Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol. 02 No.

1, 2021
________________________________________________________________________________

Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja

JK3L dan Lingkungan (JK3L)


Volume 02 No. 1 Tahun 2021
http://jk3l.fkm.unand.ac.id/ | ISSN 2776-4113

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA


PADA PEKERJA PERTAMBANGAN
Muhamad Iqbal1, Ade Kamaludin2
1,2
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Bandung, Jawa Barat
Corresponding Author : muhamadiqbal@staff.poltekkesbandung.ac.id
Artikel diterima : 11 Mei 2021 | Disetujui : 30 Mei 2021 | Publikasi : 3 Juni 2021
________________________________________________________________________________
ABSTRAK
Industri pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang menopang perekonomian nasional. Sektor
pertambangan di Indonesia menyumbang sebagian besar pendapatan negara mulai dari pendapatan ekspor,
pembangunan daerah, peningkatan aktivitas ekonomi, pembukaan lapangan kerja dan sumber pemasukan
terhadap anggaran pusat dan anggaran daerah. 1 Kecelakaan kerja sebagai suatu kejadian yang tidak
direncanakan, tidak terkendali dan tidak dikehendaki (uplanned, uncontrolled and undesired) pada saat
bekerja, yang disebabkan baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh tindakan tidak aman dan atau
kondisi tidak aman sehingga terhentinya kegiatan kerja. Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis
(Systematic Review) dengan menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic
Review and Meta-analysis). Persentase penyebab kecelakaan kerja adalah 100% disebabkan oleh tingkat
pendidikan, 67,67% umur pekerjaan, 47% lama waktu kerja, 77,78% pengetahuan K3 dan 55,56% perilaku
yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD). Faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan Di
Industri pertambangan adalah tingkat pendidikan yaitu sebesar 100% dan terkecil disebabkan oleh umur
pekerjaan yaitu 47%. Perusahaan pertambangan sebaiknya melakukan pelatihan K3 kepada pekerja yang
baru masuk kerja dan karyawan yang telah bekerja diperusahaanya. Perusahaan harus melakukan evaluasi
terhadap penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan yang terjadi dan mendokumentasikan setiap kejadian
kecelakaan yang terjadi.

Kata Kunci : Industri Pertambangan, Kecelakaan Kerja, Tingkat Pendidikan, Umur Pekerjaan

1
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol. 02 No. 1, 2021
________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN accident) maupun penyakit Akibat Kerja


Industri pertambangan merupakan ditempat bekerja.
salah satu sektor industri yang menopang Kecelakaan kerja sebagai suatu
perekonomian nasional. Sektor pertambangan kejadian yang tidak direncanakan, tidak
di Indonesia menyumbang sebagian besar terkendali dan tidak dikehendaki (uplanned,
pendapatan negara mulai dari pendapatan uncontrolled and undesired) pada saat
ekspor, pembangunan daerah, peningkatan bekerja, yang disebabkan baik secara
aktivitas ekonomi, pembukaan lapangan kerja langsung maupun tidak langsung, oleh
dan sumber pemasukan terhadap anggaran tindakan tidak aman dan atau kondisi tidak
pusat dan anggaran daerah.(1) aman sehingga terhentinya kegiatan kerja.
Perkembangan ekonomi secara umum Kecelakaan kerja yang terjadi akan
sangat dipengaruhi oleh kegiatan menimbulkan kerugian bagi orang yang
pertambangan. Pada era globalisasi saat ini bekerja dan perusahaan pertambangan.
dirasakan sangat perlu untuk mengikuti Pekerja yang mengalami kecelakaan dapat
tuntutan zaman yang menuntut perubahan di mengakibatkan penderitaan seperti luka
segala aspek. Agar tuntutan tersebut dapat ringan atau berat, bahkan kematian.
terpenuhi maka diperlukan kondisi Kecelakaan kerja yang terjadi tidak berhenti
operasional kegiatan pertambangan yang pada pekerjaan saja, namun juga berpengaruh
handal, lancar, efisien dan aman. Untuk terhadap keluarga pekerja, terlebih lagi pada
menciptakan kondisi tersebut memerlukan saat pekerja cacat seumur hidup dan
upaya pelaksanaan kesehatan dan meninggal. Perusahaan pertambangan harus
keselamatan kerja yang baik. Berdasarkan hal menanggung biaya pengobatan dan biaya
tersebut keselamatan kerja harus mengadakan rumah sakit atau bahkan menanggung biaya
pengawasan terhadap manusia (man), alat-alat penguburan jika korban meninggal dunia,
atau bahan-bahan (materials), mesin-mesin hilangnya waktu kerja karyawan yang
(machines), dan metode kerja (methods) serta menjadi korban dan rekan-rekan karyawannya
lingkungan (environments).(2) yang ikut menolong sehingga menghambat
Industri pertambangan sangat kelancaran kerja, merekrut karyawan baru dan
memperhatikan tentang keselamatan dan memberi pelatihan dan juga dapat
kesehatan kerja (K3), bagi para pekerjanya. menurunkan mental atau kondisi psikis para
Perusahaan akan selalu berupaya agar para karyawan lainnya.(3)
pekerjanya selalu selamat dan sehat yang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
artinya bahwa tidak terjadi kecelakaan (zero (K3) adalah salah satu upaya untuk

2
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol. 02 No. 1, 2021
________________________________________________________________________________
menciptakan suasana bekerja aman, nyaman keselamatan harus berada pada urutan paling
dan dapat berproduktivitas setinggi-tingginya. akhir dalam hirarki manajemen risiko.1
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perlu Perusahaan tidak dapat mengandalkan
diterapkan dalam stiap bidang pekerjaan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk
untuk meminimalisis terjadinya kecelakaan mendapatkan kecelakaan kerja yang nihil.
kerja.(4) Perusahaan diharapkan dapat melakukan
Berdasarkan Minerba One Data rekayasa teknik terlebih dahulu, kemudian
Indonesia (MODI) Kementerian ESDM administrasi berupa pemilihan tenaga kerja
tentang Tingkat Kekerapan dan Keparahan yang kompeten di bidangnya, pengaturan jam
Kecelakaan Tambang Tahun 2021 hingga kerja, rambu-rambu keselamatan, rotasi kerja,
bulan april dilaporakan data kecelakaan di pembatasan jam kerja, penempatan orang dan
perusahaan pertambangan sebagai berikut: penempatan tugas. Selain itu, perlu ada
kecelakaan ringan sebanyak 5 kasus, praktik kerja berupa prosedur kerja yang
kecelakaan berat sebanyak 10 kasus dan sesuai standar, cara kerja, dan pelatihan kerja.
kematian sebanyak 4 kasus.(5) (8)

Tindakan tidak aman dan kondisi tidak


aman disebut sebagai penyebab langsung
METODE
(immediate/ primary causes) kecelakaan
Penelitian ini merupakan tinjauan
karena keduanya adalah penyebab yang jelas/
sistematis (Systematic Review) dengan
nyata dan secara langsung terlibat pada saat
menggunakan metode PRISMA (Preferred
kecelakaan terjadi. Kondisi tidak aman yang
Reporting Items for Systematic Review and
paling sering menyebabkan terjadinya
Meta-analysis).(6) Pada penelitian ini
kecelakaan adalah alat pengaman yang tidak
dilakukan penelusuran awal terhadap 35
ada, tidak lengkapdan tidak berfungsi dengan
artikel dan dilakukan eliminasi menggunakan
baik. Pekerja yang paling banyak menjadi
kriteria inklusi dan menghasilkan 18 artikel.
korban adalah pekerja dengan pengalaman
Tahun publikasi artikel yaitu 2011-2021 dan
kerja kurang dari tiga tahun. Kemudian
Pencarian artikel penelitian yang relevan
tindakan paling tidak aman yang paling sering
dengan topik penelitian ini diperoleh dari
memicu terjadinya kecelakaan adalah bekerja
hasil pencarian dengan kata kunci kecelakaan
dengan posisi tidak benar dan tidak mengikuti
kerja, faktor penyebab kecelakaan kerja,
prosedur kerja.(7)
unsafe condition, unsafe act, pencegahan dan
Sejalan dengan pernyataan di atas, pengendalian keselamatan dan kesehatan
penyediaan alat pelindung diri dan alat kerja (K3) Di pertambangan, yang didapat

3
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol. 02 No. 1, 2021
________________________________________________________________________________
dari Google Scholar. Jurnal yang terkumpul kemudian dilakukan analisis dan ditetapkan
lalu dilakukan penyusunan latar belakang, hasil.(9)
HASIL DAB PEMBAHASAN
A. Kasus Kecelakaan memengaruhi terjadinya kecelakaan pada
Data kasus kecelakaan yang telah perusahaan tambang.
dirangkum dari 18 jurnal, disajikan dalam Berdasarkan hasil analisis jurnal,
bentuk tabel, kemudian dilakukan analisis maka diperoleh hasil yang dipaparkan pada
guna mendapat variabel yang paling Tabel 1. sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Responden


Variabel Persentasi Keterangan
Tingkat Pendidikan 7 (100%) SMA
Umur Pekerja 8 (66,67%) 40 – 55 tahun
Lama Bekerja 8 (47%) < 5 tahun
Pengetahuan K3 14 (77,78%) Baik
Perilaku Penggunaan APD 10 (55,56%) Buruk

B. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan kesalahan dan berdampak berkurangnya


1. Tingkat Pendidikan kecelakaan.(10)
Hasil penelusuran dari beberapa jurnal
yang telah dianalisis menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan memiliki peran yang 2. Umur Pekerja
cukup signifikan, berdasarkan 7 jurnal Kecelakaan yang disebabkan oleh
(100%) yang didapat menyatakan bahwa umur, memiliki persentase 67,67%, yang
tingkat pendidikan SMA adalah tingkat diakibatkan oleh umur pekerja yang telah
pendidikan yang sering mengalamai habis masa produktif hingga usia memasuki
kecelakaan kerja, dibandingakn dengan masa pensiun. Umur pekerja yang banyak
jenjang pendidikan Diploma ataupun sarjana. mengalami kecelakaan antara 40 hingga umur
Secara normatif tingkat pendidikan 55 tahun, dikarenakan tubuh yang sudah tidak
merupakan suatu modal fundamental bagi lagi prima. Umur seseorang sangat
pekerja untuk mencapai keterampilan dalam memengaruhi terhadap kualitas kerja,
suatu bidang pekerjaan, dimana semakin khususnya dalam hal kemampuan.
tinggi keterampilan seseorang dalam suatu Kemampuan fisik maksimal pada wanita
bidang akan memengaruhi juga terhadap maupun pria akan didapat pada usia < 25

4
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol. 02 No. 1, 2021
________________________________________________________________________________
hingga umur 35 tahun, terus menurun seiring dan keengganan pekerja dalam menggali
dengan bertambahnya umur dan juga informasi tentang K3.
perubahan bentuk fisik sehingga pekerja Ada beberapa pekerja yang sudah
tersebut menjadi tidak prima.(11) bekerja lama dan tidak jarang ada juga yang
bekerja dikarenakan warisan ataupun karena
putra daerah yang tidak jarang hanya
3. Lama Bekerja
mengandalkan pengalaman sebagai panduan.
Lama waktu kerja adalah salah satu
Keengganan para pekerja menggali informasi
faktor penyebab terjadinya kecelakaan dengan
dan ketidakmauan untuk bertanya kepada
persentase 47% ini disebabkan oleh lama
atasan mengenai kendala yang didapat,
bekerja. Lama bekerja dapat memengaruhi
sehingga tidak jarang membuat pengetahuan
pengalaman dan juga pengetahuan pekerja.
pekerja tentang K3 menjadi stagnan.(13)
Pengalaman kerja yang didapat oleh pekerja,
5. Perilaku Penggunaan APD
dipengaruhi oleh pengetahuan yang didapat
Alat pelindung diri (APD) merupakan
selama bekerja seperti: workshop, pelatihan
jalan terakhir untuk mengurangi kecelakaan
atau arahan dari pimpinan dan pengalaman
kerja yang sering diterapkan oleh perusahaan.
yang didapat dari hasil bekerja. Faktor
Berdasarkan analisis jurnal menunjukkan data
penyebab terjadinya kecelakaan diantaranya
bahwa terdapat 55,56% jenis kecelakaan kerja
adalah karena pekerja tersebut merupakan
yang diakibatkan oleh Perilaku yang tidak
pekerja baru pada perusahaan, pekerja yang
menggunakan alat pelindung diri (APD).
pindah dari perusahaan lain dan pekerja tidak
Pekerja yang tidak menggunakan alat
bekerja sesuai dengan bidangnya. Pekerja
pelindung diri lebih rentan terhadap
dikategorikan sebagai pekerja baru yang
kecelakaan kerja, dikarenakan kondisi
memiliki lama bekerja 0 sampai dengan 5
lapangan pekerjaan kadang tidak bisa
tahun. Pekerja baru biasanya harus mengenal
dikendalikan. Presepsi yang terbentuk
lingkungan bekerja, sehingga tidak jarang
dikalangan para pekerja didapat bahwa
terjadi banyak kecelakaan pada masa awal
apabila bekerja dengan menggunakan APD
bekerja.(12)
hanya akan menghambat pada saat bekerja
4. Pengetahuan K3
sehingga mengganggu produktifitas dalam
Hasil analisis jurnal menunjukkan
bekerja dan pekerja merasa telah mengenal
bahwa terdapat 77,78% jenis kecelakaan kerja
lingkungan kerja dikarenakan sudah bekerja
yang diakibatkan oleh pengetahuan K3. Hal
bertahun- tahun sehingga menimbulkan
ini dikarenakan tingkat pendidikan yang
penilaian bahwa lingkungan kerja mereka
rendah, kurangnya informasi mengenai K3
aman.(14)

5
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol. 02 No. 1, 2021
________________________________________________________________________________
perusahaan lain dan pekerja tidak bekerja
KESIMPULAN sesuai dengan bidangnya.
Industri pertambangan merupakan Perusahaan pertambangan sebaiknya
salah satu sektor industri yang menopang melakukan pelatihan K3 kepada pekerja yang
perekonomian nasional. Sektor pertambangan baru masuk kerja dan karyawan yang telah
Di Indonesia menyumbang sebagian besar bekerja diperusahaanya. Perusahaan harus
pendapatan negara mulai dari pendapatan melakukan evaluasi terhadap penyebab-
ekspor, pembangunan daerah, peningkatan penyebab terjadinya kecelakaan yang terjadi
aktivitas ekonomi, pembukaan lapangan kerja dan mendokumentasikan setiap kejadian
dan sumber pemasukan terhadap anggaran kecelakaan yang terjadi dan menggali faktor-
pusat dan anggaran daerah.(1) faktor penyebab terjadinya kecelakaan, selain
Faktor-faktor penyebab terjadinya dari tingkat pendidikan, umur pekerja, lama
kecelakaan Di industri pertambangan waktu kerja, pengetahuan K3 dan penggunaan
disebabkan oleh: tingkat pendidikan, umur APD.
pekerja, lama bekerja, pengetahuan K3 dan Perusahaan pertambangan harus dapat
perilaku penggunaan APD. merubah tindakan tidak aman (Unsafe act)
Persentase penyebab kecelakaan menjadi tindakan aman dan menjadikan
adalah 100% disebabkan oleh tingkat kondisi yang tidak aman (Unsafe Condition)
pendidikan, 67,67% umur pekerjaan, 47% menjadi kondisi yang aman, sehingga
lama waktu kerja, 77,78% pengetahuan K3 perusahaan dapat mengurangi kecelakaan
dan 55,56% perilaku yang tidak kerja.
menggunakan alat pelindung diri (APD). DAFTAR PUSTAKA
Faktor penyebab terbesar terjadinya 1. Buntarto. Panduan Praktis Keselamatan
kecelakaan Di Industri pertambangan adalah dan Kesehatan Kerja. Pustaka Baru
tingkat pendidikan yaitu sebesar 100%, yang Press. 2015.
dimana tingkat pendidikan SMA adalah 2. Kritiawan Rolan dan Rijal Abdullah.
tingkat pendidikan yang sering mengalamai Faktor Penyebab Terjadinya
kecelakaan kerja, dibandingakn dengan Kecelakaan Kerja Pada Area
jenjang pendidikan Diploma ataupun sarjana. Penambangan Batu Kapur Unit Alat
Faktor penyebab terkecil terjadinya Berat PT. Semen Padang. Jurnal Bina
kecelakaan adalah umur pekerjaan yaitu 47%, Tambang. 2018
hal ini disebabkan pekerja baru pada 3. Maradona Henry. Tinjauan
perusahaan, pekerja yang pindah dari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada Area Penambangan Dan

6
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol. 02 No. 1, 2021
________________________________________________________________________________
Pengolahan Tambang Terbuki PT Atoz 10. Dewey, J. Experiance and Education,
Nusantara Mining Kabupaten Pesisir Pendidikan Berbasis Pengalaman.
Selatan Provinsi Sumatera Barat. Terjemahan. Jakarta: Teraju.2008
Skripsi. 2013. 11. Bahri, S., Hubungan Persepsi Perawat
4. Solihah, dkk. Analisis Sif Kerja, Masa Terhadap Penerapan Keselamatan Dan
Kerja, dan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Pemakaian
Kesehatan Kerja dalam Fungsi Paru Alat Pelindung Diri Di Badan
Pekerja Tamabang Batu Bara. Ilmu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Kesehatan masyarakat. Universitas Umum (BPK.RSU) Dr. Zainoel
Lambung Mangkurat. 2015. Abidin,, Program Pascasarjana
5. Kementerian ESDM “https:// Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
modi.minerba.esdm.go.id /pimpinan/ 2005
kecelakaan Tambang?t=2021 diakses 12. Hatta, Z.,Penggunaan Alat Pelindung
pada 13 Mei 2021. Diri dan Frekuensi Kecelakaan Kerja
6. Yua, Y., Guoa, H., Dingb, Q., Lic, H., Pada Petugas Penanganan Sampah
& Skitmored, M. An experimental Medis Di Beberapa Rumah Sakit
study of real-time identification of Sumatra Barat. Program Pascasarjana
construction workers' unsafe behaviors. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Automation in Construction, 1-14. 2002.
2017. 13. Erdina, Rudiyarti. Hubungan
7. Reese, C. D. Industrial Safety and Pengetahuan Keselamatan Dan
Health for Administrative Service. Kesehatan Kerja Dan Sikap
USA: CRC Press. 2009. Penggunaan Alat Pelindung Diri
8. Solihah, Q., dan Kuncoro, W. Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pengrajin Pisau Batik Di PT. X.
(Konsep, Perkembangan, dan Prosiding, UNS Press. 2017
Implementasi Budaya Keselamatan). 14. Pratama, Erwin, Wahyu. Hubungan
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Antara Perilaku Pekerja dengan
EGC. 2013. Kejadian Kecelakaan Kerja Bagian
9. Sri Haryati, Tutik. Mengenal Produksi PT. Linggarjati Mahardika
Sistematic Review Theory dan Studi Mulia di Pacitan. UNS. 2015
Kasus. Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 13, No.2 . 2010

Anda mungkin juga menyukai