Anda di halaman 1dari 17

IDENTIFIKASI POTENSI AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

GEOLISTRIK 1D DALAM PENGEMBANGAN USAHA PERTANIAN DAN


PERKEBUNAN DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA (ITERA),
LAMPUNG SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
Muda Setiawan Ms

Muhammad Al Fiqri Idham

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing : Selvi Misnia Irawati, S.Si., M.T.

Oleh : Muda Setiawan Ms

: Muhammad Al Fiqri Idham

Judul : Identifikasi Potensi Air Tanah dengan Menggunakan Metode Geolistrik 1D


dalam Pengembangan Usaha Pertanian dan Perkebunan di Lingkungan Institut
Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung Selatan

Lampung Selatan, 14 September 2021

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Selvi Misnia Irawati S.Si.,M.T.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan juga rizki-Nya kepada kita sekalian, terutama kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan proposal singkat penelitian tugas akhir yang berjudul “Identifikasi
Potensi Air Tanah dengan Menggunakan Metode Geolistrik 1D dalam Pengembangan Usaha
Pertanian dan Perkebunan di Lingkungan Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung
Selatan”.

Sebagaimana diketahui bahwa proposal singkat penelitian ini merupakan salah satu tugas dalam
mata kuliah Metode Penelitian (TG3006) dalam kurikulum program studi Teknik Geofisika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi air tanah di ITERA. Salah satu metode geofisika
yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi air tanah adalah metode geolistrik. metode ini
sudah banyak digunakan untuk mengidentifikasi potensi air tanah.

Proposal singkat penelitian tugas akhir ini hanyalah sedikit informasi dan banyak terdapat
kekurangan, namun demikian penulis sangat berharap agar proposal singkat penelitian tugas akhir
ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, serta memberikan informasi bagi pembaca.
Amin.

Lampung Selatan, 14 September 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................. ii


KATA PENGANTAR .................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 7
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 7
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 8
1.5 Batasan Masalah ............................................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................................................. 10
2.1. Regional Geologi ............................................................................................................ 10
2.2. Geologi Daerah Penelitian .............................................................................................. 11
2.3. Teori Umum Mengenai Metode ..................................................................................... 11
2.4. Teori Khusus Mengenai Metode .................................................................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 14
3.1. Waktu dan Tempat.......................................................................................................... 14
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................................... 14
3.3. Prosedur Penelitian ......................................................................................................... 14
3.4. Diagram Alir ................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Geologi Regional Lembar Tanjung Karang (Mangga . A, S., dkk,1993) .............................. 11
Gambar 2. 2 Daerah Penelitian .................................................................................................................. 11
Gambar 3. 4 Diagram Alir Pengolahan Data Penelitian ............................................................................ 16

v
ABSTRAK

Daerah pertanian di lingkungan ITERA merupakan lumbung pangan bagi pemerintahan Lampung
Selatan dan provinsi Lampung. Lahannya merupakan lahan kering dan sumber pengairannya juga
terbatas. Oleh karena itu potensi air tanah dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan
produktivitas pertanian dan perkebunan, sumber air tanah diperoleh dari beberapa sumur yang
tersebar di lingkungan ITERA. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik satu dimensi atau
Vertical Electrical Sounding (VES), untuk mendapatkan gambaran vertikal litologi bawah tanah.
Dari data pengolahan dapat diketahui bahwa litologi batuan daerah penelitian di dominasi oleh
batuan piroklastik seperti tuff. Tuff merupakan jenis akuifer yang baik karena memiliki nilai
porositas rendah dan permeabilitas yang tinggi. Sumber air tanah pada lokasi penelitian cukup
untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat.

Kata kunci: Akuifer, Air Tanah, Vertical Electrical Sounding (VES).

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah agraris di lingkungan Institut Teknologi Sumatera (ITERA), merupakan daerah


lumbung pangan bagi Kabupaten Lampung Selatan dan Provinsi Lampung. Lahan pertanian
dan perkebunan disini sebagian besar ditanami oleh padi, jagung dan pohon karet. Lahannya
berupa dataran tanah kering dan sumber pengairan dari irigasi juga terbatas. Sehingga potensi
air tanah di daerah penelitian ini dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan produktivitas
pertanian dan perkebunan. Sumber air tanah tersebut dihasilkan dari beberapa sumur yang
tersebar.

Saat sumber air permukaan lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungan,
air tanah dapat digunakan sebagai gantinya. Penggunaan air tanah harus disesuaikan dengan
daya dukung akuifer setempat, sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sumber Daya
Air Nomor 7 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2004, Nomor 43 Tahun
2008 tentang Air Tanah dan Peraturan Daerah. Penggunaan air tanah sebagai sumber air irigasi
sudah menjadi hal yang lumrah dalam beberapa tahun terakhir, di beberapa daerah lahan
kering. Hal ini terkait dengan kemajuan teknologi pemboran dan pemompaan serta
perkembangan hidrogeologi.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan kajian air tanah di lingkungan ITERA. Banyak
penelitian yang telah dilakukan mengenai penentuan litologi batuan bawah tanah dan
investigasi air tanah, diantaranya adalah “Investigasi Lapisan Akuifer Berdasarkan Data
Vertical Electrical Sounding (VES) dan Data Electrical Logging Studi Kasus Kampus ITERA”
(Rizka dan Soni, 2019). Jenis penelitian ini umumnya digunakan untuk mengetahui
ketersediaan sumber air tanah untuk membantu memenuhi kebutuhan individu dan kelompok,
seperti pembangunan proyek, peternakan, dan proses pertanian untuk memenuhi kebutuhan air
sehari-hari.

Penelitian ini menggunakan metode geolistrik satu dimensi atau Vertical Electrical Sounding
(VES) untuk mendapatkan citra vertikal litologi bawah tanah. Pendugaan ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran lapisan tanah bawah tanah dan kemungkinan adanya air tanah pada

7
kedalaman tertentu. Estimasi berdasarkan fakta bahwa ketika arus dialirkan pada litologi yang
berbeda akan memiliki resistivitas yang berbeda. Selain itu, informasi yang diperoleh dari
survei geolistrik diolah untuk mendapatkan litologi lapisan tanah di bawahnya. Metode ini
banyak digunakan karena hasilnya lebih akurat, biaya operasional lebih murah, dan kecepatan
perolehan informasi lebih cepat (Harjito, 2013).

Seperti dalam Rizka dan Soni (2019), penerapan metode geolistrik VES dalam menentukan
litologi bawah tanah telah banyak dikembangkan. Berdasarkan penelitian ini, maka digunakan
konfigurasi Schlumberger untuk melakukan studi geolistrik untuk menentukan nilai resistivitas
semu, mengetahui lapisan litologi, kemenerusan lapisan litologi dan keberadaan air tanah di
desa lingkungan ITERA. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan kegiatan pertanian di lingkungan ITERA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana litologi bawah permukaan daerah penelitian?
2. Bagaimana kemenerusan litologi bawah permukaan di Lingkungan Institut Teknologi
Sumatera (ITERA), Lampung Selatan.?
3. Bagaimana cara untuk mengidentifikasi keberadaan air tanah?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formasi batuan (litologi) berdasarkan nilai resistivitas batuan di daerah


penelitian.
2. Memvisualisasikan permodelan 2D lapisan bawah permukaan dari data VES.
3. Menentukan posisi lapisan akuifer air tanah berdasarkan nilai resistivitas.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian kali ini adalah:


1. Mengetahui litologi batuan di daerah penelitian.
2. Mengetahui kemenerusan litologi batuan di daerah penelitian.
3. Mengetahui keberadaan air tanah di daerah penelitian.

8
1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian kali ini adalah:


1. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung
Selatan.
2. Penelitian ini hanya mengukur nilai resistivitas batuan berdasarkan pengukuran geolistrik
VES (Vertical Electrical Sounding).
3. Penelitian ini hanya mengidentifikasi keberadaan akuifer di lingkungan Institut Teknologi
Sumatera (ITERA), Lampung Selatan.

9
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.Regional Geologi

Menurut pembagian geomorfologi peta Geologi Lembar Tanjung Karang (Mangga. A. S., dkk.,
1993) yang dapat dilihat pada Gambar 2.1, daerah tersebut secara umum di bagi menjadi tiga
satuan geomorfologi yaitu: dataran bergelombang, di bagian timur dan timur laut, pegunungan
terjal di bagian tengah dan barat daya, dan daerah perbukitan hingga datar. Daerah dataran
bergelombang terdiri dari endapan piroklastik. Pegunungan bukit barisan terdiri dari batuan
beku dan batuan metamorf, serta batuan vulkanik muda. Struktur geologi batuan di lingkungan
ITERA didominasi oleh batuan sedimen. Menurut struktur geologinya, dapat dibagi menjadi
empat jenis, yaitu:
1. Sedimen permukaan (lapisan aluminium) terdiri dari dataran rawa pasang surut, tersusun
dari sedimen Holosen yang mengandung lempung laut, sedimen sungai dan rawa, serta
sedimen pasir pantai.
2. Batuan vulkanik (Formasi Lampung) tersusun atas sedimen vulkanik (Qhw), tuf Lampung
(Qlv) dan andesit Purba (Tov).
3. Batuan sedimen (Formasi Terbanggi) tersusun oleh dari batu gamping koral (Qg), Formasi
Telisa (Tmtp), terutama Formasi Baturaja (Tmbg) dan Formasi Lingsing (Kls).
4. Batuan beku (Sukadana Basalt) tersusun atas basalt Sukadana (Qb), batuan terobosan
berumur Miosen seperti granit (Tmgr) dan granodiorit (Tmgd).

10
Gambar 2. 1 Geologi Regional Lembar Tanjung Karang (Mangga . A, S., dkk,1993)

2.2.Geologi Daerah Penelitian

Lokasi Penelitian ini terletak di lingkungan ITERA, Lampung Selatan. Peta geologi daerah ini
termasuk ke dalam lembar Tanjung Karang. Berdasarkan peta geologi yang tertera pada
Gambar 2.2 lokasi penilitian termasuk ke dalam formasi Lampung (QTL). Formasi Lampung
(QTL) tersusun dari batuan tuff berbatu apung, tuff riolitik, tuff padu tuffit, batu lempung tufan,
dan batu pasir tuffan.

Gambar 2. 2 Daerah Penelitian

2.3.Teori Umum Mengenai Metode

Geolistrik merupakan metode eksplorasi geofisika yang menggunakan sifat kelistrikan batuan
untuk mempelajari kondisi bawah tanah. Conrad Schlumberger pertama kali menggunakan

11
geolistrik pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
menentukan perubahan resistivitas batuan di bawah permukaan oleh aliran arus arus searah
(Direct Current) tegangan tinggi ke permukaan tanah.
Metode geolistrik resistivitas merupakan metode yang banyak digunakan dalam eksplorasi
khususnya eksplorasi air tanah, lantaran resistivitas batuan sangat sensitif terhadap kadar
airnya, dan bumi dianggap sebagai resistor (tahanan listrik). Metode geolistrik resistivitas
merupakan salah satu metode geolistrik yang menyelidiki kondisi di bawah permukaan tanah
dengan mempelajari sifat-sifat arus di bawah permukaan tanah. Metode resistivitas biasanya
digunakan untuk eksplorasi dangkal, kurang lebih 300-500 m (Santoso, 2002).
Prinsip kerja geolistrik adalah mengalirkan arus ke melalui elektroda arus (Current Electrode)
kedalam bumi, kemudian mengasumsikan bahwa bumi merupakan hambatan (resistance), dan
arus diterima oleh elektroda potensial. Gunakan voltmeter untuk mengukur beda potensial
antara dua elektroda tersebut. Nilai resistivitas dapat dihitung dari parameter terukur
menggunakan rumus berikut:
𝜌 = 𝐾 × 𝑅 = 𝐾 × ∆𝑉/𝐼
Keterangan:
R = Resistansi (Ω)
ρ = Tahanan Jenis (Ωm)
K = Faktor Koreksi Geometri (m)
V = Beda Potensial (V)
I = Kuat Arus (A)

2.4.Teori Khusus Mengenai Metode

Salah satu metode geofisika untuk mengetahui karakteristik arus listrik di bumi dengan
mendeteksi arus di permukaan bumi adalah metode geolistrik (Hendrajaya, 1990). Pengukuran
di permukaan meliputi pengukuran arus, medan elektromagnetik, dan potensial yang terjadi
secara alamiah atau Ketika arus di masukan ke dalam bumi.
Ada dua metode pengukuran resistivitas (tahanan jenis) yaitu, mapping (pemetaan) dan
sounding (Hendrajaya, 1990). Teknik mapping (pemetaan) memberikan informasi mengenai
formasi bawah tanah secara horizontal, sedangkan teknik sounding memberikan informasi
tentang kedalaman dan karakteristik formasi batuan di bawah permukaan daerah penelitian

12
(Ugwu, 2010). Kombinasi data teknik mapping dan sounding dapat menggambarkan perairan
di daerah tanpa mengeksploitasi sumber permukaan pada daerah tersebut (Akaolisa, 2010).

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada 14 September 2021, dan berlokasi di Institut Teknologi
Sumatera (ITERA), Lampung Selatan.

3.2.Alat dan Bahan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode geolistrik dengan metode
pengukuran Vertical Electrical Sounding (VES). Perangkat keras yang digunakan meliputi:
1. Main unit (Naniura) untuk memberikan nilai potensial (V) dan arus (I).
2. Laptop untuk mencatat nilai potensial (V) dan arus (I) yang diperoleh.
3. Dua buah elektroda arus untuk mentransmisi arus.
4. Dua buah elektroda potensial untuk menerima tegangan yang terukur.
5. Enam buah kabel penjepit untuk menghubungkan main unit ke perangkat geolistrik lainnya.
6. Dua gulung kabel arus sebagai penghantar arus.
7. Dua gulung kabel potensial sebagai penghantar tegangan yang diterima.
8. Empat buah palu untuk memukul elektroda di tanah.
9. Dua meteran sepanjang 100m untuk mengukur lintasan dan titik elektroda yang di
tancapkan.
10. Sebuah GPS untuk menentukan titik pengukuran.
11. Tiga buah Handy talk (HT) sebagai alat bantu komunikasi.

Selain perangkat keras air asin juga dapat digunakan sebagai bahan larutan elektrolit pada
penelitian ini, dimana air asin ini sangat membantu agar arus dapat mengalir dengan baik pada
saat pengukuran dilakukan pada tanah yang kering dan keras, karena garam merupakan salah
satu elektrolit yang kuat sebagai pengalir listrik (Bitar,2020).

3.3.Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan utama, di antaranya:


1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi umum objek
penelitian. Tahapan ini meliputi penggalian informasi mengenai sumur bor, kondisi geologi

14
dan singkapan, serta mencari rencana lokasi penelitian. Pada penelitian ini studi
pendahuluan dilakukan melalui studi literatur dan survei lapangan.
2. Perencanaan
Perencanaan dilakukan agar penelitian berjalan secara efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Diawali dengan menentukan metode yang dipakai untuk memperoleh objek target yang
dicari sesuai hasil studi pendahuluan. Berdasarkan target yang dicari yaitu zona akuifer
yang kemungkinan dicirikan dengan nilai resistivitas yang rendah maka pengukuran
metode geolistrik cocok digunakan.
3. Akuisisi data
Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan menentukan titik-titik pengukuran.
Lintasan berada pada lahan pertanian warga dan juga perumahan warga. Alat ukur yang
digunakan yaitu Naniura dengan konfigurasi elektroda Schlumberger seperti yang
ditunjukan pada Gambar 2.4.
4. Pengolahan data
Data hasil dari pengukuran berupa nilai beda potensial, besarnya arus, dan jarak spasi
elektroda. Dari data tersebut dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai faktor
geometri (K). Selanjutnya didapatkan nilai resistivitas semu. Untuk mendapatkan
resistivitas medium yang sebenarnya maka dilakukan pengolahan data menggunakan
IP2WIN untuk pengukuran data Vertical Electrical Sounding (VES) atau data 1D.
pengolahan data yang dilakukan berorientasi dengan data core yang sudah ada. Data 1D
yang didapat kemudian di korelasikan menjadi data 2D.
5. Korelasi Data
Peneliti melakukan validasi data dari hasil pengolahan data geolistrik dengan data sekunder
yang dimiliki (data core dan peta geologi regional) untuk menentukan litologi yang akurat.
6. Interpretasi Data
Interpretasi dilakukan untuk mendefinisikan hasil dari data yang diperoleh pada saat
akuisisi dan pengolahan data ke dalam bahasa geologi.

3.4.Diagram Alir

Diagram alir pada penelitian pada gambar 3.4. berisi mengenai tata cara dalam pengambilan
data dan pengolahan data Vertical Electrical Sounding (VES) hingga dapat di interpretasikan.

15
Gambar 3. 4 Diagram Alir Pengolahan Data Penelitian

16
Daftar Pustaka

Broto, S., & Rohima. (2008). PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK DENGAN METODE SCHUMBERGER.
LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Derana, T. (1981). PERBANDINGAN INTERPRETASI GEOLISTRIK ATURAN WENNER DAN SCHLUMBERGER.


Skripsi Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

Halik, G., & Widodo, J. (2008). PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK
KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER. Media Teknik
Sipil.

Harjito. (2013). METODE VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING (VES) UNTUK MENDUGA POTENSI
SUMBERDAYA AIR. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan.

L, H., & Arif., I. (1990). GEOLISTRIK TAHANAN JENIS. Bandung: Laboratorium Fisika Bumi.

17

Anda mungkin juga menyukai