Anda di halaman 1dari 3

MEMPERKOKOH JIWA PANCASILA &

KERUKUNAN DALAM KEBHINNEKAAN

JUNE 1, 2020 /  COMMENTS (1)


UNCATEGORIZED
Peringatan Pancasila 1 Juni tahun 2020 ini sebagai peringatan yang sangat penting untuk
memperkokoh jiwa Pancasila dan kerukunan dalam Kebhinnekaan terutama dalam pendidikan
karakter anak bangsa.
Kenapa memperkokoh kembali Pancasila, karena pada UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003
penempatan pendidikan Pancasila ditempatkan pada pendidikan PKN penempatan yang kurang
tepat, dan baru dilakukan pemisahan oleh Mendikbud Muhajir Effendi (Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (2016–2019) pada September 2019 saat Simposium di Malang.
Tuntutan zaman yang berbeda, diperlukan perombakan karena strategi menanamkan nilai-nilai
Pancasila dalam pelajaran sekolah kemudian lebih ditekankan pada pendidikan karakter para
siswa.
Sudah barang tentu menjadi kewajiban bersama segenap masyarakat bangsa ini mendukung
ajakan pemerintah membumikan kembali Pancasila sebagai dasar Negara dan memahami
pluralistik warga bangsa yang terbingkai dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia bahkan telah ada dalam sikap
kesadaran Nusantara sejak Abad ke 14, menaungi 17.504 Pulau, Indonesia adalah Negara yang
unik dalam wujud Kebhinnekaan Nusantara. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan
persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan keberagaman
suku, bahasa daerah, ras, agama, dan kepercayaan, lantas tidak membuat Indonesia menjadi
terpecah-belah. Melalui semboyan ini, Indonesia bisa dipersatukan dan semua keberagaman
tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebenarnya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika lebih bermanifestasi kepada keadaan kepercayaan
atau agama pada masa itu. Empu Tantular dalam kitabnya, menceritakan kata-kata itu untuk
menggambarkan keadaan damai yang dirasakan meskipun terdapat perbedaan kepercayaan. tapi,
oleh para tokoh bangsa, semboyan ini diberikan penafsiran baru untuk memenuhi permintaan
kondisi akan zaman tersebut. Indonesia yang beraneka ragam tetapi bersatu padu, dianggap
sesuai dengan makna semboyan tersebut.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah semboyan yang dijadikan basic kerukunan bangsa
dari beragam suku dan kepercayaan. Oleh sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan
sebagai landasan kebersamaan untuk mewujudkan masyarakat yang majemuk ini persatuan dan
kesatuan dalam berbangsa dan bernegara Indonesia. Kita sebagai generasi selanjutnya yang bisa
menikmati kemerdekaan dengan mudah, haruslah bersungguh-sungguh menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kita dapat saling menghargai dengan masyarakat tanpa saling
memikirkan percampuran suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan keaneka ragaman lainnya. Tanpa
adanya kesadaran tentang ini dan memahami maknanya di dalam diri rakyat Indonesia, maka
Indonesia akan terpecah belah.
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah
saling memupuk rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan sebuah kelompok
minoritas ke dalam posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama lain.
Kelompok mayoritas juga tidak harus memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi
oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama karena dengan cara inilah,
keanekaragaman bisa disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman
yang ada bila terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik
temu yang bisa membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini bisa dicapai bila
terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif.
Inti sari penjelasan diatas, bagi pendiri bangsa Indonesia dengan cerdas membangun ikatan batin.
1. Pancasila sebagai Dasar Negara.
2. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan dalam kesadaran pemersatu bangsa ini.
3.  Tali pengikat batin seluruh masyarakat NKRI yang terdiri dari 300 kelompok Etnis, 546
Bahasa Daerah, terutama 1.340 Suku Bangsa dengan Adat Kepercayaan & tradisi serta kearifan
lokal masing-masing yang merupakan pondasi utama Persatuan Bangsa ini.
Kewajiban semua pihak sebagai elemen bangsa harus memahami serta menjiwai Kebhinnekaan
dan juga menghayati Pancasila sebagai dasar Negara dan falsafah bangsa ini untuk modal utama
guna membangun karakter anak bangsa dalam masyarakat yang plural.
Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah bila Indonesia
adalah bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita
disegani oleh bangsa lain. Tapi, bila hal ini tidak bisa dipergunakan dengan baik, maka sangat
mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa.
Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia mempunyai jumlah
yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling
menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, supaya
terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai.
Membangun seperti penjelasan diatas merupakan kewajiban bersama antara masyarakat dan
Pemerintah (Kemendikbud) dalam pendidikan karakter KeIndonesiaan yang seyogyanya
memenuhi ;
1. Kualitas Spiritual.
“Sesuai Sila-sila dalam Pancasila”
(Terutama Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa).
2. Kualitas Intelektual.
“Perkembangan Peradaban Milenial dalam Pendidikan”.
3. Kualitas Sosial.
“Kearifan Lokal, Kearifan Nusantara”.
4. Kualitas Berbangsa dan Bernegara.
“Wawasan Kebangsaan”
(Mempertajam Jiwa Pancasila & Kerukunan dalam Kebhinnekaan).
Menjadi Manusia Seutuhnya dalam “ Memayu Hayuning Bawana”
Khusus dalam Kualitas Berbangsa dan Bernegara dapat diperdalam tentang makna jiwa
Pancasila sebagai dasar Negara dan rasa persatuan dalam Kebhinnekaan yang saat ini dirasakan
mulai luntur bahkan ada kelompok intoleransi yang mencoba menggusur dengan pemahaman
anti Pancasila.
Untuk itulah Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa & Masyarakat Adat
(Kemendikbud) bersama masyarakat Penghayat & Adat hendaknya memberikan muatan pada
program-program Seminar, Workshop, FGD, berbobot untuk menggugah kembali dan mengajak
masyarakat dengan kearifan lokal mempertajam makna Kebhinekaan dan jiwa Pancasila dalam
menghadapi perkembangan jaman, terutama pendidikan karakter Keindonesiaan.
Bisma Mayangkara – Hertoto Basuki
Semarang, 19 Mei 2020
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Editor : Gayes Mahestu

One Response to :

Anda mungkin juga menyukai