Anda di halaman 1dari 10

Panji Pamungkas

16050394057
S1 Pendidikan Tata Boga 2016

PEMBUATAN KEPUTUSAN

A. Jenis-jenis Keputusan Manajer

Pembuatan keputusan adalah penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil


yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak,
tetapi juga dila kukan oleh para manajer menengah dan manajer lini bawah. Setiap jabatan
seseorang dalam setiap organisasi akan menyangkut ber- bagai derajat pombuatan keputusan,
an untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam organisasi macam apapun.

Setiap manajer akan membuat jenis-jenis keputusan yang ber- beda sesuai perbedaan
kondisidansituasi yang ada. Salahsatu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak
digunakan adalah dengan menent apakah keputusan itu diprogram atau tidak Disamping itu,
keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi
kepastian, risiko, dan ketidakpastian.

1. Keputusan keputusan yang diprogram (programmed decision).


Adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur.
Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang Setiap orga nisasi mempuyai
kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan
pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membalasi dan
menghilangkan alterna Dalam menetapkan gaji bagi pegawai baru misalnya,
manajer tidak perlu uerlalu memikirkannya, karena organisasi pada umumnya sudah
memiliki skala gaji untuk semua posisi, juga tidak perlu memikirkan masalah-
masalah harian organisasi, karena sudah ada prosedur- prosedur yang menangani
masalah-masalah harian tersebut
2. Keputusan-keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decision)
Adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, biasa atau
tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh
kebijaksanaan organisasi atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus,
maka harus diselesaikandengan suatu keputusan yang tidak diprogram. Misalnya,
cara pengalokasian sumberdaya-sumberdaya organisasi penanganan lini produk
yang ada di pasaran, atau cara perbaikan hubungan dengan masyarakat, semua itu
membutuhkan pengambilan keputusan yang tidak ter program. Semakin tinggi
hierarki jabatan seseorang dalam orga nisasi, maka semakin dituntut untuk bisa
membuat keputusan-keputusan yang tidak diprogram.
3. Keputusan-keputusan dalam kondisi kepastian (certainty).
Dalam kondisi kepastian, para manajer mengetahui apa yang akan terjadi di
waktu yang akan datang, karena telah tersedia informasi yang akurat, terpercaya
dan dapat diukur sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam kasus ini, situasi dan
kondisi di waktu yang akan datang adalah dapat diperkirakan dengan pasti. Manajer
sudah memunyai informasi tentang suatu masalah, alternatif solusinya dan hasil dari
setiap solusi juga dapat diprediksi secara akurat, serta konsekuensi yang akan terjadi
dapat diantisipasi sepenuhnya. Situasi keputusan yang cenderung tinggi
kepastiannya seperti ini biasanya menyertai keputusan yang diambil oleh para
manajer atau karyawan yang berada di level manajemen bawah. Hal ini karena
pekerjaannya lebih banyak bersifat teknis, operasional, berjangka pendek dan
keputusan yang diambil bisa dikatakan memiliki kondisi pada tingkatkepastian yang
cukup tinggi.
4. Keputusan-keputusan dalam kundisi risiko (risk).
Dalam kondisi ini manajer mengetahui besarnya setiap kemungkinan hasil,
tetapi informasi lengkap tidak tersedia.Risiko adalahsituasi di mana manajer
merumuskan sebuah persoalan, mengindikasikan sebuah kemungkinan,
mengidentifikasi alternatif alternatif solusi dan me- nyatakan probabilitas tentang
keberhasilan solusi tersebut. Dalam praktiknya, manajer sering kali memilih harus
mengambil risiko tertentu, yang kadang-kadang risiko tinggi. Dengan risiko tinggi
inilah, tidak sedikit sebuah organisasi bisa bertahan dan tumbuh. Misalnya,
seseorang memutuskan untuk tinggal dirumah saja, tidak berusaha dan tidak
bekeria. Meskipun itu kelihatannya bebas risiko tetapi mungkin risiko terbesar ada
dibelakangnya, yaitu seseorang tersebut kehilangan kesempatan untuk
berkembang, kehilangan pengetahuan baru, peluang baru dan sebagainya.
5. Sedangkan, keputusan dalam kondisi ketidakpastian (uncertainly)
Manajer tidak mengetahui probabilitasnya bahkan mungkin tidak mengetahui
kemungkinan hasil-hasilnya. Dalam kondisi ini manajer sulit merumuskan masalah,
dan sulit mengidenti pilihan solusi- nya. Kondisi ketidakpastian pada umumnya
menyangkut keputusan- keputusan kritis dan paling menarik. Dalam praktik, kondisi
seperti ini sering dihadapi oleh para pemasar, para peneliti hingga para perencana
strategik ktanya, keputusan-keputusan yang harus diambil oleh mereka memang
banyak yang diliputi oleh ketidak- pastian. Misalnya, perusahaan yang ingin
melakukan ekspansi ke wilayah yang baru untuk meningkatkan pendapatannya, bisa
saja merupakan keputusan yang ketidakpastiannya tinggi. Karena tidak ada jaminan
di tempat baru tersebut perusahaan bisa menjual pro- duknya seperti yang
diharapkan. Tidak ada jaminan karyawan yang harus direkrut dapatmengerjakan
pekerjaannya.Tidak adajaminan pula, lokasi yang dipilih adalah lokasi yang tepat.
Tentunya disaat ang sama, risiko harus dihitung dan dipertimbangkan.Pembuatan
keputusan dalam kondisi ketidakpastian dapat dilakukan lebih tepat dengan
menggunakan metode metode kuantitatif untuk mengan- tisipasi dan
memperkirakannya.
B. Langkah-langkah Pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah kegiatan memilih tindakan yang tepat dari
beberapa alternatif yang dianggap tepat untuk menyelesaikan suatu persoalan sedikit manajer
harus mem- buat suatu keputusan dengan cara-cara informal. Misalnya, manajer selalu
berpedoman pada tradisi dalam pengambilan keputusannya, juga banyak yang menggunakan
cara yang sama seperti yang dibuat untuk masalah atau kesempatan serupa di waktu yang lalu,
atau juga menggunakan cara meminta nasehat seorang ahli atau manajer atasannya. Mereka
membuat anggapan dalam penyelesaian masalah yang paling logis dan jelas adalah penyelesaian
yang paling benar. Memang, metode ini untuk kasus-kasus tertentu berguna, tetapi dalam
banyak kasus lainnya secara umum akan mengarahkan ma najer untuk membuat keputusan
yang salah.

Sebenarnya, tidak ada cara pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa seorang
manajer selalu dapat mengambil kepu- tusan yang benar. tetapi, seorang manajer yang
menggunakan cara-cara secara rasional, sistematis dan intelektual akan memiliki kemungkina
lebih besar untuk berhasil dibanding dengan seorang manajer yang menggunakan cara-cara
informal, tidak rasional, tidak sistematis ataupun tidakintelektual.

Proses dasar dalam pembuatan keputusan secara rasional men- cakup identifikasi dan
diagnosa masalah,pengumpulan dan analisa data yang relevan, pengembangan alternatif
alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan alternatif terbaik, imple-
mentasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil.

Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan rasional adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman dan Perumusan Masalah.


Dalam kenyataannya, sering sekali manajer menghadapi masa- lah yang sulit
diidentifikasi bahkan hanya bisa menemukan gejala masalahnya saja dan bukan
penyebab yang mendasar Maka, bila ingin memperbaiki situasi, seorang manajer
harus menemukan apa masalah yang sebenarnya kemudian menentukan bagian-
bagian masalah yang seharusnya dipecahkan. Selanjutnya, untuk memper mudah
identifikasi masalah, manajer bisa menggunakan beberapa cara yaitu, pertama
manajer secara sistematis menguji hubungan sebab akibat dari masalah yang
dihadapi. Kedua, mencari perubahan- perubahan yang ditimbulkan oleh masalah
tersebut dan ketiga, melakukan konsultasi dengan pihak-pihak lain yang
berkompeten untuk bisa memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda
tentang masalah itu.
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan
Selanjutnya setelah menentukan dan merumuskan masalah, adalah manajer
harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang
paling tepat, kemu dian harus mendapatkan informasi yang diperoleh dari data-
data tersebut. Karena biasanya, manajer akan jarang memperoleh seluruh data
yang dibutuhkan, padahal seorang manajer harus mendapat kan informasi yang
lengkap untuk dapat merumuskan berbagai penyelasaian setiap masalah yang
dihadapi.
3. Pengembangan Alternatif-alternatif
Alternatif-alternatif yang diperoleh seorang manajer akan memungkinkan ia
membuat keputusan yang tidak terlalu cepat, tidak terlalu dini, sehingga bisa
menghasilkan keputusan yang efektif. Prinsip pengambilan keputusan secara cepat
dari penge bang an alternatif-alternatif tersebut, namun disertai kehati-hatian akan
membantu seorang manajer memperoleh keputusan yang paling baik walaupun
bukan hasil keputusan yang sempurna atau ideal.
4. Evaluasi Alternatif-alternatif
Pada langkah keempat ini, setelah manajer mengembangkan berbagai
alternatifyang diperoleh, maka selanjutnya mengevaluasinya untuk menilai
efektivitas dari setiap alternatif itu. Pengukuran efektivitas alternatif dapat
dilakukan dengan kriteria apakah alter- natif tersebut realisti bila dihubungkan
dengan tujuan dan sumber daya organisasi, bisa juga dengan seberapa baik
alternati tersebut bisa membantu dalam pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik
Setelah melakukan evaluasi alternatif-alternatif yang ada, se lanjutnya manajer
akan memilih yang lerbaik dari berbagai alternatif tersebut berdasarkan jumlah
informasi yang tersedia. Pilihan alter natif terbaik ini bisa jadi merupakan kompromi
di antara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan.
6. Implementasi Keputusan.

Pada langkah keenam ini, manajer melakukan implementasi ke- putusan yang
dipilih, yang menyangkut lebih dari sekedar pcm berian perintah, juga harus
menetapkan anggaran, jadwal kegiatan alokasi sumber daya organisasi serta
menugaskan tanggungjawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas. Disamping
itu,juga harus diperhatikan risiko dan ketidakpastian yang akan timbul di kemudian
hari sebagai konsekuensi dibuatnya keputusan serua menetapkan prosedur laporan
kemajuan secara periodik dan memper- siapkan tindakan korektif bila masalah baru
muncul dalam pelaksanaan keputusan

7. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan


Setiap implemenasi keputusan akan memberikan hasil. Dan hasil-hasil
kepulusan itu harus dilakukanevaluasi secara terus menerus.Manajer harus
mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan yang
diambil memberikan hasil-hasil yang diinginkan.
C. Tipe tipe Masalah dan Pemecahan dalam Keputusan
Keputusan dibuat dengan menentukan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Keputusan ini dibuat tidak hanya pada manajer puncak, tetapai juga pada manajer
menengah dan lini pertama. Setiap jabatan seseorang dalam organisasi akan menyangkut
berbagai derajat pembuatan keputusan guna meme cahkan masalah yang dihadapi dalam setiap
organisasi. Paling tidak ada delapan jenis masalah praktik manajerial di mana teknik-teknik riset
operasi seringditerapkan dalam pembuatan kepulusan yaitu persediaan, alokasi, antrian,
pengurutan,rounting, penggantian, persaingan, dan pencairan.

1. Masalah-masalah persediaan
adalah masalah yang merupakan salah satu jenis masalah yang paling baik
untukdipecahkan dengan riset operasi karena menyangkut penyeimbangan tujuan-
tujuan yang saling bertentangan. Pertentangan tersebut terjadi antara biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan produk, biaya pemesanan setiap satuan produk
cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik. Di lain pihak persediaan dalam
jumlah besar akan menaikkan biaya penyimpanan dan memerlukan pengeluaran-
pengeluaran untuk pengundangan dan asuransi yang lebih besar. Dan pemecahanya
yaitu seorang manajer harus memutuskan beberapa besar persedian yang tersedia
dan kapan kebutuhan persedian di pesan. Penyelesian optimal dapat diperoleh
melalui penggunaan teknik-teknik riset operasi yang menyeimbangkan
kecenderungan kedua biaya tersebut yang saling bertentangan.
2. Masalah-masalah alokasi
Adalah ada dua jenis umum masala lokasi, di mana keduanya dapat dipecahkan
dengan program linear Jenis pertama, sekumpulan sumber daya tertentu dapat
dikombinasikan dengan cara-cara yang berbeda untuk melaksa nakan pekerjaan
tertentu. Sebagai contoh dalam suatu pabrik perakitan sejumlah produk yang sama
dapat diproduksi dengan anyak karyawan dan sedikit mesin atau dengan sebaliknya
Pemecahan masalah alokasi ini adalah mencari kombinasi optimal antara karyawan
dan mesin yang akan meminimumkan biaya.
3. Masalah-masalah antrian (garis tunggu).
Masalah-masalah antrian menyangkut perancangan berbagai fasilitas untuk
memenuhi permintaan akan pelayanan.Sebagai contoh truk-truk menunggu di
tempat pemuatan, langganan di super market menunggu per- hitungan, dan sangat
banyak contoh lainnya. Masalah-masalah antrian biasanya dipecahkan dengan teori
antrian, tetapi untuk masalah yang lebih kompleks diperlukan teknik simulasi.
4. Masalah-masalah pengurutan. Masalah pengurutan timbul bila manajer harus
memutuskan dalam urutan sebagaimana bagian- bagian suatu pekerj akan
dilaksanakan.Sebagai contoh, dalam suatu pabrik lini perakitan, suatu produk harus
melalui beberapa stasiun kerja sebelum diselesaikan. Pada aliran yang diren-
canakan kurang baik, beberapa stasiun akan menggangur sedangkan stasiun yang
lain kelebihan beban. Pemecahan masa- lahnya adalah harusmembuatunutan
stasiun-stasiun kerjasedemi kian rupa agar waktu mengganggur diminimumkan dan
waktu kerja di semua stasiun merata. Pemecahanya adalah dengan cara dicari
melalui simulasi yang memungkinkan pengujian efisiensi berbagai urutan yang
berbeda
5. Masalah-masalah rauting atau scheduling. masalah routing timbul bila manajer
harus memutuskan kapan bagian-bagian suatu pekerjaan dilaksanakan. Contoh
muatan harus dikirim di A ke B melalui sejumlah tempat antara jadwal mana yang
paling efisien dari segi waktu dan biaya? Masalah tersebut dapat diatasi dengan
programasi linear, model-model antrian atau kombinasi semuanya.
6. Masalah-masalah penggantian adalah banyak barang mahal organisasi akan menjadi
usang atau tidak terpakai misal mesin dan truk, sehingga bila dipertahankan untuk
periode yang sangat lama menjadi tidak efisien dan meningkatkan biaya operasi
misal biaya pemeliharaan. Dilain pihak penggantianya juga menyankut biaya yang
cukup besar. Salah satu masalah bagi manajer adalah memutuskan secara tepat
kapan barang-barang lersebut harus diganti. Masalah-masalah seperti di atas
biasanya dipecahkan dengan cara melalui penggunaan programasi linear yang tepat
menyarankan jadwal penggantian paling murah
7. Masalah-masalah persaingan yaitu masalah tersebut persaingan berkembang bila
dua atau lebih, organisasi berusaha untuk mencapai tujuaan-tujauan yang saling
bertentangan, seperti setiap organisasi berusaha untuk meningkatkan bagian
pasarnya, yang berarti masalahnya menjadi bagaimana menemukan strategi dan
keputusan yang akan memaksimumkan pendapatan di satu pihak dan
meminimumkan kehilangan di pihak lain. Pemecahanya adalah teori permainan
memberikan pedoman bagi manajeruntuk memilih berbagai strategi dan keputusan
yang paling efektif atau paling sedikit risikonya dalam situasi persaingan.
8. Masalah-masalah pencarian adalah kesalahan atau ketidaklengkapan informasi
dapat mengakibatkan keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan
biaya untuk memperbaikinya. Sebagai contoh hampir di semua lini produksi
pemeriksaan kualitas setiap barang terlalu mahal, maka kondisi ini memungkinkan
barang yang rusak akan lolos. Masalahnya adalah mencari keseimbangan yang tepat
pengadaan informasi yang mencukupi untuk menghindarkan pembuatan keputusan
yang salah dan menekan biaya pengumpulan informasi. cahanya yaitu dengan
model-model programasi linear, merupakan teknik-teknik yang banyak digunakan
bagi masalah- masalah pencarian
D. Teknik Pengambilan Keputusan

Mengambil atau membuat keputusan berarti memilih satu di antara banyak


alternatifuntuk memecahkan masalah. Banyak masalah keputusan dalam organisasi yang
membutuhkan kreativitas dan teknik lain dari manajer. Berikut ini adalah beberapa teknik untuk
membantu dalam proses pengambilan keputusankreaatif dan men dapatkan penerimaan para
karyawan.

1. Teknik Kreatif
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan semua yanga tersedia untuk
membantu individu dalam pengambilan keputusan kreatif. Ada dua teknik dalam
kelompok teknik kreatif yaitu brainstorming dan synectics.
a. Brainstorming digunakan untuk membantu memacu gagasan- gagasan
kreatif dengan menggali dan mendapatkan kreativitas mak imum dari
kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk
menyampaikan ide-ide kreatifnya. Teknik ini dapat sangat mem tipe
lipekeputusantertentuscperti pemberian nama produk atau nembentuk
suatu lingkungan kreatif.
b. Synectics didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan
dan diajarkan dengan tujuan meningkatkan output kreatif individual dan
kelompok. Teknik ini mencakup dua tahap pertama, membuat yang aneh
menjadi lazim, dan kedua, membuat yang lazim menjadi aneh Pada tahap
pertama yaituaneh-lazim tenutamabersifat analitis an biasanya tidak ada
penyelesaian yang dicapai. Pada tahap kedua, yaitu upaya yang disengaja
melihat masalah dari pandang yang sepenuhnya berbeda atau berlawanan.
2. Teknik Partisipatif
Teknik ini dilakukan dengan melibatkan individu-individu atau kelompok dalam
proses pengambilan keputusan. Teknik ini bersifat formal atau informal dan
menyangkut keterlibatan intelektual dan emosional. Teknik informal dengan basis
individual atau kelompok dilakukan dengan bagaimana bawahan bisa memengaruhi
pengambilan keputusan atasan baik secara konsultatif maupun demokratis. Pada
partisipasi konsultatif alasan meminta dan memperoleh partisipasi bawahan tetapi
dia tetap mempertahankan haknya dalam pengambilan keputusan akhir. Pada
partisipasi demokratis, keputusan diambil dari partisipasi kelompok dengan
mengambil keputusan secara consensus atau berdasarkan suara terbanyak.
Dalam konteks pengambilan keputusan partisipatif ini, sangat dimungkinkan
terjadinya pengambilan keputusan secara semu, arti nya manajer mencoba
melibatkanbawahan dalam tugas tetapi bukan dalam pengambilan keputusan yang
sebenarnya, walaupun sebelum nya bawahan diajak berpartisipasi namun atasan
tidak pernah mem- biarkan bawahan terlibat secara intelektual dan emosional dan
kepu- tusan akhir tetap saja ada di tangan atasan. Namun, bila dilihat sudut
pandang perilaku berorgansasi, teknik ini sangat menyadari bahwa setiap individu
dalam organisasi bisa memberikan kontribusi yang sangat berarti pada pencapaian
tujuan-tujuan organisasi.
Soal.

1. Keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Adalah jenis keputusan?
a. Programmed decision
b. Non-programmed decision
c. Certainly
d. Risk
e. Uncertainly
2. Keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Adalah
kebalikan dari jenis keputusan?
a. Programmed decision
b. Non-programmed decision
c. Certainly
d. Risk
e. Uncertainly
3. Langkah terakhir dalam pengambilan keputusan adalah?
a. Pemahaman dan perumusan masalah
b. Pengembangan alternatif-alternatif
c. Evaluasi alternatif-alternatif
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi hasil-hasil keputusan
4. Setiap organisasi berusaha untuk meningkatkan bagian pasarnya, yang berarti masalahnya
menjadi bagaimana menemukan strategi dan keputusan yang akan memaksimumkan
pendapatan di satu pihak dan meminimumkan kehilangan di pihak lain. Hal tersebut termasuk
dalam tipe masalah?
a. Persediaan
b. Antrian
c. Pengurutan
d. Persaingan
e. Pencarian
5. Teknik yang dilakukan dengan melibatkan individu-individu atau kelompok dalam proses
pengambilan keputusan. Hal tersebut termasuk dalam teknik?
a. Kreatif
b. Partisipatif
c. Lapangan
d. Dasar
e. Tingkat lanjut

Rois Arifin & Helmi Muhammad, Pengantar Manajemen, Empatdua, 2016.

Anda mungkin juga menyukai