Anda di halaman 1dari 3

Mutiara Febrianti Ambarita

190424964
Perekonomian Indonesia (Analisis data neraca pembayaran internasional)
Neraca pembayaran Indonesia pada kuartal I tahun 2020,
transaksi berjalan membaik secara signifikan dengan defisit
yang menyempit menjadi USD3,9 miliar (1,4% PDB), dari
defisit kuartal IV 2019 yang sebesar USD8,1 miliar (2,8%
PDB). Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca
perdagangan barang dan penurunan defidit neraca jasa dan
neraca pendapatan primer dengan didukung oleh penurunan impor barang yang lebih dalam dari
penurunan ekspor, sejalan dengan melambatnya perekonomian domestik sebagai dampak
meluasnya pandemic Covid-19. Pada grafik 1 garis berwarna hijau menunjukan penurunan
neraca secara keseluruhan dimana mengalami penurunan secara drastis dikarenakan adanya
pandemik Covid-19 yang menyebabkan pemasukan dalam aspek perekonomian menurun karena
para wisatawan mancan negara yang berkunjung kurang dan penggunaan jasa travel yang
berkurang. Sedangkan garis berwarna hitam menunjukkan devisa cadangan dimana mengalami
sedikit penurunan dari tahun sebelumnya yang bernominal USD120 miliar dan dapat menutupi
hutang negara selama 7 bulan. Sedangkan bar berwarna merah menunjukkan transaksi modal
yang mengalami penurunan drastic di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global
yang menyebabkan adanya penurunan wisatawan yang datang berkunjung. Transaksi modal dan
finansial mencatat defisit sebesar 2,9 miliar dolar AS, terutama dipengaruhi oleh defisit investasi
portofolio, setelah pada kuartal sebelum mencatat surplus sebesar 12,6 miliar dolar AS, hal ini
dipicu besarnya aliran modal keluar akibat kepanikan pasar keuangan global terhadap pandemic
Covid-19, dengan perkembangan tersebut NPI kuartil I 2020 mencatat defisit sebesar 8,5 miliar
dolar AS, dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2020 tercatat sebesar 121,0 miliar dolar
AS, hal ini setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta
berada di atas standar kecukupan internasional. Sedangkan bar berwarna biru menunjukkan
transaksi berjalan yaitu defisit neraca TB pada kuartal I 2020 tercatat sebesar USD 3,9 miliar
(1,4% terhadap PDB) membaik dari kuartal sebelumnya, sejalan dengan penurunan impor yang
lebih dalam daripada ekspor, baik untuk komoditas migas dan non migas (mengurangi kegiatan
mengeskpor barang dan lebih memperbanyak kegiatan impor untuk mengurangi kontak dengan
negara lain dengan maksud mengurangi penyebaran Covid-19). Perbaikan defisit TB pada
kuartal dibantu dengan peningkatan kinerja neraca perdagangan barang, neraca jasa, dan neraca
pendapatan primer yang mampu mengkompensasi pemburukan neraca pendapatan sekunder.
Dengan langkah stabilisasi dan penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia, berkoordinasi erat
dengan Pemerintah dan Otoritas (OJK), aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestic
kembali membaik. Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mecermati dinamika perokonomian
global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna
menjaga stabilitas perekonomian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan
otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sector eksternal.

Gambar di samping adalah kuartal II 2020, di tengah kontraksi


perekonomian dunia, Neraca Pembayaran Indonesi (NPI) mencatat
surplus cukup tinggi pada kuartal ini sehingga dapat menangani
stabilitas sector eksternal. Tercatat sebesar USD9,2 miliar,
didukung oleh berkurangnya defisit transaksi berjalan (TB) dan
peningkatan surplus transaksi modal dan finansial (TMF). Sejalan
dengan surplus NPI tersebut, posisi cadangan devisi meningkat dari USD 121,0 miliar pada
akhir triwulan I 2020 menjadi USD131,7 miliar pada akhir kuartal laporan , cukup untuk
membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,1 bulan,
serta berada di atas standar kecukupam internasional sebesar 3 bulan impor.

Pada grafik neraca pembayaran Indonesia kuartal II ini pada garis hijau menunjukkan neraca
keseluruhan yang mengalami peningkatan yang didukung oleh perbaikan kinerja yang
memperbaiki perekonomian Indonesia setelah di serang oleh pandemik Covid-19. Pada kuartal II
2020, defisit TB tercatat sebesar USD 2,O miliar (1,2 % terhadap PDB), lebih rendah dibanding
dengan defisit kuartal I 2020 sebesar USD 3,7 miliar (1,4 % dari PDB). Hal ini didukung oleh
surplus neraca barang serta perbaikan defisit dari neraca pendapatan primer. Surplus neraca
perdagangan barang disebabkan oleh turunnya impor sejalan dengan lemahnya permintaan
domestik dan berkurangnya kebutuhan untuk kegiatan ekspor. Kinerja ekspor melambar
dibanding dengan kuartal sebelumny seiring dengan lemahnya permintaan dan kontraksi harga
komoditas ekspor utama. Penurunan pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal II 2020
berdampak pada menurunnya imbal hasil investasi atas kepimilikan saham perusahaan dan
penyempitan defisit neraca pendapatan primer. Sedangkan garis berwarna hitam menunjukkan
devisa cadangan yang mengalami peningkatan juga yang didukung oleh peningkatan arus masuk
neto investasi portofolio melalui penerbitan obligasi global korporasi dan pemerintah serta
peningkatan obligasi global korporasi dan pemerintah serta peningkatan arus masuk pada Surat
Utang Negara (SUN) berdenomunasi rupiah.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2020 mencatat surplus cukup signifikan
dibandingkan dengan kuartal I, sejalan dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
Surplus transaksi modal dan finansial tercatat sebesar USD 10,5 miliar terutama berasal dari
aliran masuk neto investasi portofolio dan investasi langsung, setelah pada kuartal I mencatat
defisit USD3,0 miliar. Aliran masuk investasi portofolio meningkat dalam bentuk penerbitan
global bond oleh Pemnerintah dan korporasi serta pembelian Surat Utang Negara (SUN).
Berlanjutnya aliran masuk modal asing tersebut dipengaruhi oleh likuiditas global yang
meningkat, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, dan terjaganya
keyakinan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Investasi langsung turut
menyumbang surplus pada neraca transaksi modal dan finansial, meskipun relatif melambat
dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya, sejalan dengan kontraksi ekonomi
domestik. Transaksi investasi lainnya mengalami defisit dipengaruhi oleh pola kuartalan
meningkatnya pembayaran pinjaman luar negeri yang jatuh tempo

Anda mungkin juga menyukai