Anda di halaman 1dari 2

SECONDARY SURVEY Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :

- Takipnue dan takikardi yang merupakan


gejala nonspesifik
- Batuk yang tidak adekuat, penggunaan otot
Pemeriksaan diagnostic bantu napas, dan pulsus paradoksus dapat
1. Analisa gas darah menandakan risiko terjadinya gagal napas
Membedakan gambaran kemajuan - Pada funduskopi dapat ditemukan papil
hipoksemia (penurunan PaO2 edema akibat hiperkapnia atau vasodilatasi
meskipun inspirasi meningkat). cerebral
Hiperkarbia dapat terjadi pada tahap - Pada paru ditemukan gejala yang sesuai
awal inspirasi meningkat). Hiperkarbia dengan penyakit yang mendasari.
dapat terjadi pada tahap awal - Bila hipoksemia berat, dapat ditemukan
berhubungan dengan kompensasi sianosis pada kulit dan membrane mukosa.
hiperventilasi. Hiperkarbia Sianosis dapat diamati bila konsentrasi
menunjukkan kegagalan ventilasi hemoglobin yang mengalami deoksigenasi
- Hb : dibawah 12 gr% pada kapiler atau jaringan mencapai 5 g/dL
- Analisa gas darah - Disapnue dapat terjadi akibat usaha bernapas,
Ph dibawah 7,35 atau di atas 7,45 reseptor vagal, dan stimuli kimia akibat
PaO2 dibawah 80 atau diatas 100 hipoksemia atau hiperkapnia
mmHg - Kesadaran berkabut dan somnolen dapat
- Saturasi O2 kuramg dari 90% terjadi pada kasus gagal napas. Mioklonus
2. Foto rontgen dada dan kejang dapat terjadi pada hipoksemia
3. Tes fungsi paru berat. Polisitemia merupakan komplikasi
lanjut dari hipoksemia
- Hipertensi pulmoner biasanya terdapat pada
gagal napas kronik. Hipoksemia
alveolar yang disebabkan oleh hiperkapnia
menyebabkan konstriksi arteriol
pulmoner
- Terdenganr suara nafas tambahan gargling,
snoring, Growing dan whizing

Penatalaksanaan
1. Atasi Hipoksemia: Terapi Oksigen
2. Atasi Hiperkapnia: Perbaiki ventilasi
- Perbaiki jalan nafas
- Bantuan Ventilasi: Face mask, ambu
bag
- Ventilasi Mekanik
3. Fisioterapi dada
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Kriteria hasil
1. Batuk efektif meningkat
Pola nafas tidak efektif 2. Produksi sputum menurun
Kriteria hasil 3. Wheezing menurun
1. Dyspnea menurun 4. Dyspnea menurun
2. Penggunaan otot bantu napas 5. Ortopnea menurun
menurun 6. Sulit bicara menurun
3. Ortopnea menurun 7. Sianosis menurun
4. Pemanjangan fase ekspirasi menurun 8. Gelisah menurun
5. Pernapasan pursed lip menurun 9. Frekuensi napas membaik
6. Pernapasan cuping hidung menurun 10. Pola napas membaik
7. Frekuensi napas membaik Tindakan keperawatan
8. Kedalaman napas mebaik 1. Observasi
9. Ekskursi dada menurun  Monitor pola napas
Tindakan keperawatan (frekuensi, kedalaman, usaha
1. Observasi napas)
a. Monitor frekuensi, irama,  Monitor bunyi napas
kedalaman, dan upaya napas tambahan (mis. Gurgling,
b. Monitor pola napas (seperti mengi, weezing, ronkhi kering)
bradipnea, takipnea,  Monitor sputum (jumlah,
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne- warna, aroma)
Stokes, Biot, ataksik0 2. Terapeutik
c. Monitor kemampuan batuk efektif  Pertahankan kepatenan
d. Monitor adanya produksi sputum jalan napas dengan head-tilt dan
e. Monitor adanya sumbatan jalan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
napas trauma cervical)
f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru  Posisikan semi-Fowler
g. Auskultasi bunyi napas atau Fowler
h. Monitor saturasi oksigen  Berikan minum hangat
i. Monitor nilai AGD  Lakukan fisioterapi dada,
j. Monitor hasil x-ray toraks jika perlu
2. Terapeutik  Lakukan penghisapan
a. Atur interval waktu pemantauan lendir kurang dari 15 detik
respirasi sesuai kondisi pasien  Lakukan hiperoksigenasi
b. Dokumentasikan hasil pemantauan sebelum
3. Edukasi  Penghisapan endotrakeal
a. Jelaskan tujuan dan prosedur  Keluarkan sumbatan
pemantauan benda padat dengan
b. Informasikan hasil forsepMcGill
pemantauan, jika perlu  Berikan oksigen, jika
perlu
3. Edukasi
 Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
 Ajarkan teknik batuk
efektif
4. Kolaborasi

Anda mungkin juga menyukai