Dosen Pembimbing :
Arfiana Dewi, S.E, M.Sc
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Audit Atas Pengendalian
Internal dan Risiko Pengendalian” ini tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengauditan 1 dan Internal Audit. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Audit bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arfiana Dewi, S.E, M.Sc selaku dosen
mata kuliah Pengauditan 1 dan Internal Audit yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Audit Atas Pengendalian Internal dan Risiko Pengendalian. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa
yang diharapkan. Untuk itu, Penulis berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud audit pengendalian internal
1.3.2 Mengetahui apa tujuan dari pengendalian internal
1.3.3 Mengetahui tanggung jawab manajemen dan auditor atas pengendalian internal
1.3.4 Memahami cara menilai risiko pengendalian
1.3.5 Memahami pengujian pengendalian
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai
tujuan dansasarannya. Kebijakan dan prosedur ini sering kali disebut pengendalian,secara kolektif
membentuk pengendalian internal.
Tiga tujuan umum pengendalian internal yang efektif bagi manajemen :
1. Reliabilitas pelaporan keuangan
Seperti yang telah kita ketahui manajemen memiliki tanngung jawab untuk
menyiapkan laporan keuangan dan memastikan bahwa infoemasi yang
disajikan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Tujuan
pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi
tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut.
2. Efesiensi dan efektivitas operasi
Tujuan yang penting dari pengendalian ini adalah memperoleh informasi
keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk
keperluan pengambilan keputusan.
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan
Section 404 mengharuskan semua perusahaan publik mengeluarkan laporan
tentang kefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.Selain mematuhi ketentuan hukum dalam Section 404, organisasi-
organisasi publik, nonpublik, dan nirlaba diwajibkan menaati berbagai hukum
dan peraturan.
Manajemen merancang sistem pengendalian internal untuk mencapai ketiga tujuan
ini. Fokus auditor baik dalam audit atas pelaporan keuangan maupun pengendalian
internal, tertuju atas pengendalian reliabilitas keuanagan, pengendalian atas operasi,
pengendalian atas ketaatan hukum serta peraturan yang secara material mempengaruhi
pelaporan keuangan.
Struktur organisasi
Dengan memahami struktur organisasi klien,auditor dapat mempelajari
peneglolaan dan unsur-unsur fungsional bisnis serta melihat bagaimana
pengendalian dimplementasikan.
2. Penilaian Risiko
Penilaian resiko oleh manajemen berbeda dengan auditor. Manajemen
menilai resiko sebagai bagian perancangan dan pelaksanaan pengendalian
internal untuk meminimalkan kekeliruan sertakecurangan,sedangkan auditor
menilai resiko untuk memutuskan bukti yang dibutuhkan dalam audit.jika
manajemen secara efektif menilai dan merespon resiko,biasanya auditor akan
menumpulkan bukti lebih sedikit ketimbang jika amanjemen gagal
mengidentifikasi respon yang signifikan.
3. Aktivitas Pengendalian
Adalah kebijakan dan prosedur,selain yang sudah termasuk dalam kemepat
komponen lainnya,yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan
telah diambil untuk menangani resiko guna mencapai tujuan entitas.
Ada 5 aktivitas pengendalian :
1) Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan penyimpanan asset dari akuntansi
Untuk melindungi perusahaan dari penyelewengan maka sesorang yang
ditugaskan menyimpan aktiva secara permanen atau temporer tidak boleh
mencatat asset tersebut, jika satu orang dibiarkan melaksanakan kedua fungsi
tersebut risiko bahwa seseorang itu akan mengambil asset demi keuntungan
pribadi dan menyesuaikan catatan untuk menutupi pencurian asset tersebut
akan meningkat.
Pemisah otorisasi transaksi dari penyimpanan asset terkait
Orang yang mengotorisasi transaksi tidak boleh memegang kendali atas
asset terkait,untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyelewengan.
Pemisahan tanggung jawab operasional dari tanggung jawab pencatatan
Untuk memastikan bahwa informasi tidak bisa, pencatatan biasanya
dimasukkan dalam departemen terpisah dibawa controller.
Pemisahan tugas TI dari departemen pemakai
Apabila tingkat kompleksitas TI meningkat, pemisahan otorisasi,
pencatatan, penyimpanan sering kali menjadi tidak jelas. Perusahaan harus
memisahkan fungsi-fungsi utama yang terkait dengan TI dari fungsi- fungsi
departemen pemakai.
5. Pemantauan
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan
kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern
dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan
usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara
mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh
sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi
perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau
kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang
bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor
independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai
bagian dari audit atas laporan keuangan.
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilian mutu pengendalian
internal secara berkelanjutan oelh manajemen untuk menentukan bahwa
pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikasi
sesaui dengan perubahan kondisi. Informasi yang dinilai ini bearsal dari berbagai
sumber, termasuk studi atas pengendalian internal yang ada, laporan auditor
internal, keluhan pelanggan, dll.
2. Bagan Arus
Suatu bagan arus pengendalian internal adalah diagram yang menunjukkan
dokumen klien dan aliran urutannya dalam organisasi.
Bagan arus yang disiapkan dengan baik sangat bermanfaat karena memberikan
gambaran menyeluruh mengenai sistem klien, yang membantu auditor
mengidentifikasi pengendalian dan defenisi sistem klien. Bagan arus mempunyai dua
keunggulan dibandingkan naratif yaitu mudah dibaca dan mudah diperbaharui.
Laporan auditor mengenai pengendalian internal harus mencakup dua pendapat auditor :
Bagian berikut akan mengidentifikasi dan membahas perbedaan paling penting dalam
mengevaluasi, melaporkan, dan menguji pengendalian internal untuk perusahaan
nonpublik:
1. Persyaratan pelaporan.
Dalam audit atas perusahaan nonpublik, tidak ada persyaratan untuk mengaudit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
2. Luas pengendalian internal yang disyaratkan.
Manajemen, dan bukan auditor, yang bertanggung jawab untuk menetapkan
pengendalian internal yang memadai dalam perusahaan nonpublik, persis seperti
manajemen untuk perusahaan publik.
3. Luas pemahaman yang diperlukan.
Standar auditing mengharuskan auditor memiliki pemahaman yang mencukupi
tentang pengendalian internal untuk menilai risiko pengendalian.
4. Menilai risiko pengendalian.
Perbedaan paling penting dalam meilai risiko pengendalian perusahaan
nonpublik adalah penilaian risiko pengendalian pada tingkat maksimum untuk satu
atau semua tujuan yang berkaitan dengan pengendalian apabila pengendalian
internal untuk tujuan itu tidak ada atau tidak efektif.
5. Luas pengujian pengendalian yang diperlukan.
Auditor tidak akan melakukan pengujian pengendalian apabila menilai risiko
pengendalian pada tingkat maksimum akibat tidak memadainya pengendalian.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan
sasarannya.Kebijakan dan prosedur ini sering kali disebut pengendalian,dan secara kolektif
membentuk pengendalian internal entitas tersebut.Biasanya manajemen memiliki tiga tujuan
umum dalam merancang sistem pengendalian yang efektif :
Realibilitas pelaporan keuangan.Tujuan pengendalian internal yang efektif atas
pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut.
Efisiensi dan efektivitas operasi.Tujuan yang penting dari ini adalah memperoleh
informasi keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk
keperluan pengambilan keputusan.
Ketaatan pada hukum dan peraturan.Tak hanya mematuhi ketentuan hukum dalam
section 404,juga diwajibkan menaati berbagai hukum dan peraturan mengenai
organisasi-organisasi publik,nonpublik,dan nirlaba.Dan diharuskan mengeluarkan
laporan tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Arens, Alvin., Randal J.Elder, Mark S.Beasley. 2008. Jilid 1, Edisi Ke Duabelas. Auditing dan Jasa
Assurance, alih Bahasa oleh Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga
Arens, Alvin., , Randal J. Elder, Mark S. Beasley, 2012, Auditing and. Assurance Services: An Integrated
Approach, 1.3tn Edition, Pearson. Prentice Hall
Arqam. 2011. Audit Atas Pengendalian Internal Menurut Section 404 dan Risko Pengendalian. (online).
http://akosalam.blogspot.com/2011/12/audit-atas-pengendalian-internal.html. Diakses pada tanggal
30 Mei 2021
Dega, Ronaldo. 2020. “Audit atas pengendalian internal menurut section 404 dan risiko pengendalian”,
https://akuntansi.or.id/baca-tulisan/89_audit-atas-pengendalian-internal-menurut-section-404-dan-
risiko-pengendalian.html. Diakses pada tanggal 30 mei 2021