Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/283710079

Kualitas dan Efisiensi Serapan N pada Centrosema pubescens (centro) dan


Pueraria phaseoloides (puero) Akibat Pemberian Pupuk Iodine

Article  in  Jurnal Agripet · April 2015


DOI: 10.17969/agripet.v15i1.2285

CITATIONS READS

2 1,484

3 authors, including:

Syaiful Anwar
Universitas Diponegoro
19 PUBLICATIONS   43 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Seleksi Mutan Dalam Rangka Perakitan Kultivar Kedelai Tahan Salin Untuk. Mendukung Swasembada Pangan Nasional View project

All content following this page was uploaded by Syaiful Anwar on 08 May 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kualitas dan Efisiensi Serapan N pada Centrosema pubescens (centro)
dan Pueraria phaseoloides (puero) Akibat Pemberian Pupuk Iodine
(The quality and absorption efficiency of N at Centrosema pubescens (centro) and Pueraria
phaseoloides (puero) cause add of iodine fertilizer)

Adriani Darmawati1, Syaiful Anwar1 dan Irwan Hermanan1


1
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

ABSTRACT The aimed of the experiment was to phaseoloides)- (L2) and the level of iodine fertilizer
know the effect of iodine fertilizer when applied to (I0) without iodine, I1 (iodine 5 kg/ha), I2 (iodine
the soil on the quality and the efficiency of 10 kg/ha) and I3 (iodine 15 kg/ha) were the second
Nitrogen absorption of legume. Centrosema factor. Application of iodine fertilizer has no
pubescens (Centro) and Pueraria phaseoloides significant result, to nitrogen absorption, nitrat
(Puero), soil from Tenbalang, manure, an organic reductase activity, crude protein contain, and fibre.
fertilizer ( N,P,K and KI ). H2SO4 solution, In the other hand, the interaction between legume
aquades, HCL, NaOH, indikator MR+MB, and and iodine has significantly result on the efficient
blanko solution. The experiment also used 24 pot and absorption of nitrogen, crude protein. The
for plantation with 10 kg capacity , analytic balance conclusion showed that puero was more responsive
etc. The experiment used 4 x 2 factorial completely than centro, however centro was more potential in
randomized design. The first factor were Centro efficiency and absorption of N and crude protein.
(Centrosema pubescens)- (L1) and Puero (Pueraria

Key word : Centro, puero, the efficiency of absorption, quality, iodine fertilizer.

2015 Agripet : Vol (15) No. 1 : 7-12

PENDAHULUAN1 pengkikisan air hujan, sehingga munculnya


tanda-tanda kekurangan iodine lebih sering
Fertilitas ternak adalah salah satu hal
terlihat pada masyarakat atau ternak di daerah
yang mendorong keberhasilan suatu
pegunungan dibanding di daerah pantai,
peternakan. Salah satu penyebab infertilitas
walaupun tidak menutup kemungkinan ada
adalah ternak kekurangan iodin. Daerah-daerah
tanda-tanda kekurangan iodine pada daerah
endemik gondok biasanya penduduk maupun
pantai (Bachtiar, 2009). Kadar iodine pada
ternaknya kekurangan iodin. Kekurangan
tanah bervariasi dengan kisaran antara 1,8
iodine pada ternak akan menyebabkan hasil
sampai 8,5 µg/l. Apabila kadar iodine tanah
produksi ternak menurun, karena gangguan
rendah maka kandungan iodine tanaman yang
pertumbuhan, infertilitas, abortus atau “early
tumbuh pada tanah tersebut juga rendah
embryonic death”, juga menurunnya hasil telur
(Bambang dan Inong, 2001).
pada ayam (McDonald et al., 1991).
Legume adalah salah satu hijauan
Penggunaan garam blok yang disajikan untuk
pakan yang kaya akan gizi, walau pemberian
ternak hanya mengandung antar 40-850 mg
legume tidak dapat 100 %. Centrosema
iodin/kg. Akan tetapi cara ini sangat tergantung
pubescens (centro) dan Pueraria phaseoloides
pada petugas serta keakuratan kadar iodin yang
(puero) adalah legume yang sering diberikan
ada dalam garam; maka dari itu salah satu cara
pada ternak. Kedua legume ini dapat ditanam
yang dapat ditempuh untuk memenuhi
di tanah kering serta termasuk legum berumur
kebutuhan iodin ternak adalah dengan
panjang, tumbuh membelit, menjalar. Puero
melakukan penambahan iodin melalui
tahan terhadap tanah asam, dan dapat hidup di
pemupukan.
tanah-tanah berat maupun berpasir serta dapat
Rendahnya kandungan iodine di daerah
berfungsi sebagai pencegah erosi.
pegunungan akibat iodine mudah terlarut oleh
(Reksohadiprodjo, 1994)
Corresponding author : adrianidarmawati@gmail.com

Agripet Vol 15, No. 1, April 2015


7
Nitrat reduktase merupakan enzim I1L2U1-3 = Pemberian pupuk KI (5 kg/ha) pada
yang mereduksi ion nitrat menjadi nitrit legum puero dengan 3 ulangan
sebelum ion nitrit direduksi menjadi ion I2L2U1-3 = Pemberian pupuk KI (10 kg/ha)
ammonium yang kemudian dibentuk menjadi pada legum puero dengan 3 ulangan
I3L2U1-3 = Pemberian pupuk KI (15 kg/ha)
asam amino dan seterusnya menjadi protein.
pada legum puero dengan 3 ulangan
Aktivitas Nitrat Reduktase (ANR) dapat
melalui 3 jalur yaitu difusi, intersepsi akar dan
Perhitungan serapan N dengan rumus sebagai
aktivasi massa yang akhirnya akan
berikut.
mempengaruhi kadar protein kasar pada
hijauan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian iodin pada (Sanchez, 1992)
tanah dengan level tertentu terhadap serapan N,
efisiensi serapan N aktivitas nitrat reduktase,
kandungan protein kasar dan serat kasar pada
legum centro dan puero. Manfaat dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan Perhitungan ANR dilakukan dengan
informasi tentang pemanfaatan legum centro menggunakan rumus sebagai berikut: (Hartiko,
dan legum puero, memperkecil pengaruh 1987)
negatif kekurangan iodin tanaman pakan yang
akan dikonsumsi oleh ternak ruminansia.

METODE PENELITIAN Keterangan :


Materi yang digunakan dalam penelitian ANR = Aktivitas Nitrat Reduktase
As = Absorbansi larutan sample
adalah tanaman Centrosema pubescens dan
T = Waktu inkubasi (3 jam)
Pueraria phaseoloides, tanah yang ada di B = Berat segar sample (300 mg)
Tembalang dengan kadar I yang telah FA = Faktor alat (50/1000)
diketahui, pupuk kandang, pupuk N,P,K,KI, FK = Faktor koreksi (5/0,1)
larutan H2SO4 pekat, aquades, HCL, NaOH,
indikator MR+MB, larutan blanko. Pengukuran Protein Kasar
Digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Penghitungan kadar protein :
pola faktorial 4x2 dengan 3 ulangan. Faktor
pertama adalah L1 Legum Centro (Centrosema
pubescens), L2 Puero (Pueraria phaseoloides).
Faktor kedua adalah pupuk iodin, yaitu I0 tanpa
iodin, I1 penambahan iodin 5 kg/ha, I2 Keterangan :
penambahan iodin 10 kg/ha, I3 penambahan x = Berat sampel
iodin 15 kg/ha. y = Jumlah titar untuk pelaksanaan titrasi
blanko
z = Jumlah titar untuk titrasi destilasi
Kombinasi perlakuan yang digunakan: 0,014 = 1 ml alkali equivalen dengan 1 ml larutan N
I0L1U1-3 = Tanpa pemberian pupuk KI pada 0,014 g N
legum centro dengan 3 ulangan 6,25 = Protein mengandung 16 % N
I1L1U1-3 = Pemberian pupuk KI (5 kg/ha) pada N HCL = normalitas HCL
legum centro dengan 3 ulangan
I2L1U1-3 = Pemberian pupuk KI (10 kg/ha)
Pengukuran Serat Kasar
pada legum centro dengan 3
ulangan Rumus perhitungan serat kasar adalah :
I3L1U1-3 = Pemberian pupuk KI (15 kg/ha)
pada legum centro dengan 3
ulangan
I0L2U1-3 = Tanpa pemberian pupuk KI pada
legum puero dengan 3 ulangan

Kualitas dan Efisiensi Serapan N pada Centrosema pubescens (centro) dan Pueraria phaseoloides (puero)... (Dr. Ir. Adriani Darmawati, M.Sc. et al)
8
Keterangan : Efisiensi Serapan N
a = berat kertas Berdasarkan uji duncan (Tabel 1)
x = berat sampel menunjukkan bahwa legum centro mempunyai
y = berat kertas saring + isi + cawan porselin efisiensi serapan N yang sama dengan legum
setelah dioven
puero, sedangkan pada perlakuan penambahan
z = berat kertas saring + isi + cawan porselin
setelah ditanur iodin, pada dosis 15kg/ha (I3) berbeda nyata
dengan tanpa pemberian iodin (I0), dan dosis
Analisis Data 5kg/ha. Pada dosis 10kg/ha (I2) tidak berbeda
Data hasil penelitian diolah dengan nyata dengan tanpa iodin (I0), dosis 5kg/ha (I1),
analisis ragam, dilanjutkan dengan Uji Duncan dan 15kg/ha (I3). Interaksi antara jenis legum
5% untuk melihat beda nyatanya. Apabila dan perlakuan penambahan iodin menunjukkan
terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji bahwa pada legum centro L1I0 berbeda nyata
Polinomial Ortogonal (PO) (Steel dan dengan L1I1, L1I2 sedangkan L1I3 tidak berbeda
Torrie,1988). Model matematika dari nyata dengan L1I0, L1I1, L1I2, pada legum puero
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola L2I1 berbeda nyata dengan L2I0, L2I2, L2I3, dan
faktorial untuk setiap nilai pengamatan adalah L2I0 tidak berbeda nyata dengan L2I2, L2I3.
sebagai berikut: Tabel 1. Efisiensi Serapan N pada Legum Pakan yang Telah Mendapatkan
Perlakuan Iodin
Yijk = + i+ j+( )ij + ijk Pemupukan Iodin
Keterangan: Jenis
I0(0kg/ I1(5kg/ I2(10kg/ I3(15kg/ Rata-rata
Legum
Yijk : Nilai pengamatan akibat pengaruh ha) ha) ha) ha)
perlakuan tanaman ke-i pada pemberian …………….g BK/mg N……………
L1(Centro) 1,95ab 1,33c 1,45 c 1,43bc 1,55 a
iodin ke-j serta ulangan ke-k
L2(Puero) 1,24 c 2,04a 1,44 c 1,26 c 1,49 a
: Nilai tengah umum
Rata-rata 1,59 1,69 1,45 a
1,38 a ab b
I : Pengaruh perlakuan jenis legum pakan
Keterangan: superskrip huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata
ke-i (i: 1, 2) (p<0,05).
j : Pengaruh perlakuan pemberian iodin ke-j
(j: 1, 2, 3, 4) Pada uji polinomial ortogonal legum
( )ij : Pengaruh interaksi jenis tanaman pakan centro dan puero menunjukkan bahwa efisiensi
ke-i dan pemberian iodin ke-j serapan N membentuk garis kuadratik seiring
ijk : Galat yang disebabkan oleh pengaruh
dengan penambahan dosis iodin (Gambar 1).
tanaman pakan ke-i, pemberian iodin ke-j
dan ulangan ke-k (k: 1, 2, 3).
2
.7
Efisiensi Serapan N (g BK/mg N)

Apabila diperoleh persamaan kuadratik 1.6


1,33+0,14x-0,01x2

.9
pengaruh perlakuan pupuk iodin, maka 1.2
1,90-0,12x+0,007x2

persamaan regresi yang diharapkan sesuai 0.8

adalah Y = a + bx – cx2 0.4

b 0
0 5 7 9 10 15
Sehingga Xopt = Iodin (kg/ha)

2c L1 L2

Keterangan: Y = hasil pengamatan Gambar 1. Diagram Uji Polinomial Orthogonal Efisiensi Serapan N

X = tingkat pupuk iodin


a, b, c = konstanta Pada legum centro efisiensi serapan N
menurun pada dosis tertentu kemudian naik
sejalan dengan penambahan dosis iodin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan legum puero naik pada dosis
Keadaan Umum Tempat Penelitian tertentu kemudian turun sejalan dengan
Penelitian ini dilaksanakan di dalam penambahan dosis iodine.
rumah kaca Laboratorium Ilmu Tanaman Efisiensi serapan N pada legum centro
Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan puero adalah sama , tetapi pada perlakuan
Universitas Diponegoro Semarang. penambahan iodin mengalami penurunan pada
dosis 15 kg/ha (I3), sedangkan pada tanpa
pemberian iodin, dosis 5 kg/ha (I1) dan 10

Agripet Vol 15, No. 1, April 2015


9
kg/ha (I2) adalah sama. Pada uji polinomial Aktivitas nitrat reduktase pada
orthogonal pemberian pupuk iodin yang paling perlakuan penambahan iodin mengalami
efektif pada legum centro adalah dosis 9 kg/ha kenaikan pada dosis 15 kg/ha (I3). Hal ini
dan legum puero paling efektif adalah pada berarti pupuk KI efektif meningkatkan
dosis 7 kg/ha. Interaksi antara legum dan iodin aktivitas nitrat reduktase pada perlakuan
pada legum centro adalah menurun setelah pemupukan iodin. Sutedjo (1987) menyatakan
dosis 5 kg/ha (I1), 10 kg/ha (I2) dan 15 kg/ha Unsur-unsur hara diserap oleh tanaman dari
(I3) dibandingkan pada tanpa pemberian pupuk dalam tanah dalam bentuk kation dan anion
iodin. Sedangkan pada legum puero mengalami yang larut dalam air. Aktivitas nitrat reduktase
kenaikan pada dosis 5 kg/ha (I1) dan juga dipengaruhi proses difusi, intersepsi akar
mengalami penurunan lagi pada dosis 10 kg/ha dan aktivasi massa.
(I2) dan 15 kg/ha (I3).
Tabel 2. Aktivitas Nitrat Reduktase (ANR) Beberapa Legum yang
Potensi efisiensi serapan nitrogen pada Mendapatkan Perlakuan Iodin
legum centro lebih tinggi dibandingkan legum Pemupukan Iodin
puero (tabel 1, L1I0>L2I0). Potensi genetik dari Jenis
Rata-rata
Legum I0(0kg/ I1(5kg/ I2(10kg/ I3(15kg/
masing-masing legum berbeda terhadap ha) ha) ha) ha)
efisiensi serapan nitrogen. Respon dari legum ……………. µmol NO2 - /g/jam …………..

puero terhadap iodin lebih tinggi dibandingkan L1(Centro) 35,41a 38,52 a 42,89 a 42,19 a 39,74 a
legum centro. Hal ini dikarenakan respon L2(Puero) 35,42 a 38,07 a 39,45 a 45,03 a 39,49 a
Rata-rata 35,42b 38,07ab 41,15 ab 43,68 a
serapan iodin dari legum puero juga lebih Keterangan: superskrip huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata
tinggi yang mengakibatkan serapan nitrogen (p<0,05).
dalam tanah meningkat yang akhirnya dapat
mempengaruhi efisiensi serapan nitrogen. Kadar Protein Kasar
Sesuai dengan pendapat Mercedes et al. (1993) Berdasarkan uji Duncan (Tabel 3)
yang menyatakan bahwa efisiensi penyerapan menunjukkan bahwa legum centro mempunyai
nitrogen merupakan suatu persentase kadar protein kasar yang sama dengan legum
perbandingan berapa besar dosis pemupukan puero, sedangkan pada interaksinya untuk
nitrogen yang diberikan dengan selisih legum centro L1I0 berbeda nyata (p<0,05)
penyerapan nitrogen pada tanaman yang dengan L1I1, L1I2, L1I3, dan L1I1 tidak berbeda
dipupuk dengan yang tidak dipupuk. Efisiensi nyata dengan L1I2,L1I3. Pada legum puero L2I1
penyerapan N juga dipengaruhi oleh pelarutan, berbeda nyata dengan L2I0, L2I2, sedangkan
denitrifikasi, aliran permukaan, sumber unsure pada L2I0 berbeda nyata dengan L2I3 dan L2I1.
hara dan sifat-sifat genetik dari tanaman.
Tabel 3. Kadar Protein Kasar Beberapa Legum yang Mendapatkan
Perlakuan Iodin
Aktivitas Nitrat Reduktase (ANR) Pemupukan Iodin
Hasil uji Duncan ANR (Tabel 2) Jenis I0(0kg/ I1(5kg/ I2(10kg/ I3(15kg/ Rata-
Legum ha) ha) ha) ha) rata
menunjukkan bahwa legum centro mempunyai …..………..………. % …………...………….
ANR yang sama dengan legum puero, L1(Centro) 17,15a 13,94cd 14,08cd 11,81d 14,25a
sedangkan pada perlakuan penambahan iodin, L2(Puero) 11,56d 16,87ab 13,51cd 14,73bc 14,17a
tanpa pemberian iodin (I0) berbeda nyata Rata-rata 14,36 a
15,41 a
13,79 a
13,27 a

dengan pemberian dosis iodin 15kg/ha (I3), dan Keterangan: superskrip huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata
(p<0,05).
pada dosis 5kg/ha (I1) , 10kg/ha (I2) tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan Pada uji polinomial ortogonal
tanpa pemberian I (I0) dan pada dosis 15kg/ha menunjukkan bahwa kadar protein kasar
(I3). Pada interaksi antara jenis legum dan membentuk garis linier seiring dengan
pupuk iodin menunjukkan bahwa respon penambahan dosis iodin (Gambar 2).
Aktivitas Nitrat Reduktase antara legum centro Persamaan linier hubungan antara kadar I
dan puero adalah sama baik tanpa pemberian dengan dosis pupuk iodin pada kadar protein
iodin sampai pada pemberian iodin dengan kasar legum centro (L1) menurun, sedangkan
dosis 15 kg/ha (I3). pada legum puero (L2) konstan dengan
persamaan masing-masing; y1 = 16,62 – 0,32x

Kualitas dan Efisiensi Serapan N pada Centrosema pubescens (centro) dan Pueraria phaseoloides (puero)... (Dr. Ir. Adriani Darmawati, M.Sc. et al)
10
dengan r = 0,93 dan y2 = 13,24 + 012x dengan zat-zat organik yang berisi selulosa,
r = 0,35. hemiselulosa, dan lignin.
18
16 Tabel 4. Kadar serat kasar beberapa legum yang mendapatkan Perlakuan
16,62 - 0,32x
14 Iodin
Kadar Protein Kasar

13,24 + 0,12x
12 Pemupukan Iodin
Jenis
10
I0(0kg/ I1(5kg/ I2(10kg I3(15kg Rata-rata
8
Legum
ha) ha) /ha) /ha)
6
……………. % ……………
4
2 L1(Centro) 27,64a 31,14 a 32,02 a 30,14 a 30,24 a
0 L2(Puero) 27,34 a 27,57 a 25,26 a 27,86 a 27,01 a
0 5 10 15
Dosis Pupuk I Rata-rata 27,49 a 29,36 a 28,64 a 29 a

L1 L2 Keterangan: Superskrip huruf kecil menunjukkan perbedaan nyata


(p<0,05).
Gambar 2. Diagram Uji Polinomial Orthogonal Kadar Protein Kasar
Selulosa dan hemiselulosa adalah
Kadar protein kasar pada jenis legum komponen dalam dinding sel tanaman. Lignin
dan perlakuan pemupukan iodin adalah sama. tidak termasuk dalam golongan hidrat arang
Interaksi antara legum dan iodin pada legum tetapi berada dalam tanaman dan merupakan
centro adalah menurun setelah penambahan bagian dari karbohidrat yang mempunyai
dosis iodin 5 kg/ha (I1), 10 kg/ha (I2) dan 15 koefisien cerna sangat kecil (Tillman et al.,
kg/ha (I3).dibandingkan pada tanpa pemberian 1998).
pupuk iodin. Sedangkan pada legum puero
KESIMPULAN
mengalami kenaikan setelah penambahan dosis
iodin 5 kg/ha. dibandingkan legum centro. Hal Pemberian pupuk iodin tidak
ini disebabkan karena jumlah daun pada legum berpengaruh nyata terhadap serapan N,
centro lebih banyak dibandingkan legum puero efisiensi serapan N, Aktivitas Nitrat Reduktase,
sehingga dengan semakin banyak proporsi kadar protein kasar dan kadar serat kasarnya.
daun yang dihasilkan dari pada batang maka Interaksi antara legum dan iodin berpengaruh
dapat meningkatkan kadar protein kasar. nyata pada serapan N, efisiensi serapan N dan
Respon legum puero pada dosis 5kg/ha (I1) kadar protein kasar, sedangkan pada pada
lebih besar dibandingkan pada tanpa Aktivitas Nitrat Reduktase, dan kadar serat
pemberian iodin. Sedangkan pada legum kasar tidak berpengaruh nyata
centro responnya turun setelah pemberian Legum puero lebih responsive terhadap
pupuk iodin pada dosis 5kg/ha (I1). Kandungan serapan N, efisien serapan N dan kadar protein
unsur I tanah juga dapat berpengaruh terhadap kasar daripada legum centro walaupun potensi
respon jenis legum terhadap proses penyerapan legum centro lebih tinggi dibandingkan legum
N yang berfungsi dalam pembentukan protein puero.
kasar. Unsur I yang diserap oleh tanaman akan DAFTAR PUSTAKA
diubah menjadi asam amino iodo yang
Bachtiar, 2009. Faktor Determinan Kejadian
merupakan salah satu pembentuk protein pada
Gondok di Daerah Pantai Jawa Timur.
tanaman. Asam amino iodo ini secara fisiologis
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret-
akan membantu meningkatkan penyerapan
September, Vol 3 (2): 62-67.
unsur hara lain misalnya nitrogen. Apabila
jumlah yang diserap tidak berlebihan iodin Bambang, M.A, dan Inong, R.G., 2001.
dapat membantu meningkatkan proses Identifikasi Penyebab Timbulnya
penyerapan nitrogen dan bila berlebihan akan Masalah Gangguan Akibat
berakibat anomali atau penurunan serapan Kekurangan Yodium di Daerah
nitrogen (Jumin 1989). Dataran Rendah. Fakultas Kesehatan
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa rata- Masyarakat Unair.
rata kadar serat kasar baik dari jenis legum, Jumin, H.B., 1989. Ekologi Tanaman Suatu
perlakuan penambahan iodin dan interaksinya Pendekatan Fisiologis. Rajawali Press,
adalah sama. Serat kasar merupakan semua Jakarta.

Agripet Vol 15, No. 1, April 2015


11
McDonald., 1991. Animal Nutrition. Second Bandung. (Diterjemahkan oleh J. T.
Edition. Longman, London. Jayadinata)
Mercedes, M.A., Hors, F.M. and Haby, V.A., Steel, R. G. D dan Torrie, J. H., 1988. Prinsip
1993. Nitrogen Fertilization Timing dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia,
Effect On Wheat Production, Nitrogen Jakarta (Diterjemahkan oleh Sumantri,
Uptake Efficiency and Residual Soil B).
Nitrogen. J. Agron. 85:1198-1203
Sutedjo, M. M. 1987. Pupuk dan Pemupukan.
Reksohadiprodjo, S., 1994. Produksi Tanaman Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Hijauan Makanan Ternak Tropik.
Tillman, A.D., Hartadi, S. Reksohadiprojo, S.
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi
Prawirokusumo dan S. Lebdosujoko.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar.
Sanchez, P. A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Gadjah Mada University Press,
Tanah Tropika. Penerbit ITB, Yogyakarta.

Kualitas dan Efisiensi Serapan N pada Centrosema pubescens (centro) dan Pueraria phaseoloides (puero)... (Dr. Ir. Adriani Darmawati, M.Sc. et al)
12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai