Anda di halaman 1dari 8

SISTIM IRIGASI POMPANISASI PERSAWAHAN

Faisal habib, Hamri, Iskandar , Zainal Altin

Universitas Muslim Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengalisa pipa untuk irigasi persawahan dalam rangka
memanfaatkan air secara efisien didaerah sawah tadah hujan maupun daerah dataran tinggi
dengan melakukan simulasi langsung kesawah, untuk peningkatan produksi gabah dan hasil
palawija atau tanaman hortikultura khususnya untuk memperhitungkan kebutuhan akan air
bagi petani sehingga pemborosan air bisa ditekan maupun penguapan pada saat musin
kemarau. .
Metode yang dilakukan adalah percobaan langsung, melakukan pemompaan air
kesawah , dengan melakukan perhitungan kebutuhan air mulai dari menanan benih sampai
panen, kemudian mendistribusi air. Kemudian melakukan pengujian. Dari hasil perhitungan
didapat kebutuhan air untuk sawah perhektarnya 0,45 m3/menit lebih banyak dari pada ladang
dan palawija yaitu 0,25 m3/menit.Pemompaan yang dilakukan untuk sawah lebih banyak
dibandingkan dengan palawija yaitu 1 : 5, hasil panen

Kata Kunci : Irigasi , pompanisasi sawah , hemat air

A. PENDAHULUAN penyaluran air irigasi (distribution losses) dan


selama proses pemakaian (field application
1. Latar Belakang losses). Pengelolaan sumber daya air yang
dimaksudkan di sini adalah peningkatan
Irigasi merupakan upaya yang kinerja pendistribusian dan pengalokasian air
dilakukan manusia untuk mengairi lahan secara efektif dan efisien dalam hal ini
memberikan air dengan kondisi tepat mutu,
pertanian. Dalam dunia modern saat ini
tepat ruang dan tepat waktu. Permasalahan
sudah banyak model irigasi yang dapat pengelolaan air irigasi akan timbul jika terjadi
dilakukan manusia. Namun demikian, kekurangan air di petak sawah.
irigasi juga biasa dilakukan dengan Daerah Irigasi di Sulawesi Selatan ,
membawa air dengan menggunakan wadah pada musin kemarau kekurangan air namun
kemudian menuangkan pada tanaman satu pada musin hujan kelebihan air sehingga
per satu. Untuk irigasi dengan model perlu adanya sistim yang memugkinkan
seperti ini di Indonesia biasa disebut untuk memanfaatkan air secara efisien
menyiram. sehingga pengguaan air pada musin kemarau
Irigasi merupakan pendukung bisa optimal sehingga mampu mengairi
keberhasilan pembangunan pertanian dan sawah secara maksimun dengan
merupakan kebijakan Pemerintah yang sangat memanfaatkan sistim irigasi pipanisasi dan
strategis guna mempertahankan produksi pompanisasi.
swasembada beras. Diperlukan pengelolaan Dari penjelasan diatas kami ingin
dan perhatian khusus dalam pengelolaan melakukan penelitian dengan membuat
sumber daya air karena sangat berpengaruh sistim irigasi saluran air secara tertutup
terhadap pemanfaatan air untuk kebutuhan dengan menggunakan pipa untuk mensuplai
tanaman, kehilangan air selama proses

26
air untuk mengurangi peborosan penggunaan secara berlebihan dapat merusak
air, dengan judul : Sistim Irgasi Pipanisasi pertumbuhan tanaman.
Persawahan , dengan melakukan Berdasarkan cara pemberiannya,
percobaan model simulasi dilaboratorium irigasi dibedakan menjadi empat sistem
2. Rumusan Masalah yaitu sistem irigasi permukaan (surface
Berdasarkan uraian pada latar irrigation), curah (sprinkler), tetes
belakang penelitian maka kami rumuskan (drip/trickle) dan sistem irigasi bawah
permasalahan sebagai berikut : permukaan (subsurface irrigation). Sistem
a. Bagaimana merekayasa / irigasi permukaan (surface irrigation)
memanfaataan air secara efisien yaitu langsung memberikan air ke lahan
dengan menggunakan sistin saluran pertanian dengan cara gravitasi atau
tertutup (menggunakan pipa/selang air) penyiraman langsung.
b. Bagaimana memperkirakan 2 Jaringan Irigasi
kebutuhan air untuk persawahan , Jaringan irigasi yaitu prasarana
sehingga dapat mengetahui faktor- irigasi, yang terdiri dari bangunan air dan
faktor yang mempengaruhi kehilangan saluran pemberi air pertanian beserta
air dari sisti irigasi perlengkapannya. Berdasarkan
3 Tujuan Penelitian pengelolaannya dapat dibedakan menjadi
1. Untuk merencanakan dan dua, yaitu (Kartasapoetra dan Sutedjo,
menghitung kebutuhan air irigasi 1994) : (1). Jaringan irigasi utama dan (2).
persawahan Jaringan irigasi tersier Dari segi konstruksi
2. Merencanakan air irigasi sistim jaringan irigasinya, Pasandaran (1991)
jaringan pipa mengklasifikasikan system irigasi menjadi
empat jenis yaitu : (1). Irigasi Sederhana,
(2). Irigasi Setengah Teknis, (3). Irigasi
B.TINJAUAN PUSTAKA Teknis dan (4). Irigasi Teknis Maju

1 Pengertian Irigasi 3 Kebutuhan Air Irigasi Di Petak


Sawah
Irigasi merupakan cara pemberian
air dari sumber air ke tanaman atau secara Faktor yang berpengaruh pada
lengkap didefinisikan sebagai satu analisa kebutuhan air untuk jenis tanaman
kesatuan yang tersusun dari komponen padi atau palawija seperti kacang tanah
yang terdiri dari upaya penyediaan, dan jagung , penyiapan lahan untuk
pembagian, pengelolaan, dan pengaturan penggunaan konsumtif/kebutuhan air bagi
air untuk meningkatkan produksi transpirasi tanaman, penguapan sawah dan
pertanian. perkolasi, pergantian lapisan air dan curah
Irigasi mempunyai tujuan utama hujan efektif. Penyusutan kedalaman air
untuk memberikan menciptakan keadaan perhari h (mm/hari) = Transpirasi +
lengas tanah dalam tanah yang optimal Penguapan + persiapan- curah hujan
bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian air berguna . Komponen-komponen
secara sistematis pada tanah olah adalah penyusutan air seperti tersebut diatas dapat
pemberian bahan atau pemberian air secara ditaksir secara kasar sebagai berikut :
buatan pada tanah yang kekurangan kadar Transpirasi tanama : 6 mm/hari
air tanah akibat adanya evaporasi dan Penguapan : 4 mm/hari
transpirasi atau biasa disebut dengan Perkolasi : 10 mm/hari untuk
evapotranspirasi. Pemberian air irigasi sawah lama dan 30 mm/hari untuk sawah
baru

27
Pw = 0,163 ɤQH ...............( 2. 3 )
Sehingga jumlah kebutuhan air di
petak sawah dapat digunakan persamaan : Dimana :
Pw = Daya untuk memompa air (KW)
Q = 10 hA .......................( 2. 1 ) Q = kapasitas ( m3/menit)
Dimana : H = head total pompa ( m)
Q = Jumlah air irigasi total (m3/hari) ɤ = berat air persatuan volume ( kgf/l)
h = Laju penyusutan ( mm/hari)
A = Luas sawah ( ha) .6 Head Total Pompa

4 Pengairan Ladang Head total pompa yang harus


disediakan untuk mengalirkan sejumlah air
Pengairan Ladang berbeda dengan dapat direncanakan dengan menentukan
pengairan sawah, kalau daladang maka air kondisi instalasi yang akan dilayani pompa
dialirkan melalui saluran atau parit-parit sebagai berikut :
diantara petak tanaman atau disiramkan H = ha + Δhp + hf + (v2d/2g) ....( 2. 5 )
dengan penyemprot melalui pipa-pipa atau
selang. Pemberian air dilakukan 3 sampai Dimana :
10 hari sekali, air yang diberikan ha = head total pompa (m)
sebagaian diserap oleh tanaman dan Δhp = perbedaan tekanan yang bekerja
sebagian meresap kedalam tanah. Karena pada kedua permukaan air
itu ada yang disebut efisiensi pengairan, hf = berbagai kerugian alat bantu pipa
yaitu perbandingan antara jumlah air yang V = kecepatan air didalam pipa
diserap tanaman dan jumlah air yang g = gravitasi
diberikan, kapasitas pompa yang
diperlukan adalah : hf = f ( v2/2g) ......................( 2.6 )

...................( 2. 2 ) f = faktor gesek alat bantu


Dimana :
V = Q/A = ............................( 2.7 )
Qp = Kapasitas Pompa direncanakan
h = Jumlah air yang diperlukan ( padi
Dimana :
gogo 6 mm/hari, palawija 3 mm/hari)
Q = kapasitas air yang mengalir ( debit
A = Luas ladang ( ha)
m3/detik )
k = koefisien kehilangan dalam
A = luas penampang pipa
saluran ( 1,1)
D = selang pemberian air interval
A = ( π/4) d2 ..................(2.8)
(hari)
T = jumlah jam setiap pemberian air (
π = konstanta nilainya 3,14
jam)
d = diameter pipa
E = efisiensi pengairan ( 0,65 – 0,8 )
5 Daya Air
Untuk kerugian gesek sepanjang pipa (hf)
Energi yang secara efektif diterima
hfL =[ (10,666 Q1,85)/(C1,85xD4,85)] x L (
oleh air dari pompa persatuan waktu
2.9)
disebut daya air yang dapat ditulis sebagai
dimana :
berikut :
Q = laju aliran (m3/detik)
C = koefisien pipa diambil dari tabel

28
D = diameter(m)
L = panjang pipa Tabel 2.3 Koefisien pipa dan harga C (
formul;a hazen – Willian)

7 Pembagian Resiko Pompa No Jenis Pipa C


1 Pipa besi cor baru 130
Menggunakan hamya satu pompa 2 Pipa besi cor 100
untuk melayani laju keseluruhan dalam lama
suatu instalasi yang penting, besar 3 Pipa baja baru 120 -130
resikonya. Instalasi tidak akan berfungsi 4 Pipa baja tua 80 – 100
sama sekali bila pompa satu-satunya itu 5 Pipa dengam 130 -140
rusak , sehingga untuk memperkecil resiko lapisan semen
maka perlu dipakai dua pompa atau lebih 6 Pipa dengan 140
untuk mengatasi instalasi supaya tetap lapisan ter
berjalan. Selain daripada itu untuk
memperbesar keandalan instalasi, perlu Tabel 2.4 Sifat fisik zat cair ( dibawah 1
disediakan satu pompa untuk cadangan. atmosfir)
Setelah jumlah pompa dan
kapasitas masing-masing dapat dipilih No Temperatur o Kerapatan
dengan mempertimbangkan hal-hal diatas , C kgf/l
maka diameter isap pompa dapat 1 0 0,9998
ditentukan, sebagaimana tabel dibawah : 2 5 1,000
3 10 0,9998
Tabel 1 Diameter isap dan cadangan
4 20 0,9983
kapasitas kecil (m3/menit)
5 30 0,9957
Diameter
6 40 0,9923
40 50 65 80 100 7 50 0,9880
isap (mm)
5
0,16 0,25 0,40 0,63
0 Kuran
- - - -
H g 0,2 C. Metode Penelitian
0,32 0,50 0,80 1,25
kapasit z
as 6
0,18 0,28 045 0,71 1 Parameter
0 Kuran
- - - - a. Laju aliran volume air yang
H g 0,2
0,36 0,56 0,90 1,40
z mengalir
b. Kerugian tekanan air yang terjadi
pada pipa .

2. Proses Penelitian
Tabel 2. Diameter isap dan cadangan
kapasitas ganda (m3/menit) 2.1 Kebutuhan Air Untuk Persawahan

Diameter isap 200 250 300 350 400 Dengan menggunakan persamaan
(mm) (2.1), maka kebutuhan air persawahan
kapasitas 50 2,5- 4,0- 6,3- 8– 10 - dapat dihitung :
Hz 5 8,0 12,5 16 20
60 2,8- 4,5 7,1 - 9– 11,2
Q = 10 hA (m3/hari )
Hz 5,6 – 14 18 – dengan h =( laju penyutan – curah hujan
9.0 22,4 berguna ) yaitu sebesar :10 mm/hari

29
Transpirasi tanama : 6 mm/hari
Penguapan : 4 mm/hari Maka kebutuhan air untuk ladang adalah :
Perkolasi : 20 mm/hari
Curah hujan berguna : 10 mm/hari
0,295 m3 / menit
A = 1 ha , sehingga
Sehingga kebutuhan air untuk irigasi
persawahan perhektar adalah : ɤ = 0,9957 kgf/l dengan asumsi
temperatur air 30 oC
Q = 10 x 20 x 1 = 200 m3/hari Q = 0,295 m3 / menit
Opersi pompa 8 jam perhari sehingga H = 16,341 m
sehingga kebutuhan air permenit adalah :
Pw = 0,163 ɤQH
200 m3/ 8 x 60 = 0,417 m3 / menit
= 0,163 x 0,9957x0,208333x16,341
= 0,751 KW / ha
Dengan menggunakan persamaan .( 2.6 )
V = Q/A kecep,
atan air dapat dihitung
2.3 Perhitungan head total pompa .
A = luas penampang pipa dapt dihitung
Perhitungan head total popa
dengan persamaan (2.7)
dihitung berdasarkan persamaan ( 2. 5 )
yaitu :H = ha + Δhp + hl + 1/2g(vd2-vs2 )
A = ( π/4) d2 . diameter pipa adalah 5 cm
50 mm = 0,05 m, sehingga kecepatan air
ha = adalah perbedaan muka air
V = (0,0035 m3 /detik)/0,052 = 1,4 m/detik
bawah dan muka air atas = 10 m
Δhp = perbedaan tekanan statis antara
muka air atas dan bawah diasumsikan
2.2.Kebutuhan Air Untuk Ladang (Kebun)
= 0 karena sangat kecil
1/2g(vd2-vs2 ) = 0 karena dengan asumsi
Dengan menggunakan persamaan
vd = vs
( 2. 2 ) kebutuhan air untuk ladang/kebun
hl = berbagai kerugian alat bantu :
dapat dihitung
pipa , katup belokan dan lai-lain yaitu :

untuk katup isapdengan


menggunakan persamaan .( 2.6 )
hfk = f (v2/2g) f = 1,25

= 1,25 x( 1,4)2 /2 x 9,81


h = jumalah air yang dibutuhkan ( 3-5)
= 0,125 m
mm diambil = 4 mm
Untuk kerugian head sepanjang pipa
A= luas sawah adalah 1 hektar ( 1ha)
dengan menggunakan persamaan ( 2.9)
k = koefisien kehilan 1,1
D = selang (interval) pemberian air ( hari )
hfL =[ (10,666 Q1,85)/(C1,85xD4,85)] x L
T = Jumlah jam pemberian air setiap kali (
Q = 0,0035 m3 /detik
8 jam)
C = 100 dari tabel 2.3 dengan asumsi sama
E = Efisiensi pengaliran air ( 0,65 – 0,8 )
besi cor lama.
diambil 0,7
D = 0,05 m

30
L = 50 m 3.5.3. Perhitungan daya pompa dengan
hfL = [ (10,666 x 0,00351,85)/ menggunakan persamaan ( 2. 3 )
(1001,85x0,054,85)] x 50 Pw = 0,163 ɤQH
= 6, 216 m
Maka kerugian alat bantu ɤ = 0,9957 kgf/l dengan asumsi
o
hl= 0,125 m + 6,216 m = 6,341 m temperatur air 30 C
Maka head total pompa adalah : Q = 0,471 m3 / menit
H = ha + Δhp + hl + 1/2g(vd2-vs2 ) H = 16,341 m
= 10 m + 0 + 6,341 m + 0 = 16,341 m
Pw =0,163 x 0,9957 kgf/l
3
0,144x 0,471 m / menit x 16,341 m Desa Lanna Kecamatan
= 1.11 KW per ha Lanna kabupaten Gowa terletak
didaerah ketinggian sekitar 700 m
2.4. Perhitungan Kebutuhan Daya diatas permukaan laut dengan kondisi
berbukit dan pegunungan. Adapun peta
Unrtuk menghitung kebutuhan desa Lanna sebagaimana gambar
Daya pompa , berapa luas yang bisa dialiri dibawah,
sawah maka kami mengperhitungkan berat
dari pompa dengan mesinnya. Karena
wilayah desa Lanna adalah berbukit dan Tabel D.2 Hasil Perhitungan kebutuhan
curam sehingga dibutuhkan pompa yang daya pompa untuk Sawah
ringan untuk diangkat oleh satu orang saja,
supaya petani gampang membawa Luas (ha) Daya Pompa (KW)
kelokasi. Berdasarkan tabel D.2 maka 1 0,553
kami pilih pompa dengan daya : 3,5 HP 2 1,106
atau setara/ disamakan dengan 2, 22 KW . 3 1,659
4 2,212
D. HASIL DAN PEMBAHASAN 5 2,765
6 3,318
7 3,871
1. Letak Geografis Desa Lanna

Untuk perhitungan kebutuhan debit air Dari hasil perhitungan daya pompa yang
persawahan adalah sebagai berikut : digunakan untuk memompa air di Desa
Lanna Kecamatan Lanna Kabupaten
Tabel D.1 Kebutuhan air Sawah dan Gowa didpat data sebagai berikut :
Ladang

Luas(ha) Sawah Ladang(m3)


(m3) Tabel D.3 Hasil Perhitungan kebutuhan
1 0,417 0,295 daya pompa untuk Ladang
2 0,834 0,589
3 1,251 0,884 Luas (ha) Daya Pompa (KW)
4 1,668 1,179 1 0,751
5 2,085 1,473 2 1,502
6 2,502 1,768 3 2,253
7 2,919 2,063 4 3,004
5 3,755

31
6 4,506 Juli 72 72 72 69
7 5,257 Agustus 35 35 35 35
Jumlah 244 250 251 238

12.00 Grafik Daya Pompa E. KESIMPULAN DAN SARAN


10.00
Daya (KW)

8.00
E.1. Kesimpulan
6.00
Sawah
4.00 1. Dari hasil perhitungan didapat
2.00 Ladang kebutuhan air untuk sawah
0.00 perhektarnya 0,45 m3/menit lebih
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 banyak dari pada ladang dan
Luas palawija yaitu 0,25 m3/menit.
(ha) 2. Pemompaan yang dilakukan
untuk sawah lebih banyak
Gambar D.1 . Grafik Daya Pompa
dibandingkan dengan palawija
yaitu 1 : 2
D.1 Hasil Pemompaan air
3. Hasil panen yang didapat mitra
untuk luas areal tanah 10 are :
Kebutuhan air yang dipompakan
gabah adalah 920 kg sedang
kesawah disesuaikan dengan luas sawah
untuk kacang 900 kg
petani karena ada petani yang menanam
padi dan palawija (jagung dan kacang
tanah), hasil pemompaan sebagaimana
E.2. Saran
tabel dibawah :
1. Untuk mengatasi kekurangan air pada
Tabel D.4 . Hasil Pemopaan Air Padi
musin kemarau didaerah pegunungan
maka sebaiknya dibuat dam kecil
Padi
untuk setiap dusun
Bulan Petak 1 Petak 2 Petak 3
2. Penggunaan pompa bisa dikurangi bila
(m3) (m3) (m3)
masyarakat bisa membendung air
Mei 77 81 69
didaerah ketinggian sehingga air bisa
Juni 45 45 45 dialirkan secara gravitasi
Juli 51 54 54
Agustus 32 32 32 Daftar Pustaka
Jumlah 205 212 200

Tabel D.5 . Hasil Pemopaan Ambler, J.S., 1991. Irigasi di Indonesia Dinamika
Palawija Kelembagaan Petani, LP3ES, Jakarta.

Arsyad, S., 1989, Konservasi Tanah dan Air,


Palawija Penerbit IPB Press, Bogor.
Lokasi Lokasi Lokasi
Bulan
1 (m ) Lokasi 3 (m3) 4 (m3)
3
Bos, M.G. and Nugteren, J., 1990, On Irrigation
2 (m3) Efficiencies, Intern.Instit.for Land Reclamation and
Improvement/ILRI, Wageningen The
Mei 77 83 84 84
Netherlands.
Juni 60 60 60 50

32
Brouwer, C., A.Goffeau, dan M. Heibloem., 1985, Teknologi Madya pada Industri Pertanian,
Irrigation Water Management, Training Mhanual FATEMETA IPB, Bogor.
No. 1 – FAO Introduction to Irrigation, Rome.
Dastane, ND., 1974, Effective Rainfall In Irrigate Salim, M., 2007, Peranan Saluran Irigasi Bendung
Agriculture, Irrigation and Drainage Paper Vol. 25 Pesayangan Untuk Mencukupi Kebutuhan
FAO, Rome. Tanaman Padi Petak Sawah di Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal, Tesis Doktoral, Universitas
Direktorat Jenderal Pengairan, 1986, Standar Negeri Semarang.
Perencanaan Irigasi, Departemen Pekerjaan
Umum, CV. Galang Persada, Bandung. Supriatno, M., 2003, Optimasi Sistem Pengelolaan
Air Irigasi di Daerah Irigasi KruengAceh, Tesis,
Doorenbos, J., and W. O. Pruit., 1984, Guidelines Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
for Predicting Crop Water Requirement, FAO
Irrigation and Drainage Paper, Roma. Syahdi, I., 2012, Studi Efisiensi Irigasi Pada Petak
Sawah Di Daerah Irigasi Pandrah. Tesis. Magister
Kartasapoetra, A.G., dan M. Sutedjo, 1994, Teknik Sipil. Universitas Syiah kuala. Banda Aceh.
Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi, Bumi
Aksara,Jakarta. Triatmodjo, B., 2009, Hidrologi Terapan,
BetaOffset, Yogyakarta.
Linsley, R.K and J.B. Franzini, 1979, Water
Resources Engineering, Mc Graw Hill Book Co, Yantri,P.R., 2012, Studi Efisiensi Irigasi Pada
New York. Jurnal Teknik Sipil Petak Sawah Dalam Upaya Peningkatan Hasil
Padi Di Daerah Irigasi Krueng Jreue. Tesis.
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 37 - Magister Teknik Sipil. Universitas Syiah kuala.
Volume 3, No. 3, Agustus 2014 Pasandaran, E., Banda Aceh.
1991, Irigasi di Indonesia, Strategi dan
Pengembangan. LP3ES, Jakarta.

Purba, W.F., 1974, Kebutuhan Air untuk


Pertanaman Serta Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya, Makalah Seminar Penerapan

33

Anda mungkin juga menyukai