Anda di halaman 1dari 16

Laporan Kegiatan Mini Project

OPTIMALISASI PENANGGULANGAN COVID-19 DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUNGARAYA MELALUI
PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG
ASUPAN GIZI SEIMBANG PADA MASA PANDEMI
COVID-19

Disusun Oleh:
dr. Gina Winahyu

Pembimbing:
dr. Silvia Stovannie Ademi

PUSKESMAS BUNGA RAYA


KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA
RIAU
PERIODE MEI 2020 – SEPTEMBER 2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang diajukan sebagai salah satu pemenuhan syarat dalam mengikuti Program
Intership Dokter Indonesia (PIDI) periode 5 Mei 2021 – 4 Septembar 2021.
Adapun judul makalah ini adalah “Optimalisasi Penanggulangan Covid-19 di
Wilayah Kerja Puskesmas Bungaraya Melalui Peningkatan Pemahaman
Masyarakat tentang Asupan Gizi Seimbang pada Masa Pandemi ”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Penulis banyak menerima bantuan dan
dorongan baik moral maupun material dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, Penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Puskesmas Bungaraya yang telah
memfasilitasi kami dalam pembelajaran ini. Penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing dr. Silvia Stovannie Ademi serta pihak-
pihak terkait yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan makalah ini,
namun penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan lebih lanjut.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan dalam bidang kedokteran.

Bungaraya, 22 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................i


DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Corona Virus Disease (COVID-19).................................4
2.2 Definisi Operasional Kasus COVID-19...................................................5
2.3 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.....................................................7
2.4 Panduan Gizi Seimbang pada Masa Pandemi COVID-19.......................8
2.5 Kuisiner dan Gambaran Pemahaman Masyarakat Tentang Gizi di
Masa Pandemi COVID-19......................................................................10
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit infeksi saluran


pernafasan yang disebabkan oleh jenis betacoronavirus tipe baru yang diberi nama
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2).1,2 Kasus
COVID-19 awalnya dilaporkan di Cina, tepatnya di kota Wuhan sebagai
pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.2,3 Penyakit COVID-19 dapat
menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk
atau bersin sehingga penyebarannya lebih luas dan cepat ke beberapa negara.2
Tanggal 13 Agustus 2021 World Health Organization (WHO) melaporkan
kasus terkonfirmasi 205.338.159 kasus dengan 4.333.094 diantaranya merupakan
kasus kematian di dunia yang disebabkan oleh COVID-19. Berdasarkan data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada 13 Agustus
2021, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Indonesia sebanyak 3.833.541 juta
jiwa dan kasus yang meninggal sebanyak 116.366 jiwa. Provinsi riau sampai
tanggal 13 Agustus 2021, jumlah total kasus terkonfirmasi positif saat ini
sebanyak 112.769 jiwa (2,9% dari total kasus nasional) dan kasus meninggal
sebanyak 3.149 jiwa (2,8% dari jumlah terkonfirmasi provinsi). 4 Di wilayah Siak
pada tanggal 22 Agustus 2021 total kasus mencapai 8.967 orang, sembuh 7.608
orang, dan meninggal dunia sebanyak 303 orang. Sedangkan di wilayah
Kecamatan Bungaraya berjumlah 628 kasus, 20 orang diantaranya meninggal
dunia.
Coronavirus Disease-19 (COVID-19) menyerang organ terutama pada
paru dan dapat menyebabkan kematian. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-
19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5 – 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14
hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis
yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus
mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat
pneumonia luas di kedua paru.5, 6

1
Penanganan dan pengendalian COVID-19 yang dilakukan oleh
pemerintah yaitu dengan menyusun empat strategi utama. Strategi pertama yang
dilakukan adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat yaitu dengan
menerapkan perilaku sehat dan kampanye protokol kesehatan serta mendorong
strategi pemeriksaan (testing) dan penelusuran kontak (tracing) yang tepat
sasaran. Strategi kedua yaitu pembangunan fasilitas isolasi terpusat. Strategi
ketiga ialah manajemen perawatan yang menerapkan standar terapi penanganan
pasien. Strategi keempat ialah akselerasi vaksinasi COVID-19 yang dimulai sejak
13 Januari 2021.4,7,8
Kecamatan Bungaraya merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Siak dengan luas wilayah sebesar + 195.49 km2. Jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Bungaraya tahun 2016 adalah 24.222 jiwa, yang
sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Berdasarkan hasil rekap data
sementara tanggal 20 Agustus 2021 di kecamatan Bungaraya didapatkan jumlah
kasus 588 orang, diantaranya sembuh sebanyak 481 orang, isolasi mandiri
sebanyak 79 orang, butuh rawatan Rumah Sakit 9 orang, dan meninggal 19 orang.
Berdasarkan kondisi dan data tersebut, perlu adanya optimalisasi program
pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Puskesmas Bunga Raya karena
apabila program pencegahan dan pengendalian tidak dilaksanakan secara optimal,
maka akan menimbulkan kondisi kesehatan yang buruk sesuai keputusan Menteri
Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus
(Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah.5,9

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang
didapatkan adalah belum optimanya pemahaman pencegahan dan pengendalian
COVID-19 di Puskesmas Bunga Raya.

2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan sosialisasi panduan gizi seimbang dimasa pandemi COVID-
19 di wilayah kerja Puskesmas Bunga Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan ini antara lain :
1. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang asupan gizi pada masa
pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Bunga Raya.
2. Menentukan masalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang asupan gizi
seimbang di masa pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Bunga
Raya.
1.4 Manfaat
1. Membantu terlaksananya program puskesmas yaitu meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dan asupan gizi seimbang
dimasa pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Bunga Raya.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang asupan gizi seimbang dimasa
pandemi COVID-19 dalam upaya pencegahan di wilayah kerja Puskesmas
Bungaraya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Corona Virus Disease (COVID-19)


Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Setidaknya terdapat dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat,
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). COVID-19 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan SARS-CoV-2. Virus corona adalah penyakit zoonosis (ditularkan
antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan
dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini
masih belum diketahui.10
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata
5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang
berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian
besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas,
dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.11
Studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa penularan
utamanya dari orang bergejala ke orang sekitarnya melalui droplet. Penularan
terjadi ketika seseorang berjarak 1 meter dengan orang yang bergejala (misalnya
batuk atau bersin) akibat droplet langsung mengenai mulut, hidung atau mata.
Penularan juga akan terjadi melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi di
sekitar orang yang terinfeksi.11 Sampai saat ini, vaksin dan obat spesifik untuk
mencegah atau mengobati COVID-19 belum ada. Pengobatan bertujuan pada
terapi simptomatis dan suportif. Tindakan yang dapat dilakukan dalam hal
tatalaksana pada pasien yang terkonfirmasi COVID-19 adalah isolasi pada semua
kasus.11,12

4
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus COVID-19.
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of
International Concern (KKMMD/PHEIC).11 Kasus pertama di Indonesia
dilaporkan tanggal 2 Maret 2020. Kasus pada laki-laki sebanyak 51,5% dengan
rentang usia 45-54 tahun. Angka kematian tertinggi pada pasien dengan usia
55- 64 tahun. Kasus pertama di Pekanbaru ditemukan tanggal 18 Maret 2020 pada
laki-laki usia 63 tahun dengan riwayat berpergian dari luar negeri Kasus pertama
di Pekanbaru ditemukan tanggal 18 Maret 2020 pada laki-laki usia 63 tahun
dengan riwayat berpergian dari luar negeri. 13 Data terakhir yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan Provinsi Riau pada tanggal 13 Agustus 2021 didapatkan hasil
terkonfirmasi COVID-19 mencapai 113.563 orang, sembuh 97.811 orang dan
meninggal 3.186 orang.14

2.2 Definisi Operasional Kasus COVID-19


Definisi operasional kasus COVID-19 yaitu Kasus Suspek, Kasus
Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan, Discarded, Selesai
Isolasi, dan Kematian. Untuk Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi,
Kontak Erat, istilah yang digunakan pada pedoman sebelumnya adalah Orang
Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa
Gejala (OTG).
2.2.1 Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.

5
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis
yang meyakinkan.
2.2.2 Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang
meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-
PCR.
2.2.3 Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi
menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
2.2.4 Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau
lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti
bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable
atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi
setempat.
Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus
timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari
setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.

6
2.2.5 Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)
maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.
2.2.6. Discarded
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RTPCR
2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam.
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa
karantina selama 14 hari.
2.2.7 Selesai Isolasi
Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri
sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
b. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal
onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan
gejala demam dan gangguan pernapasan.
c. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan
ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam
dan gangguan pernapasan.
2.2.8 Kematian
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
konfirmasi/probable COVID-19 yang meninggal.

2.3 Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi


Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak
dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling
berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-
19 atau yang merawat pasien COVID-19.

7
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling
efektif di masyarakat meliputi:
1. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak
terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
2. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan
lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;
3. pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan
kebersihan tangan setelah membuang masker;
menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.

2.4 Panduan Gizi Seimbang pada Masa Pandemi COVID-19


Pada masa pandemik COVID-19, kita harus meningkatkan sistem
kekebalan tubuh yang merupakan kekuatan pertahanan tubuh melawan bakteri,
virus dan organisme penyebab penyakit yang mungkin kita sentuh, konsumsi dan
hirup setiap hari. Meningkatkan daya tahan tubuh adalah salah satu kunci agar
tidak tertular virus COVID-19. Menurut Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2020, hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh
adalah sebagai berikut:15
1. Makan Makanan Bergizi Seimbang
Makanan yang bergizi sangat penting untuk membangun sistem kekebalan
tubuh yang kuat agar terhindar dari infeksi virus. Dalam isi piring makan sehari-
hari sebaiknya terdiri atas:15
a) Makanan pokok merupakan sumber dari karbohidrat, seperti nasi, jagung,
kentang, dan umbi-umbian. Karbohidrat merupakan sumber energi utama
yang diperlukan tubuh. Dalam setiap harinya, kita memerlukan 50-60%
karbohidrat dari energi utama yang diperlukan tubuh.
b) Lauk pauk merupakan sumber dari protein berfungsi untuk mempertahankan
struktur jaringan dan mengganti jaringan yang rusak. Lauk hewani berasal dari

8
daging, ikan, ayam, telur, dan susu. Lauk nabati, seperti tahu, tempe, dan
kacangkacangan.
Sayuran dan buah merupakan sumber dari vitamin, mineral, dan serat.
Sayuran dan buah juga berperan sebagai antioksidan yang akan menangkal radikal
bebas. Setiap hari makanlah 4 buah-buahan.
2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Pada masa pandemi COVID-19, meningkatkan sitem kekebalan tubuh
yang merupakan kekuatan pertahanan tubuh melawan bakteri, virus dan organism
penyebab penyakit yang mungkin kita sentuh,konsumsi dan hirup setiap hari.
Meningkatkan daya tahan tubuh adalah salah satu kunci agar tidak tertular virus
COVID-19. Hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, yaitu:
a) Batasi konsumsi lemak asupan lemak yang dibutuhkan setiap harinya ialah
30% dari energi total. Dalam membatasi asupan lemak, anda dapat
menggunakan metode memasak dengan membatasi penggunaan minyak,
seperti mengukus dan menumis. Hindari lemak trans pada makanan olahan
seperti donat dan gorengan. Selain itu, anda dapat membuang lemak berlebih
pada daging. Sumber lemak ialah ikan, daging, susu, keju, dan minyak.
b) Minum Air putih setiap hari Air dapat mengangkut nutrisi dan senyawa dalam
darah, serta mengatur suhu tubuh. Minumlah air putih 8-10 gelas per hari.
c) Hindari Konsumsi alkohol Alkohol akan memberi efek ketergantungan dan
dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, alkohol juga mampu
mempengaruhi kondisi mental anda, meningkatkan gejala depresi, kecemasan,
kepanikan, dan ketakutan.
d) Batasi konsumsi garam. Batasi penggunaan garam pada masakan anda sebab
pada sumber makanan tersebut biasanya sudah mengandung banyak garam.
Batasi penggunaan makanan kaleng karena banyak mengandung garam.
e) Batasi konsumsi gula Konsumsi makanan dengan kadar gula rendah karena
biasanya pada sumber bahannya sudah banyak mengandung gula. Lebih baik
mengkonsumsi gula secara langsung dari buah-buahan segar. Kelebihan
konsumsi gula dapat menyebabkan diabetes.
f) Konsumsi serat yang cukup Serat sangat bagus untuk sistem pencernaan dan
memberi rasa kenyang yang cukup lama. Serat dapat berasal dari sayuran,

9
buah-buahan, kacang-kacangan, dan gandum. Semoga dengan penjelasan
tersebut, kita dapat memahami dan menerapkan pola hidup sehat dengan
nutrien yang sehat dan sesuai, sehingga tidak tidak mudah terinfeksi virus
corona.
3. Rutin Berolahraga.
Rutin berolahraga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan sistem
metabolism. Berolahraga secara teratur dapat meningkatkan produksi antibodi.
Selain itu berolahraga membantu mengeluarkan racun dari tubuh.rutin
berolahraga, istirahat yang cukup. Lakukan aktivitas fisik sekurang-kurangnya 30
menit secara rutin 3-5 kali seminggu untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mempertahankan berat badan ideal dan mencegah kegemukan.

2.5 Kuisiner dan Gambaran Pemahaman Masyarakat Tentang Gizi Dimasa


Pandemi
Pada makalah ini, penulis menggunakan kuisioner untuk menilai
pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dimasa pandemi COVID-19.
Pengetahuan masyarakat dinilai pada saat sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan. Pada saat sebelum dilakukan penyuluhan, masyarakat sasaran
diberikan lembar kuisioner untuk di jawab dengan jawaban “benar” atau “salah”,
kemudia dilakukan penyuluhan dan tanya jawab dengan masyarakat, setelah itu
kembali diberikan kuisioner dengan pertanyaan yang sama, dan dinilai tingkat
pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Berikut
lampiran kuisioner dalam menilai tingkat pengetahuan masyarakat tentang asupan
gizi seimbang dimasa pandemi COVID-19.

10
KUISIONER PENGETAHUAN GIZI DIMASA PANDEMI COVID-19

Nama koresponden :
Usia :
Jawaban
No Daftar Pertanyaan
Ya Tidak
1. Fungsi makanan adalah untuk membuat perut kenyang
2. Konsumsi buah-buahan sebaiknya lebih banyak
dibanding sayuran.
3. Jangung adalah salah satu sumber karbohidrat.
4. Olahraga teratur dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Konsumsi sayur dan buah dapat mencegah penyakit
infeksi.
6. Zat gizi yang hanya dibutuhkan tubuh adalah
karbohidrat dan protein.
7. Sumber utama vitamin adalah pada sayuran dan buah.
8. Pada masa pandemi COVID tubuh sangat memerlukan
vitamin sebagai daya tahan tubuh.
9. Asupan karbohidrat lebih banyak dibandingkan sayuran.
10. Sayur dan buah memilihi porsi yang sama dalam satu
kali makan.
Skor

Bungaraya, Agustus 2021

(koresponden)

BAB III
KESIMPULAN

Pada masa pandemi COVID-19, eningkatkan daya tahan tubuh adalah


salah satu upaya agar tidak tertular virus COVID-19. Konsumsi makanan bergizi
seimbang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan risiko
penyakit kronis dan penyakit infeksi. Kecukupan gizi terutama vitamin dan
mineral sangat diperlukan dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang

11
optimal. Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber terbaik berbagai vitamin,
mineral, dan serat. Vitamin dan mineral yang terkandung berfungsi sebagai
antioksidan dalam tubuh. Sehingga dengan imunitas tubuh yang meningkat akan
membantu dalam pencegahan wabah COVID-19.
Berdasarkan hasil kuisioner pemahaman masyarakat tentang asupan gizi
seimbang dimasa pandemi COVID-19, terdapat peningkatan pengetahuan
masyarakat sebelum diberi penyuluhan dengan setelah diberikannya penyuluhan.

Daftar Pustaka

1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis


Kardiovaskuler Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia, Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia,
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman tatalaksana covid-19. 2020;1-2.

2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Frequently asked question


(FAQ) covid-19 update 6 Maret 2020. 2020;1-8.

12
3. Sinaga, DA. Virus corona: Hal-hal apa yang perlu diketahui [internet]. [cited
2021 Jun 15]. Available
from:http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2020/5/13/virus_coron
a_hal-hal_apa_yang_perlu_diketahui

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peta sebaran. Update 09


Agustus 2021. Diakses dari https://covid19.go.id/peta-sebaran

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan Dan


Pengendalian Coronavirus Disesase (Covid-19) revisi ke 5. Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). 2020

6. Perhimpunan Dokter Paru Indonesi (PDPI). Pneumonia COVID 19


Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia. 2020.

7. World Health Organzation. WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard.


Update 09 Agustus 2021. Diakses https://covid19.who.int/

8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pelaksanaan


vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi corona virus disease 2019
(COVID-19). Jakarta: Kemenkes. 2021.

9. Kemenkes. Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan


COVID-19 di RT/RW/Desa. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2020

10. Menteri Kesehatan Republik Indnesia. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2020 tentang Pedoman pembatasan
sosial berskala besar dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-
19. Menkes. 2020.

11. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman pencegahan dan


pengendalian Coronavirus Disease. Jakarta. 2020.

12. Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Sinto, Yunihastuti, E.. Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur
Terkini. 2020. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia; 7(1): 45–67.

13. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Infografis COVID-19 per


4 Maret. 2021. Diakses dari: https://covid19.go.id/p/berita/infografis-covid-
19-4- maret-2021.

14. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Update COVID-19 Provinsi Riau. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Update 7 Agustus 2021. Diakses dari
https://corona.riau.go.id/.

15. Kementrian Kesehatan RI. Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi
COVID-19. 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai