Anda di halaman 1dari 7

Pengertian sektor peternakan

Usaha
ternak
Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam pembangunan
pertanian
.
Sektor ini memiliki
peluang pasar yang sangat baik,
dimana pasar domestik akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk yang semakin pesat.
Semakin meningkatnya pendapatan penduduk
maka permint
aan produk
-
produk peternakan
mengalami peningkat
an. Hal ini
disebabkan meningkatnya pendapatan
seseorang maka konsumsi terhadap sumber
karbohidrat akan menurun dan konsumsi berbagai macam makanan yang kaya
akan protein akan meningkat
.
Subsektor peternakan memiliki peranan penting
dalam menopang perekon
omian regional maupun nasional
.
Masalah petern
akan
ini sudah tidak dapat dinomorduakan karena hal tersebut akan dominan ikut
menentukan kelangsungan hidup suatu negara ataupun bangsa (Saragih, 2008).
Menurut
Prawirokusumo
(1990), berdasarkan ti
ngkat produksi, macam
teknologi
yang digunakan, dan banyak
nya hasil yang dipasarkan, maka usaha
peternakan di Indonesia dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk, yaitu :
1.
Usaha yang bersifat tradisional, yang diwakili oleh petani dengan lahan
sempit,
yang mempunyai 1
-
2 ekor ternak, baik ternak ruminansia besar,
r
uminansia
kecil
bahkan ayam kampung.
2.
Usaha backyard yang diwakili peternak ayam ras dan sapi perah yang telah
memakai teknologi seperti kandang, manajemen, pakan komersial, bibit
unggul,
dan lain
-
lain.
10
3.
Usaha komersial adalah usaha yang benar
-
benar
menerapkan prinsip
-
prinsip
ekonomi antara lain un
tuk tujuan keuntungan maksimum
.
Pengembangan
suatu usaha peternakan sangat bergantung pada ketersediaan sumber
daya, baik
sumber
daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber
daya pendukung lainnya.
Saragih (
2008) menyatakan bahwa
tipologi usaha pete
rnakan dibagi
berdasarkan skala
usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak,
sehingga bisa
tujuan sektor peternakan
ktor peternakan memiliki peran yang penting dalam penyediaan
protein hewani, lapangan kerja, pengentasan kemiskinan dan pengembangan
potensi wilayah. Permintaan akan produk peternakan meningkat dari tahun ke
tahun sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dan semakin
meningkatnya
kesadaran gizi masyarakat. Pangan yang merupakan produk
peternakan terutama adalah daging, susu dan telur, yang merupakan komoditas
pangan hewani yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas konsumsi
pangan.
Dari data didapat tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2010
(Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2011
) yang berasal dari daging
adalah
0,0191 kg/kapita/hari, 0,134 kg/kapita/minggu dan 6,953 kg/kapita/tahun.
Konsumsi pangan hewani di Indonesia tidak sepenuhnya disediakan dari produk
dalam nege
ri karena pada tahun yang
sama
daging yang diimport adalah
141.875.751 kg dengan nilai 402,444,147 USD).
Hal ini menunjukkan bahwa
industri peternakan belum berorientasi ekspor, serta upaya
-upaya yang dilakukan
selama ini dalam kerangka pemenuhan permintaan akan produk peternakan
didalam negeri
belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Sehingga usaha peternakan perlu dikembangkan karena merupakan bagian
integral dari pemb
angunan pertanian sebagaimana yang tercantum dalam arah dan
kebijakan pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan produksi
dan populasi ternak dalam rangka memenuhi kebutuhan daging nasional dan
dapat mengurangi impor daging, dengan perkataan lain dapat menghemat devisa.
Untuk mengembangkan produk peternakan tersebut terutama peternakan
sangat dibutuhkan lahan yang luas untuk pengadaan hijauan pakan ternak.
Sementara lahan yang tersedia telah banyak digunakan sebagai lahan pertanian,
perkeb
unan, pemukiman, industri, perdagangan dan jasa serta pertambangan. Hal
ini menyebabkan lahan untuk pengadaan hijauan pakan ternak semakin sempit
dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hijauan ternak sesuai kebutuhan ternak itu
sendiri. Perubahan fungsi lahan
dan iklim juga
membatasi ketersediaan hijauan
pakan yang merupakan pakan pokok ternak ruminansia. Optimasi pemanfaatan
limbah pertanian dan agroindustri dapat memperbaiki ketersediaan pakan.
Integrasi dengan usaha pertanian merupakan alternatif untuk pengembangan
peternakan yang berkesinambungan.
Jenis limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan
ada
lah jerami padi,
jerami jagung dan pucuk ubikayu, jerami kacang hijau, jerami
kacang kedelai, pelepah sawit, pod coklat, kulit buah kopi dan l
ain sebagainya.
Namun pola tanam terkadang mengalami pergeseran mengikuti musim hujan. Hal
yang dapat mempengaruhi ketersediaan limbah pertanian sebagai sumber pakan
adalah luas areal panen komoditi tanaman pangan di suatu daerah, dimana
semakin luas areal
panen maka produksi limbah pertanian akan semakin banyak .
Limbah pertanian dan agroindustri pertanian memiliki potensi yang cukup
besar sebagai sumber pakan ternak ruminansia. Limbah yang memiliki nilai
nutrisi relatif tinggi digunakan sebagai pakan sum
ber energi atau protein,
pertaniansebagai sumber pakan ternak ruminansiamaka perlu dilakukan ‘

Menjelaskan latar belakang potensi pembangunan


aspek sosial penting lainnya. Adapun daerah yang memiliki kreteria tertinggi
untuk analisis kep
adatan ternak dan analisis potensi pengembangan wilayah
adalah Kecamatan Penyipatan, Tukisang dan Batu Ampar.
Adinatadkk (2012), menambahkan perlunya alternatif strategi utama
melalui analisis SWOT untuk pengembangan usaha ternak sapi potong
diantaranya mengoptimalkan pengembangan kemampuan internal peternak
serta memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia

pakan ternak
Langkah-langkah pemberian pakan dapat dilakukan sebagai berikut :

 Siapkan tempat pakan dalam keadaan bersih sesuai dengan jumlah ayam yang akan
diberikan. Misal : jumlah ayam yang dipelihara ada 2000 ekor, setiap tempat pakan dapat
digunakan untuk 11 ekor ayam, sehingga untuk 2000 ekor ayam membutuhkan 40 buah
tempat pakan.
 Lihat angka kebutuhan konsumsi pakan yang terdapat pada tabel konsumsi standar sesuai
dengan umur ayam. Biasanya diketahui konsumsi, Misalnya: diketahui pada minggu ke 5
ayam membutuhkan pakan 0,53 kg/ekor/ minggu.
 Angka kebutuhan konsumsi pakan selanjutnya dibagi 7, sehingga diketahui kebutuhan
konsumsi pakan yaitu 0,53 kg/7 hari = 0,076 kg/ekor/hari.
 Kebutuhan pakan per ekor per hari selanjutnya dkalikan dengan jumlah ayam yang ada di
dalam kandang, sehingga diketahui jumlah pakan yang dibutuhkan pada hari tersebut
untuk sejumlah ayam yang ada didalam kandang 0,076 x 2.000 ekor = 152 kg.
 Pakan (sesuai dengan jenis dan peruntukannya) disiapkan dan ditimbang. Untuk
pelaksanaan di lapangan biasanya penimbangan dilakukan pada masa-masa awal saja.
Pakan yang ditimbang tersebut ditakar dengan gayung itulah yang dijadikan acuan dalam
perkiraan berat pakan yang akan diberikan sehingga tidak perlu selalu menimbang pakan.
 Pakan ditempatkan di tempat pakan yang sudah disediakan.
 Pemberian air minum samadengan yang dilakukan pada pem,eliharaan ayam buras
pedaging.

Anda mungkin juga menyukai