Disusun Oleh :
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
1. dr. Imelda Putri, selaku Kepala Puskesmas Bunga Raya Siak yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan internsip di
Puskesmas Bunga Raya Siak.
2. dr. Silvia Stovannie Ademi selaku pembimbing dokter internsip selama kegiatan
internsip di Puskesmas Bunga Raya Siak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PEGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................4
1.4 Manfaat...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................6
2.1 Konsep dasar Corona Virus Disease (COVID-19)........................................6
2.1.1 Definisi..................................................................................................6
2.1.2 Epidemiologi.........................................................................................6
2.1.3 Etiologi..................................................................................................7
2.1.4 Penularan...............................................................................................7
2.1.5 Manifestasi Klinis..................................................................................7
2.1.6 Faktor Resiko.........................................................................................8
2.1.7 Diagnosis...............................................................................................9
2.1.8 Tata Laksana..........................................................................................10
2.1.9 Prognosis...............................................................................................11
2.2 Definisi Operasional Kasus COVID-19.........................................................12
2.2.1 Kasus Suspek.........................................................................................13
2.2.2 Kasus Probable......................................................................................13
2.2.3 Kasus Konfirmasi..................................................................................13
iii
2.2.4 Kontak Erat............................................................................................14
2.2.5 Pelaku Perjalanan..................................................................................15
2.2.6 Discarded..............................................................................................16
2.2.7 Selesai Isolasi........................................................................................17
2.2.8 Kematian................................................................................................18
2.3 Protokol kesehatan keluarga....................................................................................20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi
2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah.2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan sosialisasi dan penguatan pemahaman COVID-19 di wilayah
kerja Puskesmas Bunga Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan ini antara lain :
1. Mengidentifikasi masalah pada upaya pengendalian dan pemberantasan COVID-
19 di Puskesmas Bunga Raya.
2. Menentukan prioritas masalah belum optimalnya pemahaman dan pencegahan
COVID-19 di Puskesmas Bunga Raya.
3. Menganalisis penyebab masalah belum optimalnya pemahaman dan pencegahan
COVID-19 di Puskesmas Bunga Raya.
4. Meyusun rencana kegiatan (plan of action) dari belum optimalnya pemahaman
dan pencegahan COVID-19 di Puskesmas Bunga Raya.
5. Mengimplementasikan rencana kegiatan pemecahan masalah belum optimalnya
pemahaman dan pencegahan COVID-19 di Puskesmas Bunga Raya.
6. Melakukan evaluasi terhadap rencana kegiatan dari belum optimalnya
pemahaman dan pencegahan COVID-19 di Puskesmas Bunga Raya.
7. Melakukan action terhadap upaya pemecahan masalah belum optimalnya
pemahaman dan pencegahan COVID-19 di Puskesmas Bunga Raya.
3
1.4 Manfaat
1. Membantu terlaksananya program puskesmas yaitu optimalisasi dan penguatan
pemahaman COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Bunga Raya.
2. Mengoptimalkan peran tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program
pengendalian dan pencegahan COVID-19.
3. Meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan
COVID-19 dan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
4. Menambah referensi dan pedoman bagi Puskesmas Bunga Raya mengenai
program pengendalian dan pencegahan COVID-19.
5. Menambah wawasan penulis mengenai program pengendalian dan pencegahan
COVID-19.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6
hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus
adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.8
2.1.2 Epidemiologi
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, kasus COVID-19 pertama kali
pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus COVID-19. Pada tanggal 30
Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern
(KKMMD/PHEIC).8 Kasus pertama di Indonesia dilaporkan tanggal 2 Maret 2020.
Kasus pada laki-laki sebanyak 51,5% dengan rentang usia 45-54 tahun. Angka
5
kematian tertinggi pada pasien dengan usia 55- 64 tahun. Data terakhir yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau pada tanggal 13 Agustus 2021
didapatkan hasil terkonfirmasi COVID-19 mencapai 113.563 orang, sembuh 97.811
orang dan meninggal 3.186 orang.9
6
2.1.3 Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E
(selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4
genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan
deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada jenis coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia, yaitu HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43
(betacoronavirus), HCoVNL63 (alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus),
SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-CoV (betacoronavirus).
7
SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International
Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab COVID-19
sebagai SARS-CoV-2.
2.1.4 Penularan
8
konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat
rendah akan tetapi masih ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan.
Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa COVID-19
utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang
berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air dengan
diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak
dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya,
batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung)
atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan
yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu,
penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang
terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan
pada orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer).
9
Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40% kasus
akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit sedang termasuk
pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan
mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh setelah 1
minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multiorgan, termasuk gagal ginjal atau gagal
jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan
kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan
jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan.
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa
gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis,
hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8%
mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam keadaan kritis.
Berapa besar proporsi infeksi asimtomatik belum diketahui.10,11 Viremia dan viral
load yang tinggi dari swab nasofaring pada pasien yang asimptomatik telah
dilaporkan.
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas
tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa
sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala.
Pasien tidak membutuhkan suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus pasien juga
mengeluhkan diare dan muntah.12 Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat
ditandai dengan demam, ditambah salah satu dari gejala:
(3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul
gejala-gejala yang atipikal.
10
demam pada pasien COVID-19 memiliki suhu puncak antara 38,1-39°C, sementara
34% mengalami demam suhu lebih dari 39°C. Perjalanan penyakit dimulai dengan
masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari (median 5 hari). Pada masa ini
leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit menurun dan pasien tidak bergejala.
Pada fase berikutnya (gejala awal), virus menyebar melalui aliran darah, diduga
terutama pada jaringan yang mengekspresi ACE2 seperti paru-paru, saluran cerna
dan jantung. Gejala pada fase ini umumnya ringan. Serangan kedua terjadi empat
hingga tujuh hari setelah timbul gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam dan
mulai sesak, lesi di paru memburuk, limfosit menurun. Penanda inflamasi mulai
meningkat dan mulai terjadi hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi, fase selanjutnya
inflamasi makin tak terkontrol, terjadi badai sitokin yang mengakibatkan ARDS,
sepsis, dan komplikasi lainnya.
Tabel 2.1 Kriteria Gejala Klinis Dan Manifestasi Klinis Yang Berhubungan Dengan
Infeksi COVID-19.
11
frekuensi napas:
Sakit Berat Pneumonia berat / Pasien remaja atau dewasa dengan
ISPA berat demam atau dalam pengawasan infeksi
saluran napas, ditambah satu dari:
frekuensi napas >30 x/menit, distress
pernapasan berat, atau saturasi oksigen
(SpO2) 5 tahun, ≥30x/menit. Diagnosis
ini berdasarkan klinis; pencitraan dada
dapat membantu penegakan diagnosis
dan dapat menyingkirkan komplikasi.
Sakit Kritis Acute Respiratory Onset: baru terjadi atau perburukan
Distress Syndrome dalam waktu satu minggu. Pencitraan
(ARDS) dada (CT scan toraks, atau
ultrasonografi paru): opasitas bilateral,
efusi pluera yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya, kolaps paru, kolaps lobus
atau nodul. Penyebab edema: gagal
napas yang bukan akibat gagal jantung
atau kelebihan cairan. Perlu
pemeriksaan objektif (seperti
ekokardiografi) untuk menyingkirkan
bahwa penyebab edema bukan akibat
hidrostatik jika tidak ditemukan faktor
risiko.
Transmisi SARS-CoV-2 tampaknya terjadi terutama melalui droplet dan kontak erat
dengan kasus-kasus simtomatik yang terinfeksi. Dalam sebuah analisis atas 75.465
kasus COVID-19 di Tiongkok, 78-85% klaster terjadi di dalam rumah tangga,
12
sehingga terindikasi bahwa transmisi terjadi dalam kontak erat yang lama. Penelitian
atas pasien-pasien pertama di Republik Korea menunjukkan bahwa 9 dari 13 kasus
sekunder terjadi di antara kontak rumah tangga. Di luar rumah tangga, orang-orang
yang berkontak dekat, makan bersama, atau berada di ruang tertutup selama sekitar
satu jam atau lebih dengan kasus simtomatik, seperti di tempat ibadah, pusat
kebugaran, atau tempat kerja, juga semakin berisiko infeksi. Laporan-laporan lain
mendukung hasil penelitian ini dengan temuan transmisi sekunder di dalam keluarga
di negara-negara lain.
2.1.7 Diagnosis
2.1.9 Prognosis
13
kecil biasanya terinfeksi ringan tetapi dapat berfungsi sebagai vektor untuk penularan
tambahan.
Definisi operasional kasus COVID-19 yaitu Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus
Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan, Discarded, Selesai Isolasi, dan
Kematian. Untuk Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat,
istilah yang digunakan pada pedoman sebelumnya adalah Orang Dalam Pemantauan
(ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG).
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable
COVID-19.
14
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan
dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi
COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar
negeri pada 14 hari terakhir.
2.2.6. Discarded
15
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
2.2.8 Kematian
Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan
droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi
16
adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat
pasien COVID-19.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu mencegah COVID-19,
yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan rumah dengan cara:
a. Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20 detik atau
menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer), serta
mandi atau mencuci muka jika memungkinkan, sesampainya rumah atau di
tempat bekerja, setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin
dan ketika makan atau mengantarkan makanan.
b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum
dicuci
c. Jangan berjabat tangan
d. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit
17
e. Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas bagian dalam atau
dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci
tangan
f. Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian
g. Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda-benda yang
sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan
lainlain), gagang pintu, dan lain lain.
2. Peningkatan Imunitas Diri dan Mengendalikan Komorbid
Dalam melawan penyakit COVID-19, menjaga sistem imunitas diri merupakan hal
yang penting, terutama untuk mengendalikan penyakit penyerta (komorbid). Terdapat
beberapa hal yang dapat meningkatan imunitas diri pada orang yang terpapar
COVID-19, yaitu sebagai berikut:
18
4. Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idelanya satu orang yang benar-
benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau gangguan
kekebalan. Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai pasien benar-
benar sehat dan tidak bergejala.
5. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan
pasien atau lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah
menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan
kapanpun tangan kelihatan kotor. Jika tangan tidak tampak kotor dapat
menggunakan hand sanitizer, dan untuk tangan yang kelihatan kotor
menggunakan air dan sabun.
6. Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali
pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk
bersih dan segera ganti jika sudah basah.
7. Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar)
diberikan kepada pasien untuk dipakai sesering mungkin.
8. Orang yang memberikan perawatan sebaiknya menggunakan masker bedah
terutama jika berada dalam satu ruangan dengan pasien. Masker tidak
boleh dipegang selama digunakan. Jika masker kotor atau basah segera
ganti dengan yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan
disentuh bagian depan, tapi mulai dari bagian belakang). Buang segera dan
segera cuci tangan.
9. Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh terutama cairan mulut atau
pernapasan (dahak, ingus dll) dan tinja. Gunakan sarung tangan dan masker
jika harus memberikan perawatan mulut atau saluran nafas dan ketika
memegang tinja, air kencing dan kotoran lain. Cuci tangan sebelum dan
sesudah membuang sarung tangan dan masker.
10. Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telah terpakai.
11. Sediakan sprei dan alat makan khusus untuk pasien (cuci dengan sabun dan
air setelah dipakai dan dapat digunakan kembali)
19
12. Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet dan kamar mandi
secara teratur. Sabun atau detergen rumah tangga dapat digunakan,
kemudian larutan NaCl 0.5% (setara dengan 1 bagian larutan pemutih dan
9 bagian air).
13. Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk dll menggunakan sabun cuci
rumah tangga dan air atau menggunakan mesin cuci dengan suhu air 60-
900C dengan detergen dan keringkan. Tempatkan pada kantong khusus dan
jangan digoyang-goyang, dan hindari kontak langsung kulit dan pakaian
dengan bahan-bahan yang terkontaminasi.
14. Sarung tangan dan apron plastic sebaiknya digunakan saat membersihkan
permukaan pasien, baju, atau bahan-bahan lain yang terkena cairan tubuh
pasien. Sarung tangan (yang bukan sekali pakai) dapat digunakan kembali
setelah dicuci Menggunakan sabun dan air dan didekontaminasi dengan
larutan NaOCl 0.5%. Cuci tangan sebelum dan setelah menggunakan
sarung tangan.
15. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus
dibuang di tempat sampah di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup
rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius.
16. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya seperti sikat
gigi, alat makan-minum, handuk, pakaian dan sprei). Ketika petugas
kesehatan memberikan pelayanan kesehatan rumah, maka selalu perhatikan
APD dan ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui droplet
20
dilakukan penyuluhan. Pada saat sebelum dilakukan penyuluhan, masyarakat
21
KUISIONER PENGETAHUAN PROTOKOL KESEHATAN KELUARGA
COVID-19
Nama koresponden :
Usia:
Bungaraya,
Agustus 2021
(koresponden)
BAB III
KESIMPULAN
22
3. Simpulan
Tindakan pencegahan dalam lingkungan keluarga merupakan salah satu kunci
penerapan kesehatan. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di
masyarakat meliputi:
DAFTAR PUSTAKA
23
1. World Health Organization. Infection prevention and control during health care
when novel coronavirus (nCoV) infection is suspected. Geneva: World Health
Organization; 2020. Available from: https://www.who.int/indonesia/news/novel-
coronavirus/qa-for-public
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disesase (Covid-19) revisi ke 5. Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). 2020
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesi (PDPI). Pneumonia COVID 19 Diagnosis
dan Penatalaksanaan. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2020
4. Kemenkes. Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan COVID-19
di RT/RW/Desa. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2020
5. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Diakses dari: https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/KMK%20No.
%20HK.01.07-MENKES-413-2020%20ttg%20Pedoman%20Pencegahan
%20dan%20Pengendalian%20COVID-19.pdf [16 Oktober 2020].
24