Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi
oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama karena dengan cara inilah,
keanekaragaman bisa disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman
yang ada bila terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik
temu yang bisa membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini bisa dicapai bila
terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif.
Inti sari penjelasan diatas, bagi pendiri bangsa Indonesia dengan cerdas membangun ikatan batin.
1. Pancasila sebagai Dasar Negara.
2. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan dalam kesadaran pemersatu bangsa ini.
3. Tali pengikat batin seluruh masyarakat NKRI yang terdiri dari 300 kelompok Etnis, 546
Bahasa Daerah, terutama 1.340 Suku Bangsa dengan Adat Kepercayaan & tradisi serta kearifan
lokal masing-masing yang merupakan pondasi utama Persatuan Bangsa ini.
Kewajiban semua pihak sebagai elemen bangsa harus memahami serta menjiwai Kebhinnekaan
dan juga menghayati Pancasila sebagai dasar Negara dan falsafah bangsa ini untuk modal utama
guna membangun karakter anak bangsa dalam masyarakat yang plural.
Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah bila Indonesia
adalah bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita
disegani oleh bangsa lain. Tapi, bila hal ini tidak bisa dipergunakan dengan baik, maka sangat
mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa.
Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia mempunyai jumlah
yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling
menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, supaya
terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai.
Membangun seperti penjelasan diatas merupakan kewajiban bersama antara masyarakat dan
Pemerintah (Kemendikbud) dalam pendidikan karakter KeIndonesiaan yang seyogyanya
memenuhi ;
1. Kualitas Spiritual.
“Sesuai Sila-sila dalam Pancasila”
(Terutama Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa).
2. Kualitas Intelektual.
“Perkembangan Peradaban Milenial dalam Pendidikan”.
3. Kualitas Sosial.
“Kearifan Lokal, Kearifan Nusantara”.
4. Kualitas Berbangsa dan Bernegara.
“Wawasan Kebangsaan”
(Mempertajam Jiwa Pancasila & Kerukunan dalam Kebhinnekaan).
Menjadi Manusia Seutuhnya dalam “ Memayu Hayuning Bawana”
Khusus dalam Kualitas Berbangsa dan Bernegara dapat diperdalam tentang makna jiwa
Pancasila sebagai dasar Negara dan rasa persatuan dalam Kebhinnekaan yang saat ini dirasakan
mulai luntur bahkan ada kelompok intoleransi yang mencoba menggusur dengan pemahaman
anti Pancasila.
Untuk itulah Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa & Masyarakat Adat
(Kemendikbud) bersama masyarakat Penghayat & Adat hendaknya memberikan muatan pada
program-program Seminar, Workshop, FGD, berbobot untuk menggugah kembali dan mengajak
masyarakat dengan kearifan lokal mempertajam makna Kebhinekaan dan jiwa Pancasila dalam
menghadapi perkembangan jaman, terutama pendidikan karakter Keindonesiaan.
Bisma Mayangkara – Hertoto Basuki
Semarang, 19 Mei 2020
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Editor : Gayes Mahestu
One Response to :