Anda di halaman 1dari 6

Majalah Ilmiah INTI, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2018

ISSN 2339-210X

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG


KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT
PEMAKAMAN UMUM (TPU) DENGAN
METODE AHP
Eka Safitri Nasution1, Mesran2, Natalia Silalahi3
1Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma
23Dosen Tetap STMIK Budi Darma
Jl. Sisimangaraja No.338 Simpang Limun Medan

ABSTRAK
Untuk meningkaatkan pelayanan pada pemakaman dan memenuhi kebutuhan masyarakat, banyak
permasalahan yang ada pada tata letak suatu lokasi pada pemakaman umum yang perlu diperbaiki khususnya
pada wilayah Desa Malintang Jae. Masalah tersebut salah satunya adalah lokasi atau sistem pada pemakaman
tersebut yang kemungkinan akan terjadi penumpukan makam pada makam sebelumnya yang bukan dalam satu
keluarga, kemungkinan masalah administrasi serta masalah directory atau petunjuk bagi masyarakatdalam
menentukan lokasi pemakaman serta akurat. Sistem pendukung keputusan ialah proses pengambilan keputusan
dibantu menggunakan komputer untuk membantu pengambil keputusan dengan menggunakan beberapa data
dan model tertentu untuk menyelesaikan beberapa masalah yang tidak terstruktur. Salah satu metode yang
banyak digunakan dalam perancangan sistem pendukung keputusan adalah metode Analitical Hierarchy
Process. Metode Analitical Hierarchy Process sangat cocok digunakan untuk proses pengambilan keputusan
berdasarkan nilai atau data kriteria yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya rancangan aplikasi
sistem pendukung keputusan yang mampu memberikan keputusan kepada user.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Analitical Hierarchy Process, TPU

`Thomas L. Saaty menyatakan bahwa


I. PENDAHULUAN sumber kerumitan masalah keputusan bukan
Pemakaman Umum atau pekuburan hanya ketidak pastian atau ketidak
dengan kata lain tempat peristirahatan selama- kesempurnaan informasi. Penyebab lainnya
lamanya ialah sebidang tanah yang disediakan adalah banyaknya faktor yang mempengaruhi
untuk kuburan. Pemakaman ini bisa bersifat terhadap pilihan-pilihan yang ada, serta
umum (semua orang boleh dimakamkan di beragamnya kriteria-kriteria yang ada. Untuk
sana) maupun khusus, misalnya pemakaman mengatasi masalah ini metode AHP
menurut agama, pemakaman pribadi milik merupakan teknik untuk mengatasi masalah
keluarga dan sebagainya. Dalam peraturan tersebut. Dengan menggunakan aplikasi
pemerintahan, pemakaman umum yaitu areal Visual Basic 2008 para aparat desa dengan
tanah yang disediakan untuk keperluan mudah untuk menetukan lahan pemakaman
pemakaman zenajah bagi setiap orang tanpa yang baru untuk dijadikan tempat pemakaman
membedakan agama dan golongan, yang umum untuk masyarakat setempat.
pengelolaanya dilakukan oleh pemerintahan ` Penulis memilih metode AHP sebagai
Daerah Tingkat II atau pemerintahan desa. metode pengembangan aplikasi karena pada
Dari permasalahan yang telah dasarnya metode ini akan mencari
diungkapkan di atas, maka disarankan suatu penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
sistem yang dapat digunakan untuk setiap alternatif pada semua kriteria, kemudian
menentukan tempat lokasi pemakaman dilanjutkan dengan proses perangkingan yang
khususnya pemakaman umum. Atau akan menyeleksi alternatif terbaik dari
mengetahui dimana saja masih tersedia lahan sejumlah alternatif.
kosong yang dapat dijadikan pemakaman. Pertambahan penduduk berdampak pada
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh ketidak beraturan dalam tata ruang wilayah
Kusrini ( 2007) menyatakan bahwa Analytical Desa apabila tidak ada usaha-usaha yang
Hierarchy Process (AHP) memiliki banyak mengaturnya dengan baik, sementara dengan
keunggulan dalam menjelaskan proses pertambahan penduduk itu pula, kebutuhan
pengambilan keputusan. Salah satunya adalah akan fasilitas-fasilitas kehidupan
dapat digambarkan secara grafis sehingga penduduknya pun meningkat. Kebutuhan
mudah di pahami oleh semua pihak yang lahan untuk pemakaman tiap tahunnya
terlibat dalam pengambilan keputusan. kemungkinan terus bertambah sesuai dengan

16
Majalah Ilmiah INTI, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN 2339-210X

pertambahan penduduk desa, sedangkan untuk menentukan sinyal output. Fungsi


pemerintah Desa Malintang Jae sudah merasa aktivasi yaang digunakan biasanya
sulit mencari hamparan lahan baru, apalagi fungsi yang nonlinear.
hamparan lahan untuk pemakaman.
B. Metode Analitical Hierarchy Process
II. TEORITS (AHP)
A. Sistem Pendukung Keputusan Metode AHP dikembangkan oleh
Sistem pendukung keputusan (SPK) Thomas L.Saaty, seorang ahli matematika.
adalah sistem informasi interaktif yang Metode ini adalah kerangka untuk mengambil
menyediakan informasi, biasanya ini di keputusan dengan efektif atas persoalan yang
bangun untuk mendukung suatu masalah. kompleks dengan menyederhanakan dan
Berikut penegertian sistem pendukung mempercepat proses pengambilan keputusan
keputusan menurut beberapa ahli : dengan memecahkan persoalan tersebut
1. Berdasarkan penelitian Wibowo kedalam bagian-bagiannya, menata bagian
menyatakan bahwa sistem pendukung atau variabel dan mensintetis berbagai
keputusan ialah proses pengambilan pertimbangan ini untuk mempengaruhi hasil
keputusan dibantu menggunakan pada situasi tersebut[6].
komputer untuk membantu pengambil Metode AHP ini membantu
keputusan dengan menggunakan memecahkan persoalan yang kompleks
beberapa data dan model tertentu untuk dengan menstruktur suatu hirarki kriteria,
menyelesaikan beberapa masalah yang pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan
tidak terstruktur. Keberadaan SPK pada menarik berbagai pertimbangan guna
perusahaan atau organisasi bukan untuk mengembangkan bobot atau prioritas. Metode
menggantikan tugas-tugas pengambil ini juga menggabungkan kekuatan dari
keputusan, tetapi merupakan sarana yang perasaan dan logika yang bersangkutan pada
membantu bagi mereka dalam berbagai persoalan, lalu mensintetis berbagai
pengambilan keputusan. Dengan pertimbangan yang beragam menjadi hasil
menggunakan data-data yang diolah yang cocok dengan perkiraan kita secara
menjadi informasi untuk mengambil intuitif sebagaimana yang di presentasikan
keputusan dari masalah-masalah semi- pada pertimbangan yang telah dibuat
terstruktur. Dalam implementasi SPK, Ada tiga prinsip dalam memecahkan
hasil dari keputusan-keputusan dari persoalan dengan AHP, yaitu prinsip
sistem bukanlah hal yang menjadi menyusun hirarki (Decomposition), prinsip
patokan, pengambilan keputusan tetap menentukan prioritas (Comparative
berada pada pengambil keputusan. Judgement) dan prinsip konsistensi logis
Sistem hanya menghasilkan keluaran (Logical Consistency). Hirarki yang dimaksud
yang mengkalkulasi data-data adalah hirarki dari permasalahan yang akan
sebagaimana pertimbangan seorang dipecahkan untuk mempertimbangkan
pengambil keputusan [4]. kriteria-kriteria atau komponen-komponen
2. Menurut Turban dan Aronson Decision yang mendukung pencapaian tujuan. Database
Support System (DSS) atau sistem adalah kumpulan dari elemen data yang saling
pendukung keputusan (SPK) adalah berhubungan.
sistem yang dimaksudkan untuk
mendukung pembuat keputusan III. ANALISA
manajerial dalam situasi keputusan A. Analisa Masalah
semiterstruktur dan terstruktur[5] Analisa masalah dapat dikatakan sebagai
Informasi terjadi pada elemen-elemen suatu proses untuk menemukan penyebab
pemerosesan (neuron-neuron), dari kognisi masalah. Sebelum merancang sistem
manusia atau biologis neural, yang berbasis pendukung keputusan penentuan pemilihan
asumsi sebagai berikut: lahan pemakaman terbaik ini, maka penulis
1. Pengolahan akan menguraikan masalah dalam penentuan
2. Sinyal antara dua buah diteruskan pemilihan lahan pemakaman tentang
melalui link-link koneksi bagaimana proses untuk mempermudah
3. Setiap link koneksi memiliki bobot pengambilan keputusan pemilihan
terasosiasi menggunakan dengan metode Analytical
4. Setiap neuron menerapkan sebuah fungsi Hierarchy Process. Terlebih dahulu harus
aktivasi terhadap input jaringan (jumlah mendekripsikan masalah–masalah dalam
sinyal input berbobot). Tujuannya adalah proses pengambilan keputusan pada sistem

17
Majalah Ilmiah INTI, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN 2339-210X

yang sedang berjalan berdasarkan pada a. Lahan tempat pemakaman Ambasang


rumusan masalah pada bab sebelumnya. Dari Pau dengan tanah milik Abdul Khoir =
pengamatan dan studi lapangan diketahui milik si A
bahwa pelaksanaan penentuan pemilihan 1. Kuwalitas Tanah = B
lahan pemakaman terbaik dapat menambah 2. Ukuran
fasilitas Desa.Dalam pengambilan keputusan = 0.25 hektar
ini penulis melakukan beberapa tahapan yaitu: 3. Harga
Intelligent, Modellin, Choice. = 75 juta rupiah
A. Tahap Intelligent 4. Jarak dari pemukiman
Tahap Intelligent adalah mengumpulkan = ± sekitar 200 M
serta menyusun keriteria pemilihan. 5. Perijinan Lokasi TPU = B
Dalam kasus ini penulis telah b. Lahan tempat pemakaman Banjar tenggi
menentukan kriteria, untuk pencarian, dengan tanah milik Mhd. Safawi = Milik
pengukuran dalam memilih tempat si B
pemakaman umum ada beberapa tahap 1. Kuwalitas Tanah = C
yang harus diperhatikan yaitu: 2. Ukuran = 0. 20 hektar
1. Mentukan beberapa alternatif Tempat 3. Harga = 60 juta rupiah
pemakaman, dalam hal ini adalah 4. Jarak dari pemukiman = ± sekitar 350
sebagai berikut : M
a. Lahan tempat pemakaman 5. Perijinan Lokasi TPU = C
Ambasang Pau dengan tanah milik c. Lahan tempat pemakaman Saba Olbung
Abdul Khoir = milik si A dengan tanah milik Arpan Marwaji =
b. Lahan tempat pemakaman Banjar Milik si C
tenggi dengan tanah milik Mhd. 1. Kuwalitas Tanah = B
Safawi = Milik si B 2. Ukuran = 0. 26 hektar
c. Lahan tempat pemakaman Saba 2. Harga = 85 juta rupiah
Olbung dengan tanah milik Arpan 3. Jarak dari pemukiman = ± sekitar
Marwaji = Milik si C 200 M
2. Menentukan beberapa kriteria tempat 4. Perijinan Lokasi TPU = K
pemakaman umum. Sesuai dengan data yang ada maka dilakukan
Dari proses menentukan lokasi TPU ini pembobotan dari setiap kriteria sesuai nilai
hanya menggunakan 5 kriteria dalam kepentingan yang mana sesuai dengan
perhitungannya, kriteria yang akan ketentuan metode Analytical Hierarchy
dicantumkan sebagai berikut: Processsebagai berikut :
a. Kriteria 1 : K1= Kuwalitas tanah a) Bobot Kuwalitas Tanah
b. Kriteria 2 : K2 = Ukuran Dari kriteria tanah kosong akan
c. Kriteria 3 : K3 = Harga ditentukan bobotnya, pada bobot terdiri
d. Kriteria4: K4 = Jarak dari dari tiga bilangan Analytical Hierarchy
pemukiman Processseperti pada tabel berikut ini:
e. Kriteria5: K5 =Perijinan
3. Matriks perbandingan antar kriteria Tabel 1. Bobot Kuwalitas Tanah
Membandingkan data antar kriteria
dalam bentuk matrik berpasangan Kuwalitas Keterangan
Bobot
dengan menggunakan skala intensitas Tanah
kepentingan AHP. Proses ini dilakukan Kuwalitas =
untuk mengetahui nilai konsistensi rasio 3 Baik
B
perbandingan (CR). Dimana syarat
konsistensi harus kecil dari 10 % atau Kuwalitas =
2 Cukup
CR<0.1. Sebelum menetukan matrik C
berpasangan antar kriteria, terlebih Tidak Kurang
dahulu kepentingan masing-masing 1
berkuwalitas baik
kriteria.
4. Menentukan bobot kriteria Tempat
b) Bobot Ukuran
pemakaman umum
Dari kriteria ukuran akan ditentukan
Penentuan bobot kriteria TPU ini adalah
bobotnya, pada bobot terdiri dari tiga
untuk mencari data dari setiap tempat
bilangan Analytical Hierarchy
pemakaman umum seperti di bawah ini:
Processseperti tabel di bawah ini:

18
Majalah Ilmiah INTI, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN 2339-210X

Tabel 2. Bobot Ukuran Tabel 7. Status tanah


Ukuran Bobobt Keterangan Keterangan
Perijinan Bobot
0.50- 1 3 Luas Mempunyai
3 Baik
hektar sertifikat
Sedang
0,25-0.45 2 Cukup 2 Cukup
dalam urusan
hektar
Belum
0,10- 0.20 1 Kurang mempunyai 1 Kurang
hektar sertifikat

c) Bobot Harga Dari bobot di atas maka dapat menetukan


Dari kriteria harga akan ditentukan bobot dari Tempat Pemakaman Umum yang
bobotnya, pada bobot terdiri dari tiga ada, maka bobot dari TPU adalah sebagai
bilangan Analytical Hierarchy Process berikut:
seperti tabel di bawah ini: A. Lahan tempat pemakaman Ambasang
Pau dengan tanah milik Abdul Khoir =
Tabel 3. Bobot Harga milik si A
Harga Bobo Keteranga a. Kuwalitas Tanah : 3
t n b. Ukuran :2
c. Harga :1
Rp. 3 Murah d. Jarak dari pemukiman :2
40.000.000 – e. Perijinan lokasi TPU :3
Rp.50.000.00 B. Lahan tempat pemakaman Banjar tenggi
0 dengan tanah milik Mhd. Safawi = Milik
Rp. 2 Sedang si B
60.000.000 – a. Kuwalitas Tanah : 2
Rp.70.000.00 b. Ukuran :1
0 c. Harga : 2
Rp. 1 Mahal d. Jarak dari pemukiman :3
75.000.000 – e. Perijinan lokasi TPU :2
Rp. C. Lahan tempat pemakaman Saba Olbung
100.000.000 dengan tanah milik Arpan Marwaji =
Milik si C
d) Bobot Jarak dari pemukiman a. Kuwalitas Tanah : 3
Dari kriteria jarak dari pemukiman maka b. Ukuran :2
akan ditentukan bobotnya, pada bobot c. Harga :1
terdiri dari tiga bilangan Analytical d. Jarak dari pemukiman: 2
Hierarchy Processseperti tabel di bawah e. Perijinan lokasi TPU: 1
ini: 5. Gambarkan Hierarchy keputusan
Pada Hierarchy keputusan ini terdapat
Tabel 3.6 Bobot Jarak dari pemukiman objek yang akan dibahas, kriteria dan
Jarak dari alternatif. Berikut ini adalah gambar dari
Bobot Keterangan
pemukiman Hierarchykeputusan.
± 900 M 3 Jauh a. Tujuan atau objek yang akan dibahas
(tentang pemilihan tempat pemakaman
± 400 M 2 Lumayan
umum).
± 100 M 1 Dekat b. Kriteria (Kuwalitas, Ukuran, Harga,
Jarak dari pemukiman dan Status tanah
e) Bobot perijinan tanah harus jelas atau yang sudah
Dari kriteria status tanah harus jelas atau disertifikatkan).
dengan kata lain tanah harus sudah
disertifikatkan maka akan ditentukan IV. IMPLEMENTASI
bobotnya, pada bobot terdiri dari tiga A. Analisa Masalah
bilangan Analytical Hierarchy Aktifitas yang dilakukan dalam
Processseperti tabel di bawah ini: mengimplementasikan perancangan
perancangan aplikasi pengembangan aplikasi

19
Majalah Ilmiah INTI, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN 2339-210X

system pendukung keputusan dalam


pemilihan lokasi tempat pemakaman umum
(TPU) dengan metode AHP. Untuk itu
dibutuhkan beberapa komponen utama
mencakup perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software).

1. Tampilan Menu Login


Tampilan Menu login merupakan tampilan
yang muncul pada saat ingin masuk ke
tampilan sistem. Tampilan menu login dapat
dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 3. Tampilan Halaman Kriteria

4. Tampilan Pengolahan Nilai


Tampilan pengolahan nilai digunakan
untuk menyimpan data-data bobot
dalam pemilihan tempat pemakaman umum (t
pu). Tampilan halaman menu pengolahan
nilai dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Tampilan menu Login

2. Tampilan Halaman Utama


Halaman utama merupakan tampilan hala
man yang muncul pertama sekali
Pada saat system dijalankan. Tampilan halam
an menu utama dapat dilihat pada gambar
dibawah ini

Gambar 4. Tampilan Pengolahan Nilai

4. Tampilan Halaman Hasil


Tampilan halaman hasil merupakan hala
man yang digunakan untuk melihat hasil dari
keputusan dengan menggunakan metode AH
P. Tampilan halaman hasildapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2. Tampilan Menu Utama

3. Tampilan Halaman Kriteria


Tampilan halaman kriteria merupakan
halaman yang digunakan untuk menyimpan
data data kriteria dalam pemilihan Tempat
Pemakaman Umum (TPU). Tampilan
halaman kriteria dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 4.5 Tampilan Halaman Hasil

20
Majalah Ilmiah INTI, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN 2339-210X

menggunakan kriteria-kriteria dapat


menghasilkan suatu keputusan untuk
menentukan lokasi tempat pemakaman
umum yang baik dan tepat.
2. Kelemahan dalam penelitian dengan
menggunakan metode AHP ini hanya
metode matemetis tanpa ada pengujian
secara statistik sehingga tidak ada batas
kepercayaan dari kebenaran model yang
berbentuk dan untuk melakukan
perbaikan keputusan harus dimulai lagi
dari tahap awal.
3. Sitem ini dapat mempermudah
pengambilan keputusan dalam
Gambar 6. Tampilan Halaman Hasil Tanah mengambil
Milik si A keputusan berdasarkan prioritas dengan
alternatif dan kriteria yang disediakan.
Informasi yang dihasilkan sistem ini
hanya menampilkan data total penilaian
dari setiap alternatif, terlepas dari
alternatif mana yang di pilih. Dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Visual
Basic.Net 2008 akan mempermudah
User untuk melakukan pemiliha lokasi
untuk Tempat pemakaman umum.

REFERENCES
[1] Erza Sofian, "Rancang Bangun Sistem Infoprmasi
Dalam Layanan Pemetaan Lokasi Pemakaman Pada
Pemakaman Umum di Wilayah Jakarta,"
Inheritance, vol. 1, pp. 51-62, Maret 2015.
Gambar 7. Tampilan Halaman Hasil Tanah [2] Muhammad Sandi Rais, "Sistem Pendukung
Milik si B Keputusan Untuk Pemilihan Lokasi Perumahan
Menggunakan AHP," RJoCS, vol. 2, pp. 59-72,
2016.
[3] Ebedia Hilda, "Penerapan Metode AHP Pada Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa
Berprestasi Menggunakan Framework Laravel ,"
SCRIPT, vol. 3, pp. 49-57, Desember 2015.
[4] Yusuf. (2013) Sistem Pendukung Keputusan.
[Online].
https://widuri.raharja.info/index.php/S11S22483425
[5] Turban. (2011) Klasifikasi SPK. [Online].
https://library.binus.ac.id.othesisdoc
[6] Adam Faroqi, "Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Menyeleksi Calon Siswa Menggunakan Metode
AHP," vol. 6, pp. 60-70, Juli 2012.
[7] Yuni Sugiarti, "Analisis Dan Perancangan UML
(Unified Model Language)". Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013.
[8] Abdul Kadir, Pemrograman Database Microsoft
Gambar 8. Tampilan Halaman Hasil Tanah Access Untuk Pemula. Yogyakarta: Media kom,
2013.
Milik si C
[9] Syarifudin Rahmadani, "Rancangan Bangun Sistem
Informasi Geografis Layanan Kesehatan Di
V. KESIMPULAN Kecamatan Lamongan Dengan PHP dan Visual
Berdasarkan hasil penelitian dan Studio.Net 2008," Teknika, vol. 5, pp. 479-484,
pembahasan di atas maka dapat diambil September 2013.
kesimpulan sebagai berukut:
1. Sistem pendukung keputusan pemilihan
lokasi tempat pemakaman umum (TPU),
menampilkan metode AHP yang

21

Anda mungkin juga menyukai