Sementara itu, izin dalam arti sempit, Hadjon mengungkapkan bahwa “pengikatan
aktifitas-aktifitas pada suatu peraturan izin pada umumnya di dasarkan pada keinginan
pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi
keadaan-keadaan yang buruk.” Adapun tujuannya yaitu “untuk mengatur tindakan-
tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercelah, namun
dimana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnya. Menurut Hadjon,
yang pokok dalam izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan dilarang,
terkecuali diperkenankan, dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang
disangkutkan dengan perkenaan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi
tiap kasus. Disinilah letak makna izin sebagai suatu instrumen pemerintahan untuk
melakukan pengawasan terhadap suatu tindakan atau usaha yang dinyatakan dalam izin
yang bersangkutan. Adapun tujuan sistem perizinan, antara lain dapat berupa: (a)
keinginan mengarahkan (mengendalikan,struen) aktifitas-aktifitas tertentu misalnya izin
bangunan; (b) mencegah bahaya bagi lingkungan hidup (izin lingkungan hidup); (c)
keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin tebang, izin membongkar pada
monumen-monumen); (d) hendak membagi benda-benda yang sedikit/terbatas (izin
penghuni di daerah padat penduduk).dengan demikian, izin digunakan oleh penguasa
(pemerintah) sebagai instrumen untuk memengaruhi para warga agar mau mengikuti cara
yang dianjurkan guna mencapai suatu tujuan konkret.
Pertanyaan :
1. Apakah dengan adanya izin lingkungan akan membuat para pengusaha taat akan
hukum lingkungan dengan membuat amdal ?
Answer :
Tidak walaupun sudah ada dalam peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 (AMDAL)
para petinggi masih tidak memperhatikan lingkungannya walaupun ada cela yang
berakibat atas pembangunan yang mereka lakukan yang akan berakibat buruk dalam
masyrakat walaupun para petinggi hanya menganggap itu masalah kecil tapi dengan
seiring berjalan nya waktu itu akan berakibat fatal dalam lingkungan masyarakat.