Anda di halaman 1dari 4

Seks di Luar Nikah dan Hancurnya Integritas Biopsikososial

Bagian Keempat

Yang perlu kita pahami bahwa setiap tetes cairan sperma terdiri dari ribuan sel sesungguhnya
mengandung esensi energi penciptaan. Air mani adalah dasar dari keberadaan hidup baru manusia. Air
mani adalah substansi yang sangat dahsyat dan energi hidup luar biasa bila kita mampu
mendayagunakannya. Ada dua tujuan utama mengeluarkan sperma yakni yang pertama creation yakni
seks sebagai sarana reproduksi/menghasilkan keturunan yang baik/saleh/saleha. Kedua re-creation
yakni hubungan seks sebagai sarana creating kebahagiaan suami istri dan mentransmutasikan sperma
menjadi energi produktif dalam kehidupan untuk spiritualitas, kecerdasan, kesehatan, kekuatan,
kesuksesan dan kehidupan yang greatness. Ketika satu dan lain hal, belum menikah atau belum
memungkinkan bertemu dengan istri/suami, maka bisa dilakukan  re-creation dengan
mentransmutasikan (transmutation sexual energy) dalam karya kehidupan yang lebih produktif dengan
berpuasa untuk spiritualitas, kesehatan dan kedamaian jiwa atau menyalurkan energinya dalam bekerja,
berbisnis dan aktivitas produktif lainnya serta membangun peradaban dunia yang lebih baik.
Mengeluarkan sperma diluar tujuan creation dan re-creation tersebut diatas seperti dengan seks di luar
nikah, pornografi, masturbasi/onani adalah kebocoran energi yang sangat disayangkan dan merupakan
kebodohan yang dampaknya merusak baik secara biologis, psikologis dan sosial.

Hubungan seks dengan ikatan pernikahan membuat sehat, bahagia, produktif dan bermakna, sedangkan
hubungan seks di luar nikah membuat masalah, sakit dan merusak. Mengapa pernikahan bisa membuat
hubungan seks memiliki perbedaan dampak yang signifikan? Pertanyaan ini memiliki pola yang sama
dengan pertanyaan mengapa orang yang fokus, bisa mengendalikan diri dan tanggungjawab lebih sukses
dalam kehidupan? Atau pertanyaan mengapa orang yang hidupnya seimbang dalam pola pikirnya, pola
makan dan minumnya, pola aktivitasnya dan pola habitnya akan lebih bahagia dalam kehidupan?

Pertama, hubungan seks yang dilakukan merupakan ekspresi cinta yang bertanggungjawab. Melakukan
seks tanpa pernikahan adalah perbuatan yang tidak bertanggungjawab. Pria yang menjamah wanita
tanpa menikahi, sesungguhnya tidak mencintai. Kalau pria sungguh mencintai dia akan menghormati
wanita dengan menjaga kehormatannya sampai pernikahan. Cinta diekspresikan secara
bertanggungjawab, setelah di-ikrarkan (aqad nikah) dan disaksikan orangtua, keluarga, sahabat dan
masyarakat. Erich Fromm dalam risetnya tentang cinta menyampaikan bahwa ada 4 unsur cinta yakni
perhatian (care), tanggungjawab (responsibility), menghormati (respect), memahami/mengerti
(knowledge). Tidak ada salah satunya belum memenuhi apa yang disebut cinta. Bukti pria mencintai
wanita adalah menikahinya. Dengan pernikahan juga maka anak terlahir dengan kejelasan ayah dan ibu
kandungnya dan dalam kasih sayang keduanya. Anak tidak akan mati di aborsi atau menderita seumur
hidupnya tanpa kejelasan ayah dan ibu kandungnya serta dalam kasih sayang keduanya. 
Kedua, hubungan seks yang dilakukan dengan suami istri yang syah, ada persetujuan, rasa hormat dan
keseimbangan yang saling melengkapi. Dengan persetujuan, rasa hormat dan keseimbangan yang
dicapai melalui pernikahan lebih membuka eksplorasi bahwa hubungan seks tidak hanya aktivitas fisik
yang berpusat pada penetrasi, namun meluas ke seluruh panca indera, niat, motivasi hingga kehidupan
pernikahan sehari-hari. Ikatan yang syah dalam pernikahan membuat pikiran yakin/tidak ragu-ragu dan
tenang dalam melakukan hubungan seks, tidak hanya karena dorongan impulsif biologis seperti halnya
binatang, namun lebih ke aktivitas ibadah yang berkesadaran dan suci. Ini adalah hubungan seks sejati.
Ketika suami istri melakukan hubungan seks dengan baik, sesungguhnya sedang membuka diri hingga
pada hal yang paling intim, mengalami 'penyerahan diri', berpadu menyatukan diri dan memancarkan
sifat Sang Khalik yang Maha Satu/Esa dan Maha Pencipta dengan segenap cita rasa dan pesonanya.
Karena itu seks yang dilakukan suami istri adalah akitivitas ibadah yang sakral dan suci. Penelitian yang
dilakukan Profesor Elisabeth Lloyd dari Harvard University tentang hubungan seks dalam 33 studinya,
banyak mengungkap bahwa terjadi kesenjangan orgasme yang besar baik pria maupun wanita dimana
terbesar adalah wanita. Penelitian menunjukkan 3/4 wanita tidak mengalami kenikmatan hubungan
seks (orgasm) dan paling besar terjadi pada hubungan seks di luar nikah. Ada ketakutan atau perasaan
in-secure terutama dalam diri wanita ketika melakukan hubungan seks di luar nikah. Karena dampak
buruk yang paling besar menanggung adalah wanita. 

Perlu kita sadari bahwa mengejar kesenangan hidup dengan melakukan hubungan seks di luar nikah
adalah salah besar secara fundamental. Kebahagiaan sejati tidak bisa dialami dengan cara seperti itu.
Kalaupun setiap hari melakukan hubungan seks dengan wanita cantik atau pria tampan sekalipun, tapi di
luar nikah, dijamin tidak akan pernah bisa membuat hidup penuh (fulfilment) dan bahagia seutuhnya.
Hidup akan selalu seperti hedonic treadmill, mengejar kesenangan namun tidak pernah bisa merasakan
ketenangan dan kebahagiaan sejati. Selalu ada yang kurang ! Lalu sampai kapan terus seperti ini ??

Tanpa dihubungkan dengan hukum agama tertentu seperti benar (halal) atau salah (haram), cukup
dengan menyajikan hasil riset, data dan fakta di atas seharusnya sudah membuat kita sadar  dampak
mengerikan dari seks di luar nikah secara biopsikososial. Sangat merusak diri, menghambat kinerja dan
produktivitas seseorang bahkan keberlangsungan peradaban sehat dan kondusif secara biopsikososial di
masyarakat. Bila kerusakan ini dibiarkan akan semakin besar dan berakibat runtuhnya ekologi kehidupan
masyarakat secara organik. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita mau menjalani hidup dengan
bijaksana dan bahagia seutuhnya atau tunduk menjadi budak hawa nafsu/syahwat ?  Apakah kita mau
menjalani hidup secara sehat, bermakna dan bermanfaat atau hidup secara bermasalah, sakit dan
merusak?
Referensi :

Ibn Katsir, Ismail  (774 H) "Tafsir Alquran al-Adziim", Dar Alamiah QS 17 : 32,  QS 24 : 30-31, QS 25 : 68-
70

Olson, Norman, A Life of Integrity: Real Prayer, Regular Press; No. 4 edition (January 1, 1991)

Cloud, Henry, Integrity: The Courage to Meet the Demands of Reality, Harper Business; Reprint edition
(June 2, 2009) 

P.P. Gariaev and V.P. Poponin. Vacuum DNA phantom effect in vitro and its possible rational
explanation. Nanobiology (in press), 1995.

P.P. Gariaev, K.V. Grigor’ev, A.A. Vasil’ev, V.P. Poponin and V.A. Shcheglov. Investigation of the
Fluctuation Dynamics of DNA Solutions by Laser Correlation Spectroscopy. Bulletin of the Lebedev
Physics Institute, n. 11-12, p. 23-30 (1992)

W.A. Tiller. What Are Subtle Energies? Journal of Scientific Exploration. Vol.7, p.293-304 (1993)

G. Rein and R. McCraty. Structural Changes in Water and DNA Associated with New Physiologically
Measured States. Journal of Scientific Exploration. Vol.8, 3 p.438 (1994).

Franckh, Pierre,  The DNA Field and the Law of Resonance: Creating Reality through Conscious Thought,
Destiny Books; 1st edition (October 11, 2014) 

Engel, George L. The Need for a New Medical Model: A Challenge for Biomedicine.
Science.1977.196(3):129-136.

World Health Organization. Global Health Sector Strategy on Sexually Transmitted Infections, 2016–
2021. 

Waller, Martha W. et al, Relationships Among Alcohol Outlet Density, Alcohol use, and Intimate Partner
Violence Victimization Among Young Women in the United States, Journa of Interpersonal Violence,
December 28, 2011 

Fromm , Erich, The Art of Loving, Harper Perennial Modern Classics; Anniversary edition (November 21,
2006) 

Scott, Shelby B., Galena K. Rhoades, Scott M. Stanley, Elizabeth S. Allen, and Howard J. Markman ,
Reasons for Divorce and Recollections of Premarital Intervention: Implications for Improving
Relationship Education, Couple Family Psychol. 2013 Jun; 2(2): 131–145
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Seks di Luar Nikah dan Hancurnya Integritas
Biopsikososial", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/mohaz74649/60bef85d8ede4810295ff282/seks-di-luar-nikah-dan-
hancurnya-integritas-biopsikososial

Kreator: MOHAZ

Anda mungkin juga menyukai