Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 7

MADE PUTRI DEWI (04) (2007511048)


PANDE KOMANG AYU CITRA PRATIWI (32) (2007511255)
I GEDE WAHYU INDRAYANA (33) (2007511261)
I KADEK AGUS ARI SAPUTRA (34) (2007511265)
STUDI KASUS
PELANGGARAN ETIKA PT. TIRTA FRESINDO JAYA

STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH


PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG BATU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PEMILIHAN LOKASI PABRIK PT. SUNG CHANG
INDONESIA CABANG KOTA BANJAR
STUDI KASUS I
PELANGGARAN ETIKA PT. TIRTA
FRESINDO JAYA
PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Prinsip-prinsip bisnis yang baik adalah sebagai
berikut:
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
Prinsip Otonomi
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.
Prinsip Kejujuran

Tujuan: Prinsip Keadilan


Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis
mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang
Prinsip Saling
baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh Menguntungkan
semua orang yang mempercayai adanya dimensi
etis dalam dunia bisnis.
Integritas Moral
PROFIL PERUSAHAAN
Beberapa divisi bisnis PT. Mayora Indah Tbk. adalah
sebagai berikut:
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan)
didirikan pada tahun 1977 dengan
pabrik pertama berlokasi di Divisi Biscuit
Tangerang. Kemudian menjadi
perusahaan publik pada tahun 1990.
Divisi Wafer
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya,
kegiatan usaha PT. Mayora Indah Tbk.
diantaranya adalah dalam bidang Divisi Kembang gula
industri.

Divisi Kopi

Divisi Coklat

Divisi Makanan kesehatan

Divisi Beverage
PERMASALAHAN & PEMBAHASAN MASALAH

Menyikapi tuntutan warga, pihak DPRD Banten akhirnya


Permasalahan antara warga dengan PT Tirta
mengeluarkan pokok-pokok pikiran yang beberapa
Fresindo Jaya yang merupakan salah satu anak
diantaranya;
perusahaan Mayora Group ini bermula pada
tahun 2012. Waktu itu pihak PT Tirta Fresindo 1. PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati
Jaya datang ke dua wilayah yakni di Kecamatan
Pandeglang atas nama Erwan Kurtubi No. 0454/1669-
Baros, Serang dan Kecamatan Cadas Sari,
BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal
Pandeglang dan berencana akan membangun
gudang diwilayah tersebut. Namun dengan penghentian kegiatan investasi PT. Tirta Fresindo Jaya.
seketika, izin areal tersebut berubah menjadi
pabrik pengelolaan air minum kemasan setelah 2. PT. Tirta Fresindo Jaya agar segera menghentikan
mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan Tata aktivitas kegiatannya.
Wilayah melalui SK No. 600/548.b/SK-
DTKP/XII/2013 yang imbasnya adalah sumber 3. Kepada Bupati Pandeglang yang saat ini dijabat oleh
mata air yang biasa digunakan warga untuk Irna Narulita dan Jajaran SKPD terkait Pemda
kegiatan sehari-hari menjadi turun drastis. Pandeglang untuk segera dapat mengambil langkah-
langkah guna menghentikan kegiatan PT. Tirta Fresindo
Jaya.

4. Kepada aparat kepolisian agar dapat membantu untuk


menghentikan kegiatan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora
Group) dilokasi sebagai mana maksud.
PELANGGARAN ETIKA BISNIS PT. TIRTA FRESINDO JAYA
Terjadi indikasi pelanggaran Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya diantara
bukti-buktinya adalah sebagai berikut:

a. Mengacu konstitusi agraria di Indonesia, bahwa bumi, termasuk tanah, air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya, merupakan sumber kekayaan agraria yang harus dilindungi oleh Negara dan diperuntukkan sebesar-
besarnya untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat oleh karena itu seharusnya PT. Tirta Fresindo Jaya tidak
melakukan eksploitasi dan privatisasi sumber mata air uang merupakan sumber kekayaan yang menyangkut hajat
hidup orang banyak.

b. Warga Cadas Sari dan Baros yang sebagian besar merupakan petani telah dijamin oleh UU No. 19/2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (UU Perlintan) dalam bentuk kepastian hak atas tanah dan lahan
pertaniannya namun hak telah oleh PT. Tirta Fresindo Jaya.

c. Hak agraria petani Cadas Sari – Baros yang dilindungi UU No.41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan telah direnggut oleh PT. Tirta Fresindo Jaya dimana seharusnya aktivitas pembangunan
lainnya harus menjamin perlindungan fungsi lahan pertanian yang ada.
Adapun solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya
terhadap masyarakat agar masalah ini bisa segera terselesaikan adalah:

a. Jajaran kepolisian yakni Polda Banten dan


Polres Pandeglang agar segera Membebaskan
tiga orang warga Cadas Sari – Baros yang telah
ditetapkan sebagai tersangka tanpa proses
hukum yang jelas.

b. Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polres


Pandeglang untuk segera memproses
tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan
oleh PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group)
yang telah merampas hak-hak agraria warga
Cadas Sari – Baros.

c. PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat


Bupati Pandeglang ( Erwan Kurtubi) No. 0454/1669-
BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal
penghentian kegiatan investasi PT. Tirta Fresindo
Jaya (Mayora Group).
STUDI KASUS II
STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN
BERMASALAH PT. BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG BATU
PENGERTIAN PERBANKAN

Perbankan adalah industri yang menangani uang tunai, kredit, dan


transaksi keuangan lainnya. Perbankan didefinisikan sebagai kegiatan bisnis
dalam menerima dan menjaga uang yang dimiliki oleh individu dan entitas
lain, dan kemudian meminjamkan uang ini untuk melakukan kegiatan
ekonomi seperti menghasilkan untung atau sekadar menutupi biaya
operasional.

Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem


perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam. Perkembangan
perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan
pertumbuhan dan eksistensi ekonomi syariah. Berdasarkan data Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), aset perbankan syariah dan industri keuangan non
bank syariah tumbuh membaik. Pada November 2017, aset perbankan
syariah tumbuh 11,09 persen, disamping itu sukuk korporasi dan reksadana
syariah masing – masing meningkat 34,18 persen dan 65,33 persen.
TABEL 1.1
Perbandingan Pembiayaan Bermasalah Tersebut
PEMBIAYAAN BERMASALAH Dari Segi Produktivitasnya (Performance).

Dalam berbagai peraturan yang diterbitkan Bank


Indonesia tidak dijumpai pengertian dari “pembiayaan
bermasalah”. Begitu juga istilah Non PerformingFinancings
(NPFs) untuk fasilitas pembiayaan maupun istilah Non
Performing Loan (NPL) untuk fasilitas kredit tidak dijumpai
dalam peraturan-peraturan yang diterbitkan Bank Indonesia.
Namun dalam setiap Statistik Perbankan Syariah yang
diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank
Indonesia dapat dijumpai istilah Non Performing Financings
(NPFs) yang diartikan sebagai “pembiayaan Non Lancar dari
kurang lancar sampai dengan macet”.
PROFIL PERUSAHAAN

PT. Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 25


Oktober 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 1
November 1999. Modal dasar pendirian Bank Syariah
Mandiri sebesar Rp. 2,5 triliun rupiah dengan modal
disetor sebesar Rp. 1,5 triliun rupiah. Saat ini Bank Syariah
Mandiri telah memiliki total kantor cabang mencapai 1.171
kantor, di luar cabang unit bisnis mikro. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 977 unit berstatus Kantor Cabang (KC)
dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) serta 194 unit berupa
Kantor Kas (KK) yang semuanya tersebar di 33 provinsi di
Indonesia. Selain itu Bank Syariah Mandiri juga memiliki
jaringan ATM sejumlah 220 ATM Syariah Mandiri, 4.795
ATM Mandiri, 20,487 ATM Bersama (termasuk ATM
Mandiri dan ATM BSM), 14.403 ATM Prima, 121.743 unit
EDC BCA, 7.053 ATM BCA dan & 7.435 unit Malaysia
Electronic Payment System (MEPS). Sampai saat ini,
hampir 100% saham BSM masih milik Bank Mandiri. ”.
POKOK PERMASALAHAN
Ada ada dua faktor yang menyebabkan pembiayaan
b e r m a s a l a h d i P T. B a n k S y a r i a h M a n d i r i KC P B a t u :

INTERNAL
EKSTERNAL Merupakan faktor
yang terjadi didalam
perusahaan
Merupakan faktor-
faktor yang berada di
luar kekuasaan
manajemen perusahaan
Dari hasil wawancara dengan pihak PT. Bank Syariah Mandiri, yaitu
dengan Ibu. Dinar A. Kartikasari sebagai salah satu pegawai pada
bagian CBRM, mengatakan bahwa faktor penyebab pembiayaan
bermasalah sendiri antara lain:

1 . Ke a d a a n E ko n o m i N a s a b a h

2 . Ke l e m a h a n Ka ra k t e r

3. M u s i b a h G a ga l Pa n e n

4 . M a s a l a h Ke l u a rga
PEMECAHAN
MASALAH

RESCHEDULING 01 02 RECONDITIONING
(PENATAAN
KEMBALI)

RESTRUCTURING 03 04 EKSEKUSI
(PENARIKAN
JAMINAN)
STUDI KASUS III
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN LOKASI PABRIK PT. SUNG CHANG
INDONESIA CABANG KOTA BANJAR
PEMILIHAN LETAK
PERUSAHAAN
Letak perusahaan adalah tempat
dimana perusahaan melakukan
kegiatannya sehari-hari. Sedangkan
istilah Tempat Kedudukan Perusahaan
dapat diartikan sebagai tempat kantor
pusat. Kedua hal ini perlu mendapat
perhatian bagi perusahaan, sebab salah
memilih suatu lokasi perusahaan, akan
mengakibatkan suatu kerugian bagi
perusahaan.
FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN
LOKASI USAHA
Mengingat pentingnya
lokasi usaha bagi kegiatan
usaha apapun, sehingga dalam
memilih lokasi usaha harus
dengan penuh pertimbangan.
Menururt Eddy Herjanto
(2007:127) dalam mendapatkan
lokasi suatu perusahaan/pabrik
yang tepat, perlu untuk
memperhatikan faktor-faktor
yang berkaitan dengan kegiatan
usaha perusahaan.
PROFIL PERUSAHAAN

PT Sung Chang Indonesia merupakan perusahaan pembuat rambut


palsu (wig) yang disebut-sebut sebagai produsen wig dan fake eyelash
terbesar di Indonesia. Selain memiliki 2 pabrik di Purbalingga, PMA
Korea Selatan ini juga punya pabrik serupa di Kota Banjar (Banjar
Patoman), Jawa Barat, dan di Wates, Kabupaten Kulonporo, DI
Yogyakarta. Totalnya, di semua lokasi itu, ada 6 pabrik wig dan fake
eyelash.
Pabrik pertama yang dibangun Sung Chang adalah yang berada di
Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, yang mulai beroperasi pada 1995.
Pabrik yang terakhir adalah pabrik yang berada di Desa Neglasari,
Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Saat ini, seluruh pabrik
Sung Chang memproduksi sekitar 1,4 juta wig pertahun.

PT. SUNG CHANG INDONESIA


06

P O K O K P E R M A S AL A H A N

PT Sung Chang Indonesia Cabang Banjar


meninjau hal-hal penting dalam memilih lokasi usahanya
dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik PT Sung Chang
Indonesia Cabang Kota Banjar, faktor tersebut didapatkan
melalui
.
analisis berkaitan dengan letak lokasi perusahaan
tersebut..
HASIL & PEMBAHASAN

PT Sung Chang Indonesia Cabang


Banjar memilih lokasi usahanya
dengan mempertimbangkan beberapa
faktor, Menururt Eddy Herjanto
(2007:127) dalam mendapatkan lokasi
suatu perusahaan/pabrik yang tepat,
perlu untuk memperhatikan faktor-
faktor yang berkaitan dengan kegiatan
usaha perusahaan.
1. LETAK PASAR. 8. PELAYANAN KESEHATAN, KEAMANAN DAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN.

9. PERATURAN PEMERINTAH SETEMPAT.


2. LETAK SUMBER BAHAN BAKU.

10. SIKAP MASYARAKAT.


3. KETERSEDIAAN TENAGA KERJA.

11. BIAYA DARI TANAH DAN BANGUNAN.


4. KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK..

12. LUAS TEMPAT PARKIR.


5. KETERSEDIAAN AIR.

13. SALURAN PEMBANGUNAN.


6. FASILITAS PENGANGKUTAN.
14. KEMUNGKINAN PERLUASAN.
7. FASILITAS PERUMAHAN, PENDIDIKAN,
PERBELANJAAN DAN TELEKOMUNIKASI. 15. LEBAR JALAN.
1. FLEKSIBILITAS LOKASI
Adalah ukuran tingkat di mana
layanan dapat bereaksi terhadap
perubahan situasi ekonomi.

2. POSISI
Kompetitif mengacu pada metode di mana
STRATEGI
perusahaan dapat membangun dirinya
sendiri relatif terhadap pesaingnya. PENENTUAN
beberapa lokasi dapat berfungsi sebagai
penghalang untuk persaingan membangun
posisi kompetitif perusahaan
LOKASI

3. MANAJEMEN PERMINTAAN
Adalah kemampuan untuk mengontrol
kualitas, kuantitas, dan waktu permintaan.
KESIMPULAN
Dari ketiga studi kasus Pelanggaran Etika PT Tirta
Fresindo Jaya, Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah PT
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batu, Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik PT Sung
Chang Indonesia Cabang Kota Banjar dapat disimpulkan bahwa
tujuan penelitian studi kasus adalah untuk memberikan kepada
pembaca laporannya tentang 'rasanya berada dan terlibat di
dalam suatu kejadian', dengan menyediakan metode penelitian
terperinci. Studi kasus ini bertujuan untuk mengungkapkan
kekhasan atau keunikan karakteristik yang terdapat di dalam
kasus yang diteliti. Kasus itu sendiri merupakan penyebab
dilakukannya penelitian studi kasus, oleh karena itu, tujuan dan
fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus yang
menjadi obyek penelitian.
SESI DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai