Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Pembelian :
Pengertian Pembelian adalah Suatu pristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah
pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat transaksi
yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam pembelian
terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga mendapatkan
kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran barang atau jasa
dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua belah pihak.
Ada juga pendapat dari Sofjan Assauri : Pembelian merupakan salah satu fungsi yang
penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab
untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu
dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku.
Menurut Mulyadi : aktivitas dalam proses pembelian barang adalah:
- Permintaan pembelian
- Pemilihan pemasok
- Penempatan order pembelian
- Penerimaan barang, dan
- Pencatatan transaksi pembelian
Beberapa pengertian tentang pembelian (purchasing) Purchasing adalah kegiatan
pengadaan barang atau jasa untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Purchasing dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau
jasa yang diperlukan oleh perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya dengan
mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan.
Purchasing atau pembelian adalah suatu usaha dalam memenuhi kebutuhan atas barang
dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan dengan melihat kualitas atau mutu, kuantitas
dari barang yang dikirim, serta harga dan waktu pengiriman yang tepat.

2. Motif-motif Pembelian
Menurut Basu Swasta dan Handoko (1997), motif-motif manusia dalam melakukan
pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dapat dibedakan atas:
a. Motif pembelian primer dan selektif. Motif pembelian primer adalah motif yang
menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-kategori umum (biasa) pada
suatu produk, seperti membeli televisi dan pakaian. Motif pembelian selektif adalah
motif yang mempengaruhi tantang model dan merek dari kelas-kelas produk, atau
macam penjual yang dipilih untuk suatu pembelian. Motif ekonomi, status,
keamanan, dan persentasi adalahbeberapa contoh motif selektif.
b. Motif rasional dan emosional. Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada
kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen.
Faktor yang dapat dipertimbangkan dapat berupa harga, kualitas, pelayanan,
ketersediaan barang, keawetan, ukuran, kebersihanefisiensi dalam penggunaan.
Sebagai contoh: motif pembelian pada sepeda motor yang hemat bahan bakar, atau
merek tertentu karena kualitasnya sudah terpercaya. Motif emosional adalah motif
pembelian yang berkaitan dengan dengan perasaan atau emosi individu, seperti
pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan dan
kepraktisan.

3. Kebiasaan Membeli
kebiasaan membeli atau buying habits ini merupakan sebuah pertanyaan bagaimana,
kapan dan dimana konsumen melakukan pembelian barang. kebiasaan membeli itu bisa
berubah setiap saat. oleh karena itu seorang pemasar perlu memahami perkembangan itu.
perilaku pembeli selalu berhubungan dengan proses pemilihan produk yang dibeli.
perilaku para pembeli merupakan tindakan yang langsung menyangkut pencapaian dan
penggunaan produk termasuk dalam pembelian. adapun faktor yang mempengaruhi
kebiasaan dan perilaku membeli produk adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan
psikologi. juga dipengaruhi oleh kebiasaan dalam pembeliannya. dalam kebiasaan
membeli juga tercakup waktu pembelian, jumlahnya berapa, dan dimana pembelian
dilakukan. jika dari segi pekerjaan karyawan melakukan pembelian besar setelah gajian,
masyarakat yang berpendapatan tinggipun demikian. pada umumnya membeli barang
dalam jumlah yang sangat besar saat tertentu.
Pengaruh sikap pembeli atau pelanggan dalam kebiasaan membeli produk diantaranya:
a. pembelian yang didorong kata hati, cepat lambat pembeli golongan ini sangat
termotivasi untuk membeli dan untuk menhadapi golongan ini seorang penjual harus
bersikap aktif dan bersemangat. pembeli seperti ini mudah bertukar haluan ,
bertindak cepat tetapi apabila melakukan kesalahan tidak akan segan meminta mbf
pada penjual.
b. Pembeli yang teliti, ini penuh pertimbangan lamct mengambil keputusan , unvk
menghadapi pembeli jenis ini seorang penjual harus menguasai produk atau produk
knowledge.
c. Pembeli yang ragu ragu, ini selalu ragu dalam mengambil keputusan, segala yang
dikemukakan penjual tidak langsung dipercayainya, untuk menghadapi pembeli ini,
seorang penjual harus berusaha mengambil suatu keputusan yang diambil pembeli
supaya ia merasa bangga. penjual harus bersifat hati hati. 
d. Pembeli yang tegas: geraknya tegas, positif dan tidak ragu ragu, penuh percaya diri,
pendapatnya sulit dilawan. dalam menghadapinya penjual jangan coba coba berdebat
dengannya berikan apa yang dimintanya.
e. Pembeli yang ramah tamah, selain ramah juga senang diajak berbicara dan terlihat
sopan, untuk menghadapi pembeli ini , penjual harus waspada dan berusaha agar ia
mau membeli produk.
f. Pembeli yang selalu mengharapkan potongan, ini harus ditindaki secara profesional
jika tidak ada potongan maka jelaskan dengan tegas.
g. Pembeli yang pendiam, tampaknya sukar dilayani tetapi akhirnya dia tetap membeli
barang meskipun pendiam, tetapi pembeli jenis ini biasanya mengambil keputusan
saat penjual memberikan penjelasan.
4. Tempat-tempat pembelian

- Definisi
Place (Distribusi/Tempat) suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen
ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut
diperlukan. Place sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam membiayai
terhadap pilihan tempat atau saluran distribusi yang sesuai dengan rantai supply
(delivery)

Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company
undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan
tersedia untuk konsumen sasaran.

- Fungsi
 Menentukan tempat
 Dimana produk menjadi proyek investasi. Apakah untuk tempat tinggal atau tempat
usaha. Tempat tinggal rumah haruslah ditempati, bila tidak maka bangunan akan
cepat rusak ( tinggi biaya perawatan ). Juga harus bisa disewa atau dikontrakkan ke
pihak lain dengan nilai yang setimpal. Banyak jenis tempat tinggal yang tidak
ditempati, kosong tanpa penghuni

 Menetukan lokasi lapangan


 Berada pada pemukiman yang ramai dan berdekatan dengan lahan bisnis, seperti mall,
rukan, sarana hiburan, pasar atau pemukiman dengan lahan yang luas sekali dan
dilengkapi dengan konsep produk yang terarah. Sehingga loaksi tersebut ramai
ditempati penduduk karena banyak peminatnya.

 Menentukan posisi lokasi tempat


 Dimana fungsi ini berhubungan terhadap akses – akses transportasi, seperti jalan
menuju tol. Termasuk juga bebas banjir. Tidak terlalu macet bila mau menuju ke
lokasi. Bila memungkinkan lahan yang diinvestasikan bisa dijadikan lahan untuk
berbisnis.
Manfaat

 Konsumen mudah memperoleh produk Kita


Dengan banyaknya produk yang ada dipasar, apalagi dengan banyaknya produk-
produk substitusi, maka distribusi yang direncanakan dengan baik dapat
membantu produk tersebut tersebar dengan cepat. Dengan demikian, maka
konsumen akan mudah memperoleh produk tersebut di pasar.
 Availaibility atau ketersediaan produk
Ketersediaan produk juga mengandung makna ketersebaran produk. Jika produk
tersedia di suatu outlet, itu berarti produk tersebut terdistribusi lebih baik. Produk
ada ‘di mana-mana’ sehingga mudah dicari konsumen. Teh botol sosro tersedia
tidak saja di outlet modern, tetapi juga ada di warung-warung bahkan sampai
‘menembus’ gang/ perkampungan.

 Impulse buying (Dorongan untuk membeli)


Konsumen mungkin pada mulanya tidak berencana membeli suatu produk,
namun karena konsumen melihat produk tersbeut di toko, timbul niat untuk
membelinya. Misalnya, Anda makan di suatu rumah makan. Karena melihat teh
botol merek tertentu maka Anda menjadi ingin mengkonsumsi produk tersebut.

5. Cara pembelian
Tahapan-tahapan proses pembelian konsumen terhadap suatu barang dan jasa antara
lain :
1. Timbulnya kebutuhan atas barang dan jasa
2. Pencarian informasi terhadap barang dan jasa yang dibeli
Aspek pencarian informasi dibagi menjadi enam bagian:
a. Informasi intern
bersumber dari ingatan konsumen untuk memilih baranag atau jasa yang
memuaskannya.
b. Informasi eksternal
Informasi yang melibatkan iklan (media cetak dan penjualan langsung, dan
bersumber sosial atau keluarga, teman ataupun kolega).
c. Memastikan sifat yang khas dari setiap pilihan yang ada
Tahap ini konsumen mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan ciri
dan sifat dari setiap pilihan. Setelah diketahui akan pilihannya maka
konsumen akan memutuskan barang yang akan dibelinya.
d. Pemilihan alternatif
Pemilihan ini terjadi jika beberapa barang atau jasa merupakan suatu pilihan
yang sulit bagi konsumen untuk mengevaluasi alternatif yang tersedia.
e. Pembelian
Tahapan dimana konsumen telah melalui pilihan dan siap untuk
mengeluarkan uangnya untuk ditukar dengan barang atau jasa tersebut.
3. Evaluasi perilaku konsumen
4. Keputusan konsumen untuk membeli barang dan jasa
5. Perilaku konsumen setelah membeli barang dan jasa

Keputusan konsumen untuk membeli suatu barang dan jasa, biasanya menyangkut
masalah merek, manfaat barang, model barang, warna barang, ukuran barang, toko
yang akan ditiru, pelayanannya dan sebagainya.
Melalui proses yang logis, sewaktu-waktu konsumen akan mengambil suatu
keputusan untuk membeli barang dan jasa, antara lain yaitu :
- Menyadari adanya kebutuhan yang belum terpuaskan
- Beberapa pemilihan yang nalar diidentifikasi dan evaluasi
- Keputusan membeli barang dan jasa harus ditentukan

Anda mungkin juga menyukai