4.3 Pengaruh laju alir terhadap nilai k2 ................................................... 16
vii
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
DAFTAR LAMPIRAN
viii
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH 1
BAB I
PENDAHULUAN
reaksi kimia order 2 antara CO2 dan ion OH-membentuk ion CO32-dan
H2O. Sedangkan reaksi antara CO2 dengan CO32- membentuk ion HCO3-
biasanya diabaikan (Danckwerts. 1970; Juvekardan Sharma. 1972).
Namun. menurut Rehm et al. (1963) proses ini juga biasa dianggap
mengikuti reaksi order 1 jika konsentrasi larutan NaOH cukup rendah
(encer).
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH 2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Absorbsi
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia
dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap
sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairan. Absorbsi
dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia.
Absorbsi fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa
pelarutan gas dalam larutan penyerap, namun tidak disertai dengan reaksi
kimia. Contoh proses ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, methanol,
propilen karbonase. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik.
Mekanisme proses absorbsi fisik dapat dijelaskan dengan beberapa model.
yaitu: teori dua lapisan (two films theory) oleh Whiteman (1923), teori
penetrasi oleh Dankcwerts dan teori permukaan terbaharui.
Absorbsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa
pelarutan gas dalam larutan penyerap yang disertai dengan reaksi kimia.
Contoh peristiwa ini adalah absorbsi gas CO2 dengan larutan MEA, NaOH,
K2CO3 dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada
proses penyerapan gas CO2 pada pabrik Amonia seperti yang terlihat pada
gambar 2.1
Gambar 2.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik
amonia
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH 5
2.2 Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses Absorpsi Gas
oleh Cairan
Secara umum, proses absorpsi gas CO2 ke dalam larutan NaOH
yang disertai reaksi kimia berlangsung melalui empat tahap, yaitu
perpindahan massa CO2 melalui lapisan gas menuju lapisan antarfase gas-
cairan, kesetimbangan antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase larutan,
perpindahan massa CO2 dari lapisan gas ke badan utama larutan NaOH dan
reaksi antara CO2 terlarut dengan gugus hidroksil (OH-). Skema proses
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Kesetimbangan antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase larutan:
𝐴∗ = 𝐻. 𝑝𝑎𝑖 (2)
atas menjadi:
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH 7
Jika keadaan batas (b) tidak dipenuhi, berarti terjadi pelucutan [OH-] dalam
larutan. Hal ini berakibat:
√𝐷𝐴 .𝑘2 .[𝑂𝐻 − ] [𝑂𝐻 − ] 𝐷𝐴
≈ √𝐷 (6)
𝑘𝐿 𝑧.𝐴∗ 𝐵
Dengan demikian, maka laju absorpsi gas CO2 ke dalam larutan NaOH akan
mengikuti persamaan:
𝑎.𝐻.𝜌𝑔.𝜙.𝑘𝐿
𝑅𝑎 = 𝑎.𝐻.𝜙.𝑘𝐿 (7)
1+
𝑘𝐺𝑎
Nilai diffusivitas efektif (DA) CO2 dalam larutan NaOH pada suhu 30°C
adalah 2.1 10-5 cm2/det (Juvekardan Sharma, 1973).
Nilai kGa dapat dihitung berdasarkan pada absorpsi fisik dengan
meninjau perpindahan massa total CO2 ke dalam larutan NaOH yang terjadi
pada selang waktu tertentu di dalam alat absorpsi. Dalam bentuk bilangan tak
berdimensi, kGa dapat dihitung menurut persamaan (Kumoro dan Hadiyanto,
2000):
𝑘𝐺𝑎 .𝑑𝑝2 𝜌𝐶𝑂2 .𝑄𝐶𝑂2 1,4003 𝜇𝐶𝑂2 1/3
𝑅𝑇 = 4,0777 𝑥 ( ) 𝑥 ( ) (9)
𝐷𝐴 𝜇𝐶𝑂2 .𝑎 𝜌 𝐶𝑂2 .𝐷𝐴
6(1−𝜀) 𝑉𝑣𝑜𝑖𝑑
Dengan 𝑎 = dan 𝜀 =
𝑑𝑝 𝑉𝑇
Jika tekanan operasi cukup rendah. maka plm dapat didekati dengan ∆p = pin -
pout. Sedangkan nilai kla dapat dihitung secara empirik dengan persamaan
(Zheng dan and Xu, 1992):
𝑘𝑙𝑎 .𝑑𝑝 𝜌𝑁𝑎𝑂𝐻 .𝑄𝑁𝑎𝑂𝐻 0,3 𝜇 0,5
= 0,2258 𝑥 ( ) 𝑥 ( ) (11)
𝐷𝐴 𝜇.𝑎 𝜌.𝐷 𝐴
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Mencatat kebutuhan
titran
Bak
penampung
2
Bak penampung
1
𝜋.𝐷 2 .𝐻
diameter kolom (D) dan tinggi tumpukan packing (H), 𝑉𝑇 = 4
.
𝑉𝑣𝑜𝑖𝑑
Kemudian menghitung fraksi ruang kosong kolom absorpsi 𝜀 = .
𝑉𝑇
3. Operasi absorpsi
Operasi absorpsi dilakukan dengan memompa larutan NaOH ke dalam
kolom melalui bagian atas kolom dengan laju alir tertentu hingga keadaan
mantap tercapai. Selanjutnya mengalirkan gas CO2 melalui bagian bawah
kolom dan ukur beda ketinggian cairan dalam manomester. Kemudian
mengambil 10 mL sampel cairan dari dasar kolom absorpsi tiap 1 menit
selama 10 menit dan dianalisis kadar ion karbonat atau kandungan NaOH
bebasnya.
4. Menganalisis sampel
Mula-mula mengambil 10 mL sampel cairan yang ditempatkan dalam
erlenmeyer. Selanjutnya menambahkan indikator PP 3 tetes dan sampel
dititrasi dengan larutan HCl sesuai variabel sampai warna merah hampir
hilang (kebutuhan titran = a mL). Kemudian menambahkan 2-3 tetes
indikator metil jingga (MO) dan titrasi dilanjutkan lagi sampai warna
jingga berubah menjadi merah (kebutuhan titran=b mL).
1
...
10
Variabel 2
t (menit) Va (ml) Vb (ml)
0
1
...
10
Variabel 3
t (menit) Va (ml) Vb (ml)
0
1
...
10
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH 13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Jumlah CO2 yang Terserap tiap
Waktu
0.00009
0.00008
0.00007
n CO2 (mol/L)
0.00006
0.00005
0.00004
0.00003
0.00002 5 x 10-5 L/s
0.00001 1 x 10-4 L/s
1,5 x 10-4 L/s
0
0 5 10 15
t (menit)
Gambar 4.1 Pengaruh laju alir NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap
tiap waktu
0.8
k2 (×10-6)
0.6
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5
Q NaOH (×10-4 L/s)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar laju alir NaOH maka jumlah CO2 yang terserap semakin
banyak.
2. Semakin besar laju alir NaOH, nilai KGa akan semakin besar.
3. Semakin besar laju alir NaOH, nilai KLa akan semakin besar.
4. Semakin besar laju alir NaOH, nilai k2 akan semakin besar.
5.2 Saran
1. Menjaga valve agar tetap konstan pada setiap variabel.
2. Menjaga tekanan CO2 agar tekanan yang keluar konstan.
3. Menjaga tekanan pada kompresor agar raksa yang ada dalam inverted
manometer tidak keluar ke pipa pembuangan.
4. Laboran sebaiknya mengganti alat-alat praktikum yang sudah tidak dapat
digunakan.
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH 19
DAFTAR PUSTAKA
Senja, F. D., Elida, P., Putri, F. P . 2016. Absorbsi Gas CO2 pada Replika Gas
Buang PLTU Tarahan Menggunakan Larutan Na2CO3 (Variasi Laju Alir
Na2CO3). Bandar Lampung: Seminar Nasional Riset dan Industri.
Zheng. Y. and Xu. X. (1992). Study on catalytic distillation processes. Part I.
Mass transfer characteristics in catalyst bed within the column. Transaction
of the Institution of Chemical Engineers. (Part A) 70. 459–464.
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH A-1
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA
Materi :
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
Group : 7/ Senin
Rekan Kerja :
Devota Haryo Respati NIM : 21030117130103
Hanif Luthfi Muzakki NIM : 21030116120027
Novianasari NIM : 21030116120008
Widyasari Wahyu Nur Perdani NIM : 21030116140016
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Pengaruh perbedaan debit NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap pada
berbagai waktu reaksi.
2. Pengaruh perbedaan debit NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa
CO2 fase gas (kGa).
3. Pengaruh perbedaan debit NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa
CO2 fase cair (kLa).
4. Pengaruh perbedaan debit NaOH terhadap nilai tetapan reaksi antara CO2
dan NaOH (k2).
II. PERCOBAAN
2.1 Bahan yang Digunakan
1. Kristal Natrium Hidroksida (NaOH)
2. Gas Karbondioksida (CO2) yang disimpan di tabung bertekanan.
3. Udara.
4. Aquadest (H2O).
5. Reagent untuk analisis yaitu larutan HCl, indikator PP, dan MO.
2.2 Alat yang Digunakan
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH A-3
7. Operasi absorpsi
Operasi absorpsi dilakukan dengan memompa larutan NaOH ke dalam
kolom melalui bagian atas kolom dengan laju alir tertentu hingga
keadaan mantap tercapai. Selanjutnya mengalirkan gas CO2 melalui
bagian bawah kolom dan ukur beda ketinggian cairan dalam
manomester. Kemudian mengambil 10 mL sampel cairan dari dasar
kolom absorpsi tiap 1 menit selama 10 menit dan dianalisis kadar ion
karbonat atau kandungan NaOH bebasnya.
8. Menganalisis sampel
Mula-mula mengambil 10 mL sampel cairan yang ditempatkan dalam
erlenmeyer. Selanjutnya menambahkan indikator PP 3 tetes dan
sampel dititrasi dengan larutan HCl sesuai variabel sampai warna
merah hampir hilang (kebutuhan titran = a mL). Kemudian
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH A-4
9 10,9 8
10 11,5 8,1
PRAKTIKAN MENGETAHUI
ASISTEN
V HCl = 37,119 mL
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH C-1
LEMBAR PERHITUNGAN
3. Menghitung kGa:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝
𝑘𝐺𝑎 =
𝑉 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 × 𝜀 × 𝑃𝑎𝑏𝑠
0,0000201 𝑚𝑜𝑙/𝑠
𝑘𝐺𝑎1 =
2,59024 𝑥 10−4𝑚3 × 0,39378 × 751325 𝑃𝑎
𝑚𝑜𝑙
= 2,6228𝑥10−7
𝑚3 𝑠𝑃𝑎
4,3309 x 10−5 𝑚𝑜𝑙/𝑠
𝑘𝐺𝑎2 =
2,59024 𝑥 10−4 𝑚3 × 0,39378 × 751325 𝑃𝑎
𝑚𝑜𝑙
= 5,6514𝑥10−7
𝑚3 𝑠𝑃𝑎
5,735 x 10−5 𝑚𝑜𝑙/𝑠
𝑘𝐺𝑎3 =
2,59024 𝑥 10−4 𝑚3 × 0,39378 × 751325 𝑃𝑎
𝑚𝑜𝑙
= 7,4657𝑥10−7
𝑚3 𝑠𝑃𝑎
= 1686,18 kg/m2
𝑘𝑔 𝑘𝑔 9,8 𝑚
- ∆𝑃2 = (1,5 × 10−2 ) (13554 – 1264 𝑚3 ) ( 1 )
𝑚3 𝑠2
= 1806,63 kg/m2
𝑘𝑔 𝑘𝑔 9,8 𝑚
- ∆𝑃3 = (1,7 × 10−2 ) (13554 – 1264 𝑚3 ) ( 1 )
𝑚3 𝑠2
= 2047,51 kg/m2
−Δ𝑃
2 ∝ 𝑔𝑐 (𝜌𝐶𝑂 ) Σ𝐹
2
𝑣𝐶𝑂2 = √
𝑆1
𝑆2 − 1
𝑘𝑔
1686,18 2
2 (1)( 1𝑚/𝑠2) ( 𝑚 )1
1264 𝑘𝑔/𝑚3
𝑣𝐶𝑂2(1) =
3,465𝑥10−4 𝑚2
−1
√ 1,766𝑥10−4 𝑚2
= 1,66529 m/s
𝑘𝑔
1806,63
2 (1)( 1𝑚/𝑠2) ( 𝑚2 ) 1
1264 𝑘𝑔/𝑚3
𝑣𝐶𝑂2(2) =
3,465𝑥10−4 𝑚2
−1
√ 1,766𝑥10−4 𝑚2
= 1,72375 m/s
𝑘𝑔
2047,51
2 (1)( 1𝑚/𝑠2) ( 𝑚2 ) 1
1264 𝑘𝑔/𝑚3
𝑣𝐶𝑂2(3) =
3,465𝑥10−4 𝑚2
−1
√ 1,766𝑥10−4 𝑚2
= 1,83507 m/s
Q CO2 = v CO2 x S2
Q CO2(1) = 1,66529 m/s × 1,766𝑥10−4 𝑚2
= 2,94090214× 10−4 m3/s
Q CO2(2) = 1,72375 m/s × 1,766𝑥10−4 𝑚2
= 3,0441425𝑥10−4 m3/s
Q CO2(3) = 1,83507 m/s × 1,766𝑥10−4 𝑚2
= 3,24073362𝑥10−4 m3/s
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH C-5
𝑚𝑜𝑙
1. 𝑘𝐺𝑎 = 2,6228𝑥10−7 𝑚3 𝑠𝑃𝑎
𝑚𝑜𝑙
2,6228𝑥10−7 8,314𝐽
𝑚3 𝑠𝑃𝑎
( 𝑚2
𝑑𝑝2 ) ( 𝑚𝑜𝑙𝐾 )(303K) = 4,077 ×
2,1𝑥10−9
𝑠
𝑘𝑔 𝑚3
1264 (2,94090214×10−4 ) 15×10−6
𝑚3 𝑠
( 𝑑𝑝)1,4003 × ( 𝑚2
)1/3
15×10−6 (3,63732) 𝑘𝑔
1264 3 (2,1𝑥10−9 )
𝑚 𝑠
dp10,5997 = 5,383904087
𝑑𝑝1 = 16,56170622
𝑚𝑜𝑙
2. 𝑘𝐺𝑎 = 5,6514𝑥10−7
𝑚3 𝑠𝑃𝑎
𝑚𝑜𝑙
5,6514𝑥10−7 8,314𝐽
𝑚3 𝑠𝑃𝑎
( 𝑚2
𝑑𝑝2 ) ( 𝑚𝑜𝑙𝐾 )(303K) = 4,077 ×
2,1𝑥10−9
𝑠
𝑘𝑔 𝑚3
1264 3 (3,0441425𝑥10−4 ) 15×10−6
𝑚 𝑠
( 𝑑𝑝)1,4003 × ( 𝑚2
)1/3
15×10−6 (3,63732) 𝑘𝑔
1264 3 (2,1𝑥10−9 )
𝑚 𝑠
dp0,5997
2 = 2,622340635
𝑑𝑝2 = 4,990732087
𝑚𝑜𝑙
3. 𝑘𝐺𝑎 = 7,4657𝑥10−7 𝑚3 𝑠𝑃𝑎
𝑚𝑜𝑙
7,4657𝑥10−7 8,314𝐽
𝑚3 𝑠𝑃𝑎
( 𝑚2
𝑑𝑝2 ) ( 𝑚𝑜𝑙𝐾 )(303K) = 4,077 ×
2,1𝑥10−9
𝑠
𝑘𝑔 𝑚3
1264 (3,24073362𝑥10−4 ) 15×10−6
𝑚3 𝑠
( 𝑑𝑝)1,4003 × ( 𝑚2
)1/3
15×10−6 (3,522) 𝑘𝑔
1264 3 (2,1𝑥10−9 )
𝑚 𝑠
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH C-6
dp0,5997
3 = 2,266865172
𝑑𝑝3 = 3,914465648
Maka diperoleh dprata-rata = 8,488967984
6(1−𝜀) 3,63732 3,63732
𝑎 rata-rata = = = =0,428476
𝑑𝑝 𝑑𝑝 8,488967984
% 200C 400C
4,00 1,0428 1,0352
8,00 1,0869 1,0780 Perry Hand Book, (1997)
Menghitung kLa
𝑘𝐿𝑎 (𝑑𝑝) 𝜌𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑄𝑁𝑎𝑂𝐻 0,3 𝜇𝑁𝑎𝑂𝐻
= 0,2258 ( ) ×( )0,5
𝐷𝐴 𝜇𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑎 𝜌𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐷𝐴
1. Variabel 1 (laju alir NaOH 5 x 10-5L/s)
0,3
𝑘𝐿𝑎 (16,56170622) 1039,0869 𝑘𝑔/𝑚3 x 5𝑥10−8 𝑚3 /s
= 0,2258 ( 𝑘𝑔 ) ×
2,1𝑥10−9 𝑚2 /𝑠 9,84368x10−4 x 0,428476
𝑚𝑠
𝑘𝑔
9,84368x10−4
(1039,0869 𝑘𝑔/𝑚3 𝑚𝑠
)0,5
x 2,1𝑥10−9 𝑚2 /𝑠
0,3
𝑘𝐿𝑎 (4,990732087) 1039,0869 𝑘𝑔/𝑚3 x 10−7 𝑚3 /s
= 0,2258 ( 𝑘𝑔 ) ×
2,1𝑥10−9 𝑚2 /𝑠 9,84368x10−4 x 0,428476
𝑚𝑠
𝑘𝑔
9,84368x10−4
(1039,0869 𝑘𝑔/𝑚3 𝑚𝑠
)0,5
x 2,1𝑥10−9 𝑚2 /𝑠
4. Perhitungan k2
H = 2,88 x 10-4 mol/m3.Pa
(𝑉𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎2 −𝑉𝑏𝑟𝑎𝑡𝑎2 ) × 𝑁 𝐻𝐶𝑙
[OH-]= 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 × 𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
REFERENSI
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH D-2
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH D-3
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH D-4
Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH E-1
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA TANDA
KETERANGAN
NO. TANGGAL TANGAN