PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Subsektor Food & Beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Moeljadi., SE., SU., M.Sc.
Abstract
This study aims to examine and analyze the influence of family ownership, foreign ownership,
and institutional ownership on firm performance using leverage and firm size as the control
variables. The study was conducted on food & beverage companies listed in the Indonesia Stock
Exchange in the period of 2011-2015. The sample of this study was determined through
purposive sampling method, and 50 observation data (firm-year) were obtained. The analysis is
performed using multiple regression model in SPSS. Ownership is measured using the
percentage of each ownership in the firms, while performance is measured using the company’s
ROA and Tobin's Q. The results of this study indicate that family ownership has a significant
negative effect on ROA, but it has no effect on Tobin's Q. Foreign ownership has no effect on
both ROA and Tobin's Q. Institutional ownership has no effect on ROA, but it has a significant
positive effect on Tobin's Q. Leverage, as a control variable, has a significant negative effect on
ROA and Tobin's Q, while firm size, the other control variable, has no effect on both ROA and
Tobin's Q.
Keywords: Family ownership, foreign ownership, institutional ownership, leverage, firm size,
ROA, Tobin's Q
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga,
kepemilikan asing, dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan, dengan
menggunakan leverage dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Studi dilakukan pada
perusahaan subsektor food & beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2015. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh
50 data observasi (firm-year). Analisis dalam penelitian ini menggunakan model regresi
berganda dengan software SPSS. Kepemilikan diukur dengan persentase kepemilikan
perusahaan, sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan ROA dan Tobin’s Q. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA
dan tidak berpengaruh terhadap Tobin’s Q. Kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap ROA
dan Tobin’s Q. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap ROA dan berpengaruh
positif signifikan terhadap Tobin’s Q. Leverage sebagai variabel kontrol berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA dan Tobin’s Q, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap ROA dan Tobin’s Q.
Kata Kunci: Kepemilikan keluarga, kepemilikan asing, kepemilikan institusional, leverage,
ukuran perusahaan, ROA, Tobin’s Q
3
pemegang saham. Untuk itu manajemen dibebankan kepada pemilik juga. Kedua
diberikan kekuasaan untuk membuat pandangan ini merupakan teori efek
keputusan bagi kepentingan terbaik pemantauan (monitoring effect theory)
pemegang saham. Oleh karena itu, dan teori pembentengan manajerial
manajemen wajib (managerial entrenchment theory).
mempertanggungjawabkan semua Berdasarkan teori agensi dapat
upayanya kepada pemegang saham. dijelaskan fenomena masalah agensi
Asimetri informasi antara yang terjadi di Indonesia, khususnya
manajemen (agent) dengan pemegang pada struktur kepemilikan. Menurut
saham (principal) dapat memberikan Villalonga dan Amit dalam Wiranata
kesempatan kepada manajer untuk dan Nugrahanti (2013) terdapat dua
melakukan tindakan opportunistic. jenis masalah agensi, yaitu Agency
Konflik kepentingan antara prinsipal Problem I menjelaskan bahwa manajer
dan agen terjadi karena kemungkinan mengendalikan perusahaan dan masalah
agen tidak selalu berbuat sesuai dengan agensi terjadi antara pemegang saham
kepentingan prinsipal. Terjadinya dan manajer, seperti yang dinyatakan
konflik kepentingan tersebut disebut oleh Shleifer dan Vishny (1997).
dengan masalah agensi (agency conflict) Sedangkan Agency Problem II terjadi
(Belkaoi dalam Apriada, 2013). ketika pemegang saham
Masalah agensi ini dapat dibagi menjadi mengelompokkan diri menjadi
dua kategori. Pertama, dikenal sebagai pemegang saham pengendali untuk
adverse selection (keputusan mengawasi manajer agar menjalankan
merugikan), terjadi jika seorang agen perusahaan demi kepentingan terbaik
gagal memberikan kemampuannya. bagi pemegang saham. Akan tetapi,
Kedua, dikenal sebagai moral hazard, pemegang saham pengendali
yaitu kondisi lingkungan di mana agen (mayoritas) meminta manajer untuk
melalaikan tanggungjawab, atau membuat keputusan yang
bertindak untuk kepentingannya sendiri menguntungkan diri sendiri seperti
atau bertentangan dengan kepentingan pembagian dividen khusus. Hal ini
prinsipal/ perusahaan (Hadiprajitno, merugikan pemegang saham non-
2013). pengendali (minoritas). Oleh karena itu
Jensen dan Meckling (1976) telah dalam kondisi tersebut, masalah agensi
menemukan bahwa kepemilikan terjadi antara pemegang saham
manajerial yang lebih besar akan pengendali dan pemegang saham non-
menurunkan biaya keagenan. Dengan pengendali atau pemegang saham
dimulai dengan menggambarkan mayoritas dengan minoritas.
perusahaan yang dikelola oleh 100% Bathala, et al., serta Haruman
pemiliknya sendiri, maka biaya dalam Firhat (2012) berpendapat bahwa
keagenan bisa tidak ada. Hal ini untuk mengurangi biaya agensi dapat
bertentangan dengan argumen Shleifer dilakukan dengan beberapa cara,
dan Vishny (1997) yang menemukan diantaranya yaitu peningkatan
bahwa kepemilikan yang sangat tinggi kepemilikan manajemen (insider
menyebabkan terjadinya pembentengan ownership), meningkatkan dividend
(entrenchment), yaitu tindakan yang payout ratio, peningkatan pembiayaan
bertujuan untuk mengamankan melalui utang yang berdampak pada
kepentingan pemegang saham penurunan besarnya konflik antara
mayoritas tersebut, tetapi seharusnya pemegang saham dengan manajemen,
dinikmati oleh manajer dan biayanya karena investor institusional sebagai
6
Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur di Indonesia’,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
vol. 15, no. 1, pp. 15-26.