Anda di halaman 1dari 1

TRADISI DAN PANDEMI, MANA YANG DIUTAMAKAN?

Bali — Pemerintah Pusat Provinsi Bali kembali menutup akses pariwisata masuk sehingga
mempengaruhi sektor perekonomian dan pendapatan daerah. Mengingat pariwisata merupakan
penyumbang terbesar devisa di Bali, hal ini menyebabkan penurunan pemasukan bagi daerah, dan juga
terhambatnya kegiatan ekonomi. Tentu kita semua tau; Bali dikenal sebagai pulau yang sangat taat
terhadap adat tradisinya. Namun apabila dihadapkan dengan situasi seperti ini, bagaimana masyarakat
menyikapinya?

Sejak diumumkannya virus berbahaya ini, setiap negara berlomba lomba untuk memperketat protokol
kesehatan, tak terkecuali Indonesia. Hal ini juga berlaku untuk Bali sebagai dari kesatuan NRI. Hal yang
dilakukan bisa seperti : menutup beberapa pusat perbelanjaan untuk mengurangi keramaian, adanya
sistem belajar online bagi siswa, penggunaan masker diluar rumah, adanya social distancing dan lain
lain. Apalagi dengan adanya pemutusan hak kerja, banyaknya pengangguran yang sedikit demi sedikit
bangkit demi mendapat sesuap nasi untuk keluarganya.

Hari yang ditunggu-tunggu umat sedharma akhirnya tiba. Tapi perayaan tahun ini sedikit berbeda,
karena harus dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Beberapa masyarakat pun mengakali
perayaan tahun ini agar pengeluaran tidak melunjak. Seperti penuturan Ibu Ayu (50), salah satu ibu
rumah tangga yang saya wawancarai dalam peliputan berita ini, bahwa dalam keadaan sekarang harus
pintar mengatur uang dan memanfaatkan sumber daya yang ada. “Kemarin pakai hasil kebun untuk di
haturkan, karna udah disiapkan jauh jauh hari.” ujarnya sumringah.

Tidak hanya itu saja, beberapa masyarakat yang ‘nganggur’ pun memanfaatkan moment ini untuk
bercocok tanam agar bisa dimanfaatkan hasilnya. Baik dalam bentuk materi maupun fisik. Salah satu nya
adalah penjual bunga yang banyak diincar pada hari raya. “Karena banyak dicari, jadi harganya saya
naikin. Lumayan kan nambah pendapatan.” ujar Mek Putri dengan guyonan khasnya. Beliau adalah salah
satu petani pacah yang berada dekat di lingkungan tempat tinggal saya. Namun, kebahagiaan yang
dialami Mek Putri tidak akan lama karena bunga pasti mengalami penurunan harga. Hal itu merupakan
hal lumrah saat hari raya.

Pelaksanaan persembahyangan pun tetap dilakukan, akan tetapi dengan memakai masker dan sistem
kloter untuk penerapan social distancing. Masyarakat bali sangat tertib dalam melaksanakan protokol
kesehatan dan sangat sigap dalam menanggapi anjuran pemerintah. Meskipun pada awalnya harus ada
penyesuaian terlebih dahulu dalam mengatur pola hidup, namun kini Penduduk Bali sudah terbiasa
dengan adanya ketertiban ini. Jadi, Masyarakat bali tetap menerapkan tradisi agamanya yang sudah
dilakukan turun menurun, tanpa lupa akan kewajibannya dalam memenuhi protokol kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai