Anda di halaman 1dari 14

Laporan Survei Bendung

Hidrolika dan Bangunan Air


(Dosen Pengampu : Sukatiman, S.T., M.Si)

Disusun oleh :
Mega SeptiaPutri (K1518045)

Pendidikan Teknik Bangunan


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2019

1
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Lokasi

Bendung lodoyo berada pada urutan ke empat dalam cascade aliran sungai
brantas,setelah Bendungan Sengguruh, Bendungan Sutami dan Bendungan
Wlingi. Dimanainflow airnya di dapat dari outflow PLTA Wlingi dan Kali
Putih.

Gambar 1.1Peta Bendung Lodoyo

Gambar 1.2Tampak Depan Bendung Lodoyo

2
Gambar 1.3Tampak Samping Bendung Lodoyo

1.2 Sejarah

Bendungan yang lebih dikenal dengan nama Bendungan Serut ini


sebenarnya memiliki nama resmi Bendungan Lodoyo. Bendungan Serut
atau Lodoyo dibangun pada tahun 1982. Bendungan ini adalah tipe
bendungan gerak, memiliki kapasitas tampungan efektif 5,0x106m3 dengan
luas daerah genangan 0,94 km2. Bendungan Lodoyo membujur dari arah
utara ke selatan, membelah Kali Brantas menghubungkan wilayah di
Kecamatan Kanigoro pinggir selatan dengan Kecamatan Sutojayan sebelah
utara. Pembangunan bendungan Lodoyo merupakan salah satu hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh Jepang.

Pemerintah Indonesia pada Tahun 1959 meminta bantuan Jepang (Nippon


Koe Co) untuk melakukan penelitian di Sungai Brantas sebagai langkah
mencegah dampak buruk apabila terjadi banjir. Pembangunan bendungan
dibeberapa titik hulu Sungai Brantas dianggap perlu dilakukan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh Nippon Koe CO Ltd. Prosesnya sendiri
kemudian dilakukan melalui beberapa tahap, dan akan ditinjau ulang setiap
12-13 tahun. Tahap pembangunan dimulai dengan bendungan Karangkates
(Bendungan Sutami) pada tahun 1972 dan berturut-turut Selorejo (1972),

3
Lohor (1977), Lengkong Baru (1973), Lodoyo (1983), Wadaslintang dan
Wonorejo.

1.3 Maksud Dan Tujuan

1. Memahami pengertian dari bendung.


2. Mengetahui jenis-jenis bendung.
3. Dapat mengklasifikasi Bendung Lodoyo menurut jenis bendung.
4. Fungsi dari Bendung Lodoyo.
5. Spesifikasi Bendung Lodoyo.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bendung

Bendung dapat didefinisikan sebagai bangunan yang direncanakan disungai


atau aliran air yang bertujuan untuk membelokkan air ke dalam jaringan
irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi
kandungan sedimen yang berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur
dan mengatur air yang masuk.

Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk


meninggikan elevasi muka air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa
disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan (intake
structure).

2.2 Jenis-Jenis Bendung


Adapun jenis-jenis bending yang digunakan di negara Indonesia, yaitu :
a. Bendung tetap (fixed weir, uncontrolled weir)
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi
pembendungannya tidak dapat diubah, sehingga muka air di hulu
bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Pada bendung
tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit
sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun
turun). Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah hulu sungai. Pada
daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih
curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi
muka air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu
tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas)
karena terkurung oleh tebing-tebingya yang curam.

5
Gambarb 2.1Bendung Tetap

b. Bendung gerak/bendung berpintu  (gated weir, barrage)

Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya


dapat diubah sesuai dengan yang dikehendaki. Pada bendung gerak,
elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan naik atau turun
sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air
(gate). Bendung gerak biasanya dibangun pada daerah hilir sungai atau
muara. Pada daerah hilir sungai atau muara sungai kebanyakan tebing-
tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di daerah hilir.
Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak
yang dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-
pintu air (gate) sehingga air tidak meluber kemana-mana (tidak
membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir lewat pintu
yang telah terbuka kea rah hilir (downstream).

Gambar 2.2Bendung Gerak

6
c. Bendung Gerak, yang berupa bendung karet

Bendung ini dapat mengembang dan mengempis secara otomatis,


apabila air telah mencapai ketinggian yang telah ditentukan.

Ada banyak kelebihan bendung karet dibanding pintu air, antara lain
bentangnya jauh lebih lebar dan operasinya dilakukan secara otomatis,
tanpa menjaga dan mengoperasikan pintu secara terus menerus, baik
pada aliran tinggi maupun aliran rendah. Namun dengan kondisi sungai
yang banyak mengandung sedimen kasar atau sampa padat, bendung
karet tidak dianjurkan karena akan cepat robek.

Isi bendung karet bisa udara bisa juga diisi air, namun pengisian udara
lebih mudah karena tidak diperlukan tampungan air untuk mengisi
bendung karet.

Gambar 2.3 Bendung Karet

2.3 Bagian-Bagian Bendung


1. Tubuh Bendung
Tubuh bendung termasuk ke dalam struktur utama yang berguna
untuk menahan laju aliran air dan menaikkan level muka air dari elevasi
awal. Bahan bangunan yang dipakai untuk mendirikan bagian ini biasanya
berupa urugan tanah, pasangan batu kali, dan beton. Kebanyakan struktur

7
tubuh bendung ini dibuat dengan melintangi sungai. Bagian-bagian dari
tubuh bendung yaitu ambang dasar, mercu bendung, serta peredam energi.
2. Pintu Air
Pintu air adalah struktur bendung yang memiliki kegunaan untuk
mengatur aliran air yang keluar dari saluran, baik membuka maupun
menutup aliran air. Pintu air terdiri atas daun pintu, rangka pengatur arah
gerakan, angker, dan hoist. Daun pintu berfungsi untuk menahan tekanan
air. Rangka pengatur gerakan berperan untuk menjaga supaya gerakan
daun pintu sesuai perencanaan. Sedangkan angker berguna untuk
menopang rangka pengatur arah gerakan sehingga dapat memindahkan
muatan dari pitu air ke dalam konstruksi beton. Dan hoist memiliki fungsi
untuk menggerakkan daun pintu supaya bisa dibuka-tutup dengan mudah.
3. Pintu Pengambilan
Bagian dari bendung yang berperan dalam mengelola jumlah debit
air yang masuk ke saluran dan mencegah benda-benda padat masuk ke
saluran disebut pintu pengambilan. Struktur ini bisa dibuat sebanyak 1-2
buah di samping kanan dan kiri pintu utama. Perlu diperhatikan, jika pintu
pengambilan yang dibuat 2 buah, maka dibutuhkan pula pendirian
bangunan penguras sebanyak 2 buah untuk mendukungnya. Pilihan lain
yakni membangun gorong-gorong pada tubuh bendung sebagai area
pengambilan sehingga pembuatan bangunan pengambilan cukup sebuah.
4. Kolam Peredam Energi
Kolam peredam energi diciptakan untuk menurunkan kekuatan
aliran air pada palung dan sodetan yang notabene masih memiliki
kecepatan yang cukup deras. Dengan membangun struktur bendung ini,
maka potensi gerusan setempat dapat diminimalisir. Bentuk hidrolis dari
kolam peredam energi merupakan perpaduan antara penampang miring,
penampang lengkung, dan penampang lurus.

5. Pintu Penguras

8
Pintu penguras merupakan struktur yang berguna untuk menguras
bahan-bahan endapan yang terletak di bagian udik pintu tersebut. Pintu ini
berada di antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan bendung dengan
pilar atau pilar dengan pilar. Biasanya pintu penguras dibuat di sebelah
kanan atau kiri bendung tergantung pada letak pintu pengambilan. Jika
posisi pintu pengambilan berada di sebelah kanan, maka pembangunan
pintu penguras pun dilakukan pada sisi kanan. Demikian juga sebaliknya.

2.4 Bendung Lodoyo

Bendungan yang lebih dikenal dengan nama Bendungan Serut ini


sebenarnya memiliki nama resmi Bendungan Lodoyo. Bendungan Serut
atau Lodoyo dibangun pada tahun 1982. Bendungan ini adalah tipe
bendungan gerak, memiliki kapasitas tampungan efektif 5,0 x 106
m3 dengan luas daerah genangan 0,94 km2. Selain memiliki fungsi utama
sebagai pembangkit listrik tenaga air, pengatur debit air atau afterbay PLTA
Wlingi Raya, pengendali banjir, dan budidaya perikanan, bendungan ini
juga dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan tajuk Taman Wisata
Bendungan Lodoyo.Bendungan Serut berada di dusun Serut desa Gogodeso
Kecamatan Kanigoro +15 Km dari Pusat Kota Blitar. Disini kali Brantas
dibendung dengan 8 pintu air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Terdapat jembatan sepanjang +30 meter di atas Bendungan.

Gambar 2.4Bendung Lodoyo memiliki 8 pintu air

9
Bendung Lodoyo merupakan waduk harian dengan bendungan pintu
(barrage gate)dengan tinggi 14 m dan luas daerah tangkapan 3.017 km 2
dengan kapasitas reservoir pada saat awal 5,8 juta m3 dan 1996 sudah
berkurang menjadi + 2.73 jutam3.PLTA Lodoyo existing menghasilkan
energi rata-rata tahunan sebesar 38 GWh yang penyalurannya
diinterkoneksikan ke Gardu Induk Wlingi melalui SUTM 20 Kv dan atau
penyulang ke arah Blitar langsung ke jaringan distribusi yang
beroperasisecara komersial sejak tahun 1983. Dengan Luas daerah aliran
sungai ± 13.017 km2, Curah hujan rata-ratatahunan yang tercatat adalah
1.653 mm.

Selain untuk PLTA, bendungan ini juga berfungsi untuk mengairi


persawahan desa sekitar bendungan melalui kali sodetan. Bendungan ini
juga untuk mengendalikan debit aliran air kali Brantas yang bisa berdampak
pada daerah-daerah di bawah aliran kali Brantas seperti daerah Kediri,
Jombang, Mojokerto dan Surabaya.

2.5 Fungsi Bendung Lodoyo


Fungsi utama Bendung Lodoyo adalah:
 Compensation basin Bendungan Wlingi, untuk mengatasi fluktuasi
debitakibat pengoperasian PLTA Wlingi yang dioperasikan pada saat
bebanpuncak.
 Pengendalian banjir
 Pengendali pelepasan aliran ke hilir
 Pembangkit tenaga listrik
 Sarana rekreasi bagi masyarakat domestik
 Merupakan salah satu faktor penting untuk hajat hidup sepanjang
DASBrantas, yaitu Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, Sidoarjo dan
Surabaya.

2.6 Spesifikasi

10
Berikut adalah beberapa spesifikasi yang dimiliki Bendung Lodoyo :

 Tipe : Bendung gerak


 Elevasi puncak mercu : El. 125,00 m
 Lebar mercu : 8 @ 12,00 m
 Pintu air : 8 @ 12,00 m x 11,30 m
 Tinggi bending : 14 m
 Kali Bogel adalah salah satu sungai yang mengalir di kabupaten
Blitar yangmerupakan anak Sungai Brantas yang bermuara di hulu
bendung Lodoyo.
 Potensi bendung lodoyo : menghasilkan energi rata-rata tahunan
sebesar 38 GWh yang penyalurannya diinterkoneksikan ke Gardu
Induk Wlingi melalui SUTM 20 kVdan atau penyulang ke arah
Blitar langsung ke jaringan distribusi yang beroperasisecara
komersial sejak tahun 1983.
 Bendungan Lodoyo juga mengendalikan debit aliran air kali Brantas
yang bisa berdampak pada daerah-daerah di bawah aliran kali
Brantas seperti daerah Kediri, Jombang, Mojokerto dan Surabaya.

11
BAB III

KESIMPULAN

Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk


meninggikan elevasi muka air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa
disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan (intake structure).
Terdapat dua jenis bendung, yaitu bendung tetap dan bendung
gerak.Bendung lodoyo merupakan jenis bendung gerak sebabBendung Lodoyo
memiliki pintu air yang berfungsi mengatur debit aliran air di kali brantas.
Bendung lodoyo juga memiliki potensi sebagai PLTA (Pembangun Listrik
Tenaga Air) yang menghasilkan energi rata-rata tahunan sebesar 38 GWh yang
penyalurannya diinterkoneksikan ke Gardu Induk Wlingi melalui SUTM 20 kV
dan/atau penyulang ke arah Blitar langsung ke jaringan distribusi yang
beroperasisecara komersial sejak tahun 1983.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Zhun, Zakki 12 Januari 2018. LODOYO.


https://www.scribd.com/document/368963638/LODOYO diakses 18
Februari 2017 pukul 17:23 WIB.
Dainuria. 20 Desember 2009.Optimalisasi Sumber Energi Primer Pada Bendung Lodoyo.
https://www.scribd.com/document/24327112/Optimalisasi-Sumber-Energi-
Primer-Pada-Bendung-Lodoyo1 diakses 18 Februari 2018 pukul 17:38
WIB.

Fauzi, Nuyassiruki. 10 Maret 2012. IRIGASI DAN BANGUNAN AIR.


http://mengkidy.blogspot.co.id/search/label/Teknikdiakses pada 18 Februari
2018 pukul 20:33 WIB.

Setiawan, Haris. 7 Desember 2016. DASAR TEORI Bendung.


https://id.scribd.com/document/333533164/DASAR-TEORI-
Bendungdiakses pada 19 Februari 2018pukul 21:15 WIB.

Admin2. 23 Oktober 2013. Bendung Gerak dan Bendung Tetap.


https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/bendung-gerak-dan-
bendung-tetapdiakses pada 19 Februari 2018 pukul 21:27 WIB.

Fauzi, Nuyassiruki. 14 Februari 2012. IRIGASI DAN BANGUNAN


AIR.http://mengkidy.blogspot.co.id/2012/03/irigasi-dan-bangunan-
air.htmldiakses pada 19 Februari 2018 pukul 22:40 WIB.

Putra, Anthony Tri. 2016.STUDI PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BOGEL DI


KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR. JURNAL ILMIAH.
http://pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Studi-Pengendalian-
Banjir-Sungai-Bogel-di-Kecamatan-Sutojayan-Kabupaten-Blitar-Anthony-
Tri-Putra-0910643002.pdfdiakses pada 20 Februari 2018 pukul 7:48 WIB.

10

Anda mungkin juga menyukai