Judul : Sejarah Hidup Informan : Ibu Suliha (45) Lokasi : Desa Sukosari – Jatiroto - Lumajang Waktu/Tgl : 14:15/Senin, 01 November 2021 Ini adalah hari pertama saya untuk berkunjung kepada warga yang ada di sekitar posko tempat saya menginap, saya disana bersama dengan teman sekelas saya dan di damping oleh salah satu dosen yang bertugas untuk mendampingi mahasiswi IAI Syarifuddin yang melakukan kunjungan untuk memenuhi tugas PAR (Participation Action Research), sebelum saya melakukan kunjungan kepada masyarakat, kami melakukan pendalaman materi bersama dosen pendamping terlebih dahulu. Kemudian setelah itu, saya bersama 4 teman saya berjalan menuju arah utara, siang itu kebetulan cuaca lumayan bagus, ya tidak begitu panas dan juga tidak begitu mendung. Kami berlima terus berjalan menyusuri jalan itu, di sekitar kami terdapat rumah-rumah warga, dan tak lupa kami untuk menyapa warga yang ada di depan rumahnya, baik orangnya itu ketika sedang menyapu halaman, cangkruk an, dan bahkan juga ada beberapa kuli bangunan yang sedang bekerja. Setelah terus berjalan, akhirnya kita sampai di pertigaan terakhir, dimana di pertigaan inilah kami menyapa beberapa kuli bangunan dan juga 2 ibu-ibu yang berada dikiri jalan sedang menyapu halaman, kami menyapa mereka dengan sapaan “amit” dalam bahasa kami. Kemudian ada salah satu dari beberapa kuli bangunan itu menyapa kami, dia menanyai kami ingin pergi kemana, dan saya pun menjawab bahwa di sore itu kita hanya ingin berjalan-jalan di desa itu. Kemudian saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan, dan kami bertemu dengan ibu Suliha (45), kebetulan sekali waktu itu ibu suliha sedang merebahkan diri di depan warungnya sambil menatap kami yang sedang berjalan melewati depan warungnya. Dan setelah menyapa beliau saya dan teman-teman mampir di warungnya sambil membeli es dan sedikit cemilan, dan kami juga numpang istirahat karena sudah merasa lelah setelah melakukan perjalanan. Disitu kemudian kami berbincang-bincang dengan ibu suliha, di awal perbincangan beliau menceritakan asal kehidupannya dahulu, yang mana dulunya ia merantau di Surabaya sekitar 25 tahun dan beliau disana bekerja sebagai pegawai di pabrik rokok, ibu suliha juga bercerita kepada kami, bahwa ia mempunyai 2 orang anak, yang mana anak pertamanya sudah berkeluarga dan anak keduanya masih sekolah SMA. Selepas dari bercerita tentang jati dirinya dan anak-anaknya beliau juga bercerita tentang keadaan desa tersebut, yang mengatakan bahwa penduduk di desa itu mayoritas adalah pemelihara hewan ternak, seperti sapi dan kambing. Kemudian ibu suliha juga bercerita kepada kami, bahwa sebenarnya ia masih belum begitu faham terhadap keadaan di desanya itu sendiri karena terlalu lama ada di Surabaya, sedangkan ia kembali ke desa masih sekitar 5 tahunan, yang mana beliau pulang ke desanya itu pada tahun 2016 lalu. Selepas itu kami pun menanyakan bersama siapa saja ia tinggal dirumahnya, kemudian ibu itu menjawab, bahwa ia hanya tinggal bersama ibu dan anaknya saja. Setelah melakukan perbincangan yang dirasa sudah cukup lama, kami pun mohon pamit kepada ibu suliha untuk meninggalkan warung dan kembali melakukan apa yang menjadi tugas kami selanjutnya. FIELD NOTE Kode Field : SM/1.2 Judul : Musim Hujan Informan : Ibu Tosi (75) Lokasi : Desa Sukosari – Jatiroto - Lumajang Waktu/Tgl : 15.00/Senin, 01 November 2021 Setelah meninggalkan warung ibu suliha tadi, kami pun terus melakukan perjalanan kami sambil mengobrol di jalan, setelah agak jauh berjalan salah satu teman saya pun ingin membeli sosis goreng dan kemudian kami berjalan sambil mencari toko yang disana berjualan sosis. Akhirnya kami pun menemukan toko yang kami cari tersebut, dan kami pun mampir di toko itu. Sambil menunggu sosisnya di goreng tak lupa kami pun sambil berbincang dengan pemilik toko itu, ia bernama ibu Tosi (75), disana ia bercerita kepada kami bahwa yang mempunyai toko itu sebenarnya adalah anaknya, sedangkan ia hanya membantu menjaga tokonya saat anaknya sedang pergi keluar rumah. Ia juga bercerita kepada kami, bahwa ia tidak begitu paham dengan harga barang- barang yang ada di toko karena ia hanya sekedar membantu menjaga sebentar saja, ya meskipun yang sebenarnya ia tidak tahu itu hanya barang-barang tertentu saja, seperti misalnya kecap shachet yang ukuran sedang dan juga harga tepung kemasan beserta macam- macam nama tepungnya. Ibu tosi ini juga bercerita kepada kami mengenai musim hujan yang terjadi pada akhir-akhir ini, yang mana kata beliau hujan itu sering datang kadang bisa sampai sehari semalam tidak reda, dan itu juga bisa mengakibatkan banjir di desa yang ia tinggai. Bahkan dirumahnya pun juga menjadi korban banjir katanya, ya meskipun banjir di sekitar rumahnya itu hanya berupa genangan-genangan air yang naik sampai ke teras depan rumahnya. FIELD NOTE Kode Field : SM/1.3 Judul : Penyebab Banjir dan Penculikan Sapi Informan : Ibu Rina (35) Lokasi : Desa Sukosari – Jatiroto - Lumajang Waktu/Tgl : 15.30/Senin, 01 November 2021 Nah, pada saat kita sedang asik-asiknya menceritakan keadaan yang terjadi di desa sukosari yang di ceritakan oleh ibu tosi, kemudian datanglah ibu rina dari arah timur dengan mengendarai sepeda motornya. Beliau menyapa kami bertanya kami datang dari mana, lalu kami pun menjawab pertanyaan beliau, dan beliau juga bertanya kepada kami sedang asik ngobrolin apa dengan ibunya, dan spontan kami pun menjawab bahwa kami sedang asik bercerita mengenai banjir yang terjadi di desanya yang diakibatkan oleh hujan. Setelah mendengar jawaban dari saya dan teman-teman, kemudian ibu rina ini nyambung dengan cerita kami. Ia juga menceritakan hal lain yang menjadi penyebab terjadinya banjir, ia berkata kepada kami, bahwa sebenarnya yang menjadi penyebab awal terjadinya banjir adalah ketika adanya penimbunan lahan, yang mana pada awalnya lahan tersebut menjadi jalannya air untuk menuju selokan hingga ke sungai, dan dari situ juga selokannya sudah mulai dipenuhi dengan sampah-sampah akibat masyarakat sekitar juga membuang sampah di selokan tersebut. Dan dari situlah ketika hujan datang, selokan sudah tidak bisa menampung air hujan sehingga air tersebut meluap dan menggenang di desa tersebut sehingga mengakibatkan banjir di daerah bagian selatan, begitu kata yang diceritakan oleh ibu Rina. Dan ibu Rina ini juga bercerita bahwa di desa tersebut melakukan kerja bakti dalam rangka gotong royong membersihkan selokan hanya pada saat selokan itu sudah sangat dipenuhi oleh sampah dan sudah melihat akibatnya, yaitu pada saat banjir tadi. Akan tetapi, ibu rina juga berkata bahwa yang membersihkan selokan itu pun bukan karena suka rela warga di desa tersebut, melainkan karena kepala desa membayar mereka untuk membersihkan selokan yang dipenuhi sampah. Selain bercerita tentang banjir yang menimpa desanya tersebut, ibu Rina juga bercerita bahwa disana juga kerap terjadi pencurian sapi dan bahkan sepeda motor, yang di sebabkan oleh dekatnya dengan hari pemilu di desa tersebut. Ibu Rina juga bercerita bahwa pencurian sapi disana biasanya sapinya di angkut dengan mobil mewah, bahkan juga dengan ambulans. Setelah bercerita tentang pencurian sapi ini, kemudian ibu Rina mengambil sapu dan hendak menyapu terasnya yang habis dikotori oleh ayam, dan setelah itu pun kami berpamitan kepada ibu Rina dan juga ibu Tosi. Kemudian dari situ karena hari sudah dirasa sudah cukup dan kami pun belum melakukan sholat ashar, akhirnya kami memutuskan untuk kembali pulang ke posko kami, dan memilih untuk melakukan perjalanan riset kembali keesokan harinya. FIELD NOTE Kode Field : SM/2.1 Judul : Penyebab Banjir Informan : Ibu Riyama Lokasi : Desa Sukosari – Jatiroto - Lumajang Waktu/Tgl : 07.10/Selasa, 02 November 2021 Hari ini adalah hari kedua saya dan teman-teman melakukan kegiatan PAR, kami bangun pagi dan hendak melakukan riset yang ke 2. Jam 07.00 kami sudah melakukan sarapan pagi bersama-sama, kemudian setelah itu, kami berjalan-jalan pagi sambil menyapa beberapa warga yang sedang melakukan aktivitas, ada yang menyapu halaman, ada yang sedang berjualan dan ada juga yang sedang duduk santai di depan rumahnya. Kemudian kami menghamiri salah satu warung di depan MI, kemudian kami membeli kerupuk petis disana, sambil berbincang dengan ibu riyama. Ibu riyama ini menanyai asal saya dan teman-teman. Lalu saya menjawab bahwa kami semua dari kampus IAI Syarifuddin, kemudian ibu riyama bercerita kepada kami bahwa dia mempunyai keponakan yang juga kuliah di IAI Syafuddin yang mana keponakannya ibu riyama ini dulunya menetap di pondok pesantren. Tak lama kemudian ibu riyama ini juga bercerita mengenai keadaan di desa sukosari ini, yang mana beliau mengatakan bahwa desa sukosari sudah menjadi desa yang aman, pada saat kepala desa nya sudah ganti dengan kepala desa yang baru, beliau juga bercerita kepada kami, bahwa kepala desa di desa sukosari ini orangnya sangat penuh dengan tanggung jawab dan juga sangat peduli terhadap masyarakatnya. Ibu riyama juga bercerita kepada saya dan teman-teman bahwa pada saat musim hujan seperti saat ini sering menyebabkan desanya terjadi banjir, yang mana tak lain ibu riyama ini termasuk salah satu korban yang rumahnya sering di datangi banjir tersebut, ia bercerita kepada saya dan teman-teman bahwasanya ketika hujan datang, banjir yang menimpa rumahnya tinggi airnya bisa mencapai tinggi ranjang yang ada di rumahnya, dan hal itu membuat ibu riyama ini sangat resah sekali. Ia juga bercerita bahwa apabila banjir itu melanda rumahnya, air yang menggenang juga kemungkingan 2 hari baru bisa surut. Menurut pengakuan ibu riyama ini, banjir itu disebabkan karena adanya tumpukan sampah yang menggenang di selokan-selokan tempat saluran air itu mengalir menuju sungai. Hal itu di akibatkan masyarakat yang kurang kesadarannya, sehingga mereka seenaknya membuang sampah di selokan tersebut sampai pada akhirnya menyebabkan terjadinya banjir. Kemudian setelah berbincang mengenai hal tersebut kemudian ibu riyama pun melayani anak- anak MI yang sedang membeli jajanan kepada beliau, setelah itupun kami mohon diri untuk berpamitan kembali ke posko kepada ibu riyama. FIELD NOTE Kode Field : SM/2.2 Judul : Hewan Ternak Informan : Bapak Embi Lokasi : Desa Sukosari – Jatiroto - Lumajang Waktu/Tgl : 08.00/Selasa, 02 November 2021 Dalam perjalanan kami pada saat akan kembali ke posko, saya dan teman-teman bertemu dengan bapak-bapak paruh baya (Bapak Embi) sedang menjemur padi di depan rumahnya, kemudian kami menghampiri beliau dan menyapa beliau, dan beliaupun juga mempersilahkan kami untuk mampir, nah kami pun mampir untuk duduk di teras rumahnya sambil menikmati angin yang bertiup sepoi-sepoi ke arah kami. Disana kami berbicara mengenai suasana yang pas sekali untuk menjemur padi, lalu bapak embi pun bercerita bahwa padi yang ia jemur sebenarnya bukanlah dari hasil tani beliau, melainkan hasil dari mengambil sisa-sisa padi yang sudah ditinggalkan oleh pemilik sawah, biasanya dalam bahasa kami, hal tersebut dikenal dengan istilah ngasak. Bapak embi pun becerita bahwa yang mencari sisa padi tersebut adalah Mak Embi (isteri Bapak Embi). Setelah bercerita tentang riwayatnya tersebut, bapak Embi kemudian bercerita kepada kami, bahwa rata-rata warga setempat itu memelihara sapi, kambing dan juga domba. Bukan hanya itu saja, bahkan bapak Embi pun menunjukkan kepada kami rumah mana saja yang memelihara sapi dan domba tadi. Dan memang setelah ditunjukkan, lumayan banyak sekali warga sekitar yang memelihara hewan ternak seperti sapi dan domba tersebut. Setelah bercerita tentang kehidupan di sekitarpun bapak Embi kembali mengurus padinya yang sedang di jemur, dan karena jam sudah menunjukkan jam 08.30 akhirnya kami pun berpamitan kepada bapak Embi untuk kembali ke posko kami.