Disusun Oleh :
Kelompok 11
DOSEN PENGAMPU :
Dr.NURFITRIA DEWI,S,Hum,MA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Puji
syukur kami ucapkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perkembangan Islam Diindonesia”.Adapun tujuan kami dalam pembuatan makalah
ini adalah sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Pada kesempatan kali ini kami ucapkan terimakasih yang setulusnya kepada Ibuk
Dr.NURFITRIA DEWI,S,Hum,MA selaku dosen Sejarah Peradaban Islam yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Selanjutnya kami
ucapkan terimakasih untuk orang tua dan berbagai pihak yang telah mendukung baik
dalam bentuk materi maupun materil.
Makalah ini bagaimanapun masih terdapat kelemahan, suatu tulisan tetap disusun
keterbatasannya agar menginspirasi pemikiran pembaca untuk membangun konsep yang
lebih baru.Kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama
penulis sendiri.
Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2
A... Kesimpulan....................................................................................................................... 11
B... Saran................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
iii
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan agama islam di Indonesia mencapai jumlah penganut yang begitu
besar ternyata telah melalui sejarah yang sangat panjang. Sejarah masuknya
islam Islam ke Indonesia tersebut telah melalui berbagai periodisasi yang cukup
menarik untuk kita ketahui. Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari Melayu
yang menyerap kata Syajarah dari bahasa Arab yang berarti pohon, keturunan,
asal-usul, silsilah dan riwayat. Kata ini masuk kedalam bahasa Melayu setelah
akulturasi pada abad ke-13.Akulturasi yang kedua yaitu ketika masuknya
kebudayaan barat pada abad ke-15 yang membawa kata historie (Belanda)
history (Inggris) berasal dari bahasa Yunani, istoria yang berarti ilmu. Sejarah
adalah pengalaman hidup manusia pada masa lalu dan akan berlangsug terus
sepanjang usia manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masuknya islam ke Indonesia?
2. Apa saja teori masuknya islam ke inonesia?
3. Kondisi dan situasi politik kerajaan-kerajaan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana masuknya Islam ke Indonesia
2. Untuk mengetahui teori-teori apa saja masuknya Islam ke Indonesia
3. Dan bagaimana kondisi dan situasi politik kerajaan-kerajaan di Indonesia
1
Bab II
PEMBAHASAN
1
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVII
Akar Pembaruan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 2.
2
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, terj.Dharmono Hardjowidjono, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1994), hlm. 3.
2
B. Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Ada tiga teori masuknya Islam di Indonesia yaitu:
1. Teori Gujarat
Teori ini dinamakan teori Gujarat bertolak dari pandangan yang
menyatakan asal Negara membawa agama Islam ke Nusantara dari Gujarat.
Adapun peletak dasar teori ini adalah Snouck Hurgronje, dalam bukunya
L’Arabie et Ieslndes Neerlandaises, atau Revue de I’histoire des Religious, jilid
Ivil. Snouck Hurgronje lebih menitikberatkan pandangannya ke Gujarat
berdasarkan:
a. Kurangnya fakta yang menjeaskan peranan bangsa Arab dalam menyebarkan
agama Islam ke Nusantara.
b. Hubungan dagang Indonesia-India telah terjalin lama.
c. Inkripsi tertua tentang Islam terdapat di Sumatera memberikan gambaran
antara hubungan Sumatera dengan Gujarat.
3
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia,
Bandung, Mizan, tt, h. 78.
3
2. Teori Makkah
Hamka melahirkan teori baru yakni Teori Makkah.Koreksinya ini
disampaikan dalam pidatonya dalam Dies Natalis Perguruan Tinggi Agama Islam
Negeri (PTAIN) ke-8 di Yogyakarta, tahun 1958.
Sejak dari pidatonya di atas, kemudian dikuatkan dalam sanggahannya dalam
seminar masuknya agama Islam ke Indonesia, di Medan tanggal 17-20 Maret
1963, Hamka menolak pandangan yang menyatakan bahwa agama Islam masuk
ke Nusantara abad ke-13 dan berasal dari Gujarat.Hamka lebih mendasarkan
pandangannya peranan bangsa bangsa Arab, diikuti orang Persia dan Gujarat
sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia.Gujarat dinyatakan sebagai tempat
singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai temapat
pengambila ajaran Islam.Analisis Hamka berbeda dengan sejarawan Barat atau
orientalis, dengan menambahkan pengamatannya masalah Mazhab syafi’I,
sebagai mazhab istimewa di Makkah dan mempunyai pengaruh terbesar di
Indonesia.Selain itu, Hamka menolak pendapat yang menyatakan pendapat
bahawa agama Islam baru masuk ke Nusantara abad ke-13, karena di Nusantara
abad ke-13 telah berdiri kekuasaan politik Islam.4 Pendapat senada mengenai
masuknya Islam di abad pertama hijriyah, oleh Thomas W. Arnold dalam The
preaching Islam, dibawa pedagang-pedagang Arab sejak abad pertama hijriyah.5
3. Teori Persia
Pembangun teori Persia di Indonesia adalah P.A. Hoesein
Djajadiningrat.Fokus pandangan teori ini tentang masuknya agama Islam ke
Nusantara berbeda dengan teori Gujarat dan Makkah, sekalipun mempunyai
kesamaan masalah Gujaratnya, serta Mazhab Syafi’i-nya. Teori Persia lebih
menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup dikalangan
masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan mempunyai kesamaan dengan Persia,
antara lain:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringatan Syi’ah atas
kematian syhidnya Husain. Peringatan ini berbentuk perbuatan bubur asyura.
Diminangkabau bulan Muharram disebut bulan Hasan-Husein. Disumatera
tengah sebelah barat, disebut bulan tabut, diperingati dengan mengarak
Ibid, h. 82.
4
5
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban islam, Jakarta: AMZAH, 2013, h. 304.
4
keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai atau ke dalam perairan lainnya.
Keranda tersebut disebut tabut diambil dari bahasa Arab.
b. Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran Al-
Hallaj, sekalipun Al-Hallaj telah meninggal tahun 310 H/922 M, tetapi
ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan
Syaikh Siti Jenar yang hidup abad ke-16 dapat mempelajarinya.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam system mengeja huruf Arab, untuk
tanda-tanda bunyi harkat dalam pengajian Al-Qur’an tingkat awal:
Bahasa Iran: Bahasa Arab:
Jabar-Zabar Fathah
Jer-ze-er Kasrah
P’es-py’es Dhammah
Huruf Sin yang tidak bergigi berasal dari Persia, sedangkan huruf Sin yang
bergigi berasal dari Arab.
d. Nisan pada makam Malikus Saleh (1297) dan Makam malik Ibrahim (1419)
di Gresik dipesan dari Gujarat. Dalam hal ini teori Persia mempunyai
kesamaan mutlak dengan teori Gujarat. Tetapi sangat berbeda dengan
pandangan G.E. Morrison bahwa Islam Indonesia berasal dari India Selatan
yang bermazhab Syafi’I dan bukan Gujarat.
e. Pengakuan umat islam Indonesia terhadap Mazhab Syafi’I sebagai Mazhab
paling utama di daerah Malabar. Dalam masalah Mazhab Syafi’I, P.A.
Hoesein Djajadiningrat mempunyai kesamaan dengan G.E. Morrison, tetapi
berbeda dengan teori Makkah dikemukakan oleh Hamka. P.A Hoesein
Djajadiningrat disatu pihak melihat salah satu budaya islam Indonesia
kemudian dikaitkan dengan Kebudayaan Persia, tetapi dalam memandang
mazhab Syafi’I terhenti ke Malabar, tidak berlanjut dihubungkan dengan
pusat Mazhab Syafi’I di Makkah.6 Berdasarkan uraian tersebut mengenai
masuknya Islam di Indonesia terjadi perbedaan pendapat, yakni abad 1H/7 M
dan abad ke-13 M. Masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara
merupakan proses yang memakan waktu panjang, sehingga antara masuknya
Islam dan tumbuhnya kerajaan islam merupakan dua hal yang perlu
dibedakan.
6
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, h. 91
5
Di jawa proses islamisasi sebenarnya sudah berlangsung sejak abad ke-
11 M. Sejak itu sampai abad ke-13 dan abad-abad berikutnya, terutama setelah
Majapahit mencapai kebesaran, proses islamisasi di pelabuhan-pelabuhan terus
berlangsung. Di sanalah kerajaan Islam pertama Jawa, yaitu Demak, berdiri
diikuti kerajaan Cirebon dan Banten di Jawa Barat.Demak berhasil menggantikan
Majapahit, dilanjutkan kerajaan Pajang, kemudian Mataram. Ulama-ulama yang
berperan mengembangkan islam di Jawa adalah Wali Songo.7
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang
lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehigga penduduk pribumi, terutama
puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu.
Sebelum kawin, mereka di Islamkan lebih dahulu.Setelah mereka mempunyai
keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung,
7
Musrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 2004, h. 26.
6
daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan muslim. Dalam perkembangan berikutnya,
ada pula wanita muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan, tentu saja
setelah yang terakhir ini masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini lebih
menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan
atau anak raja atau anak adipati, karena raja, adipati atau bangsawan itu
kemudian turut mempercepat proses islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara
Raden Rahmat atau Sunan Ngampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati
dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang menurunkan
Raden Patah (raja pertama Demak) dan lain-lain.
7
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabrata dan Ramayana,
tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan
Islam.Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastra
(hikayat, babad, dan sebagainya) seni bangunan dan seni ukir.8 Beberapa ukiran
pada mesjid kuno seperti di Mantingan, Sendang Duwur, menunjukkan pola yang
di ambil dari dunia tumbuhan-tumbuhan dan hewan yang diberi corak tertentu
dan mengingatkan kepada pola-pola ukiran yang telah dikenal pada candi
Prambanan dan beberapa candi lainnya.9
8
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
9
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia jilid III,
Jakarta: Balai Pustaka, 1993, h. 193.
10
Badri Yatim, Sejarah Peradaban, h. 201-203.
8
Masuknya Islam ke daerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu
bersamaan.Di samping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah-daerah
ketika didatangi Islam juga berlainan.Pada abad ke-7 sampai ke-10 M, kerajaan
Sriwijaya meluaskan kekuasaannya ke daerah Semenanjung Malaka sampai
Kedah.Hal itu erat hubungannya dengan usaha penguasaan Selat Malaka yang
merupakan kunci bagi pelayaran dan perdagangan Internasional. Datangnya
orang-orang muslim ke daerah itu sama sekali belum memperlihatkan dampak-
dampak politik, karena mereka datang memang hanya untuk usaha pelayaran dan
perdagangan. Keterlibatan orang-orang Islam dalam bidang politik baru terlihat
pada abad ke-9 M, ketika mereka terlibat dalam pemberontakan petani-petani
cina terhadap kekuasaan T’ang pada masa pemerintahan Kaisar Hi-Tsung (878-
889 M).Akibat pemberontakan itu, kaum muslimin banyak dibunuh. Sebagian
lainnya lari ke Kedah, wilayah yang masuk kekuasaan Sriwijaya, bahkan ada
yang ke Palembang dan membuat perkampungan muslim di sini. Kerajaan
Sriwijaya pada waktu itu memang melindungi orang-orang muslim di wilayah
kekuasaannya.11
Kemajuan politik dan ekonomi Sriwijaya berlangsung sampai abad ke-12
M. Pada akhir abad ke-12 M, kerajaan ini mulai memasuki masa
kemundurannya.Untuk mempertahankan posisi ekonominya, kerajaan Sriwijaya
membuat peraturan cukai yang lebih berat bagi kapal-kapal dagang yang singgah
ke pelabuhan-pelabuhannya.Akan tetapi usaha itu tidak mendatangkan
keuntungan bagi kerajaan, bahkan justru sebaliknya karena kapal-kapal dagang
asing sering kali menyingkir.Kemunduran ekonmi ini membawa dampak
terhadap perkembangan politik.
Kemunduran politik dan ekonomi Sriwijaya dipercepat oleh usaha-usaha
kerajaan Singasari yang sedang bangkit di Jawa.Kerajaan Jawa ini melakukan
ekspedisi Pamalayu tahun 1275 M dan berhasil mengalahkan kerajaan Melayu di
Sumatera.Keadaan itu mendorong daerah-daerah di Selat Malaka yang di kuasai
kerajaan Sriwijaya untuk melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan tersebut.
11
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Cet, XVI; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h.
194.
9
Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan pula oleh pedagang-pedagang
muslim untuk mendapatakan keuntungan-keuntungan politik dan perdagangan.
Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan
diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu kerajaan Samudera Pasai di pesisir
Timur Laut Aceh. Daerah ini sudah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak
abad ke-7 dan ke-8 M. Proses islamisasi tentu berjalan disana sejak abad tersebut.
Kerajaan Samudera Pasai dengan segera berkembang baik dalam bidang politik
maupun perdagangan.
Ibid, h. 195.
12
10
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat kita tarik kesimpulannya sebagai berikut:
Dari proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia dapat dilihat dibawah
ini, yakni: Perkembangan Islam tidak terlepas dari adanya para pedagang yang
datang ke Indonesia dengan tujuan berdagang. Contohnya teori Gujarat,
pedagang dari Gujarat datang ke Indonesia dan membawa agama Islam, ada juga
pedagang dari Arab namanya teori Arab. Selain itu ada lagi teori lain yang
awalnya juga berdagang seperti dengan adanya teori Persia.
Perkembangan Islam di Indonesia juga tidak lepas dari penyebar agama islam
yang dikenal dengan Wali Songo di Jawa dan Dato Tallu di Sulawesi.
Proses penyebaran Islam di Indonesia tidak lepas dari akulturasi dengan
kebudayaan lama sebelum masuknya Islam. Beberapa akulturasi tersebut dapat
dilihat dipermainan tradisional, wayang, masjid yang tidak melepaskan ajaran
Islam dan kebudayaan lama.
B. Saran
Alhamdulillah berkat rahmad dan hidayah Allah SWT kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perkembangan Islam di Indonesia” dengan semampu
kami, dan kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan yang harus segera diperbaiki.Maka dari itu kami meminta kepada
pembaca untuk menganalisis kembali makalah kami serta menambahkan hal-hal
yang kurang dan memberikan saran dan kritik yang membangun agar dalam
pembuatan makalah, kami bisa berhati-hati serta banyak pengalaman dari
pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://inzpirasikuw.blogspot.co.id/2010/03/saluran-dan-cara-cara-islamisasidi.html
diakses pada hari selasa tanggal 22 Desember 2015
https://labbaik.wordpress.com/2007/05/01/proses-islamisasi-dan-perkembangan-islam-
di-indonesia/ Labbaik, edisi: 023/th.02/Jumada Al Awwal-Jumada Al Tsani
1427H/2006M
Sunanto, Musrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 2004
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996
12