Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PEMBUATAN HASIL KARYA

BAHAN KERAS

Kelas : IX B

Anggota : Kadek Setya Pratiwi (24)

Putu Ayu Deanisa Alma Putri


(36)
LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN BAHAN KERAS

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pembuatan Kerajinan Bahan Keras ini dengan baik tanpa kendala.

Adapun Laporan Pembuatan Kerajinan Bahan Keras ini telah penyusun usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan laporan ini. Oleh sebab itu, penyusun juga ingin
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penyusun berharap semoga dari Laporan Pembuatan Kerajian Bahan Keras ini
dapat diambil manfaatnya. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusan
laporan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Demikian kata pengantar ini penyusun buat, semoga dapat bermanfaat,


khususnya bagi diri pribadi penyusun sendiri dan pembaca pada umumnya

Badung, 30 Agustus 2019

Penyusun

Putu Ayu Deanisa Alma Putri

Kadek Setya Pratiwi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I: PENDAHULUAN

A.    Latar belakang…………………………………………………………………………………………………….....

B.     Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………

C.     Manfaat.................………………………………………………………………………………………………....

BAB II: LANDASAN TEORI

A.    Pengertian kerajinan bahan keras……………………………………………………………………...

B.     Macam teknik pembuatan…………………………………………………………………………………....

BAB III: PEMBAHASAN

A.    Fungsi…...………………………………………………………………………………………………………………….

B.     Teknik pembuatan…………………………………………………………………………………………….....

C.     Langkah kerja………………………………………………………………………………………………...........

D.    Pengemasan……………………………………………………………………………………………………..........

BAB IV: PENUTUP

A.    Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………

B.     Saran ……………………………………………………………………………………………………………………

C.     Hambatan…………………………………………………………………………………………………………….....

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerajian merupakan budaya tradisional yang sudah menjadi komoditas dan dapat

meningkatkan devisa negara. Ada kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan

motifnya tetapi juga ada yang mengubahnya sesuai kebutuhan pasar. Di Indonesia

bayak terdapat bahan-bahan yang dapat diciptkan menjadi kerajinan yang indah nan

cantik. Sebagai contoh, kerajinan bahan keras. Sampai sekarang kerajinan bahan

keras banyak di buat dan di perjualbelikan. Kerajian bahan keras dapat


dimanfaatkan dalam banyak hal, misalnya untuk benda hias maupun benda pakai.

Kerajinan bahan keras dibagi menjadi dua, yaitu:

·         Kerajinan bahan keras alami adalah kerajinan  yang bahan baku pembuatannya

masih berasal dari bahan alami. Contohnya seperti : kayu, bambu, biji-bijian, batu,

kerang, rotan, tulang, dan sebagainya.

·         Kerajian bahan keras buatan adalah karya kerajinan yang bahan bakunya sudah

melewati proses pengolahan oleh manusia. Contohnya adalah kaleng, logam, besi,

semen, kawat , dan sebagainya.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui fungsi produk dari bahan keras

2. Untuk mengetahui tenik pembuatan kerajinan bahan keras

3.     Untuk mengetahui langkah pembuatan produk kerajinan dari bahan keras.

C. Manfaat

1.      Siswa dapat mengetahui fungsi produk kerajinan bahan keras

2.    Siswa dapat mengetahui teknik pembuatan kerajinan bahan keras

3.     Siswa dapat mengetahui langkah pembuatan kerajinan bahan keras.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Kerajinan dari Bahan Keras

Karya kerajinan dari bahan keras adalah kerajinan yang bahan bakunya menggunakan

bahan yang keras, kerajinan ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu karya kerajinan

bahan keras alami dan karya kerajinan bahan keras buatan.

·         Kerajinan bahan keras alami adalah kerajinan  yang bahan baku pembuatannya

masih berasal dari bahan alami. Contohnya seperti : kayu, bambu, biji-bijian, batu,

kerang, rotan, tulang, dan sebagainya.


·         Kerajian bahan keras buatan adalah karya kerajinan yang bahan bakunya sudah

melewati proses pengolahan oleh manusia. Contohnya adalah kaleng, logam, besi,

semen, kawat, dan sebagainya.

B.     Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras

Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras. Teknik

tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat

digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan keras antara lain:

1.      Teknik Patri

Pematrian adalah suatu metode penyambungan bahan logam dibawah pengaruh panas

dengan pertolongan bahan tambah logam atau campuran logam. Bahan tambah (biasa

disebut patri) merupakan bahan logam atau campuran logam yang mudah melebur

karena mempunyai titik lebur dibawah titik lebur bahan logam yang akan di

sambungkan. Pematrian banyak digunakan pada sambungan konstruksi yang baik


untuk dipatri, namun tidak dapat di las. Pematrian dapat di pertimbangkan untuk di

terapkan pada kondisi-kondisi di bawah ini :

a. Sebagai pengganti pengelasan pada konstruksi bahan yang peka terhadap

suhu pengelasan yang tinggi, yang dapat mengakibatkan kerugian (mengubah

struktur bahan, menyebabkan pengerutan, pengoyakan, retak ataupun pecah).

b. Untuk menyambung logam yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja

dan kuningan, tembaga, logam keras.

c. Untuk menyambung benda kerja yang sangat kecil, sangat tipis atau

bentuknya istimewa dan tebalnya sangat berbeda.

d. Untuk pekerjaan perbaikan bagian yang sangat peka terhadap panas,

misalnya perkakas.

e. Untuk pengedapan (sambungan wadah, retak-retak, dan lain-lain).

2.      Teknik Cetak


Teknik cetak dapat di bagi menjadi 2 yaitu :

a. Teknik tuang berulang

Teknik ini menggunakan 2 keping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai

berulang kali sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini digunakan untuk mencetak

benda-benda yang sederhana, baik bentuk maupun hiasan nya.

b. Teknik tuang sekali pakai

Teknik ini digunakan membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasan nya

lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan

membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi dengan lilin, lalu ditutupi

lagi dengan tanah liat. Kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga

terbentuklah rongga. Dari rongga ini perunggu dapat dituang ke dalamnya.

Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga di peroleh benda

perunggu yang di inginkan.


3.      Teknik Grafir

Teknik grafir adalah teknik mengikis sebagian permukaan material dengan pola

tertentu, teknik grafir ini biasa digunakan untuk berbagai produk, seperti mulai dari

1. Trofi.

 2. Aksesori.

 3. Perhiasan dan hingga.

 4. Alat tulis.

Teknik grafir atau engraving secara umum dibagi menjadi 2 model yaitu sebagai

berikut:

a. Vector Engraving

Vector engraving adalah proses menggores garis dengan menggunakan laser untuk

menghasilkan pola garis 

b. Raster Engraving

Raster engraving adalah proses raster yang akan menghasilkan gambar dengan

gradasi, ketajaman gambar bervariasi tergantung pada material yang di gunakan,

yaitu 45 dpi–1.200 dpi.


4.      Teknik Etsa

Teknik etsa adalah teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan

tembaga. Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki kontur

yang halus. Teknik etsa adalah cara untuk membuang atau mengikis bagian yang

harus direndahkan dengan bahan kimia tertentu.

Bahan yang dapat digunakan untuk membuat negatif cetak dalam dengan teknik etsa

adalah berbagai jenis logam seperti diantaranya yakni sebagai berikut :

    1. Pelat tembaga

    2. Kuningan

    3. Aluminium dan

    4. Seng
5.      Teknik Bubut

Bubut adalah suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatan nya dilakukan

dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan

secara transisi sejajar dengan sumbu putar dai benda kerja. Gerakan putar dari

benda kerja disebut dengan gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat

disebut dengan umpan.

6.      Teknik Las

Pengelasan adalah teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian

logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa

logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinu.


7.      Teknik Ukir

Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan

benda yang di ukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain

sebagai berikut :

1. Ukiran tembus (krawangan).

2. Ukiran rendah.

3. Ukiran tinggi (timbul).

4. Ukiran utuh.

Karya seni ukir memiliki beberapa fungsi yaitu:

a. Fungsi Hias

Fungsi hias adalah ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak

memiliki makna tertentu.

b. Fungsi Magis

Fungsi magis adalah ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi

sebagai benda magis yang berkaitan erat dengan kepercayaan atau sering disebut

spiritual.

c. Fungsi Simbolis

Fungsi simbolis adalah ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi

menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.


d. Fungsi Konstruksi

Fungsi konstruksi adalah ukiran yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi sebagai

pendukung sebuah bangunan.

e. Fungsi Ekonomis 

Fungsi ekonomis adalah ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu

benda.

8.    Teknik Menganyam

Menganyam adalah salah satu teknik kerajinan dengan menyilang-nyilangkan bagian

lusi (arah vertikal) dengan bagian pakan (arah horizontal) hingga membentuk suatu

pola tertentu. Anyaman dapat dibagi menjadi empat (4) jenis yakni sebagai berikut :

a. Anyaman Silang Tunggal

Anyaman silang tunggal adalah anyaman yang memiliki dua arah sumbu yang saling

tegak lurus atau miring satu sama lainnya.

b. Anyaman Silang Ganda

Anyaman silang ganda adalah teknik menyisipkan dan menumpang dua benda pipih

yaitu pakan (arah horizontal) dan lusi (arah vertikal) yang berbeda arah.

c. Anyaman 3 Sumbu
Teknik anyaman ini memberi peluang untuk memperoleh hasil anyaman tiga sumbu

jarang dan anyaman tiga sumbu rapat, sedangkan anyaman tiga sumbu rapat dengan

pola bentuk heksagonal (segi enam beraturan) atau belah ketupat.

d. Anyaman 4 Sumbu

Teknik anyaman ini berprinsip menyisip dan menumpangkan benda pipih yaitu pakan

dan lusi secara satu sama lainnya berbeda arah. Hanya saja benda pipih yang

berbeda arah di sini makin banyak jumlahnya (empat buah sumbu). Jenis anyaman

empat sumbu termasuk jenis anyaman yang berlubang-lubang dengan bentuk pola

oktagonal (segi delapan beraturan).

BAB III
PEMBAHASAN

A.    Fungsi Produk Dari Bahan Keras

a. Benda pakai, adalah karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan

fungsinya. Unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

b. Benda hias, adalah karya kerajinan yang dibuat sebagai benda pajangan

atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek

kegunaan atau segi fungsinya.

B.     Teknik Pembuatan Kerajinan Bahan Keras

Teknik yang digunakan untuk membuat tempat tisu dari stik es krim ini adalah

teknik tempel. Dengan cara menempel dan merangkai stik es krim sedemikian

rupa, ditempel menggunakan lem G sehingga dapat membentuk tempat tisu

yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Langkah Pembuatan Kerajinan Bahan Keras (Tempat Tissu)


1.      Alat dan bahan

§  Stik es krim oval / sendok es krim (50 batang)

§  Lem G

§  Vernis

§  Kertas tissue

§  Kuas lukis

§  Plastic mika

§  Plester

2.      Langkah-langkah
§  Buat alas dengan cara menyilang menggunakan stik sebanyak 12

batang setinggi 3 susun.

§  Ambil stik sebanyak 3 batang unguk membuat dasar kipas, temple 2

batang stik diatas stik yang telah diberi lem.

§  Setelah dasar kipas selesai dilanjutkan dengan menempel stik bagian

kiri dan kanan, bagian atas agar direnggangkan dan bagian bawah

menempel.

§  Setelah langkah sebelumnya selesau dilanjutkan dengan menempel

stik bagian kiri dan kanan sebanyak 9-10 batang stik sehingga

membentuk sebuat kipas.

§  Kipas yang telah jadi ditempel pada alas (2 sisi).


§  Tempat tisu yang telah jadi kemudian diwarnai menggunakan politer

menggunakan kuas agar tampak mengkilap.

§  Tempat tisu dari stik es krim telah jadi, dan siap digunakan.

D. Pengemasan

Dalam pengemasan ini, saya menggunkan plastic mika untuk membungkus tempat

tissue, dan menggunakan plester untuk merekatkannya.

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Kerajinan bahan keras merupakan salah satu peluang kita untuk menjadi

wirausahanwan sejak dini karena kita dapat memulainya dengan cara yang

sederhana. Salah satunya ialah kerajinan bahan lunak dari stik es krim. Stik

es krim mudah ditemukan di mana saja, harganya pun juga terjangkau. Stik es
krim dapat dikreasikan menjadi bermacam-macam kerajinan yang dapat

menghasilkan uang.

B.     Saran

Kerajinan bahan keras dapat kita produksi untuk menjadi berbagai macam

kerajinan bahan keras. Dibutuhkan semangat dan kreatifitas untuk

melahirkan kerajinan bahan lunak yang digemari oleh banyak orang.

C.     Hambatan

Pada pembuatan kerajinan bahan keras ini, saya tidak menemukan banyak

hambatan hanya saja saat menempel stik es krim menggunakan lem G jika

tidak berhati-hati lem akan menempel pada tangan, dan saat mencat

menggunakan vernis jika belum kering lengket dan agak bau.

DAFTAR PUSTAKA

http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2016/01/kerajianbahankeras.html
http://farhanramadan19.blogspot.co.id/
http://destri4wandie.blogspot.co.id/2015/01/fungsi-produk-kerajinan-dari-bahan-
keras.html
http://zhahab.blogspot.co.id/2014/01/cara-membuat-kerajinan-tangan-
tempat.html
http://www.materibelajar.id/2016/05/teknik-membuat-kerajinan-dari-bahan.html

Anda mungkin juga menyukai