Kelas : 3 TBIn
Matkul : Psikolinguistik
Contoh 1
Tuturan (1) dianggap lebih efektif dan efisien, serta mengandung nilai kebenaran (truth value).
Setiap orang tentu paham bahwa orang buta pasti tidak dapat melihat. Dengan demikian elemen
tidak dapat melihat dalam tuturan (2) dianggap berlebihan. Adanya elemen yang tidak dapat
melihat dalam (2) dianggap bertentangan dengan maksim kuantitas karena hanya menambahkan
hal-hal yang sudah jelas dan tidak perlu diterangkan lagi.
Contoh 2
Dalam tuturan pertama dianggap lebih efektif karena orang sudah bisa memahami bahwa anak yang
tampan itu sudah dipastikan laki-laki. Pada tuturan kedua dianggap berlebihan, karena kata laki-laki
dan tampan dalam satu kalimat dianggap pemborosan kata.
Contoh 3
Sama halnya dengan contoh 2, kata paman laki-laki saya melanggar maksim kuantitas, karena kata
paman sudah dipastikan laki-laki sehingga kata paman dan laki-laki dalam satu kalimat dianggap
pemborosan kata.
Contoh 1
Dari percakapan di atas melanggar maksim kualitas karena Via tidak memberi informasi yang benar
kepada Lisda mengenai lokasi tempat tinggalnya. Via mengatakan bahwa dia tinggal di Korea
padahal fakta sebenarnya dia tinggal di desa Air Pikat.
Contoh 2
Pada percakapan di atas Sinta melanggar maksim kualitas karena tidak menyampaikan informasi
yang benar mengenai harga jam yang dipakainya kepada Lisda Dia mengatakan harga jam tersebut
mahal hingga ratusan padahal harganya hanya 40 ribu.
Contoh 3
Dalam percakapan di atas, Via melanggar maksim kualitas karena tidak menyampaikan informasi
yang benar mengenai letak geografis Indonesia. Via mengatakan bahwa Kepulauan Indonesia
terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, Indonesia, serta di antara Samudera Hindia dan
Samudera Atlantik. Padahal letak geografis Indonesia yang benar adalah Kepulauan Indonesia
terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, Indonesia, serta di antara Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik.
Contoh 1
Dalam percakapan di atas, Via menanyakan hari apa mengerjakan tugas keterampilan menyimak.
Namun, Lisda malah memberi jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan Via.
Akibatnya percakapan di atas menunjukkan pelanggaran pada maksim hubungan.
Contoh 2
Percakapan di atas melanggar maksim hubungan karena Ibu mengatakan ada teman Lisda yang
datang. Namun Lisda tidak menjawab dengan sesuai pernyataan yang Ibu lontarkan. Seharusnya
Lisda menjawab pernyataan tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ibu, seperti ”Sebentar
Bu, nanti aku menemui temanku” atau “iya Bu, aku segera kesana”.
Contoh 3
Percakapan di atas melanggar maksim hubungan karena yang dimaksud Violita adalah apakah Lisda
memiliki penggaris bukan kapan Liada terakhir kali punya penggaris.
4. Pelanggaran Maksim Cara atau Pelaksanaan
Contoh 1
Pertuturan pada contoh di atas dapat dikatakan menyimpang dari Maksim pelaksanaan. Jawaban
yang diberikan Rani belum jelas dan masih kabur terhadap petanyaan yang dilontarkan oleh Lisda.
Contoh 2
Pada penggalan contoh di atas, Rani melakukan pelanggaran terhadap maksim cara dengan
memberikan jawaban yang tidak lugas dan berlebihan. Seharusnya Rani cukup menjawabnya dengan
lugas, seperti “nonton drama Korea saja, karena ceritanya lebih menarik”.
Contoh 3
Pada penggalan contoh di atas, Lia melakukan pelanggaran terhadap maksim cara dengan
memberikan jawaban yang tidak lugas dan berlebihan. Seharusnya Lia cukup menjawabnya dengan
lugas, seperti “tidak bisa Nesa, motor aku rusak”.