PENDAHULUAN
pada perempuan yaitu 21-25 tahun dan pada laki-laki 25-28. Pada usia
secara baik dan kuat serta siap melahirkan keturunan secara fisik sudah
mualai matang. Sementara pada laki-laki yang berusia 25-28 tahun kondisi
keluarga untuk melindungi baik secara psikis emosional, ekonomi dan sosial
(Irianto, 2015).
adalah pernikahan yang dilaksanakan secara resmi atau tidak resmi yang
usia dini pada dasarnya merupakan satu siklus fenomena yang terulang dan
dunia hiburan.
data yang diambil yaitu perempuan usia 20-24 tahun yang menikah sebelum
usia 15 tahun.3 Data UNICEF tahun 2017 dari 20 negara dengan angka
sebanyak 14,18% terjadi pada tahun 2017 yaitu perempuan yang menikah
usia kurang dari 18 tahun. Pada tahun 2018 kejadian pernikahan dini
pada data yang peroleh dari Pengadilan Agama, sepanjang 2020 ada
sebanyak 9.453 kasus pernikahan di bawah umur. Angka itu setara 4,97
faktor orang tua, orang tua khawatir terkena aib karena anak
modern kian Permisif terhadap seks, faktor adat istiadat, perkawinan usia
muda terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan perawan tua
sehingga segera dikawinkan, dan faktor hamil diluar nikah terjadi karena
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
a. Remaja
dini.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan
anak-anak atau remaja yang berusia dibawah usia 19 tahun. Menurut United
dini adalah pernikahan yang dilaksanakan secara resmi atau tidak resmi
pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai
pernikahan dini.
agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu
ikatan keluarga. Remaja itu sendiri adalah anak yang ada pada masa
baik bentuk badan, sikap,dan cara berfikir serta bertindak,namun bukan pula
masih anak-anak, juga termasuk anak yang masih dalam kandungan, apabila
berlangsung pada umur di bawah usia reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun
pada wanita dan kurang dari 25 tahun pada pria. Pernikahan di usia dini
kesakitan dan kematian pada saat persalinan dan nifas, melahirkan bayi
prematur dan berat bayi lahir rendah serta mudah mengalami stress.
janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang
dan atau menentang yang dilakukan remaja terhadap perintah orang tua.
4) Sebagai jalan keluar untuk lari dari berbagai kesulitan yang dihadapi,
tanggung jawab suami atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga
istrinya.
2) Tingkat pendidikan keluarga
mengawinkan anak mereka dalam usia yang sangat muda karena keinginan
zina), anak gadis tersebut dinikahkan sebagai jalan keluarnya. Tindakan ini
Selain itu nilai-nilai agama dan moral, terutama nilai kejujuran perlu
ditanamkan kepada anaknya sejak dini sebagai bekal dan benteng untuk
Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi anak, baik
bermasyarakat.
perlu lebih sabar dan mengerti tentang perubahan anak. Orang tua dapat
kesulitan atau masalah anak, sehingga anak merasa nyaman dan terlindungi.
perilaku anak agar tidak keluar jauh dari jati dirinya, terutama dari pengaruh
masyarakat.
Orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai positif dan
1) Adat istiadat
yang telah dewasa, tetapi belum berkeluarga, akan dipandang “aib” bagi
seseorang dinilai dari status pernikahan, status janda lebih baik daripada
masyarakat juga pemuka agama menganggap bahwa akil baliq ialah ketika
seorang anak mendapatkan haid pertama, berarti anak wanita tersebut dapat
muda.
ekonomi.
7) Perubahan nilai
8) Peraturan perundang-undangan
1) Dukungan emosional
2) Dukungan keuangan
masih kecil dikarenakan ada orang tua mereka, disini mereka harus dapat
1) Segi pendidikan
melakukan pernikahan terutama pada usia yang masih muda, tentu akan
SMP atau SMA, tentu keinginannya untuk melanjutkan sekolah lagi atau
menempuh pendidikan yang lebih tinggi tidak akan tercapai. Hal tersebut
dapat terjadi karena motivasi belajar yang dimiliki seseorang tersebut akan
mulai mengendur karena banyaknya tugas yang harus mereka lakukan setelah
proses pendidikan dan pembelajaran. Selain itu belum lagi masalah ketenaga
2) Segi kesehatan
yang menikah di usia dini kurang dari 15 tahun memiliki banyak risiko,
sekalipun ia sudah mengalami menstruasi atau haid. Ada dua dampak medis
yang ditimbulkan oleh pernikahan usia dini ini, yakni dampak pada
wanita yang menikah usia dini, antara lain infeksi pada kandungan dan
kanker mulut rahim. Hal ini terjadi karena terjadinya masa peralihan anak-
anak ke sel dewasa yang terlalu terlalu cepat. Padahal, pada umumnya
pertumbuhan sel yang tumbuh pada anak-anak baru akan berakhir pada usia
penderita infeksi kandungan dan kanker mulut rahim adalah wanita yang
menikah di usia dini atau dibawah usia 19 atau 16 tahun. Untuk risiko
kebidanan, wanita yang hamil di bawah usia 19 tahun dapat berisiko pada
kematian, selain kehamilan 35 tahun ke atas. Risiko lain, hamil di usia muda
usia dini. Salah satunya penyebab keracunan kehamilan ini adalah tekanan
darah tinggi atau hipertensi. Dengan demikian, dilihat dari segi medis,
pernikahan dini akan membawa banyak kerugian. Maka dari itu, orangtua
kekerasan psikis dan seks bagi anak, yang kemudian dapat mengalami
trauma.
3) Segi psikologi
Menurut para psosiolog ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat
mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih
labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. Melihat