Korelasi Tunggal
Korelasi Tunggal
A. PENDAHULUAN
Salah satu jenis korelasi yang termasuk statistik parametrik yang umumnya
dipakai dalam menganalisis data adalah korelasi pearson produk momon
(PPM), sering disingkat korelasi saja merupakan salah satu teknik korelasi yang
paling banyak digunakan dalam penelitian sosial. Besanya angka korelasi
disebut koefisien dinyatakan dalam rambang r.
Batas nilai r terbesar +1 dan terkecil -1, sehingga dapat dituliskan -1< r < +1.
Untuk r = +1 disebut hubungan positif sempurna dan hubungan ya linier
langsung sangat tinggi. Sebaiknya jika r = -1 disebut hubungannya negatif
sempurna dan hubungannya tidak langsung (indirect) sangat tinggi, yang
disebut inverse.
Kegunaan korelasi produk momen adalah : (a) untuk menyatakan ada atau
tidaknya hubungan yang signifikan antara variabnel satu dengan yang lainnya,
(b) untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang
lainnya yang dinyatakan dalam persen. Dengan demikian r2 disebut koefisien
determinasi atau koerisien penentu. Hal ini disebabkan r2 x 100 % terjadi dalam
variabel terikat Y yang mana ditentukan oleh variabel X
Karena produk momen termasuk salah satu contoh statistik parametrik, maka
prasyarat yang harus dipenuhi sama dengan prasyarat penggunaan uji t dan
anova.
Jika diperoleh r = +1 artinya hubungan kedua variabel adalah positif dan sangat
tinggi, dan diperoleh r = -1 artinya bahwa hubungan kedua variabel adalah
negatif dan sangat tinggi. Bagaimana jika nilai r antara -1 dan +1. Untuk
menjawab arti r tersebut, secara umum dapat dipergunakan melalui acuan pada
tabel 7.1 berikut ini.
TABEL 7.1
INTERPRETASI DARI NILAI r
R Interpretasi
0 Tidak berkorelasi
0,01 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Agak rendah
0,61 – 0,80 Cukup
0,81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi
Cara menghitung nilai r ada empat yaitu : (a) tabel biasa, (b) tabel peta korelasi,
(c) tabel distribusi frekuensi, dan (d) kalkulator, dan computer.
Dalam diklat ini yang dibahas hanya cara yang pertama, yaitu dengan cara
tabel biasa, karena menghitung r dengan cara tabel peta korelasi dan tabel
distribusi frekuensi sudha banyak ditinggalkan orang karena terlalu sulit,
sedangkan perhitungan r dengan kalkulator dan komputer sangatlah ditentukan
oleh spesifikasi masing-masing yang dibahas dalam buku tersendiri.
Penggunaan tabel biasa untuk menghitung korelasimerupakan dasar untuk
menerapkan rumus korelasi dan cara ini termasuk yang paling mudah
dibandingkan dengan kedua tabel di atas.
variabel X dengan Y
variabel X dengan Y
a. Ha : r 0
b. H0 : r = 0
Tabel 7.2
Penolong untuk Menghitung r
No.
Xi Yi X2i Xi Yi
Resp Y2i
1
2
.
.
.
Jika rhitung < rtabel, H0 diterima, artinya korelasinya (hubungannya) tidak signifikan.
Dalam menentutukan rtabel harus disesuaikan dengan derajat kebebasannya,
yaitu : dk = n = 2. r tabel yang dimaksudkan dapat dilihat pada tabel r krisis
pearson
Contoh :
Data aktivitas siswa dalam PBM (X) dan hasil belajar siswa (Y) dalam mata
kuliah statistika dasar mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA unimed angkatan
tahun 2020 :
30 10 3 100 9 30
31 6 7 36 49 42
32 9 5 81 25 45
33 5 6 25 36 30
34 10 6 100 36 60
35 5 10 25 100 50
36 9 6 81 36 54
37 6 6 36 36 36
38 6 4 36 16 24
39 10 10 100 100 100
40 9 5 81 25 45
Jlh 268 260 2204 1788 1860
a. Adakah huhungan yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar dan
hasil belajar mata kuliah statistika dasar bagi mahasiswa Jurusan Fisika
FMIP Unimed Angkatan 2003
Dalam hal ini diasumsikan bahwa juji persyaratan statistika sudah terpenuhi .
Jawab :
38−35
rtabel = 0,325 + (0,304-0,325)= 0,312 < rhitung = 0,80
40−35
Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas
belajar dan hasil belajar mata kuliah statistika dasar bagi
mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Unimed angkatan 2003. Cara lain
dengan uji t korelasi :
n−2 40−2
rxy = r
√ 1−r 2
= 0,80
√1−0,802
= 8,22
38−30
Maka ttabel = 2,042 + (2,021-2,042)
40−30
artinya : ada hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar
dan hasil belajar mata kuiah statistika dasar bagi mahasiswa Jurusan Fisika
FMIPA Unimed angkatan 2003
.
TUGAS INDIVIDUAL
X : 18, 20, 19, 17, 16, 14, 16, 17, 19, 20, 18, 18, 19, 18, 16, 15, 18, 18, 20, 19, 17,
19, 12, 15, 19, 15, 18 ,16, 18, 12, 17, 17, 18, 19, 12, 18