PERILAKU KONSUMEN
MENGIDENTIFIKASI PERILAKU KONSUMEN DAN
MENGIDENTIFIKASI KONSEP DIRI DAN POLA KONSUMSI
Kelompok 10 :
Perilaku Pelanggan
Pelanggan adalah mahluk indvidu sekaligus sosial, maka faktor-faktor yang melingkupinya
akan dibahas sebagai berikut :
Individu
Pembelian dipengaruhi situasi dan kondisi serta daya beli dari individu
Lingkungan masyarakat
b. Budaya Desa
Pembelian produk kurang dipengaruhi media promosi
Ekonomi
Idiologi/Agama
Tata Nilai
Pembelian produk mengacu pada tata nilai budaya yang melingkupi seseorang
Tata nilai tiap orang yang berasal dari daerah yang berbeda akan menampilkan pola
pembelian yang berbeda
Nilai budaya Indonesia akan berbeda dengan orang luar negeri, menyebabkan pola
konsumsi yang berbeda pula
Status sosial
Setiap penyandang status sosial yang berbeda, pembelian produk berbeda pula
Motivasi Pembelian
Akal (rasional) Pembelian produk yang disertai dengan pemikiran bahwa produk yang
dibeli memang dibutuhkan, dan sesuai dengan kemampuan daya beli yang dimilikinya
Pelayanan toko (service) Keinginan membeli produk timbul akibat dari pelayanan
yang memuaskan, baik dari kualitas produknya maupun fasilitas yang disediakan
pihak toko
2. Faktor intern (dalam) dan Ekstern (luar) Pembelian dilakukan karena pengaruh dari:
pengalaman yang didapat baik positif maupun negatif dalam pembelian produk
2. Pertimbangan (Consideration)
Untuk hasil yang lebih efektif, perjalanan pembeli harus dipetakan sesuai dengan masing-
masing persona atau target pembeli. Namun pada kenyataannya, Anda tidak bisa memberi
perhatian pada satu persona saja. Anda juga harus mempertimbangkan mengenai pembeli
potensial lain yang ada pada kelompok pembeli yang Anda targetkan. Ini berguna untuk
menemukan ide baru untuk konten yang Anda buat.
Ini juga adalah kesempatan Anda untuk menyediakan konten yang sesuai dengan target
pembeli Anda, namun juga bisa disebarkan pada orang lain di kelompok pembeli tersebut.
Dengan mengetahui pihak mana saja yang terlibat dalam setiap tahap, pembeli Anda bisa
“membantu memasarkan” konten Anda pada orang lain di kelompoknya.
Di langkah ini Anda harus memikirkan bagaimana cara mempresentasikan konten Anda
sesuai dengan tahap Perjalanan Pembeli. Di tahap Kesadaran, format yang cocok antara lain
adalah
arahan singkat,
blog,
e-Book
Video demonstrasi
Anda harus mempromosikan konten Anda di tempat yang dikunjungi para pembeli untuk
mencari informasi. Ini adalah kunci kesuksesan dalam mempromosikan konten Anda.
Google tentu adalah tujuan utama, tapi jangan lupa untuk mencari tahu tempat lain yang
sering didatangi para pembeli untuk mencari informasi, misalnya pameran perdagangan,
publikasi atau asosiasi industri, dan tentu saja media sosial.
Tahap 5. Optimasi Konten Anda dengan Kata Kunci dan Istilah yang Relevan
Google adalah faktor penting pada tahap Kesadaran dan Pertimbangan. 70 persen pembeli
akan mengacu pada Google dan mengaksesnya beberapa kali untuk melakukan penelitian
mengenai poin-poin plus yang ditawarkan oleh setiap penjual, dan yang mana yang bisa
menguntungkan mereka. Jadi, Anda harus menganalisis kata kunci dan istilah apa yang para
pembeli sering gunakan untuk saat mencari informasi yang mereka inginkan. Long-tail
keywords akan membantu Anda untuk mendapatkan traffic yang lebih berkualitas karena
kata kunci semacam ini menargetkan hal yang lebih spesifik dan mendekati keinginan
pembeli. Demikianlah 5 Langkah Cara Mengenali Perilaku Konsumen dari kami.
• Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun
elektronik. • Konsumen memilih barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal
luas. • Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan karena gengsi
atau prestise.
a. Motivasi (motivation) Motivasi adalah suatu dorongan atau keinginan yang tumbuh di
dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Persepsi (perception) Persepsi adalah hasil penjelasan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalaman-Nya terhadap rangsangan
tersebut.
c. Pembentukan Sikap (attitude formation) Pembentukan sikap adalah sebuah nilai yang ada
di dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka atau tidak suka terhadap seseorang
akan suatu hal.
d. Integras (integration) Integrasi adalah kesamaan antara sikap dan tindakan, integritas
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk
membeli, sedangkan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang agar tidak
membeli produk tersebut.
1. Pendekatan Interpretif.
Pendekatan ini adalah pendekatan yang membahas secara mendalam hal-hal mendasar
mengenai perilaku konsumen. Dalam pendekatan ini menggunakan teknik observasi langsung
yaitu menggunakan teknik wawancara yang dilakukan secara mendalam dan menyeluruh.
Selain wawancara, pendekatan ini juga mengutamakan focus group discussion. Semua hal
tersebut dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai makna suatu produk atau jasa
bagi konsumen, serta perasaan yang dialami konsumen ketika membeli kemudian
menggunakan produk maupun jasa tersebut.
2. Pendekatan Tradisional yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu Psikologi
Kognitif, Sosial dan Behavioral serta Ilmu Sosiologi.
Pendekatan ini menggunakan studi lapangan berupa eksperimen yang didukung dengan
survey dengan tujuan untuk menguji hipotesa penelitian yang berkaitan dengan teori.
Kemudian dicari sebuah pemahaman mengenai proses seorang konsumen menganalisa
beberapa informasi, membuat keputusan, dan pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku
konsumen tersebut. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori
dan metode yang relatif. Yang mana akan digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen
serta pembuatan keputusan konsumen.
3. Pendekatan Sains Pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu Ekonomi
dan Statistika.
Penelitian dalam pendekatan ini menggunakan pengembangan teori dari Abraham Maslow
yaitu Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Teori tersebut berisi tentang hierarki kebutuhan
manusia yang kemudian diuji coba dengan model Ilmu Matematika. Pendekatan ini dilakukan
untuk memprediksi moving rate analysis atau pengaruh startegi marketing terhadap pilihan
dan pola konsumsi.
MENGIDENTIFIKASI KONSEP DIRI DAN POLA KONSUMSI
Konsep Diri
Pengertian Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri.
Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi
diri. Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga
kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya. Konsep diri merupakan inti dari kepribadian
individu. Inti kepribadian berperan penting untuk menentukan dan mengarahkan
perkembangan kepribadian serta perilaku positif individu.
Konsep diri (self concept) adalah inti dari kepribadian dalam diri seseorang. Inti
kepribadian individu punya peranan yang sangat penting dalam menentukan dan
mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku seseorang di tengah-tengah
masyarakat termasuk perilakunya sebagai seorang konsumen.
Saat seseorang menetapkan bagaimana konsep dirinya itu sama saja dia menetukan
gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang mempengaruhi semua aspek perilaku konsumsi
seseorang dan merupakan fungsi dari karakteristik individu yang melekat yang telah dibentuk
dan terbentuk melalui interaksi sosial sebagai orang tersebut yang telah berkembang melalui
siklus kehidupan.
Teori konsep diri
London dan Della Bita (1993) menyatakan bahwa ada empat teori utama tentang konsep diri,
yaitu :
1. Self-Appraisal.
Teori ini menyatakan bahwa konsep seseorang terkait dengan perilakunya yang diterima
masyarakat (socially accptable behavior) atau ditolak masyarakat (antisocial). Berdasarkan
teori ini maka seseorang akan memiliki pandangan bahwa dirinya adalah pribadi yang
diterima masyarakat karena perilakunya adalah sesuai dengan yang diinginkan masyarakat,
sebaliknya seseorang akan memandang dirinya sebagai pribadi yang bertentangan dengan
keinginan masyarakat, karena perilakunya tidak diterima oleh masyarakat.
2. Reflected Appraisal
Teori ini sering disebut juga dengan “looking-glass self”. Teori ini menyatakan bahwa
konsep diri akan terbentuk karena seseorang menerima penghargaan dari orang lain. Pemberi
penghargaan dan besarnya penghargaan akan menentukan derajat konsep diri yang terbentuk.
Penghargaan dari orang-orang yang dianggap penting bagi seseorang (misalnya orang tua,
teman, atasan, saudara, guru, dan dosen yang sangat dikagumi orang tersebut) juga
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan konsep diri.
3. Social Comparison
Teori reflected appraisal cenderung menganggap bahwa seseorang adalah pasif, dia hanya
merefleksikan penghargaan yang diperoleh dari orang lain. Sebaliknya, teori social
comparison lebih menekankan bahwa konsep diri seseorang sangat tergantung bagaimana dia
memandang dirinya dalam kaitannya dengan orang lain. Thorstein Veblen adalah ilmuwan
pencetus teori ini, dia sangat penasaran untuk memahami mengapa orang bersemangat
mengumpulkan lebih banyak barang dan jasa dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan.
Hal ini terjadi karena orang mengumpulkan atau memiliki barang bukan saja untuk
memenuhi kebutuhannya, tapi juka membandingkannya dengan jumlah yang dimiliki orang
lain. Jika ia memandang jumlah yang dimilikinya masih sedikit dibandingkan orang lain,
maka ia akan selalu merasa tidak puas.
4. Biased Scanning
Teori ini mengemukakan bahwa konsep diri sangat terkait dengan motivasi dan biased
scanning, yaitu bagaimana pandangan seseorang terhadap lingkungannya. Berdasarkan teori
ini pengembangan konsep diri sangat berganntung kepada aspirasi dan motivasi seseorang
untuk mencapai tujuan tertentu dan selanjutnya ia akan melakukan pengamatan bias (biased
scanning) terhadap lingkungannya untuk mencari informasi yang dapat menguatkan aspirasi
dan motivasinya.
Konsep diri sangat berpengaruh sekali saat seseorang melakukan kegiatan konsumsi.
Seseorang akan menggunakan produk yang memiliki atribut yang sesuai atau dapat
mendukung konsep dirinya. Seorang pemasar akan memasarkan barangnya sesuai dengan
kepribadian dan kebutuhan konsumennya seperti Kebutuhan masyarakat pedesaan berbeda
dengan kebutuhan masyarakat perkotaan.
Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Konsep diri atau self concept tidaklah bawaan sejak lahir, melainkan hasil dari proses
belajar. Saat manusia mengenal lingkungannya, maka saat itu pula dia belajar berbagai hal
mengenai kehidupan. Berdasarkan pengalaman hidupnya, seorang individu akan menetapkan
konsep dirinya berdasarkan berbagai faktor.
Menurut E.B. Hurlock yang merupakan seorang psikolog, faktor yng mempengaruhi
konsep diri tersebut diataranya yaitu bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian, nama dan julukan,
inteligensi kecerdasan, taraf aspirasi/cita-cita, emosi, jenis/gengsi sekolah, status sosial,
ekonomi keluarga, teman dan tokoh/orang yang berpengaruh.
Sedangka GH Mead (Clara R Pudijogyanti, 1995: 12) mengatakan bahwa:
Konsep diri merupakan produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan
organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman psikologis ini merupakan hasil
eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi dari dirinya yang diterima dari
orang-orang penting disekitarnya.
Pola Konsumsi
Sebelum kita membahas pola konsumsi, sebaiknya kita membahas apa itu konsumsi.
Konsumsi adalah segala kegiatan yang dipergunakan dengan tujuan untuk mengambil
kegunaan pada suatu produk dan jasa. Produk dan jasa ini dapat berupa barang atau benda,
serta sebuah jenis jasa atau pelayanan. Kegiatan konsumsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
semua kebutuhan yang bersifat penting atau bahkan hanya bersifat kesenangan dan kepuasan
dalam waktu seketika. Barang konsumsi adalah barang-barang yang diproduksi dengan
tujuan untuk dipergunakan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan
konsumsi ini tercipta karena adanya seseorang yang melakukan proses produksi atau
memproduksi. Begitu pula sebaliknya, kegiatan produksi ada karena seseorang yang
melakukan kegiatan konsumsi atas produk tersebut.
Tujuan konsumsi
Ada banyak tujuan orang melakukan kegiatan konsumsi di antaranya adalah :
1. Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap Setiap orang yang melakukan
konsumsi akan mengurangi nilai guna barang atau jasa tersebut secara bertahap. Sebagai
contohnya ialah seperti memakai pakaian, kendaraan dan sepatu.
2. Menghabiskan nilai guna barang sekaligus Konsumen juga dapat menghabiskan nilai guna
barang sekaligus. Sebagai contoh adalah makan dan minum.
3. Memuaskan kebutuhan secara fisik Seseorang melakukan konsumsi bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan mereka secara fisik. Kebutuhan tersebut telah dijelaskan pada
pembahasan bab sebelumnya. Contohnya ialah mengenakan pakaian yang bagus agar
penampilannya bertambah baik.
4. Memuaskan kebutuhan rohani Tidak hanya kebutuhan secara fisik saja tujuan seorang
konsumen melakukan kegiatan konsumsi akan tetapi juga untuk memuaskan kebutuhan
rohani seperti contohnya ialah membeli kitab suci untuk kebutuhan religiusitas/ rohaninya.
5. mendapat penghargaan dari orang lain.Kadang kala orang mengonsumsi barang atau jasa
bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi juga ingin mendapat penghargaan/pujian
dari orang lain. Contoh, orang memakai barang mewah yang harganya ratusan juta selain
untuk memenuhi kebutuhan akan barang, juga ingin mendapat penghargaan dari orang lain.