Proposal Taks Yudistira-D3 Kep
Proposal Taks Yudistira-D3 Kep
Dosen Pembimbing :
Daryanto,S.Kep.,M.Kep
Pembimbing Kinik :
Disusun Oleh :
Alhamdulillah Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah Swt. karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga kami bisa
menyelesaikan proposal TAK sosialisasi ini dengan tepat waktu. Propsal TAK yang berjudul
“Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi” disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
keperawatan jiwa jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi di RS Jiwa Daerah
Provinsi Jambi.
Dalam penyusunan proposal ini, kami banyak mengalami berbagai kesulitan. Namun
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung maka terselesaikannya laporan ini. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi yang telah memberikan izin dalam
melakukan praktik klinik keperawatan jiwa
2. Dosen pembimbing matakuliah keperawatan jiwa, yang telah memberikan
bimbingan dn pengarahan daalam menyelesaikan proposal TAK ini.
3. Kepala ruangan/CI diruang Yudistira RSJ Provinsi Jambi
4. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan baik moral maupun spiritual
dalam proses pembelajaran.
5. Semua kakak ruangan Yudistura RSJ Provinsi Jambi yang telah memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat
6. Serta rekan kelompok yang telah membantu dalam proses penyusunan proposal
ini
Kami selaku penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal TAK ini kedepannya.
Akhir kata, kami selaku penyusun mengharapkan semoga proposal ini berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan para mahasiswa dan pembaca
Jambi, 22 Oktober 2021
Penyusun
PROPOSAL
1. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran,
kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal, yang menjadi kelompok gejala klinis yang
disertai oleh penderita dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individu (Dalami
dkk, 2009).dalam jurnal (Putra Vivin Roy Wardana , Mamnuah, 2015). Mulai dari perilaku
menghindar dari lingkungan, tidak mau berhubungan atau berbicara dengan orang lain,
berdiam saja hingga yang berbicara dengan tidak jelas.
Gangguan jiwa berdasarkan banyaknya fenomena yang saat ini sering terjadi adalah
dampak negatif dari isolasi sosial yang sering dikenal dengan Skizofrenia. Terjadinya
gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi diantaranya perkembangan dan sosial
budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri sendiri, tidak
percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini menurut Kusumawati dan
Hartono (2011) dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,
lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan
dalam jurnal (Efendi . S , Atih .R, 2012).
Dampak dari isolasi sosial yang sering terjadi antara lain mengalami kecemasan, tidak
percaya diri,tidak mau berinteraksi, muncul halusinasi. Maka dari itu untuk mengatasi
masalah isolasi sosial dapat dilakukan dengan terapi yaitu TAKS
2. Tujuan
Secara umum tujuan Terapi aktifitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan uji
realitas melalui Komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan
sosialisasi, Menungkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau
Prilaku denfentif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif Dan afektif.
Secara khusus tujuannya kontruktif, meningkatkan ketrampilan Hubungan interpersonal atau
social. Disamping itu tujuan rehabilitasinya adalah Meningkatkan kepercayaan diri, empati,
meningkatkan pengetahuan dan Kemampuan pemecahan masalah
3. Karakteristik Pasien
1. Kriteria pasien
a. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukkan kamauan untuk melakukan interaksi interpersonal
b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai
dengan stimulus yang diberikan.
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasie yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masukl kriteria
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan
main dalam kelompok (Eko prabowo, 2014: 243)
4. Landasan Teori
Dikembangkan berdasarkan konfik yang tidak disadari dan berfokus Pada kelompok
individu. Tugas leader adalah memebantu kelompok Memahami konflik dan membantu
penyelesaian masalah. Misal: adaya Perbedaan pendapat antar anggota, bagaiman masalah
dilanggapi Anggota dan leader mengarahkan alternative penyelesaian masalah.
2) Model komunikasi
3) Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui Hubungan interpersonal
dalam kelompok. Pada model ini juga Menggambarkan sebab-akibat tingkah laku anggota
merupakan akibat Dari tingkah laku anggota yang lain. Terapi bekerja dengan individu dan
Kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapi. Melalui proses ini, tingkah
laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan Dipelajari
4) Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk Berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang Lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota
diharapkan dapat Memainkan peran sesuai peran sesuai peristiwa yang pernah dialami.
b. Metode
a) Kelompok ditaktik
b) Kelompok sosial
c) Kolompok inspirasi represif
d) Psikodarma
e) Kelompok interkasi bebas
1) Orientasi realitas
Klien: gangguan orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan Depersonalisasi yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien Kooperatif, dapat berkomunikasi verbal
dengan baik, dan kondisi fisik Dalam keadaan sehat.
2) Sosialisasi
3) Stimulasi persepsi
4) Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami Kemunduran sensoris.
Tujuan meningkatkan kemampuan sensori, Memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan
mengekspresikan Perasaan.
5) Penyaluran energi
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan menyalurkan energi
dari destruktif menjadi konstruktif, Mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan
interpersonal.
d. Pembagian TAK
a) Tujuan
Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosial Dalam kelompok
secara bertahap. Sementara, tujuan khususnya adalah
Aktivitas TAK dilakukan 3 sesi melatih kempuan sosialisasi klien.Klien yang mempunyai
indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan hubungan sosial.
Sesi 3 : TAKS
Tujuan :
a. Apa saja kemampuan/kegiatan sehari-hari yang bisa kamu lakukan sendiri selama
berada di RSJ Jambi
b. Bagaimana perasaan kamu selama tinggal di RSJ jambi
I. Topik : Sosialisasi
II. Tujuan :
SESI 1: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama Lengkap,
nama panggilan,umur, alamat, dan hobi.
SESI 2: Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok/perawat
SESI 3: Klien mampu menjawab pertanyaan dari leader
III. Landasan Teoritis
Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang Lain
disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk Melakukan
interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud Adalah rasa dimiliki oleh
orang lain, pengakuan dari orang lain, Penghargaaan orang lain, serta pernyataan diri.
Interaksi yang dilakukan Tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa
yang diharapkan Oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap
Kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Untuk mengatasi
gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi aktivitas Kelompok sering diperlukan
dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa Karena merupakan keterampilan
terapeutik. Terapi aktivitas kelompok Merupakan bagian dari therapi modalitas yang
berupaya meningkatkan Psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang
bersamaan. Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan
Terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi :
1) Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi,
2) Mendorong Sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien),
3) Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu,
4) Memotivasi dan Mendorong fungsi kognitif dan afektif,
5) Meningkatkan rasa dimiliki,
6) Meningkatkan rasa percaya diri,
7) Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan Klien yang
akan diberikan aktivitas kelompok adalah
a. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, Tidak
diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien Merasakan takut dan cemas,
menyendiri, menghindar dari orang lain
b. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien Menjawab
seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
c. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, Klien
mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau Berinteraksi minimal
dengan satu perawat lain ke satu klien lain. Terapi aktivitas stimulasi persepsi
merupakan sebagian dari terapi Aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam
praktek keperawatan Jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk
melakukan Hubungan interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara Benar
stimulus persepsi eksternal
IV. Klien
B. Proses Seleksi
1) Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh Perawat
2) Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari Serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut Dengan perawat ruangan
3) Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan Dilakukan.
V. Pengorganisasian
Tim Terapis:
a. Leader
Tugas:
Tugas :
1) Membuka acara
2) Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya therapy
3) Menutup acara diskusi
c. Fasilitator
Tugas :
Tugas
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
Penutupan
Nama Pasien
Pasien peserta TAK :
1. Tn. Ambok Acong
2. Tn. Hensi
3. Tn. Koas
4. Tn. Serpen
5. Tn. Iyan
Setting Tempat dan Waktu
1. Terapis dan klien berkumpul dan mengikuti permainan bersama dalam bentuk :
2. Hari/Tanggal : Jumat, 22 oktober 2021
Jam : 09.00 WIB
3. Tempat : DI Lapangan
4. Lama Kegiatan : ±30 menit
5. Denah :
TAKS : SESI 1
±5 M
Menggiring bola
TAKS : SESI II
TAKS :SESI III
Keterangan :
= Co leader = Klien
a. Media
1) Kursi
2) Bola besar
3) Speaker
4) Peniti dan kertas HVS
b. Metode
3. Fase Kerja
SESI 1 : TAKS
a) Siapkan dan susun kursi sebanyak 5 buah dengan sejajar dan beri sedikit jarak tiap
kursi
b) Atur jarak klien dari kursi kurang lebih 5 meter kemudian letakkan bola besar didepan
kaki tiap peserta/ klien
c) Setiap pasien harus menggiring bola ke arah kursi masing-masing sampai finish dan
duduk dikursinya,
d) Permainan menggiring bola dimulai ketika musik telah dihidupkan, kemudian
peserta/klien yang finish paling terakhir berarti kalah dan harus memperkenalkan diri
dengan: mengucapkan salam, nama lengkap, nama panggilan, umur, alamat dan hobi
e) Tulis nama panggilan pada kertas hvs atau papan nama dan tempel/peniti di baju klien
f) Pasien yang sudah memperkenalkan diri, pasien dipersilahkan untuk memisahkan diri
g) Ulangi lagi permainan sampai semua anggota kelompok dapat memperkenalkan diri
h) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberikan tepuk
tangan.
SESI II : TAKS
a) Menyusun kursi berbentuk lingkaran dan Semua pasien duduk dikursi masing-masing,
kemudian semua perawat/terapis berada disamping tempat duduk pasien
b) Leader akan meminta/ mengajukan pertanyaan sebanyak 2 buah kepada pasien
c) Pasien yang berani berdiri deluan dan menjawab pertanyaan dari perawat akan diberi
hadiah (snack/makanan)
d) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dalam menjawab pertanyaan
dengan memberikan tepuk tangan
e) Ulangi lagi memberi pertanyaan sampai semua anggota kelompok dapat menjawab
pertanyaan dari perawat
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Waktu : 20 menit
2. Tempat : Ruang yudistira
3. Topik/ kegiatan memperkenalkan diri dan berkenalan dengan Anggota kelompok
lainnya.
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya Pada tahap kerja
untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek Yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK Untuk TAKS SESI 1 SESI 2, dan SESI 3
dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan Diri dan mampu berkenalan dengan anggota
kelompok secara verbal dan Nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.