Anda di halaman 1dari 2

Mutiara Febrianti Ambarita 190424964/Kelas D

Tugas Etika Bisnis dan Profesi


Analisis Kasus Etika Bisnis pada Kasus PT Tirta Fresindo Jaya

Pada kasus ini, PT Tirta Fresindo Jaya melanggar prinsip-prinsip etika dalam
berbisnis. Prinsip utilitarianisme yaitu PT Tirta Fresindo Jaya yang dari sudut masyarakat,
masyarakat Kecamatan Cadasari ini tidak mendapatkan keuntungan dan bahkan mengalami
kerugian karena dengan didirikannya pabrik minuman berkemasan itu menimbun delapan
mata air yang mengalir dari Gunung Karang. Padahal Kecamatan Cadasari dalam kawasan
resapan air dan kawasan lahan pertanian berkelanjutan (LP2B). Selanjutnya, prinsip hak dan
kewajiban pada kasus ini PT Tirta Fresindo Jaya yaitu melanggar terkhusus bagi warga
sekitar Kecamatan Cadasari, karena tanpa perundingan terlebih dahulu dengan warga sekitar.
Terutama Kecamatan Cadasari ini sebagian besar merupakan petani, jadi lahan serta sumber
mata air sangat menjadi ancaman bagi mereka. PT Tirta Fresindo Jaya juga melanggar
prinsip keadilan dan kesamaan yaitu masyarakat tidak diperlakukan sesuai dengan tidak
adil karena dengan dibangunnya pabrik ini banyak merugikan Kecamatan Cadasari. Dalam
hal ini sumber mata air serta lahan pertanian Kecamatan Cadasari seharusnya digunakan
sebesar-besarnya untuk keadilan dan kesejahteraan masyarkat. Pada etika memberi
perhatian, PT Tirta Fresindo Jaya tidak menunjukkan adanya hubungan yang terjalin baik
antara perusahaan dan masyarakat Kecamatan Cadasari. PT Tirta Fresindo Jaya tidak
memperhatikan kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan dari masyarakat. Prinsip
memadukan keempat prinsip sebelumnya, PT Tirta Fresindo Jaya terlihat tidak ada
memperhatikan prinsip-prinsip tersebut dan melanggar. Prinsip etika kebaikan yaitu
memertimbangkan aspek kebaikan seperti kejujuran, keberanian, keteguhan, integritas, belas
kasih, dan pengendalian ini, PT Tirta Fresindo Jaya sejak awal tidak jujur bahwa akan
membuat pabrik dan bahkan menimbun delapan mata air yang selama bertahun-tahun
digunakan masyarakat sekitar; petani maupun peternak, termasuk pesantren untuk bertani dan
kebutuhan sehari-hari.
Menurut saya, Kasus PT Tirta Fresindo Jaya harus mendapat tindakan yang tepat dan
tegas dengan tujuan tidak merugikan kedua pihak yaitu dari sisi perusahaan yaitu PT Tirta
Fresindo Jaya dan masyarata Kecamatan Cadasari. Pemerintah daerah Pandeglang dan
Serang harus mengambil tindakan untuk menghentikan aktivitas PT Tirta Fresindo Jaya dan
lebih memperhatikan hak-hak dari masyarakat Kecamatan Cadasari. Dalam hal ini juga pihak
Kementrian PUPR terutama dalam bidang perairan juga harus menghentikan PT Tirta
Fresindo Jaya dalam penyusunan kebijakan yang dilakukan tanpa terbuka dengan masyarakat
setempat tersebut dengan menghindari terjadinya Swastanisasi yang dilakukan oleh PT Tirta
Fresindo Jaya secara diam-diam dengan oknum yang ada di masyarakat Kecamatan Cadasari
demi keuntungan pribadi yaitu dengan melalui RUU Sumber Daya Air. Selain itu pemerintah
pusat dan juga daerah seperti Presiden, Gubernur dan juga Bupati dapat memperhatikan dan
memenuh, menegakkan dan menghormati hak-hak dasar warga Kecamatan Cadasari atas
sumber daya alam yang dimiliki desa tersebut seperti, masyarakat yang sebagian besar
bermata pencaharian sebagai petani yang sangat mengandalkan kekayaan alam desa mereka
terutama mata air. Kasus ini PT Tirta Fresindo Jaya ke depannya harus lebih memperhatikan
dan menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis dalam melakukan aktivitas bisnis agar
memperkecil pelanggaran-pelanggaran yang merugikan masyarakat sekitar. Prinsip-prinsip
ini diharapkan dapat menjadi pedoman sebuah perusahaan atau kelompok dalam melakukan
kegiatan bisnis dan tetap menguntungkan semua pihak yang bersangkutan dalam proses
bisnis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai