Anda di halaman 1dari 30

PANDUAN PRAKTIK KE I

JEMBATAN
KOMPETENSI
Jenis dan Komponen Jembatan

PENYUSUN:
WAHYU YUSUF RIO, S.T., M.T./ NIDN. 0008059006

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
TAHUN 2021
Program Studi: Teknik Rekayasa
Jalan dan Jembatan
Pendahuluan
Semester : 6

Panduan Praktik ke: 1

I. TUJUAN PRAKTIK
1. Mengetahui jenis-jenis jembatan.
2. Mengetahui komponen yang terdapat pada jembatan.
3. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam perakitan jembatan.
4. Mengetahui bahan yang digunakan dalam perakitan jembatan.

II. DASAR TEORI


1. Pengertian Jembatan
Jembatan yaitu merupakan suatu bentuk konstruksi atau struktur pada bangunan
yang menghubungkan suatu kawasan, daerah, rute atau lintasan transportasi yang
terpisah satu sama lain baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya,
jalan kereta api, dan hal lainnya. Konstruksi pada bangunan suatu jembatan terdiri
dari item konstruksi bangunan atas, konstruksi bangunan bawah dan struktur
pondasi. Berdasarkan dengan kaidah yang sesuai dalam istilahnya konstruksi
bangunan yang atas berada pada bagian atas suatu jembatan yang menerima beban
langsung dan berfungsi sebagai penampung semua beban yang ditimbulkan oleh
lalu lintas kendaraan maupun orang dan muatan lainnya yang kemudian
disalurkan ke bagian bawah. Sedangkan pada konstruksi bangunan bawah terletak
di bawah bangunan atas yang akan berfungsi untuk menerima atau memikul
beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke
pondasi. Pondasi pada konstruksi jembatan di desains agar berfungsi sebagai yang
bangunan yang akan menerima beban- beban dari konstruksi bangunan bawah lalu
disalurkan ke dalam tanah. Dan penggunaan tipe pondasi yang akan digunakan
sangat bergantung dari kondisi tanah dasarnya berdasarkan data-data riil dari
kajian langsung sehingga dapat menggunakan pilihan tiang pancang, tiang bor,
atau sumuran.

Wahyu Yusuf Rio 1.1.dari 29 halaman


Jembatan adalah bagian jalan yang berfungsi untuk menghubungkan antara dua
jalan yang terpisah karena suatu rintangan seperti sungai, lembah, laut, jalan raya
dan rel kereta api. Jembatan sangat vital fungsinya terhadap kehidupan manusia,
dan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya
tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi yang menarik
(Bambang Supriyadi, 2007).
2. Jenis Jembatan Berdasarkan Bahan Konstruksinya
Tipe jembatan yang umum dan banyak digunakan di wilayah Indonesia yang
cocok dengan kondisi sangat bervariasi dan tergantung kebutuhan yang sesuai
dengan alam maupun lokasi pekerjaan konstruksi, jembatan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Jembatan sederhana/kayu
Jembatan sederhana adalah ditinjau dari segi konstruksi yang sangat mudah
dan sederhana, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari bahan kayu
yang sifatnya darurat atau tetap, dan dapat dikerjakan/dibangun tanpa
peralatan modern (Bambang & Muntohar, 2007)
Penggunaan bahan kayu untuk bahan jembatan adalah seiring dengan
perkembangan jaman. Dimasa lampau untuk menghubungkan sungai cukup
dengan menggunakan bambu, atau kayu gelondongan. Sehingga bila
dibandingkan dengan bahan lain seperti baja, beton atau lainnya, bahan kayu
merupakan bahan yang potensial dan telah cukup lama dikenal oleh manusia.
Pada saat telah digunakannya bahan baja dan beton untuk bahan jembatan,
penggunaan bahan kayu masih memegang fungsi sebagai lantai kendaraan.
Sesederhana apapun struktur dalam perencanaan atau pembuatannya perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika), beban yang
bekerja, kelas jembatan, peraturan teknis dan syarat-syarat kualitas
(checking).
Menurut Bambang dan Muntohar (2007), bahwa jembatan kayu merupakan
jembatan dengan material yang dapat diperbaharui (renewable). Kayu adalah
sumber daya alam yang pemanfaatannya akhir-akhir ini banyak pada bidang
industri kayu lapis, furnitur. Dapat dikatakan sangat sedikit pemakaiannya
dalam bidang jembatan secara langsung sebagai konstruksi utama. Paling
tidak penggunaan kayu sebagai bekisting untuk jembatan.

Wahyu Yusuf Rio 1.2.dari 29 halaman


Ketersediaan bahan kayu akan sangat terkait erat dengan potensi hutan
disuatu wilayah. Seperti halnya Indonesia yang memiliki cukup luas hutan
tropis tentunya akan sangat menunjang dalam proses konstruksi jembatan-
jembatan sederhana yang terbuat dari kayu.

Gambar 1. Jembatan Kayu


Kayu mempunyai beberapa keuntungan baik secara langsung maupun tidak
langsung yang antara lain seperti berikut ini (Barker & Pucket, 1997).
1) Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan
dapat dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
2) Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan
khusus dan tenaga ahli yang tinggi. Sebagai contohnya pada sambungan
konstruksi jembatan baja memerlukan peralatan dan ketrampilan tenaga
kerja tersendiri, sedangkan pada konstruksi kayu dapat menggunakan bor
tangan.
3) Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana
menguntungkan untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi
pembuatan beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat
dipasang tanpa bekisting dan tulangan, sehingga menghemat biaya.
4) Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton.
5) Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar
dan dipadukan dengan lingkungan sekitar.
b. Jembatan pasangan batu dan batu bata
Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi
utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu

Wahyu Yusuf Rio 1.3.dari 29 halaman


dan bata, konstruksi jembatan umumnya dibuat melengkung. Namun
sayangnya, seiring perkembangan zaman jembatan ini sudah tidak digunakan
lagi.

Gambar 2. Jembatan Pasangan Batu


c. Jembatan beton bertulang dan konstruksi jembatan beton prategang
(prestressed concrete bridge)
Pada tahun 1928 pengguanaan beton prategang modern dikemukaan pertama
kali di Prancis, ia mengaplikasikan kawat-kawat baja berkualitas tinggi pada
balok prategang dengan system penegangan pra penegangan (pre tensioning)
dan pada tahun 1940 Magnel mengembangkan sistem pasca penegangan yang
lebih dikenal dengan Magnel System of Belgium.
Pada tahun 1950 dikembangkan jembatan beton prategang segmental (cast in
place), jembatan segmental ini bisa disebut juga pracetak (precast) atau cetak
di tempat (cast in place) dengan menggunakan metode konstruksi kantilever
yang dikerjakan bentang demi bentang, dipasang tahap demi tahap atau
dipasang dengan system incremental launching.
Konstruksi jembatan beton prategang segmental dapat mencapai panjang
bentang 800 kaki yaitu 250 meter atau bentang seri 1000 kaki yaitu 300 meter.
Bila digunakan dalam jembatan cable stayed jarak bentang dapat mencapai
1500 kaki yaitu 450 meter.

Wahyu Yusuf Rio 1.4.dari 29 halaman


Gambar 3. Jembatan Beton Prategang
d. Jembatan baja
Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur
baja: deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung
kabel, jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang membentuk
unit segitiga dan memiliki kemampuan untuk mendistribusikan beban ke
setiap rangka-rangkanya. Rangka batang tersebut terdiri dari batang tarik dan
batang tekan.
Batang tarik adalah batang yang menerima beban tarik. Desain untuk batang
tarik didasarkan atas ijin tegangan tarik dimana tegangan yang terjadi tidak
boleh melampaui tegangan ijin. Apabila ada lubang maka luas penampang
adalah luas netto (luas brutto-luas lubang). Untuk menahan beban berguna
dipakai factor of safety (faktor keamanan) yang cukup terhadap kehancuran.
Batang tekan yang merupakan batang dari suatu rangka batang. Batang ini
dibebani gaya tekan aksial searah panjang batangnya. Kolom juga merupakan
batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan balok-balok loteng, rangka
atap, lintasan crane dalam bangunan pabrik dan sebagainya yang untuk
seterusnya akan melimpahkan semua beban tersebut ke pondasi.
Berikut 7 macam jembatan dengan kontruksi baja :
1) Jembatan Balok (The beam bridge)
Jembatan ini biasanya terletak diantara dua tumpua dan lantai kendaraan
langsung berada di atas gelagar memanjang. Biasanya digunakan untuk
bentang kecil yaitu 15 - 36 m.
2) Jembatan Baja Dinding Penuh (The plate girders bridge)

Wahyu Yusuf Rio 1.5.dari 29 halaman


Jembatan ini terdiri dari gelagar memanjang , gelagar melintang dan juga
gelagar induk, sedangkan lantai kendaraan umumnya terletak lebih
rendah, jembatan baja jenis biasanya digunakan pada bentang 24 sampai
45 m.
3) Jembatan Rangka Sederhana (Simple truss Bridge)
Jembatan rangka sederhana terdiri dari gelagar induk, gelagar melintang
dan gelagar memanjang, sedangkan untuk sisi kanan dan kiri jembatan
berupa rangka baja. jembatan rangka baja sederhana ini masuk dalam
kategori jembatan menangah yaitu dengan bentang 45 m - 180 m.
4) Jembatan rangka Menerus (Continous Bridge Trusses)
Jembatan ini terdiri dari rangka (truss) yang menerus dimana tumpuan
berada pada tengah bentang rangka yang tidak terpisah. Jembatan ini
biasa digunakan pada bentang 45 m - 180 m.

Gambar 4. Jembatan Rangka Baja


e. Jembatan komposit
Konstruksi komposit adalah sebuah konstruksi yang bahan-bahannya
merupakan perpaduan dari dua jenis material yang berbeda sifat, yang
disatukan sedemikian rupa, sehingga bekerja sama dalam memikul beban.
Konstruksi seperti ini ditemukan pada struktur jembatan, yaitu gambungan
antara pelat lantai dari bahan beton dan gelagar dari bahan baja.
Gabungan kedua elemen struktur ini dapat memikul beban lentur (momen)
secara bersama-sama. Dalam bentuk lain adalah struktur tiang/kolom dimana
lapis luar tiang/kolom digunakan besi hollow dari baja, dan didalamnya diisi
dengan material beton.

Wahyu Yusuf Rio 1.6.dari 29 halaman


Konstruksi komposit bisa merupakan perpaduan antara baja dengan beton,
kayu dengan beton, dan lain-lain. Konstruksi komposit dibuat sedemikian
rupa dengan memanfaatkan keunggulan dari masing-masing bahan, dari
kedua jenis bahan yang berbeda tadi, terutama dalam kemampuannya
memikul gaya tarik dan gaya tekan. Hal ini pada umumnya dijumpai pada
baja dan beton.
Material baja adalah bahan yang kuat terhadap gaya tarik dan kuat juga
terhadap gaya tekan, tetapi gaya tekan yang dapat dipikul sangat erat
kaitannya dengan kelangsingan profil. Sebaliknya, beton sangat kuat
memikul gaya tekan dan sangat lemah terhadap gaya tarik. Pada mulanya
balok baja hanya dipakai sebagai penopang pelat lantai, sehingga pada balok
baja terjadi lendutan yang besar yang diakibatkan oleh beban yang besar yang
harus dipikul balok baja tersebut. Pelat beton dan gelagar baja mengalami
deformasi sendiri-sendiri, dengan besar deformasi tergantung dari kekuatan
masing-masing bahan (baja dan beton).
Pada awal tahun 1930 kanstruksi komposit dibuat pada jembatan, dan untuk
gedung pada tahun 1960. Semenjak tahun 1979 yang lalu, aksi komposit
selalu dimanfaatkan pada bangunan gedung terutama pada jembatan, dimana
baja dan beton saling melekat dengan bantuan penghubung geser (Shear
connector).
Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain,
yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan
jenis jembatan yang akan digunakan tergantung pada pertimbangan ekonomi
dan faktor spesifik dari medan konstruksi seperti akses transportasi menuju
lapangan dan jenis dari tiang penyokong yang berada di tengah bentang.
Bila dibandingkan dengan konstruksi non komposit, konstruksi komposit
memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1) Profil baja dapat dihemat dibandingkan dengan balok non komposit.
2) Penampang atau tinggi profil baja lebih rendah, sehingga dapat
mengurangi atau menghemat tinggi lantai (storey height) pada bangunan
gedung dan tinggi ruang bebas pada bangunan jembatan.

Wahyu Yusuf Rio 1.7.dari 29 halaman


3) Kekakuan lantai pelat beton bertulang semakin tinggi karena pengaruh
komposit (menyatu dengan gelagar baja), sehingga pelendutan pelat
lantai (komposit) semakin kecil.
4) Panjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar, artinya dengan
sistem komposit baja dan beton, untuk penampang yang sama,
mempunyai momen pikul yang lebih besar.
5) Kapasitas daya pikul beban bertambah dibandingkan dengan pelat beton
yang bebas di atas gelagar baja.
Aksi komposit terjadi apabila dua batang/bagian struktur pemikul beban,
misalnya konstruksi lantai beton dan balok profil baja, dihubungkan secara
komposit menjadi satu, sehingga dapat melentur secara bersamaan dan
menyatu, dengan kata lain tidak terjadi gelincir diantara permukaan beton dan
baja. Aksi komposit hanya dapat terjadi apabila anggapan-anggapan berikut
ini dapat dipenuhi atau mendekati keadaan sebenarnya antara lain :
1) Lantai beton dengan balok profil baja dihubungkan dengan penghubung
geser secara tepat pada seluruh bentangnya.
2) Gaya geser pada penghubung geser adalah sebanding secara proportional
dengan beban pada penghubung geser.
3) Distribusi tegangan adalah linier disetiap penampang.
4) Lantai beton dan balok baja tidak akan terpisah secara vertikal dibagian
manapun sepanjang bentangan.
3. Jenis Jembatan Berdasarkan Fungsinya
a. Jembatan jalan raya (highway bridge)
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau
rintangan seperti sungai, rel kereta apiataupun jalan raya. Jembatan dibangun
untuk penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas
halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi
darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan
sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu
beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyeberangi
sungai. Ada juga orang yang menggunakan dua utas tali atau rotan, yang
diikat pada bebatuan di tepi sungai. Seterusnya, batu digunakan, tetapi cuma

Wahyu Yusuf Rio 1.8.dari 29 halaman


sebagai rangka. Jembatan gerbang berbentuk melengkung yang pertama
dibuat semasa zaman Emperor Roma, dan masih banyak jembatan dan
saluran air orang Roma yang kenal hingga hari ini. Orang-orang Roma juga
mempunyai pengetahuan, yang mengurangkan perbedaan kekuatan batu2
yang berbeda. Jembatan bata dan mortar dibuat pada zaman kaisar Romawi,
karena sesudah zaman tersebut, teknologi pengetahuan telah hilang. Pada
Zaman Pertengahan, tiang-tiang jembatan batu biasanya lebih besar sehingga
menyebabkan kesulitan kepada kapal-kapal yang lalu-lalang di sungai
tersebut.
Pada abad ke-18, mulai banyak pembaruan dalam pembuatan jembatan kayu
oleh Hans Ulrich, Johannes Grubenmann dan lain-lain. Dengan kedatangan
Revolusi Industri pada abad ke-19, sistem rangka (truss system)
menggunakan besi untuk memajukan untuk pembuatan jembatan yang lebih
besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan ketegangan (tensile strength)
yang cukup untuk beban yang besar. Apabila mempunyai kekuatan
ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat,
kebanyakannya menggunakan idea Gustave Eiffel, yang pertama kali
dipertunjukkan di Menara Eiffel di Paris, Prancis. Yang sesuai digunakan
untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan-
kepada-berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang
lebih murah. Jadi, selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced concrete)
digunakan - kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel
tembaga yang ditanam di dalam konkrit itu.
b. Jembatan penyeberangan (foot bridge)
Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan kaki
untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol
dengan menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan
dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat
pemberhentian bus (seperti busway Transjakarta di Indonesia), untuk
memberikan akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda,
tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu.

Wahyu Yusuf Rio 1.9.dari 29 halaman


Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang sama
dengan jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari
jembatan kendaraan, dalam desain JPO biasanya mempertimbangkan getaran
dan efek dinamik dari penggunanya. Di samping itu masalah estetika juga
menjadi pertimbangan penting dalam membangun JPO terutama dijalan-jalan
protokol dimana desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting.
Variabel-variabel yang memengaruhi penggunaan JPO
1. Kepadatan lalu lintas
2. lebar jalur
3. lokasi
4. aksesibilitas
5. pagar di sekitar trotoar
6. penegakan hukum terhadap pelanggar larangan menyeberang di jalan
kendaraan bila sudah memiliki JPO
c. Jembatan kereta api (railway bridge)
Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api.
Perencanaan jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan,
hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api
yang melewati jembatan tersebut.
Jembatan Cikubang adalah jembatan kereta api yang menghubungkan kota
Bandung dengan kota Jakarta. Jembatan ini terletak di Padalarang, Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat. Jembatan ini memiliki empat pilar baja seberat
sekitar 110 ton. Jembatan Cikubang merupakan jembatan kereta api
terpanjang di Indonesia dengan panjang 300 meter. Jembatan Cikubang mulai
digunakan sejak tahun 1906 dan masih saat ini masih kukuh berdiri dengan
tinggi 80 meter dari dasar sungai Cikubang. Pembangunan jembatan ini
berkaitan dengan pembangunan jalur kereta api Cikampek-Purwakarta-
Bandung yang dimulai antara tahun 1881 – 1884 oleh perusahaan kereta api
Staats Spoorwegen (SS).
Penambahan struktur jembatan dengan lengkungan logam setengah lingkaran
sepanjang rel di bagian bawah bantalan dilakukan pada 1953. Penguatan itu
seiring dengan mulai dioperasikannya lokomotif diesel. Jembatan Cikubang
terlihat jelas dari jalan raya antara Plered dan Padalarang, bahkan sering

Wahyu Yusuf Rio 1.10.dari 29 halaman


membuat wisatawan berhenti sejenak untuk menyaksikan kereta api yang
melintas di jembatan tersebut.
d. Jembatan darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk
kepentingan darurat dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya
jembatan darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan
lama harus dilakukan pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar
setelah jembatan baru dapat berfungsi.
Berdasarkan tinjauan dari sistem dan gaya strukturnya maka jembatan dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Jembatan lengkung (arch bridge)
Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya.
Jembatan lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat
Yunani, contohnya adalah Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan
mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya.
b. Jembatan gelagar (beam bridge)
Jembatan gelagar atau jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat
sederhana dimana jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga
oleh tiang penopang pada kedua pangkalnya. Asal usul struktur jembatan
alang berawal dari jembatan balok kayu sederhana yang di pakai untuk
menyeberangi sungai. Di zaman modern, jembatan gelagar terbuat dari balok
baja yang lebih kokoh. Panjang sebuah balok pada jembatan gelagar biasanya
tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin panjang balok jembatan,
maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena itu,
struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak
yang dekat saja. Jembatan alang terpanjang di dunia saat ini adalah jembatan
alang yang terletak di Danau Pontchartrain Causeway di selatan Louisiana,
Amerika Serikat. Jembatan ini memiliki panjang 23,83 mil (38,35 km), dan
lebar 56 kaki (17 m).
c. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)
Berbeda dengan jembatan gelagar, struktur jembatan penyangga berupa balok
horizontal yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu
pangkalnya. Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan lebih banyak

Wahyu Yusuf Rio 1.11.dari 29 halaman


bahan dibanding jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya digunakan
untuk mengatasi masalah pembuatan jembatan apabila keadaan tidak
memungkinkan untuk menahan beban jembatan dari bawah sewaktu proses
pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan tidak mudah bergoyang, oleh
karena itu struktur jembatan penyangga biasanya digunakan untuk memuat
jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga terbesar di dunia saat ini adalah
jembatan penyangga Quebec Bridge di Quebec, Kanada. Jembatan ini
memiliki panjang 549 meter (1.801 kaki).
d. Jembatan kabel penahan (cable-stayed bridge)
Seperti jembatan gantung, jembatan kabel-penahan ditahan dengan
menggunakan kabel. Namun, yang membedakan jembatan kabel-penahan
dengan jembatan gantung adalah bahwa pada sebuah jembatan kabel-penahan
jumlah kabel yang dibutuhkan lebih sedikit dan menara jembatan menahan
kabel yang lebih pendek. Jembatan kabel-penahan yang pertama dirancang
pada tahun 1784 oleh CT Loescher. Jembatan kabel-penahan terpanjang di
dunia saat ini adalah Jembatan Sutong yang melintas di atas Sungai Yangtze
di China.
e. Jembatan gantung (suspension bridge)
Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan
menggunakan tali atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung modern
digantungkan dengan menggunakan kabel baja. Pada jembatan gantung
modern, kabel menggantung dari menara jembatan kemudian melekat pada
caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan untuk menambatkan
kabel di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air yang dikeringkan untuk
pembangunan dasar jembatan). Caisson atau cofferdam akan ditanamkan jauh
ke dalam lantai danau atau sungai. Deck/ lantai jembatan di tahan oleh kabel
vertikal yang dihubungkan pada kabel suspensi di atasnya. Kabel suspensi
adalah bagian terpenting dari jembatan bersuspensi, karena fungsinya adalah
menahan beban lantai jembatan yang nantinya diteruskan ke tumpuan yang
ada di ujung jembatan. Kabel suspensi ini juga didukung oleh suatu menara
yang tugasnya membawa berat daripada Dek jembatan. Jenis jembatan ini
pada awalnya digunakan dalam medan pegunungan. Daerah yang pertama
kali membangun jembatan jenis ini adalah di sekitar Tibet dan Bhutan.

Wahyu Yusuf Rio 1.12.dari 29 halaman


Jembatan gantung terpanjang di dunia saat ini adalah Jembatan Akashi
Kaikyo di Jepang. Jembatan ini memiliki panjang 12.826 kaki (3.909 m) .
Jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1) Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)
Jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah
dibangun. Jangkar di kedua sisinya mendukung dek/ lantai jembatan dan
tidak memiliki menara/dermaga untuk dukungan tambahan di tengahnya.
Jembatan ini biasanya memiliki busur ke atas dan ke bawah, yang
terbentuk karena dek/ lantai jembatan. Jembatan ini termasuk jembatan
fleksibel yang didukung oleh kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak
digunakan untuk menahan beban yang sangat berat karena lantai
jembatan memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya hanya pejalan
kaki yang hendak menyeberang sungai, lembah maupun jurang.
2) Underspanned Suspension Bridge
Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek
atas. Struktur jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan
gantung sederhana. Dek/lantai jembatan ini berada di atas kabel
utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun karena tidak
memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya yang berada di bawah
dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari jembatan ini sama seperti
jembatan suspensi sederhana (Simple Suspension Bridge) yaitu pada
ujung ujung jembatan, ditanam ke dalam tanah.
3) Stressed Ribbon Bridge
Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana.
Kabel sebagai unsur struktur penahan ditanam di Dek. Dek/lantai
jembatan tersebut membentuk huruf “U” pada bentang antar
tumpuannya. Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai kompresi, dengan
begitu jembatan ini menjadi kaku dan tidak bergoyang atau memantul.
Jembatan ini dibuat dengan memperkuat beton dengan diberi kabel
tegangan baja. Ini adalah salah satu jenis jembatan suspensi terkuat dan
juga bisa digunakan untuk lalu lintas kendaraan.
4) Suspended Deck Suspension Bridge

Wahyu Yusuf Rio 1.13.dari 29 halaman


Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum
digunakan dari beberapa jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang
ditanam di tanah. Suspender jembatan ini menyuport dek/lantai jembatan
yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan ini dibuat kaku
dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga
menggunakan menara/ tiang untuk membantu kabel suspensi
menyalurkan beban ke pondasi jembatan.
5) Self Anchored Suspension Bridge
Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck
Suspension Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel
suspensi utama. Ujung dari kabel suspensi utama dari jembatan gantung
ini melekat pada masing masing ujung dek dan tidak ditanam ke tanah
melainkan menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya. Untuk itu
jembatan jenis ini sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak
mempunyai struktur tanah yang stabil dan sulit membuat penahan
jembatan. Seperti contoh di Negara Jepang.
Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan. Dia jauh lebih
fleksibel, karena dia mampu menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.
Garis garis yang dibuat oleh kabel utama maupun kabel vertikalnya membuat
jembatan ini terkesan ramping dan memiliki estetika yang menarik.
f. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari
bahan beton. Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal
yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban.
Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem yaitu post
tensioning dan pre tensioning. Pada sistem post tensioning tendon prategang
ditempatkan di dalam duct setelah beton mengeras dan transfer gaya
prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan penjangkaran di ujung
gelagar. Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon prategang
yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya prategang
terlaksana karena adanya ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan beton
prategang sangat efisien karena analisa penampang berdasarkan penampang

Wahyu Yusuf Rio 1.14.dari 29 halaman


utuh. Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang jembatan 20 - 40
meter.
g. Jembatan rangka (truss bridge)
Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan
modern. Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan
membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat
struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan kerangka
dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya pembuatannya
yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain itu,
jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang
lebih jauh dengan menggunakan elemen yang lebih pendek daripada
jembatan alang. Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk
dasar berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya
sehingga setiap batang hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.
h. Jembatan box girder
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional
maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan,
dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed
maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box girder adalah momen
inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan
karena adanya rongga ditengah penampang. box girder dapat diproduksi
dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium adalah yang paling banyak
digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan pemasangan tendon
prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai
bagian dari gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem
prategang post tensioning. Analisa fullprestressing suatu desain dimana pada
penampang tidak diperkenankan adanya gaya tar ik, menjamin kontinuitas
dari gelagar pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi
panjang bentang 20 – 40 meter.
4. Aspek Perancangan Konstruksi Jembatan
Perancangan suatu konstruksi jembatan meliputi beberapa aspek perlu ditinjau
yang nantinya akan mempengaruhi dalam penetapan bentuk maupun dimensi
jembatan. Adapun aspek tersebut antara lain :

Wahyu Yusuf Rio 1.15.dari 29 halaman


a. Aspek lokasi dan tipe jembatan
b. Aspek lalu lintas
c. Aspek hidrologi
d. Aspek tanah
e. Aspek geometri jembatan
f. Aspek konstruksi jembatan
5. Fungsi Sosial Jembatan
Fungsi utama sebuah jembatan adalah untuk menghubungkan dua wilayah yang
berbeda. Setelah itu, dengan adanya jembatan dapat menimbulkan berbagai
macam kemajuan di kedua wilayah tersebut, baik di bidang transportasi, ekonomi,
budaya, dan bidang-bidang lainya. Selain berfungsi untuk menghubungkan dua
wilayah, jembatan berfungsi untuk mengatasi rintangan baik berupa air atau
kemacetan.
Fungsi lainnya adalah dapat dijadikan sebagai tempat pariwisata. Keindahan
konstruksi sebuah jembatan dapat menarik perhatian para wisatawan. Apalagi jika
jembatan tersebut dikelola dengan baik dan didukung dengan keindahan alam di
sekitarnya jembatan akan semakin memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Jika
banyak wisatawan yang datang, tentunya hal itu dapat membantu perekonomian
masyarakat di sekitarnya.
6. Struktur Jembatan
a. Struktur Atas (Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung
yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-
lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
1) Trotoar :
• Sandaran dan tiang sandaran,
• Peninggian trotoar (Kerb),
• Slab lantai trotoar.
2) Slab lantai kendaraan,
3) Gelagar (Girder),
4) Balok diafragma,
5) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),

Wahyu Yusuf Rio 1.16.dari 29 halaman


6) Tumpuan (Bearing).
b. Struktur Bawah (Substructures)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke
fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah
dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliputi :
1) Pangkal jembatan (Abutment),
• Dinding belakang (Back wall),
• Dinding penahan (Breast wall),
• Dinding sayap (Wing wall),
• Oprit, plat injak (Approach slab)
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
• Tumpuan (Bearing).
2) Pilar jembatan (Pier),
• Kepala pilar (Pier Head),
• Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
• Tumpuan (Bearing).
3) Fondasi
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke
tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan
dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
a. Fondasi telapak (spread footing)
b. Fondasi sumuran (caisson)
c. Fondasi tiang (pile foundation)
• Tiang pancang kayu (Log Pile),
• Tiang pancang baja (Steel Pile),
• Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
• Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed
Concrete Pile),

Wahyu Yusuf Rio 1.17.dari 29 halaman


• Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place),
• Tiang pancang komposit (Compossite Pile).

III. ALAT DAN BAHAN


A. Peralatan Tangan:
1. Meteran Roll
Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan
meteran dengan pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak
dipakai pita tersimpan dikotaknya.

2. Penggaris dan Pensil Tukang


Penggaris yang digunakan pilih dengan bahan baja atau stainless steel agar
kuat dan tidak mudah patah, tahan lama. Untuk pensil biasanya menggunakan
pensil khusus untuk tukang dengan bentuk arangnya lebih besar. Pensil dan
penggaris digunakan untuk memberi tanda atau garis pada bidang-bidang
kayu yang kecil sebagai tanda pemotongan atau pelubangan.

3. Penggaris Siku

Wahyu Yusuf Rio 1.18.dari 29 halaman


Penggaris siku terbuat dari besi baja yang terdiri dari daun penggaris dan
gagang. Gunakan bahan yang terbuat dari baja dan gagang lebih tebal dan
lebih berat dari daun agar penggunaanya lebih mudah dan awet. Penggaris
siku digunakan untuk memberi tanda atau garis agar dalam pemotongan kayu
dapat membentuk sudut 90° dan saat pemasangan bisa lurus dan rapi.

4. Palu Kayu/Ganden
Palu kayu/ganden dipergunakan untuk merakit, membongkar konstruksi kayu
dan menyetel pasak-pasak slop pada media kayu. Juga digunakan untuk
memukul pahat agar ujung pahat tidak rusak. Biasanya terdiri dari 2 macam,
yaitu palu kayu bulat dan bujur sangkar yang bentuknya lebih besar.

5. Palu Besi
Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk
memukul paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar
awet tahan lama.

Wahyu Yusuf Rio 1.19.dari 29 halaman


6. Pahat Tusuk
Gunakan pahat tusuk yang memiliki pegangan dari kayu atau plastik yang
kokoh dan ujungnya berbentuk pipih. Penggunaannya untuk membuat
lubang, meratakan lubang atau pen. Untuk pemukulnya gunakan palu kayu
agar gagang pahat tidak rusak.

7. Gergaji Kayu
Ada 2 jenis gergaji sesuai fungsi dan penggunaanya, yaitu : Gergaji potong
dan gergaji belah. Gergaji potong digunakan untuk memotong atau memutus
serat kayu. Mempunyai ciri sudut ketajaman 45° dan gilaran bolak-balik.
Sedangkan gergaji belah digunakan untuk membelah kayu yang sejajar serat.
Gergaji belah ada bentangnya dan mempunyai ciri ketajaman 60°.

Wahyu Yusuf Rio 1.20.dari 29 halaman


8. Tang Kakaktua
Tang kakatua ini memiliki bentuk seperti paruh burung kakatua maka dari itu
tang ini dinamakan tang kakatua. Fungsi dari tang ini adalah untuk memotong
kawat dan juga dapat mencabut paku.

9. Kunci Torsi
Kunci torsi adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengencangkan baut
pada kekencangan atau tension/tegangan yang presisi. Kekencangan baut
yang terpasang diiukur dalam satuan Newton meter (N.m) atau Kilogram
meter (Kg.m) atau Foot pound (Ft.Lb). Dengan menggunakan kunci torsi, kita
bisa mengencangkan baut dengan kekencangan yang kita mau dan kita perlu,
tidak lebih dan tidak kurang.

Wahyu Yusuf Rio 1.21.dari 29 halaman


10. Hydraulic Jack
Dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat benda berat, disamping itu
hidrolik / hydraulic juga banyak digunakan sebagai alat press maupun untuk
memasang atau melepas komponen alat yang sulit dikerjakan.

11. Gunting Besi


Gunting Besi ada 2 macam yaitu gunting besi duduk dan gunting besi tangan
yang berfungsi untuk memotong besi tulangan.

Wahyu Yusuf Rio 1.22.dari 29 halaman


B. Peralatan Mesin:
1. Bor Tangan Listrik multi guna (Drill)
Gunakan mesin bor listrik yang multi fungsi bisa untuk pengeboran kayu dan
juga untuk beton, agar pemakaian lebih efektif dan dapat digunakan segala
macam keperluan. Anda tinggal merubah atau mengganti mata bornya saja.
Mata bor digunakan untuk kayu dan hammer untuk beton.

2. Mesin Ketam Tangan Listrik (Planer)


Kegunaannya adalah untuk memperbaiki kayu yang tidak rata karena
penyusutan kayu tidak sama atau menghaluskan permukaan kayu.

Wahyu Yusuf Rio 1.23.dari 29 halaman


3. Gergaji Tangan Listrik/Circular Saw
Kegunaannya untuk pemotongan kayu dengan permukaan yang lebar. Bisa
digunakan diatas penampang meja maupun dibawah meja dengan
membuatkan dudukan.

4. Miter/Mitre Saw (Gergaji Sirkular Duduk)


Alat ini dipakai jika berhadapan dengan kayu-kayu balok atau papan-papan
panjang yang harus dipotong miring atau harus dipotong cepat. Ada 2 jenis
Miter Saw yang paling umum yang ada dipasaran, yaitu Sliding Miter Saw
yang dapat memotong lebih lebar dan Miter Saw standar.

Wahyu Yusuf Rio 1.24.dari 29 halaman


5. Planer & Thicknesser (Mesin Serut)
Buat yang sering menggunakan bahan kayu keras, perkakas ini sangat
penting, karena pengalaman belum pernah mendapatkan kayu yang lurus dan
siku dari toko kayu, ya kecuali pesan di tukang kusen.

6. Router & Trimmer


Trimmer mungkin yang lebih sering gunakan dibanding router, karena sering
membuat edge banding dan face frame untuk kabinet. Sedangkan router
hanya gunakan untuk membuat dado, rabbet dan model sambungan lainnya.

Wahyu Yusuf Rio 1.25.dari 29 halaman


7. Orbital Sander (Mesin Amplas Tangan)
Mesin ini yang menentukan bagus atau tidak dan kesempuraan hasil akhir
sebuah karya. Apalagi untuk karya-karya yang menggunakan kayu keras,
biasanya, sebagian besar waktu kita, kita gunakan untuk mengamplas.

8. Table Saw (Gergaji Sirkular Meja)


Mesin ini sudah bisa menggantikan beberapa mesin yang lain. Mesin ini
digunakan hampir disemua project yang dikerjakan, disamping
mempermudah dan mempercepat pengerjaan, jika di set dengan benar, mesin
ini sangatlah akurat.

Wahyu Yusuf Rio 1.26.dari 29 halaman


9. Jigsaw
Tidak semua bahan dipotong lurus dan siku, mesin ini digunakan untuk
memotong bagian yang tidak bisa dipotong dengan mesin lain seperti
membuat lengkungan atau potongan free-hand. Alat ini dapat memotong
dengan sangat presisi.

10. Mesin Las Listrik


Mesin las listrik yang digunakan adalah untuk pengelasan SMAW, ini
termasuk jenis elektroda terumpan karena elektrodanya selain sebagai
penghasil busur juga sebagai bahan pengisi. Elektroda SMAW yang terdiri
dari filler dan flux akan terbakar saat proses pengelasan berlangsung, setelah
filler akan menyatu dengan logam induk yang meleleh kemudian menjadi

Wahyu Yusuf Rio 1.27.dari 29 halaman


logam las. Sedangkan flux akan melindungi logam cair dan akan berubah
menjadi slag saat memadat.

IV. KESELAMATAN KERJA


1. Gunakan alat seperlunya.
2. Jangan bermain-main saat praktek.
3. Hati hati saat menggunaan alat yang tajam.
4. Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja yang terdapat pada
lembar kerja.
5. Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan.
6. Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan baik dan benar.
7. Periksa setiap ketajaman alat-alat yang akan dipakai, lakukan pengasahan jika alat
yang dipakai dalam keadaan tumpul.
8. Keluarkan peralatan yang diperlukan saja dari kotak alat agar tidak mengganggu
pekerjaan yang sedang dilakukan.
9. Letakkan peralatan yang tidak dipakai pada tempat yang disediakan.
10. Pada saat istirahat , masukkan semua alat ke tempat yang disediakan.
11. Pergunakan peralatan seseuai dengan fungsinya masing-masing.
12. Gunakan selalu perlengkapan kerja yang disarankan.
13. Jika ragu dengan menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau bimbingan
dosen atau teknisi.

Wahyu Yusuf Rio 1.28.dari 29 halaman


DAFTAR PUSTAKA

Muntohar, Agus S; Bambang S, 2007, Jembatan, Beta Offset, Yogyakarta


Barker, Richard M;. Puckett, Jay A, 2006, Design of Highway Bridges: An LRFD Approach,
Glass Frog Books, Hawthorne, CA, U.S.A.

Wahyu Yusuf Rio 1.29.dari 29 halaman

Anda mungkin juga menyukai