Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI PERBANKAN & LPD

Pertemuan 14

OLEH KELOMPOK 1&8:

Nama NIM

Putu Shinta Dewanti Rikaputri 1315351021

Ni Wayan Anindyanari C. P. 1315351029

Cintya Purnama Sari 1315351041

A.A. Sg Sinta Maha Dewi 1315351090

Ni Putu Arisa Dewi 1315351111

Ayu Ratih Maristanda 1315351114

Kadek Agustina Anggara Jaya 1315351156

Kadek Ria Citra Dewi 1315351183

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

1
2015

DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
GAMBARAN UMUM SAK ETAP............................................................... 3
PERBEDAAN SAK ETAP DENGAN PSAK............................................... 4
PENERAPAN SAK ETAP DI LEMBAGA KEUANGAN.............................. 11
REFERENSI ............................................................................................ 14

2
GAMBARAN UMUM SAK ETAP

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) atau The
Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan
oleh Dewan tandar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 19
Mei 2009. DSAK IAI sendiri beranggotakan 17 orang yang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi,
Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Alasan IAI menerbitkan standar ini adalah
untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah (UKM) (yang jumlahnya hampir dari
90% dari total perusahaan di Indonesia)  dalam menyusun laporan keuangan mereka.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang
dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung
dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Perlu pula diketahui bahwa karakter SAK-ETAP:
1. Berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK-Umum
2. Menggunakan historical cost
3. Hanya mengatur transaksi umum yang terjadi pada ETAP
4. Lebih sederhana
5. Tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan

SAK berbasis IFRS ini relatif lebih kompleks dan sangat mahal bagi perusahaan kecil
dan menengah untuk menerapkannya. SAK-ETAP mengadopsi sebagian IFRS 
(International Financial Reporting Standards) untuk usaha kecil-menengah (IFRS for Small-
Medium-sized Entities/SMEs). Dalam definisi IFRS, Usaha Kecil Menengah atau UKM
menurut IFRS  diartikan sebagai :
1. Perusahaan kecil dan menengah adalah perusahaan yang tidak memiliki
akuntabilitas publik
2. Menerbitkan laporan keuangan tujuan umum untuk pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal termasuk pemilik yang tidak terlibat dalam pengelolaan bisnis,
dan potensi yang ada kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
3
Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan
dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Dua kriteria
yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP)
yaitu:
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan
Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu Bapepam
sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE-06/BL/2010
tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar modal, termasuk
emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas, asuransi, reksa dana, dan
kontrak investasi kolektif.
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana, dan bank investasi.
2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.

PERBEDAAN PSAK DENGAN SAK ETAP

Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP


o SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
o SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas.
o SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi dan
menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
o SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
o SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak
berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau model
reavaluasi.

4
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian  Laporan posisi keuangan Sama dengan PSAK, kecuali informasi
Laporan  Informasi yang disajikan dalam laporan yang disajikan dalam neraca, yang
Keuangan posisi keuangan menghilangkan pos:
 Pembedaan asset lancar dan tidak lancar  Aset keuangan
dan laibilitas jangka pendek dan jangka  Properti investasi yang diukur pada
panjang nilai wajar (ED PSAK 1)
 Aset lancar  Aset biologik yang diukur pada biaya
 Liabilitas jangka pendek perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

 Informasi yang disajikan dalam laporan  Kewajiban berbunga jangka panjang


posisi keuangan atau catatan atas laporan  Aset dan kewajiban pajak tangguhan
keuangan  Kepentingan nonpengendalian
(Perubahan istilah di ED PSAK 1:
Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan,
Kewajiban (liability) menjadi laibilitas)
2 Laporan Laba  Laporan laba rugi komprehensif Tidak sama dengan PSAK yang
Rugi  Informasi yang disajikan dalam laporan menggunakan istilah laporan laba rugi
Laba Rugi Komprehensif komprehensif, SAK ETAP menggunakan
 Laba rugi selama periode istilah laporan laba rugi.
 Pendapatan komprehensif lain selama
periode
 Informasi yang disajikan dalam laporan
laba rugi komprehensif atau catatan
atas laporan keuangan
3 Penyajian Sama dengan PSAK, kecuali untuk
Perubahan beberapa hal yang terkait pendapatan
Ekuitas komprehensif lain.
4 Catatan Atas  Catatan atas laporan keuangan Sama dengan PSAK, kecuali
Laporan  Struktur pengungkapan modal.
Keuangan  Pengungkapan kebijakan Akuntansi
 Sumber estimasi ketidakpastian
 Modal (ED PSAK 1)
 Pengungkapan lain
5 Laporan Arus  Arus kas aktivitas operasi: metode Sama dengan PSAK, kecuali:

5
Kas langsung dan tidak langsung  Arus kas aktivitas operasi: metode
 Arus kas aktivitas investasi tidak langsung
 Arus kas aktivitas pendanaan  Arus kas mata uang asing, tidak diatur.
 Arus kas mata uang asing
 Arus kas bunga dan dividen, pajak
penghasilan, transaksi non-kas
6 Laporan  Persyaratan penyajian lapkeu konsolidasi Tidak diatur
keuangan  Entitas bertujuan khusus
konsolidasi  Prosedur konsolidasi
dan terpisah  Laporan keuangan tersendiri
 Laporan keuangan gabungan
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih untuk  Pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi, periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan akuntansi
estimasi, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)  Konsistensi dan perubahan kebijakan
kesalahan  Laba atau rugi bersih untuk Periode akuntansi
berjalan  Perubahan Estimasi akuntansi
 Pos luar biasa  Kesalahan.
 Laba atau rugi dari aktivitas normal SAK ETAP sudah maju satu langkah
 Operasi yang tidak dilanjutkan dibandingkan PSAK (tidak ada “kesalahan
 Perubahan estimasi Akuntansi mendasar” dan “laba atau rugi luar
 Kesalahan Mendasar biasa”).
 Perubahan kebijakan Akuntansi
 Penerapan suatu standar Akuntansi
keuangan
 Perubahan kebijakan Akuntansi yang
lain
8 Instrumen  Ruang lingkup: aset dan kewajiban  Ruang lingkup: investasi pada efek
Keuangan keuangan tertentu
Dasar  Instrumen keuangan dasar:  Klasifikasi trading, held to maturity, dan
 Diklasifikasikan pada nilai wajar melalui available for sale. Hal tersebut
laporan laba rugi, dimiliki hingga jatuh mengacu ke PSAK 50 (1998).
tempo, tersedia untuk dijual, pinjaman dan
pinjaman yang diberikan
 Impairment menggunakan incurred loss
6
concept
 Derecognition
 Hedging dan derivatif
9 Persediaan  Pengukuran persediaan Sama dengan PSAK
 Biaya persediaan
 Biaya pembelian
 Biaya konversi
 Biaya lain-lain
 Biaya persediaan pemberian jasa
 Teknik pengukuran biaya
 Rumus biaya
 Nilai realisasi bersih
 Pengakuan sebagai beban
 Pengungkapan
10 Investasi pada  Ruang lingkup: entitas asosiasi  Ruang lingkup: entitas asosiasi dan
perusahaan  Metode akuntansi entitas anak
asosiasi dan  Metode biaya  Metode akuntansi
entitas anak  Metode ekuitas  Entitas asosiasi : metode biaya

 Model nilai wajar (ED PSAK 15)  Entitas anak :


metode ekuitas
11 Investasi pada  Jointly controlled operation, asset, and Sama dengan PSAK kecuali metode
perusahaan entity akuntansi hanya menggunakan metode
asosiasi dan  Metode akuntansi biaya.
entitas anak  Metode konsolidasi proporsional
 Metode ekuitas
 Model nilai wajar (ED PSAK 12 :
PBA/PBO/PBE)
12 Property Metode akuntansi Metode akuntansi:
Investasi  Model nilai wajar  Model biaya
 Model biaya
13 Aset Tetap  Menggunakan pendekatan komponenisasi Sama dengan PSAK
 Pengukuran menggunakan model biaya kecuali:
atau model revaluasi  Tidak menggunakan pendekatan
 Pengukuran biaya perolehan komponenisasi.
7
 Pengakuan pengeluaran selanjutnya  Revaluasi diijinkan jika dilakukan
 Penyusutan berdasarkan Peraturan Pemerintah.
 Tidak perlu review nilai residu, metode Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
penyusutan, dan umur manfaat setiap  Tidak perlu review nilai residu.
akhir periode pelaporan, tetapi jika ada
indikasi perubahan saja
14 Asset Tidak  Prinsip umum untuk pengakuan Sama dengan PSAK, kecuali aset tidak
Berwujud  Pengakuan awal, pengukuran selanjutnya berwujud yang diperoleh dari

 Amortisasi selama umur manfaat atau 10 penggabungan usaha.

tahun
Penurunan nilai Tidak diatur
 Menggunakan metode pembelian
 Goodwill dimaortisasi 5 tahun atau 20
tahun dengan justifikasi manajemen
15 Sewa  Mengatur perjanjian yang mengandung  Tidak mengatur perjanjian yang
sewa mengandung sewa (ISAK 8)
 Klasifikasi bersifat principle based
 Laporan keuangan lessee dan lessor
 Klasifikasi sewa: kombinasi IFRS for
SMEs dan SFAS 13
 Laporan keuangan lessee dan lessor
menggunakan PSAK 30 (1990):
Akuntansi Sewa Guna Usaha
 Kewajiban diestimasi Sama dengan PSAK
 Kewajiban kontinjensi
 Aset kontinjensi
16 Ekuitas  Penjelasan Sama dengan PSAK,
 Akuntasi ekuitas untuk badan usaha kecuali :
bukan PT  Reorganisasi
 Akuntansi ekuitas untuk badan usaha  Selisih penilaian kembali
berbentuk PT
 Reorganisasi
 Selisih penilaian kembali
17 Pendapatan  Penjualan barang Sama dengan PSAK.
 Penjualan jasa
8
 Kontrak konstruksi
 Bunga, dividen dan royalti
 Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
18 Biaya  Komponen biaya pinjaman Biaya pinjaman langsung dibebankan
Pinjaman  Pengakuan dan kapitalisasi biaya
pinjaman
19 Penurunan  Penurunan nilai persediaan Sama dengan PSAK,
Nilai Aset  Penurunan nilai non-persediaan kecuali:

 Penurunan nilai goodwill  Ruang lingkup yang meliputi semua


jenis aset.
 Tidak mengatur penurunan nilai
goodwill
 Ada tambahan penurunan nilai untuk
pinjaman yang diberikan dan piutang
yang menggunakan PSAK 31:
Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan
17.
20 Imbalan Kerja  Imbalan kerja jangka pendek Sama dengan PSAK, kecuali untuk
 Imbalan pasca kerja, untuk manfaat pasti manfaat pasti menggunakan PUC dan jika
menggunakan PUC tidak bisa, menggunakan metode yang
 Imbalan jangka panjang lainnya disederhanakan

 Pesangon pemutusan kerja


21 Pajak  Menggunakan deferred tax concept  Menggunakan tax payable concept
Penghasilan  Pengakuan dan pengukuran pajak kini  Tidak ada pengakuan dan pengukuran
 Pengakuan dan pengukuran pajak pajak tangguhan
tangguhan
22 Mata Uang  Mata uang pencatatan dan pelaporan Sama dengan PSAK.
Pelaporan  Mata uang fungsional  Mata Uang Pelaporan
 Penentuan saldo awal  Mata uang fungsional
 Penyajian komparatif  Pelaporan transaksi mata uang asing
 Perubahan mata uang pencatatan dan dalam mata uang fungsional
pelaporan  Perubahan mata uang fungsional
(Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa  Peristiwa yang memerlukan penyesuaian Sama dengan PSAK
9
setelah akhir  Peristiwa yang tidak memerlukan
periode penyesuaian
pelaporan
24 Pengungkapan  Pengertian pihak-pihak yang mempunyai Sama dengan PSAK 7
pihakpihak hubungan istimewa
yang  Pengungkapan
mempunyai
hubungan
istimewa
25 Aktivitas  Akuntansi perkoperasian Tidak diatur
Khusus  Akuntansi minyak dan gas bumi
 Akuntansi pertambangan umum
 Akuntansi perusahaan efek
 Akuntansi reksa dana
 Akuntansi perbankan dan asuransi
26 Ketentuan  Retrospektif atau prospektif (jika tidak
Transisi praktis) yang diterapkan secara
prospective catchup (dampak ke saldo
laba)
 Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada
tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini 1
Januari 2010

PENERAPAN SAK ETAP DI LEMBAGA KEUANGAN

SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 Januari 2011. Entitas yang laporan
keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara
penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika
mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP,
maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada

10
SAK-ETAP. Penerapan SAK ETAP pada lembaga keuangan (Bank Perkreditan Rakyat atau
BPR) dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

Keterangan Sebelum Penerapan Setelah Penerapan

Kredit yang Kredit yang diberikan = Pokok kredit. Kredit yang diberikan = Pokok kredit – Provisi
diberikan Provisi yang diterima diakui sebagai + Biaya Transaksi.
kewajiban lain-lain (rupa-rupa pasiva).
Amortisasi provisi diakui sebagai Amortisasi provisi diakui sebagai bagian dari
pendapatan non-bunga. pendapatan bunga (penambah pendapatan
bunga).
Biaya transaksi diakui sekaligus sebagai Amortisasi biaya transaksi diakui sebagai
beban periode berjalan, biasanya sebagai bagian dari pendapatan bunga (pengurang
beban pemasaran atau beban umum. pendapatan bunga).
Pendapatan bunga Pendapatan bunga kredit performing diakui Sama
secara akrual, sedangkan non-performing
atas dasar kas.
Amortisasi provisi (rupa-rupa pasiva) diakui Amortisasi provisi dan biaya transaksi diakui
sebagai pendapatan non-bunga sebagai pendapatan bunga, baik kredit
performing maupun non-performing
PPAP L 0,5% dari baki debet L 0,5% dari baki debet
KL 10% dari baki debet – agunan KL 10% dari baki debet – agunan minimal
D 50% dari baki debet – agunan 0,5% dari baki debet
M 100% dari baki debet – agunan D 50% dari baki debet – agunan minimal
0,5% dari baki debet
M 100% dari baki debet – agunan minimal
0,5 % dari baki debet

Apabila SAK ETAP ini telah berlaku efektif, maka lembaga keuangan seperti LPD tidak
perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam
beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan
dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat mata
dapat dilihat dari ketebalan SAK ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan
30 bab.
SAK ETAP cocok digunakan oleh LPD. Dengan adanya penggunaan SAK ETAP pada
LPD maka LPD bisa menyusun laporan keuangannya sendiri dan laporan keuangan LPD bisa

11
diaudit (auditable) dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan
keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. SAK ETAP lebih
sederhana dibandingkan dengan PSAK-IFRS karena SAK ETAP merupakan penyederhanaan
dari SAK Umum, sehingga lebih mudah dalam mengimplementasikannya dan bisa memberikan
informasi yang handal dalam pengujian laporan keuangan. Penggunaan SAK ETAP pada LPD
bisa menjadikan pelaporan keuangan LPD menjadi lebih transparan, komprehensif, dan
relevan. Selain itu dengan menggunakan SAK ETAP, LPD sebagai usaha mikro bisa
dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya. LPD menggunakan dasar pengakuan accrual basis
yang merujuk pada SAK ETAP.
LPD yang merupakan singkatan dari Lembaga Perkreditan Desa merupakan badan
usaha keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan untuk
krama desa, di mana masyarakat adat setempat maupun di luar desa adatnya dapat melakukan
penyimpanan dana dan meminjam kredit pada Lembaga Perkreditan Desa Adat. Tujuan
pendirian sebuah LPD pada setiap desa adat, berdasarkan penjelasan peraturan Daerah No.2/
1988 dan No. 8 tahun 2002 mengenai Lembaga Peerkreditan Desa (LPD), adalah untuk
mendukung pembangunan ekonomi pedesaan melalui peningkatan kebiasaan menabung
masyarakat desa dan menyediakan kredit bagi usaha skala kecil, untuk menghapuskan bentuk–
bentuk eksploitasi dalam hubungan kredit, untuk menciptakan kesempatan yang setara bagi
kegiatan usaha pada tingkat desa, dan untuk meningkatkan tingkat monetisasi di daerah
pedesaan. LPD harus dapat mengadaptasi perkembangan-perkembangan global. Sementara
itu, SAK ETAP adalah standar akuntansi keuangan yang juga sudah sesuai dengan
perkembangan jaman di mana SAK ETAP ini sudah merupakan penyederhanaan dari SAK
Umum yang diharapkan penggunaannya bisa mempermudah pembuatan laporan keuangan,
sehingga SAK ETAP ini sudah sesuai dengan LPD yang harus beradaptasi dengan
perkembangan zaman.
Setelah menerapkan SAK ETAP banyak manfaat yang didapat, diantaranya laba
menjadi lebih stabil, pelaporan lebih transparan dan berstandar Internasional. SAK ETAP murah
dari sisi biaya. SAK ETAP relatif konsisten, sehingga dengan penggunaan SAK ETAP bagi LPD
tidak perlu disusahkan oleh perubahan standar akuntansi. Namun, kendala utama penerapan
kebijakan ini terletak pada kualitas SDM yang belum memadai.

12
REFERENSI

Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI.
Majalah Akuntan Indonesia; Edisi No.19/Tahun III/Agustus 2009
Tim Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. 2010. Pedoman Akuntansi Bank
Perkreditan Rakyat. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama dengan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) ISBN: 978 - 979 - 9020 - 33 – 8.
http://www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_19.pdf
http://helloimratnaa.blogspot.com/2013/01/mungkinkah-lpd-mengadopsi-dan.html
http://tsetyaernawati.wordpress.com/2012/04/05/rangkuman-isi-sak-etap/

13

Anda mungkin juga menyukai