Anda di halaman 1dari 3

Yandri Aksa yang melihat Galuh Wakundara sudah berhasil mengalahkan lawannya langsung

membuatnya terpacu untuk segera mengalahkan dua orang lawannya.

Yandri Aksa langsung mengubah kuda-kuda tarungnya dan membuat serangan yang jauh lebih cepat
dari sebelumnya. Kali ini bukan hanya serangan pedang saja, tetapi di ikuti pula oleh tendangan dan
pukulan secara bergantian.

“Aku akan segera mengakhiri semua ini dengan cepat … “

“Membelah Cahaya”

Yandri Aksa tanpa berpikir terlalu lama lai, langsung saja mengayunkan pedangnya membelah udara dan
menciptkan pisau cahaya yang langsung melesat dengan cepat ke arah dua orang lawannya. Bersamaan
dengan itu pula Yandri Aksa ikut bergerak dengan cepat menembus angin.

Pisau cahaya itu melesat dengan sangat cepat, akan tetapi masih mampu di hindari dengan cukup baik
oleh dua orang Malaikat Pencabut Nyawa itu. Namun satu hal yang tidak mereka sadari, serangan itu
hanya di fungsikan untuk memecah konsentrasi mereka saja.

“Pedang Cahaya: Sinar Purnama”

Pedang milik Yandri Aksa langsung di selimuti oleh cahaya kuning berkilau. Dalam satu tarikan nafas saja
pedang itu sudah membuat gerakan menusuk yang mengincar bagian dada lawannya.

Sleshhh!!!

Detik selanjutnya, pedang milik Yandri Aksa sudah menghujam bagian dada lawan secara bergantian,
tanpa mampu untuk hindari, karena konsentrasi lawannya sudah pecah untuk menghindari serangan
dari pisau cahaya.
***

Di sudut yang lain, Abimanyu juga di hadapkan dengan dua orang pendekar yang notabene adalah
Malaikat Pencabut Nyawa. Kekuatan dua orang itu juga adalah yang paling kuat dari delapan orang
lainnya.

“Miris sekali, ternyata ketua Mata Elang hanya seorang bocah kemaren sore … “ Ejek laki-laki berorot
kekar itu.

Dia adalah Damdum, pemimpin dari 10 Malaikat Pencabut Nyawa. Damdum sendiri memiliki
kemampuan yang paling kuat di antara yang lainnya, bahkan kekuatan yang di milikinya dua kali lipat
dari yang lainnya.

“Haha, dari pada dirimu tua Bangka bau tanah, mari aku kirim kau ke dalam neraka, sudah terlalu lama
kau hidup hanya untuk berbuat kerusakan.” Kata Abimanyu membalas ejekkan dari Damdum.

Damdum yang mendengar hal itu tertawa dengan lantang, lantas membalas, “Kau terlalu sombong,
mana mungkin bocah kemaren sore akan mampu menghabisi diriku yang sudah mengarungi dunia
persilatan selama ratusan tahun …”

Abimanyu hanya tertawa kecil mendengar ocehan murahan yang di penuhi kesombongan dari Damdum.
Dia tidak ingin terlalu lama berbicara dan membual, Abimanyu langsung saja melesat dengan cepat ke
arah Damdum.

“Menarik, mentalmu boleh juga … “

Damdum langsung saja memasang kuda-kuda tarungnya dan menyambut serangan dari Abimanyu
dengan cepat. Dalam waktu singkat saja, keduanya sudah bertukar ratusan serangan dan puluhan jurus.
Dentingan besi beradu terdengar menggema di seluruh penjuru saat tongkat besi milik Damdum
berbenturan dengan pedang halilintar milik Abimanyu.
Bahkan gelombang kejut sangat dahsyat ikut tercipta saat dua senjata itu berbenturan, sehingga
melemparkan dua orang itu jauh ke belakang.

“Kau ternyata boleh juga … “ Damdum langsung melemparkan pujian kepada sosok Abimanyu.

“Kau hanya baru melihat sebagian kecil saja, jika kau melihat dan menyaksikan sendiri bagaiamana luar
biasanya kemampuanku, maka aku yakin kau akan tewas saat berdiri … “ kata Abimanyu dengan
sombongnya yang berusaha memancing emosi dari Damdum.

“Kau akan menyesali ucapanmu itu sobat.” Balas Damdum.

Damdum tanpa berpikir terlalu lama, langsung saja melesat cepat membangun serangan ke arah
Abimanyu. Ayunan tongkat dengan cepat membelah udara dan menghancurkan gumpalan tanah, hingga
menciptakan debu yang berterbangan.

Abimanyu langsung

Anda mungkin juga menyukai