Anda di halaman 1dari 3

RESUME TENTANG IZIN LINGKUNGAN

1. Sejarah izin lingkungan


Perkembangan hukum lingkungan modern di Indonesia lahir sejak
diundangkannya Undang-Undang No.4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup, tanggal 11 Maret 1982 yang biasa disingkat dengan
sebutan UULH 1982. UULH 1982 pada tanggal 19 September 1997 digantikan oleh
Undang-undang No.23 Tahun 1997 dan kemudian UU No.23 Tahun 1997 (UULH 1997)
juga dinyatakan tidak berlaku oleh UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.Salah satu instrumen yuridis yang diamanatkan dalam
UUPPLH (UU No.32 tahun 2009) adalah izin lingkungan (Pasal 14 UUPPLH jo. Pasal 1
butir 35 UUPPLH) yang secara lengkap dapat disebut “izin lingkungan hidup”. Bahwa
izin lingkungan ini dapat diperoleh berdasarkan hasil dan rekomendasi AMDAL. Jadi,
izin menjalankan usaha /kegiatan untuk kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL (unit pengelolaan
lingkungan hidup dan unit pemantauan lingkungan hidup) hanya dapat diberikan apabila
telah memiliki izin lingkungan.

2. Pengertian izin lingkungan


Dalam KBBI (341), Kata”izin” bermakna pernyataan mengabulkan (tiada
larangan dan lain sebagainya), persetujuan memperbolehkan. Jadi intinya izin
dikeluarkan oleh pemerintah untuk suatu usaha/kegiatan tertentu. Adapun menurut E.
Utrecht, izin (vergunning) adalah bilamana pembuat peraturan tidak umumnya
melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan
secera yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret, maka perbuatan administrasi
Negara memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin (vergunning). Philipus M.
Hadjon membedakan pengertian izin dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti
luas, dikatakan bahwa “izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-
undang atau peraturan pemerintah, dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-
ketentuan larangan perundangan.” Dengan memberikan izin, penguasa memperkenakan
orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya
dilarang. Ini menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum
mengharuskan pengawasan khusus atasnya. Pemerintahan menggunakan izin sebagai
sarana yuridis untuk mengemudikan tinkah laku para warga. Menyimak pandangan Prins,
dapat dipahami bahwa izin dalam arti luas mencakup pengertian dispense,lisensi dan
konsesi yang sebenarnya merupakan bentuk khusus dari izin itu sendiri.

Sementara itu, izin dalam arti sempit, Hadjon mengungkapkan bahwa “pengikatan
aktifitas-aktifitas pada suatu peraturan izin pada umumnya di dasarkan pada keinginan
pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi
keadaan-keadaan yang buruk.” Adapun tujuannya yaitu “untuk mengatur tindakan-
tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercelah, namun
dimana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnya. Menurut Hadjon,
yang pokok dalam izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan dilarang,
terkecuali diperkenankan, dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang
disangkutkan dengan perkenaan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi
tiap kasus. Disinilah letak makna izin sebagai suatu instrumen pemerintahan untuk
melakukan pengawasan terhadap suatu tindakan atau usaha yang dinyatakan dalam izin
yang bersangkutan. Adapun tujuan sistem perizinan, antara lain dapat berupa: (a)
keinginan mengarahkan (mengendalikan,struen) aktifitas-aktifitas tertentu misalnya izin
bangunan; (b) mencegah bahaya bagi lingkungan hidup (izin lingkungan hidup); (c)
keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin tebang, izin membongkar pada
monumen-monumen); (d) hendak membagi benda-benda yang sedikit/terbatas (izin
penghuni di daerah padat penduduk).dengan demikian, izin digunakan oleh penguasa
(pemerintah) sebagai instrumen untuk memengaruhi para warga agar mau mengikuti cara
yang dianjurkan guna mencapai suatu tujuan konkret.

3. Proses izin lingkungan


Izin lingkungan diterbitkan oleh menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya. Jelaslah bahwa izin lingkungan hanya dapat diberikan
berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup, yang ditetapkan atas hasil kajian
dalam AMDAL. Untuk permohonan izin lingkungan (1) mengajukan permohonan izin
lingkungan secara tertulis oleh pelaksana usaha dan diajukan kepada menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya; (2) permohonan izin lingkungan
sebegai mana dimaksud pada ayat (1) disampaikan bersamaan dengan pengajuan
AMDAL dan RKL-RPL atau pemeriksaan UKL-UPL
Ditegaskan bahwa permohonan izin lingkungan harus dilengkapi dengan (a)
dengan dokumen AMDAL atau formulir UKL-UOL; (b) surat pendirian usaha dan/atau
kegiatan; (c) profil usaha/kegiatan. Adapun dimaksud dengan kegiatan yang bersifat
swasta itu seperti akta pendirian perusahaan untuk usaha atau kegiatan, sedangkan untuk
pemerintahan antara lain berupa dasar hukum pembentukan lembaga pemerintahan

Pertanyaan :

1. Apakah dengan adanya izin lingkungan akan membuat para pengusaha taat akan
hukum lingkungan dengan membuat amdal ?

Answer :

Tidak walaupun sudah ada dalam peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 (AMDAL)
para petinggi masih tidak memperhatikan lingkungannya walaupun ada cela yang
berakibat atas pembangunan yang mereka lakukan yang akan berakibat buruk dalam
masyrakat walaupun para petinggi hanya menganggap itu masalah kecil tapi dengan
seiring berjalan nya waktu itu akan berakibat fatal dalam lingkungan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai