Anda di halaman 1dari 2

Masyarakat menolak AMDAL Tambang di Manggarai Timur

Sebagai perusahaan yang mengeksplorasi kekayaaan alam Indonesia, sepatutnya menjalankan


kewajibannya sesuai peraturan yang berlaku dan bahkan memberikan dampak positif yang besar bagi
masyarakat sekitar. Di Kabupaten Manggarai Timur Kecamatan Lamba Leda Provinsi Nusa Tenggara
Timur, PT. Istindo Mitra perdana melakukan penambangan namun membiarkan lubang bekas
penambangan begitu saja, tidak mereklamasi sesuai peraturan yang ada. Hal ini membuat masyarakat
kecewa, bukan saja terhadap perusahaan tersebut, namun juga terhadap pemerintah daerah setempat
yang tidak memberikan pengawasan dengan baik sesua Undang-Undang No.4 tahun 2009. Pemerintah
dan perusahaan seolah-olah mengabaikan peraturan yang berlaku.
Perusahaan yang sama yaitu PT. Istindo Mitra Perdana hendak melakukan penambangan dilain
kecamatan dikabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat melakukan sosialisasi
terhadap masyarakat, penolakan yang justru dilontarkan oleh masyarakat lantaran belajar dari apa
yang terjadi di kecamatan Lamba Leda. Dari hal tersebut dapat dipahami sesuai dengan Undang-
Undang No.4 tahun 2009 pasal 3, yang berisi tentang tujuan pengelolaan mineral dan batubara
bahwasanya industri terkait haruslah menjamin manfaat, efektivitas, ketersediaan,
menumbuhkembangkan pelaksanaan, pertambangan, serta mineral dan batubara secara berkelanjutan
dan berwawasan. Serta meningkatkan pendapat masyarakat lokal, daerah, maupun negara agar kelak
terjaga kelestarian alam, serta kepercayaan masyarakat terhadap industry terkait.
Selain itu perusahaan tersebut hendaknya pula mematuhi peraturan pemerintah No.78/2010 pasal
3, yang berisi bahwa pelaksanaan reklamasi oleh industri ataupun perusahaan terkait harus memenuhi
kriteria eksplorasi IUPK, wajib dengan prinsip perlindungan, serta pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan, serta kesehatan dan keselamatan kerja. Dan juga pelaksaan reklamasi dan
pascatambang haruslah memenuhi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta konservasi mineral dan batubara. Dari
rangkaian tersebut maka, wajib hukumnya bagi perusahaan PT. Istindo Mitra melakukan reklamasi
dan perbaikan terhadap bekas penambangan tersebut, dan juga memastikan kepada masyarakat,
sehingga dapat timbul rasa percaya masyarakat terhadap perusahaan tersebut.

Sementara itu masyarakat menolak AMDAL tambang di Manggarai Timur tersebut dikarenakan
beberapa alasan : yaitu yang pertama, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dan Pemerintah
Provinsi NTT telah melaksanakan kegiatan konsultasi publik terkait dengan penyusunan dokumen
Amdal pembangunan batu gamping di Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten
Manggarai Timur, NTT. Yang kedua, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dan Pemerintah
Provinsi NTT telah melaksanakan kegiatan konsultasi publik terkait dengan penyusunan dokumen
Amdal pembangunan batu gamping di Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten
Manggarai Timur, NTT. Yang ketiga, Masyarakat Diaspora Manggarai dan Serikat Pemuda
Manggarai menolak Amdal penambangan batu gamping  dan sudah menyurati KLHK  terkait rencana
penambangan batu gamping dan pembangunan pabrik semen dan berencana melakukan gugatan
hukum. Dan alasan yang terakhir yaitu, KLHK merespon keberatan masyarakat dan meminta Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi NTT dan Kabupaten Manggarai Barat berkonsultasi dengan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perindustrian serta Badan Geologi Kementerian
Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Koordinator Perwakilan Masyarakat Diaspora Manggarai Raya, NTT, Flory S. Nggagur


memberikan surat tanggapan keberatan dan penolakan Amdal kepada Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan sebanyak 11 orang pemilik lahan di lokasi tambang belum
termasuk lingkar tambang memberi kuasa kepada pihaknya. Serikat Pemuda Nusa Tenggara Timur
(SP NTT) Jabodetabek juga mengatakan proses studi Amdal yang dilakukan oleh Pemprov NTT dan
Pemkab Matim tidak transparan dikarenakan mereka tidak terbuka kepada publik dan tidak berdiri
secara independen karena suara masyarakat menolak tambang seakan diacuhkan tanpa
diakomodasikan terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai