Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Subsektor Food & Beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

Adi Setya Darmawan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Jalan M. T. Haryono 165 Malang
adisetyad29@gmail.com

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Moeljadi., SE., SU., M.Sc.

Abstract

This study aims to examine and analyze the influence of family ownership, foreign ownership,
and institutional ownership on firm performance using leverage and firm size as the control
variables. The study was conducted on food & beverage companies listed in the Indonesia Stock
Exchange in the period of 2011-2015. The sample of this study was determined through
purposive sampling method, and 50 observation data (firm-year) were obtained. The analysis is
performed using multiple regression model in SPSS. Ownership is measured using the
percentage of each ownership in the firms, while performance is measured using the company’s
ROA and Tobin's Q. The results of this study indicate that family ownership has a significant
negative effect on ROA, but it has no effect on Tobin's Q. Foreign ownership has no effect on
both ROA and Tobin's Q. Institutional ownership has no effect on ROA, but it has a significant
positive effect on Tobin's Q. Leverage, as a control variable, has a significant negative effect on
ROA and Tobin's Q, while firm size, the other control variable, has no effect on both ROA and
Tobin's Q.

Keywords: Family ownership, foreign ownership, institutional ownership, leverage, firm size,
ROA, Tobin's Q

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga,
kepemilikan asing, dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan, dengan
menggunakan leverage dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Studi dilakukan pada
perusahaan subsektor food & beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2015. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh
50 data observasi (firm-year). Analisis dalam penelitian ini menggunakan model regresi
berganda dengan software SPSS. Kepemilikan diukur dengan persentase kepemilikan
perusahaan, sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan ROA dan Tobin’s Q. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA
dan tidak berpengaruh terhadap Tobin’s Q. Kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap ROA
dan Tobin’s Q. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap ROA dan berpengaruh
positif signifikan terhadap Tobin’s Q. Leverage sebagai variabel kontrol berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA dan Tobin’s Q, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap ROA dan Tobin’s Q.
Kata Kunci: Kepemilikan keluarga, kepemilikan asing, kepemilikan institusional, leverage,
ukuran perusahaan, ROA, Tobin’s Q
3

PENDAHULUAN berbagai macam tipe struktur


Meningkatnya kinerja perusahaan kepemilikan pada perusahaan, setiap
memiliki arti tercapainya tujuan identitas yang berbeda memiliki cara
perusahaan, yaitu memaksimalkan nilai yang berbeda pula dalam
pemegang saham. Untuk menentukan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dari
perusahaan yang menguntungkan, berbagai macam identitas struktur
investor mempertimbangkan pada dua kepemilikan yang ada, diantaranya
hal, laba yang akan dihasilkan saat ini, yaitu, kepemilikan keluarga,
dan peluang perusahaan dalam kepemilikan asing, dan kepemilikan
meningkatkan laba dimasa depan, oleh institusional. Setiap identitas struktur
karena itu perusahaan diharuskan selalu kepemilkan memiliki strategi yang
berkinerja baik (Brealey, et al., berbeda dalam menjalankan perusahaan.
2008:164). Namun, sampai dengan saat Seperti perusahaan dengan kepemilikan
ini belum ada konsensus bagaimana keluarga yang memiliki ciri khasnya
kinerja perusahaan diukur dan faktor- sendiri dalam menjalankan
faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaannya.
perusahaan. Satu faktor tidak dapat Perusahaan dengan kepemilikan
mencerminkan setiap aspek kinerja keluarga umumnya melibatkan pendiri
perusahaan, oleh karena itu penggunaan secara langsung maupun tidak langsung
beberapa faktor memungkinkan dalam menentukan kebijakan
diperolehnya gambaran yang lebih baik. perusahaan, dengan menempati posisi
Berdasarkan pendapat Brealey, et strategis pada top management. Hal lain
al., maka digunakan alat ukur kinerja yang umum terjadi pada perusahaan
yang dapat menjelaskan, apa yang dengan kepemilikan keluarga yaitu
sudah dicapai oleh perusahaan dan apa adanya efek nepotisme. Pihak keluarga
yang akan dicapai perusahaan. Untuk dapat memilih anggota keluarga dan
mengetahui perolehan laba yang dicapai memberikan posisi top management,
perusahaan dari pemanfaatan seluruh dengan tujuan meminimalkan informasi
aktiva yang dimiliki, maka digunakan asimetris dalam perusahaan, sehingga
rasio profitabilitas yang diproksikan setiap keputusan yang diambil oleh
dengan Return On Asset (ROA). perusahaan harus sesuai dengan
Sedangkan untuk mengetahui potensi persetujuan pihak keluarga. Namun,
perusahaan di masa mendatang, diukur tidak jarang dalam pemilihan tersebut
menggunakan rasio pasar yang pihak keluarga tidak memperhatikan
diproksikan dengan Tobin’s Q. Dengan kemampuan atau kompetensi yang
kata lain, untuk memahami pengukuran dimiliki. Selain itu, pengawasan
kinerja perusahaan, dapat dilihat dari terhadap agen yang berasal dari pihak
dua perspektif yaitu backward-looking keluarga cenderung lemah. Pengawasan
(ROA) dan forward-looking (Tobin’s yang lemah terhadap agen yang berasal
Q). dari pihak keluarga dapat merugikan
Berbagai pemegang saham atau perusahaan, karena agen tersebut dapat
pemilik dalam perusahaan membentuk memanfaatkan sumberdaya perusahaan
suatu struktur kepemilikan. Beberapa untuk memenuhi kepentingan pribadi.
peneliti, mempercayai bahwa kinerja Kondisi lain, pendiri dapat mewariskan
perusahaan ditentukan oleh jalannya perusahaan kepada anggota keluarga
perusahaan yang dipengaruhi struktur lainnya, apabila anggota keluarga tidak
kepemilikan (Wahyudi dan Pawestri bersedia untuk melanjutkan perusahaan,
dalam Nurcahyo, 2014). Terdapat maka anggota keluarga yang menjadi
4

pemilik baru dapat mempekerjakan pada akhirnya masing-masing struktur


seorang profesional untuk menjalankan kepemilikan mempengaruhi kinerja
perusahaannya. Muttakin, et al. (2014) perusahaan dengan cara yang berbeda-
menyatakan bahwa kinerja perusahaan beda. Selain struktur kepemilikan,
dengan kepemilikan keluarga lebih baik ukuran perusahaan dan leverage juga
apabila pendiri bertindak sebagai mempengaruhi kinerja perusahaan
pemimpin pada perusahaan, (Sari; Siallagan dan Machfoedz dalam
dibandingkan dengan generasi-generasi Wiranata dan Nugrahanti, 2013).
selanjutnya yang menjalankan Perusahaan besar lebih memiliki
perusahaan. kemudahan dalam memasuki pasar
Berbeda dengan kepemilikan modal, hal tersebut menunjukkan bahwa
keluarga, perusahaan dengan perusahaan memiliki fleksibilitas dan
kepemilikan asing memiliki cara kemampuan untuk memperoleh dana.
tersendiri dalam menjalankan Dengan dana yang lebih banyak,
perusahaan. Kepemilikan asing kesempatan perusahaan untuk
umumnya memiliki sistem manajemen, menciptakan peluang pertumbuhan
teknologi, serta keahlian yang lebih lebih besar, sehingga berdampak pada
baik, sehingga dalam menjalankan meningkatnya kinerja perusahaan.
perusahaan pihak asing cenderung Sedangkan leverage menunjukkan
memperoleh kinerja yang lebih baik. seberapa besar aset perusahaan didanai
Kepemilikan asing merupakan pihak oleh utang. Dalam menentukan apakah
yang peduli terhadap sistem tata kelola suatu perusahaan berhak menerima
perusahaan investee, karena dengan pinjaman (utang), maka pemberi
baiknya tata kelola perusahaan maka pinjaman memeriksa kinerja
kinerja perusahaan juga akan baik. perusahaan, jika kinerja perusahaan
Kepemilikan institusional cenderung baik maka perusahaan
merupakan pihak yang dapat melakukan berhak memperoleh pinjaman. Pemberi
pengawasan dengan baik, semakin besar pinjaman juga mengawasi kinerja
kepemilikan institusional dalam perusahaan, hal tersebut berdampak
perusahaan maka semakin efisien proses pada berkurangnya biaya pengawasan
pengawasan yang dilakukan. bagi pemegang saham dan juga
Kepemilikan institusional dalam meningkatnya kinerja perusahaan.
perusahaan dapat dilihat dari dua sudut LANDASAN TEORI
pandang, yaitu aktif dan pasif. Sudut Teori Agensi
pandang aktif menjelaskan bahwa Hubungan keagenan adalah
investor institusional terlibat langsung hubungan antara prinsipal (principal)
dalam menentukan kebijakan dengan agen (agent) yang di dalamnya
perusahaan dan umumnya memiliki agen bertindak atas nama dan untuk
saham dalam jangka panjang, kepentingan prinsipal dan atas
sedangkan sudut pandang pasif tindakannya tersebut agen mendapat
menjelaskan bahwa investor imbalan tertentu (Suwardjono dalam
institusional hanya memiliki saham Apriada, 2013). Jensen dan Meckling
perusahaan dalam jangka pendek, dan (1976) menyatakan bahwa hubungan
lebih mementingkan portofolio yang keagenan adalah sebuah kontrak antara
dimilikinya. manajer (agent) dengan investor
Setiap identitas struktur (principal). Manajer merupakan pihak
kepemilikan memiliki motivasi yang yang dikontrak oleh pemegang saham
berbeda dalam menjalankan perusahaan, untuk bekerja demi kepentingan
5

pemegang saham. Untuk itu manajemen dibebankan kepada pemilik juga. Kedua
diberikan kekuasaan untuk membuat pandangan ini merupakan teori efek
keputusan bagi kepentingan terbaik pemantauan (monitoring effect theory)
pemegang saham. Oleh karena itu, dan teori pembentengan manajerial
manajemen wajib (managerial entrenchment theory).
mempertanggungjawabkan semua Berdasarkan teori agensi dapat
upayanya kepada pemegang saham. dijelaskan fenomena masalah agensi
Asimetri informasi antara yang terjadi di Indonesia, khususnya
manajemen (agent) dengan pemegang pada struktur kepemilikan. Menurut
saham (principal) dapat memberikan Villalonga dan Amit dalam Wiranata
kesempatan kepada manajer untuk dan Nugrahanti (2013) terdapat dua
melakukan tindakan opportunistic. jenis masalah agensi, yaitu Agency
Konflik kepentingan antara prinsipal Problem I menjelaskan bahwa manajer
dan agen terjadi karena kemungkinan mengendalikan perusahaan dan masalah
agen tidak selalu berbuat sesuai dengan agensi terjadi antara pemegang saham
kepentingan prinsipal. Terjadinya dan manajer, seperti yang dinyatakan
konflik kepentingan tersebut disebut oleh Shleifer dan Vishny (1997).
dengan masalah agensi (agency conflict) Sedangkan Agency Problem II terjadi
(Belkaoi dalam Apriada, 2013). ketika pemegang saham
Masalah agensi ini dapat dibagi menjadi mengelompokkan diri menjadi
dua kategori. Pertama, dikenal sebagai pemegang saham pengendali untuk
adverse selection (keputusan mengawasi manajer agar menjalankan
merugikan), terjadi jika seorang agen perusahaan demi kepentingan terbaik
gagal memberikan kemampuannya. bagi pemegang saham. Akan tetapi,
Kedua, dikenal sebagai moral hazard, pemegang saham pengendali
yaitu kondisi lingkungan di mana agen (mayoritas) meminta manajer untuk
melalaikan tanggungjawab, atau membuat keputusan yang
bertindak untuk kepentingannya sendiri menguntungkan diri sendiri seperti
atau bertentangan dengan kepentingan pembagian dividen khusus. Hal ini
prinsipal/ perusahaan (Hadiprajitno, merugikan pemegang saham non-
2013). pengendali (minoritas). Oleh karena itu
Jensen dan Meckling (1976) telah dalam kondisi tersebut, masalah agensi
menemukan bahwa kepemilikan terjadi antara pemegang saham
manajerial yang lebih besar akan pengendali dan pemegang saham non-
menurunkan biaya keagenan. Dengan pengendali atau pemegang saham
dimulai dengan menggambarkan mayoritas dengan minoritas.
perusahaan yang dikelola oleh 100% Bathala, et al., serta Haruman
pemiliknya sendiri, maka biaya dalam Firhat (2012) berpendapat bahwa
keagenan bisa tidak ada. Hal ini untuk mengurangi biaya agensi dapat
bertentangan dengan argumen Shleifer dilakukan dengan beberapa cara,
dan Vishny (1997) yang menemukan diantaranya yaitu peningkatan
bahwa kepemilikan yang sangat tinggi kepemilikan manajemen (insider
menyebabkan terjadinya pembentengan ownership), meningkatkan dividend
(entrenchment), yaitu tindakan yang payout ratio, peningkatan pembiayaan
bertujuan untuk mengamankan melalui utang yang berdampak pada
kepentingan pemegang saham penurunan besarnya konflik antara
mayoritas tersebut, tetapi seharusnya pemegang saham dengan manajemen,
dinikmati oleh manajer dan biayanya karena investor institusional sebagai
6

monitoring agents. Sedangkan menurut manajer. Kepemilikan keluarga


Shleifer dan Vishny dalam Firhat memiliki motivasi yang kuat dalam
(2012), masalah agensi dapat melakukan kontrol perusahaan dan
diminimalkan melalui penerapan tata meningkatkan kinerja perusahaan. Hal
kelola perusahaan yang baik (good ini berbeda dengan perusahaan non-
corporate governance). keluarga yang memiliki keberagaman
Kepemilikan Keluarga kepemilikan sehingga kemungkinan
Menurut penelitian Anderson dan timbulnya masalah agensi (prinsipal –
Reeb dalam Astuti, et al., (2015) yang agen) relatif lebih tinggi. Dampaknya,
dimaksud perusahaan keluarga adalah dibandingkan dengan perusahaan
setiap perusahaan yang memiliki keluarga, perusahaan non-keluarga
pemegang saham yang dominan, yakni memiliki motivasi yang rendah dengan
pihak keluarga memiliki saham fokus jangka pendek dan risiko yang
perusahaan sebesar 25 persen atau lebih, lebih tinggi dari sisi managerial
dan/atau sebagai pemegang saham (Muttakin, et al.,2014).
pengendali pada perusahaan tersebut. Di lain sisi menurut Cucculelli dan
Selain itu perusahaan keluarga juga Micucci dalam Wiranata dan
dapat didefinisikan sebagai perusahaan Nugrahanti (2013) kepemilikan
yang dijalankan berdasarkan keturunan keluarga memiliki pengaruh negatif
atau warisan dari orang-orang yang terhadap kinerja perusahaan, dengan
sudah lebih dulu menjalankannya atau tingginya tingkat kepemilikan maka
oleh keluarga yang secara terang- semakin mudah bagi mereka dalam
terangan mewariskan perusahaannya mengendalikan perusahaan, dampaknya
kepada generasi selanjutnya (Morck dan mereka dapat mengambil manfaat demi
Yeung dalam Astuti, et al., 2015). kepentingan pribadi dan merugikan
Villalonga dan Amit dalam Ariani dan perusahaan serta pemegang saham
Fitdiarini (2014) menyatakan bahwa lainnya. Ketika perusahaan mengalami
sebagian besar definisi tentang risiko kerugian yang sangat tinggi,
perusahaan keluarga setidaknya maka pemilik keluarga cenderung
mencakup tiga dimensi, yaitu: satu atau menyelamatkan investasi mereka pada
beberapa keluarga memegang bagian perusahaan daripada harus memperbaiki
penting dari modal perusahaan; anggota kinerja perusahaan. Dalam kondisi di
keluarga mempertahankan kendali yang Indonesia menurut Anderson dan Reeb
besar pada perusahaan (misalnya, dalam Wiranata dan Nugrahanti (2013)
distribusi modal dan hak suara) dengan menyatakan pengaruh negatif tersebut
kemungkinan pembatasan undang- lebih dikarenakan lemahnya
undang atau hukum; dan anggota perlindungan investor dalam struktur
keluarga berada pada posisi manajemen kepemilikan, sehingga timbul masalah
puncak. agensi yang berdampak pada kinerja
Kinerja perusahaan keluarga perusahaan.
dianggap dapat lebih efisien Kepemilikan Asing
dibandingkan perusahaan dengan Kepemilikan asing merupakan
kepemilikan publik karena biaya investor atau pemegang saham yang
pengawasan di perusahaan yang berasal dari negara lain (domisili dan
dikendalikan keluarga seharusnya lebih aspek legal pendirian perusahaan di luar
kecil. Sebagai pemilik utama, keluarga negeri) (Hadiprajitno, 2013).
dapat ikut mengelola perusahaan atau Kepemilikan asing dalam perusahaan
paling tidak dapat mengawasi kinerja merupakan pihak yang dianggap
7

concern terhadap peningkatan good kelebihan antara lain: memiliki


corporate governance (Wiranata dan profesionalisme dalam menganalisis
Nugrahanti, 2013). Dengan semakin informasi sehingga dapat menguji
banyaknya pihak asing yang keandalan informasi, serta memiliki
menanamkan sahamnya diperusahaan motivasi yang kuat untuk melaksanakan
maka akan meningkatkan kinerja dari pengawasan lebih ketat atas aktivitas
perusahaan yang di investasikan yang terjadi di dalam perusahaan.
sahamnya, hal ini terjadi karena pihak Pound dalam Firhat (2012)
asing yang menanamkan modal mengemukakan tiga alternatif hipotesis
sahamnya memiliki sistem manajemen, yang menggambarkan hubungan
teknologi dan inovasi, keahlian dan kepemilikan institusional dengan
pemasaran yang cukup baik yang bisa kinerja perusahaan, yaitu; (1) The
membawa pengaruh positif bagi Efficient Monitoring Hypothesis.
perusahaan. Hipotesis ini menjelaskan bahwa
La Porta, et al., dalam Hadiprajitno investor dengan tingkat kepemilikan
(2013) menjelaskan bahwa, karena rendah memiliki kecenderungan
investor asing menghadapi risiko yang memanfaatkan atau meminjam kekuatan
relatif lebih besar ketika berinvestasi voting yang dimiliki oleh pemegang
dalam Negara berkembang (risiko saham institusional mayoritas untuk
politik, terjadinya informasi asimetris, mengawasi kinerja manajemen. Dalam
dan lemahnya perlindungan investor) hal ini investor institusional mayoritas
maka perhatian pengendalian akan berpihak pada kepentingan
manajemen investor asing relatif lebih pemegang saham minoritas karena
tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh memiliki kepentingan yang sama
Arouri, et al., (2014) juga terutama dalam hal insentif ekonomis
mengemukakan bahwa kepemilikan baik itu jangka panjang (deviden),
asing berpengaruh positif dan signifikan maupun jangka pendek (abnormal
terhadap kinerja perusahaan. Hal return saham). (2) The Strategic
tersebut mengindikasikan bahwa Alignment Hypothesis. Berbeda dengan
investor asing memiliki kemampuan hipotesis pertama, hipotesis ini
yang lebih baik dalam mengawasi menyatakan bahwa investor
kinerja manajer dan membantu institusional mayoritas memiliki
mengurangi agency cost, sehingga nilai kecenderungan untuk berkompromi atau
perusahaan dapat meningkat. berpihak kepada manajemen dan
Kepemilikan Institusional mengabaikan kepentingan pemegang
Kepemilikan institusional saham minoritas. Anggapan bahwa
merupakan saham perusahaan yang manajemen sering mengambil tindakan
dimiliki oleh institusi atau lembaga atau kebijakan yang tidak optimal dan
(perusahaan asuransi, bank, perusahaan mengarah pada kepentingan pribadi,
investasi dan kepemilikan institusi lain). mengakibatkan strategi aliansi antara
Investor institusional diyakini memiliki investor institusional mayoritas dengan
kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen, ditanggapi negatif oleh
manajemen lebih baik dibandingkan pasar. Hal ini berdampak pada
investor individual. Institusi sebagai penurunan kinerja perusahaan. (3) The
pemilik saham dianggap lebih mampu Conflict of Interest Hypothesis.
dalam mendeteksi kesalahan yang Hipotesis ini pada dasarnya memiliki
terjadi. Kepemilikan institusional kesamaan konsep dengan hipotesis
menurut Apriada (2013) memiliki kedua, yaitu kecenderungan investor
8

institusional mayoritas untuk dengan menggunakan ROA. Menurut


mengurangi konflik dengan melakukan Bigham dan Houston (2010:148) nilai
kompromi dan aliansi bersama pihak ROA dapat diperoleh dari persamaan
manajemen. Sejalan dengan hipotesis berikut:
kedua, maka hipotesis ini memprediksi Return On Asset =
hubungan yang negatif antara
Nilai ROA yang positif menunjukkan
kepemilikan saham institusional dengan
perusahaan memperoleh laba,
kinerja perusahaan.
sedangkan hasil negatif menunjukkan
Selain alternatif hipotesis yang
kerugian yang dialami perusahaan.
telah dikemukakan oleh Pound, terdapat
ROA sebagai proksi profitabilitas
sudut pandang yang dapat menjelaskan
menunjukkan bahwa, semakin besar
hubungan kepemilikan institusional
nilai ROA maka semakin efisien
dengan kinerja perusahaan. Dalam Lin
perusahaan menggunakan aset yang
dan Fu (2017) terdapat tiga sudut
dimilikinya untuk menghasilkan laba.
pandang, yaitu: (1) Active Monitoring
Namun, ROA hanya mengukur apa
View, investor institusional sebagai
yang telah dicapai oleh manajer, untuk
pemegang saham mayoritas memiliki
mengukur apa yang akan dicapai
kemampuan untuk mengawasi dan
manajer maka digunakan rasio pasar.
memantau kinerja perusahaan investee,
Menurut Ross, et al., dalam Ariani
mengurangi informasi asimetris,
dan Fitdiarini (2014) menjelaskan
mengurangi masalah agensi dan
bahwa terdapat beberapa rasio yang
meningkatkan kinerja perusahaan
dapat digunakan untuk mengukur nilai
dengan keahlian manajerial dan
pasar (rasio pasar), diantaranya market
sumberdaya yang dimiliki. Selain itu,
to book ratio dan Tobin’s Q. Secara
investor institusional dapat memberi
konsep, Tobin’s Q lebih baik untuk
tekanan kepada manajer untuk
mengukur rasio pasar dibandingkan
meningkatkan tata kelola perusahaan.
dengan market to book ratio, karena
(2) Passive Monitoring View,
Tobin’s Q berfokus kepada nilai
menunjukkan bahwa investor
perusahaan sekarang dibandingkan
institusional berperan sebagai pengawas
dengan seberapa besar biaya untuk
pasif dan tidak meng-intervensi
mengganti asetnya sekarang.
manajemen perusahaan, dan hanya
Perusahaan dengan nilai Tobin’s Q
memperdagangkan saham perusahaan
yang besar cenderung memiliki peluang
dalam jangka pendek, dengan tujuan
investasi yang lebih menarik atau
memaksimalkan portofolio yang
memiliki keunggulan daya saing (atau
dimilikinya. (3) Exploitation View,
keduanya). Sedangkan market to book
investor institusional bekerja sama
ratio hanya berfokus pada biaya
dengan manajer perusahaan untuk
historis, yang mana kurang relevan.
mengeksploitasi pemegang saham
Rasio pasar diproksikan dengan
minoritas. Dalam kondisi lain,
Tobin’s Q, nilai Tobin’s Q
kemungkinan mereka memanfaatkan
menunjukkan peluang adanya investasi
kegagalan manajemen untuk
dan adanya potensi perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari hal
berkembang. Tobin’s Q mengukur nilai
tersebut.
perusahaan dari sisi nilai pasar
Kinerja Perusahaan
perusahaan itu yang tercermin dari
Untuk mengukur tingkat
harga pasar saham (Tandiyo dan
profitabilitas perusahaan, dalam
Stephanus, 2014). Al-Saidi dan Al-
penelitian ini profitabilitas diproksikan
9

Shammari (2013) menjelaskan rumus kondisi perusahaan, sehingga dapat


Tobin’s Q adalah sebagai berikut: mendorong mereka untuk
Q= menjalankan perusahaan dengan
perspektif jangka panjang. Berbeda
Dimana:
dengan penelitian sebelumnya,
MVS = Market value of shares (harga
penelitian yang dilakukan oleh
saham pada tahun terakhir dikali jumlah
Wiranata dan Nugrahanti (2013)
saham biasa yang beredar)
menunjukkan bahwa kepemilikan
TD = Total debt
keluarga memiliki pengaruh negatif
TA = Total assets
terhadap profitabilitas (ROA).
Nilai yang dihasilkan dari perhitungan
Alipour (2013) dalam penelitiannya
Tobin’s Q memiliki beberapa makna
menyatakan bahwa kepemilikan
sesuai dengan kondisi berikut, jika
keluarga berhubungan negatif dan
Tobin’s Q < 1 memiliki arti bahwa
signifikan dengan kinerja
saham suatu perusahaan dinilai
perusahaan (ROA, ROE, dan
undervalued, aset perusahaan gagal
Tobin’s Q). Kepemilikan keluarga
dikelola dengan baik oleh manajemen
berpengaruh negatif terhadap
dan pertumbuhan investasi perusahaan
kinerja perusahaan karena,
rendah. Tobin’s Q = 1 memiliki makna
perusahaan yang dikendalikan oleh
saham perusahaan dalam kondisi rata-
keluarga memiliki kepentingan
rata, tidak adanya perkembangan dalam
pribadi yang bertentangan dengan
pengelolaan perusahaan oleh
pihak manajemen dan/atau pihak
manajemen, dan perusahaan tidak
pemegang saham lainnya. Pemilik
mengalami perkembangan pertumbuhan
keluarga akan berusahaa
investasi. Tobin’s Q > 1 memiliki
menyejahterakan keluarganya
makna saham perusahaan dinilai
sendiri dan lebih mengutamakan
overvalued, aset perusahaan sukses
dana yang mereka investasikan
dikelola dengan baik oleh manajemen,
dalam perusahaan dibandingkan
dan perusahaan memiliki potensi
dengan memikirkan kinerja dari
pertumbuhan investasi yang tinggi
perusahaan yang di investasikan.
(Sudiyatno dan Puspitasari dalam
Hipotesis 1 : Semakin besar tingkat
Tandiyo dan Stephanus, 2014).
kepemilikan keluarga akan
Pengembangan Hipotesis
menyebabkan menurunnya ROA.
1. Kepemilikan keluarga dan kinerja
Hipotesis 2 : Semakin besar tingkat
perusahaan
kepemilikan keluarga akan
Menurut hasil penelitian Muttakin,
menyebabkan menurunnya Tobin’s
et al. (2014) dan Al-Saidi & Al-
Q.
Shammari (2013) menunjukkan
2. Kepemilikan asing dan kinerja
bahwa kepemilikan keluarga
perusahaan
berpengaruh positif terhadap kinerja
Pengaruh kepemilikan asing
perusahaan, pada beberapa
terhadap kinerja perusahaan
penelitian menunjukkan pula hasil
menurut penelitian Wiranata dan
yang signifikan pada ROA dan
Nugrahanti (2013) menunjukkan
Tobin’s Q. Perusahaan dengan
bahwa kepemilikan asing
kepemilikan keluarga memiliki
berpengaruh positif dan signifikan
keunggulan dalam melakukan
terhadap kinerja perusahaan.
pengawasan. Keluarga sebagai
Kepemilikan asing dipercaya
pemilik perusahaan memiliki
mampu meningkatkan tata kelola
informasi yang lebih baik mengenai
10

perusahaan, karena pihak asing yang kinerja perusahaan. Hal tersebut


menanamkan modal sahamnya dapat disebabkan karena
memiliki sistem manajemen, kepemilikan institusional
teknologi dan inovasi, keahlian dan (mayoritas) ikut terlibat dalam
pemasaran yang cukup baik, pengendalian perusahaan, sehingga
sehingga dapat memberikan cenderung bertindak untuk
pengaruh positif bagi kinerja kepentingan mereka sendiri
perusahaan. Berbeda dengan meskipun dengan mengorbankan
penelitian Rahman dan Reja (2015), kepentingan pemegang sahama
dalam penelitiannya menyebutkan lainnya (minoritas).
bahwa kepemilikan asing Hipotesis 1 : Semakin besar tingkat
berpengaruh negatif terhadap kepemilikan institusional akan
kinerja perusahaan. Pengaruh menyebabkan meningkatnya ROA.
negatif kepemilikan asing terhadap Hiopotesis 2 : Semakin besar tingkat
kinerja perusahaan dapat disebabkan kepemilikan institusional akan
oleh beberapa faktor, diantaranya menyebabkan meningkatnya
yaitu jarak antara prinsipal dan Tobin’s Q.
agen, perbedaan bahasa, budaya, METODE PENELITIAN
regulasi, tata kelola perusahaan, Populasi dalam penelitian ini
serta pengawasan, sehingga belum adalah seluruh perusahaan subsektor
mampu memberikan dampak positif food and beverages yang terdaftar di
bagi kinerja perusahaan. Bursa Efek Indonesia, dengan total 14
Hipotesis 1 : Semakin besar tingkat perusahaan. Sampel yang digunakan
kepemilikan asing akan selama periode 2011-2015, dengan
menyebabkan meningkatnya ROA. purposive sampling digunakan untuk
Hipotesis 2 : Semakin besar tingkat teknik pengambilan sampel. Kriteria
kepemilikan asing akan pengambilan sampel yaitu; (1)
menyebabkan meningkatnya Perusahaan subsektor food & beverages
Tobin’s Q. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Kepemilikan institusional dan periode 2011-2015. (2) Perusahaan
kinerja perusahaan mempublikasikan laporan tahunan
Hasil penelitian Lin dan Fu (2017), (annual report) dan laporan keuangan
dan Alipour (2013) menunjukkan tahunan pada periode penelitian (2011-
bahwa kepemilikan institusional 2015), dan mencantumkan struktur
berpengaruh positif dan signifikan kepemilikan saham perusahaan. (3)
terhadap kinerja perusahaan (ROA Perusahaan memiliki data kepemilikan
dan Tobin’s Q). Kepemilikan keluarga. Penelitian ini mendefinisikan
institusional memiliki intensif untuk perusahaan dengan kepemilikan
memantau pengambilan keputusan keluarga apabila salah satu dari tiga
perusahaan, sehingga dapat kondisi berikut terpenuhi; (a) Pendiri
menghalangi perilaku opportunistic atau anggota keluarga memiliki saham
manajer dan dapat meningkatkan sebesar 25% atau lebih. (b) Terdapat
kinerja perusahaan. Berbeda dengan anggota keluarga yang menduduki kursi
penelitian yang dilakukan oleh dewan komisaris atau dewan direksi
Wiranata dan Nugrahanti (2013) jika saham yang dimiliki kurang dari
yang menunjukkan bahwa 25%, dapat dilihat melalui nama dewan
kepemilikan institusional direksi dan dewan komisaris yang
berpengaruh negatif terhadap cenderung sama dalam beberapa tahun.
11

(c) Jika perusahaan dimiliki institusi Q dapat diformulasikan sebagai


lain maka ditelusuri melalui berikut:
kepemilikan piramida dan struktur lintas
kepemilikan (cross shareholding). (4) Q=
Perusahaan memiliki data kepemilikan
asing. (5) Perusahaan memiliki data Dimana:
kepemilikan institusional. (6) MVS = Market value of shares
Perusahaan tidak mengalami kerugian (harga saham pada tahun terakhir
selama periode penelitian (2011-2015). dikali jumlah saham biasa yang
(7) Memiliki kelengkapan data lainnya beredar)
yang digunakan untuk kepentingan TD = Total debt
analisis. Data yang digunakan antara TA = Total asset
lain jumlah laba bersih, total utang, toal 2. Variabel Independen
aset, jumlah saham yang beredar, dan a. Kepemililan Keluarga (KK)
harga saham penutupan pada akhir Kepemilikan keluarga merupakan
tahun. pemegang saham yang berasal
Variabel Penelitian dan Definisi dari pihak keluarga, umumnya
Operasional berdasarkan keturunan atau
1. Variabel Dependen warisan dari orang-orang yang
a. Return On Assets (ROA) sudah lebih dulu menjalankannya
Kinerja perusahaan sebagai atau oleh keluarga yang secara
variabel dependen diproksikan terang-terangan mewariskan
dengan menggunakan ROA. kepemilikan saham kepada
ROA digunakan untuk mengukur generasi selanjutnya.
efektivitas perusahaan dalam Kepemilikan keluarga diukur
menghasilkan keuntungan dengan besarnya persentase
dengan memanfaatkan aset yang saham yang dimiliki oleh pihak
dimilikinya. Semakin besar ROA keluarga. Menurut Wiranata dan
maka semakin besar pula tingkat Nugrahanti (2013), besarnya
keuntungan yang dicapai kepemilikan keluarga dapat
perusahaan. Menurut Bigham dan dihitung dengan cara:
Houston (2010:148) nilai ROA Kepemilikan keluarga =
dapat diperoleh dari persamaan 
berikut: 100%
Return On Asset = b. Kepemilikan Asing (KA)
b. Tobin’s Q Kepemilikan asing merupakan
Tobin’s Q digunakan sebagai porsi saham yang dimiliki oleh
proksi untuk mengukur kinerja investor atau pemodal asing
perusahaan. Tobin’s Q (foreign investors) yakni
menunjukkan peluang adanya perusahaan yang dimiliki oleh
investasi dan adanya potensi perorangan, badan hukum,
perusahaan untuk berkembang. pemerintah serta bagian-
Tobin’s Q mengukur nilai bagiannya yang berstatus luar
perusahaan dari sisi nilai pasar negeri terhadap jumlah seluruh
perusahaan tersebut yang modal saham yang beredar
tercermin dari harga pasar saham. (Farooque, et al., dalam Wiranata
Menurut Al-Saidi dan Al- dan Nugrahanti, 2013).
Shammari (2013) rumus Tobin’s Kepemilikan asing diukur dengan
12

besarnya persentase saham yang dan Fu (2017) ukuran


dimiliki oleh pihak asing. perusahaan dapat diukur
Menurut Wiranata dan dengan menggunakan
Nugrahanti (2013), kepemilikan logaritma natural total aset
asing dapat dihitung dengan cara: perusahaan.
Kepemilikan asing = Ukuran perusahaan = Ln
 100% (nilai buku dari total aset)
c. Kepemilikan Institusional (KI)
Kepemilikan institusional
merupakan saham perusahaan Model Penelitian
yang dimiliki oleh institusi atau Untuk menjawab hipotesis penelitian,
lembaga (perusahaan asuransi, maka digunakan persamaan regresi
bank, perusahaan investasi dan dengan alat analisis SPSS sebagai
kepemilikan institusi lain) berikut:
(Apriada, 2013). Kepemilikan Model 1
institusional dihitung dengan ROA = a + b1 KK + b2 KA + b3 KI + b4
melihat besarnya persentase LEV + b5 SIZE + e
saham yang dimiliki oleh pihak Model 2
institusional. Menurut Wiranata TQ = a + b1 KK + b2 KA + b3 KI + b4
dan Nugrahanti (2013) rumus LEV + b5 SIZE + e
untuk mengetahui besarnya Dimana :
kepemilikan institusional yaitu: ROA = Kinerja perusahaan yang
Kepemilikan institusional = diproksikan dengan Return On Asset
TQ = Kinerja perusahaan yang

diproksikan dengan Tobin’s Q
100%
a = Konstanta
3. Variabel Kontrol
KK = Kepemilikan keluarga
a. Leverage (Lev)
KA = Kepemilikan Asing
Tingkat leverage menunjukkan
KI = Kepemilikan institusional
besarnya aset perusahaan yang
LEV = Leverage
dibiayai oleh utang. Leverage
SIZE = Ukuran perusahaan
dihitung dengan
b1, b2,… b5 = Koefisien regresi
membandingkan nilai buku total
e = Standard error
kewajiban dengan nilai buku
Sebelum melakukan analisis linier
dari total aset. Menurut Lin dan
berganda, terlebih dahulu dilakukan uji
Fu (2017) leverage dapat diukur
asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji
dengan cara.
Leverage =
multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Pengujian asumsi klasik dan regresi
b. Ukuran Perusahaan (Size) dilakukan dengan tingkat signifikansi
a. Ukuran Perusahaan sebesar 5%.
Ukuran perusahaan HASIL DAN PEMBAHASAN
mencerminkan besar Gambaran Umum Objek Penelitian
kecilnya perusahaan yang Penelitian ini menggunakan objek
dapat dilihat dari total aset perusahaan food and beverages yang
yang dimiliki oleh terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
perusahaan pada neraca Sebanyak 14 (empat belas) perusahaan
akhir tahun. Menurut Lin subsektor food and beverages yang
13

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hanya dapat disimpulkan tidak terjadi


11 (sebelas) perusahaan yang dijadikan multikolinearitas. Pengujian
sampel, karena memenuhi kriteria heteroskedastisitas dilakukan dengan uji
pemilihan sampel yang telah ditentukan scatterplot, berdasarkan hasil uji
dalam metode penelitian, seluruh data menunjukkan kedua variabel ROA dan
observasi sebanyak 50 (firm-year). Tobin’s Q memiliki titik-titik yang
menyebar dan tidak membentuk pola,
maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Pengujian
autokorelasi dilakukan dengan melihat
Deskriptif Statistik Data Sampel nilai Durbin-Watson, apabila nilai DW
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif terletak diantara -2 sampai +2 maka
tidak terjadi autokorelasi. Nilai DW
variabel ROA dan Tobin’s Q sebesar
0,926 dan 1,658, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Sumber: Data diolah, 2017 Hasil pengujian hipotesis dengan
Variabel kepemilikan keluarga menggunakan analisis regresi berganda
memiliki rata-rata sebesar 26,72%, pada kedua variabel dependen dapat
kepemilikan asing sebesar 36,51%, dan dilihat pada tabel berikut.
kepemilikan institusional sebesar Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji t ROA
2,83%. Variabel ROA memiliki rata-
rata sebesar 13,22%, hal ini berarti
setiap Rp 1 yang diinvestasikan dalam
bentuk aset perusahaan mampu
menghasilkan pengembalian sebesar Rp
0,13. Variabel Tobin’s Q sebesar 2,06, Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji t Tobin’s Q
hal ini berarti perusahaan nilai pasar
perusahaan adalah 2,06 kali dari nilai
buku perusahaan. Nilai rata-rata
leverage sebesar 45,43% dan rata-rata
ukuran perusahaan sebesar 28,89.
Uji Asumsi Klasik Pengaruh Kepemilikan Keluarga
Uji normalitas dengan pengujian Terhadap ROA
Kolmogorov smnirnov menghasilkan Hasil penelitian menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,530 untuk bahwa hipotesis diterima. Penelitian ini
ROA dan 0,522 untuk Tobin’s Q. berhasil memberikan bukti bahwa
Karena nilai signifikansi kedua variabel kepemilikan keluarga berpengaruh
tersebut lebih besar dari 0,05, yang secara negatif dan signifikan terhadap
berarti data terdistribusi secara normal. ROA. Hasil penelitian ini konsisten
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan melihat nilai variance inflation Sanjaya (2014), Alipour (2013) serta
factor (VIF). Regresi mengandung Wiranata dan Nugrahanti (2013) yang
multikolinearitas jika nilai VIF lebih menyatakan bahwa tingkat kepemilikan
dari 10. Semua variabel pada penelitian keluarga yang semakin tinggi
ini memiliki nilai VIF berkisar pada mengakibatkan menurunnya ROA.
1,087 sampai dengan 5,616, sehingga Wiranata dan Nugrahanti (2013)
14

menyatakan bahwa karakteristik perusahaan. Tingginya tingkat


perusahaan di Indonesia cenderung kepemilikan keluarga dapat
terkonsentrasi, sehingga anggota menimbulkan efek pembentengan
keluarga dapat duduk sebagai dewan (entrenchment) antara pemegang saham
direksi atau komisaris. Semakin banyak mayoritas dan minoritas, yang pada
nilai saham yang diinvestasikan pihak akhirnya dapat merugikan pemegang
keluarga, maka semakin mudah untuk saham minoritas. Hal ini
mengendalikan perusahaan. memungkinkan pihak keluarga
Efek nepotisme dapat timbul pada menggunakan kekuasaannya untuk
perusahaan publik dengan kepemilikan dapat memanfaatkan sumberdaya
keluarga sebagai pemegang saham perusahaan bagi kepentingan pribadi
pengendali (Sanjaya, 2014). Perusahaan mereka. Secara tidak langsung ALTO
dengan kepemilikan keluarga umumnya juga dikendalikan oleh pihak keluarga
memilih top management yang berasal melalui struktur lintas kepemilikan
dari anggota keluarganya, tanpa (cross shareholding) melalui PT. Fikasa
memperhatikan kemampuan dan Bintang Cemerlang dan PT. Tirtamas
kompetensi yang dimiliki. Kurangnya Anggada. Selain itu, efek nepotisme
kemampuan maupun kompetensi yang pada perusahaan ALTO juga dapat
dimiliki manajer dapat menyebabkan dilihat dari pihak keluarga Salim yang
pengelolaan aset-aset yang dimiliki menempati posisi-posisi top
perusahaan tidak dikelola secara management. Pemilihan agen yang
maksimal. Suatu perusahaan keluarga berasal dari pihak keluarga
kemungkinan memiliki keinginan untuk kemungkinan tanpa memperhatikan
memberi anggota keluarga lainnya kemampuan maupun kompetensi yang
kenyamanan kerja yang tidak tersedia di dimiliki agen tersebut, selain itu,
tempat lain. Secara sistematis, pengawasan terhadap agen yang berasal
nepotisme juga lebih menguntungkan dari pihak keluarga cenderung lemah.
pihak keluarga dibanding perusahaan. Sehingga, agen dapat mendahulukan
Sanjaya (2014) menyatakan bahwa proyek-proyek yang memberikan
nepotisme dapat mengurangi keuntungan bagi pihak keluarga saja,
pengawasan dan pengendalian terhadap tanpa memperhatikan proyek-proyek
agen dari pihak keluarga, sehingga agen yang memberikan keuntungan bagi
tersebut dapat mengalokasikan perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat
sumberdaya perusahaan untuk proyek dari ROA perusahaan yang terus
lain yang tidak menguntungkan bagi mengalami penurunan selama periode
perusahaan, tanpa ada tekanan untuk penelitian, puncaknya pada tahun 2015,
diganti. Hal tersebut dapat berdampak ALTO mengalami kerugian yang
pada menurunnya kinerja perusahaan, tercermin dari nilai ROA sebesar -2,05.
karena pihak keluarga cenderung Pengaruh Kepemilikan Keluarga
memanfaatkan sumberdaya perusahaan Terhadap Tobin’s Q
untuk kepentingan pribadi. Hasil penelitian ini menunjukkan
ALTO menjadi perusahaan dengan bahwa hipotesis ditolak. Pengujian
tingkat kepemilikan keluarga paling hipotesis menunjukkan bahwa variabel
besar pada penelitian ini, dengan rata- kepemilikan keluarga tidak berpengaruh
rata tingkat kepemilikan mencapai signifikan terhadap Tobin’s Q. Hasil ini
82,65% pada periode penelitian. Hal konsisten dengan penelitian yang
tersebut menjadikan keluarga sebagai dilakukan oleh Connelly, et al. (2012).
pemegang saham pengendali Penelitian Shyu (2011) menyatakan
15

bahwa tingkat kepemilikan keluarga ICBP memasuki bidang usaha air


maksimal sebesar 30%, pada batas minum dalam kemasan (AMDK)
tersebut tingkat kepemilikan keluarga melalui akuisisi merek ‘Club’, selain itu
mencapai kinerja perusahaan yang perseroan juga memperluas kegiatan
paling tinggi. Apabila tingkat usaha di bidang dairy melalui akuisisi
kepemilikan keluarga lebih tinggi dari merek ‘Milkuat’. Deskripsi di atas
batas tersebut maka diikuti dengan memberikan bukti bahwa Tobin’s Q
penurunan kinerja perusahaan. Berbeda tidak dipengaruhi oleh besarnya
dengan hasil tersebut, Tobin’s Q kepemilikan keluarga, namun investor
perusahaan pada objek penelitian ini dalam menanamkan sahamanya lebih
tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat memperhatikan peluang investasi
kepemilikan keluarga. perusahaan di masa mendatang, dengan
ICBP merupakan entitas anak memperhatikan strategi bisnis
perusahaan INDF, dimana mayoritas perusahaan.
saham dimiliki oleh grup Salim. Pengaruh Kepemilikan Asing
Kepemilikan keluarga pada ICBP Terhadap ROA
mencapai 80,53%, namun nilai Tobin’s Hasil pengujian hipotesis
Q terus meningkat selama periode menunjukkan bahwa kepemilikan asing
penelitian. Tobin’s Q merupakan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengukuran berdasarkan perspektif ROA, maka dari itu hipotesis ditolak.
investor yang dibatasi oleh harapan Hasil penelitian ini konsisten dengan
mereka terhadap pasar. Tobin’s Q penelitian yang dilakukan oleh Rahman
berhubungan dengan peluang investasi dan Reja (2015). Beberapa peneliti
perusahaan di masa depan. sering menegaskan bahwa kepemilikan
Bagaimanapun, Tobin’s Q dipengaruhi asing memberikan efek positif terhadap
psikologi investor yang berkaitan kinerja perusahaan, sampel pada
dengan perkiraan berbagai peristiwa penelitian ini tidak mendukung hal
yang mencakup hasil dari strategi bisnis tersebut. Kepemilikan asing pada suatu
sekarang. Strategi bisnis ICBP yaitu perusahaan dipercaya dapat
terus melakukan inovasi, mulai dari meningkatkan kinerja perusahaan
pengembangan produk, meningkatkan karena memiliki sistem manajemen,
efisiensi di bidang manufaktur hingga teknologi dan inovasi, serta keahlian
mempertajam strategi pemasaran. dan pemasaran yang baik, sehingga
Inovasi yang dilakukan ICBP berdampak positif bagi perusahaan.
diantaranya, pada tahun 2013 bekerja Hal ini mungkin disebabkan pada
sama dengan Grup Asahi asal Jepang perusahaan yang dijadikan sampel,
untuk memulai kegiatan usaha di bidang beberapa perusahaan dengan
minuman, dengan mendirikan dua kepemilikan asing merupakan lembaga
perusahaan yang masing-masing dan/atau institusi asing yang berasal
bergerak di bidang produksi dan dari cayman island (termasuk dalam
distribusi minuman. Kerjasama tersebut panama paper). Situasi ini dapat dilihat
telah menghasilkan merek dagang ‘Ichi pada perusahaan PT Prashida Aneka
Ocha’ yang sudah banyak ditemui di Niaga Tbk (PSDN), pada Desember
pasaran. Selain itu, pada tahun yang 2016 PSDN melalui Presiden Direktur
sama ICBP menjadi exclusive bottler Jeffry Sanusi Soedargo mengikuti
untuk produk-produk PepsiCo. Ekspansi program tax amnesty. PSDN
bisnis juga terus dilakukan pada tahun- mencatatkan nama baru dalam susunan
tahun berikutnya, pada tahun 2014 pemegang sahamnya, yaitu PT Prashida,
16

sebagai pemegang saham sebesar dapat menjalankan fungsi pemantauan


46,93% mengantikan Inovest Offshore mereka di perusahaan secara memadai,
Ventures Ltd. Berdasarkan kondisi yang menyebabkan tidak
tersebut investor asing yang menjadi berpengaruhnya usaha mereka terhadap
pemegang saham perusahaan kinerja perusahaan.
sebenarnya bukan lembaga atau institusi Pengaruh Kepemilikan Institusional
yang benar-benar berfokus untuk Terhadap ROA
berinvestasi pada perusahaan dan Pengujian hipotesis yang telah
memperbaiki tata kelola sehingga dapat dilakukan menunjukkan bahwa variabel
meningkatkan kinerja perusahaan, kepemilikan institusional tidak
melainkan perusahaan (dalam hal ini berpengaruh signifikan terhadap ROA,
PSDN) yang memang mendirikan maka dari itu hipotesis ditolak. Hasil ini
lembaga atau institusi asing untuk konsisten dengan penelitian yang
menghindari pajak. dilakukan oleh Al-Saidi dan Al-
Pengaruh Kepemilikan Asing Shammari (2013). Hasil penelitian yang
Terhadap Tobin’s Q tidak signifikan mencerminkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan pengawasan yang dilakukan oleh
bahwa hipotesis ditolak. Pengujian investor institusional belum optimal.
hipotesis menunjukkan bahwa Apabila dilihat pada sampel
kepemilikan asing tidak berpengaruh penelitian, tidak semua perusahaan
signifikan terhadap Tobin’s Q. Hasil ini terdapat investor institusional. Salah
konsisten dengan penelitian yang satu perusahaan yang terdapat investor
dilakukan oleh Boone, et al. (2011). institusional yaitu ULTJ. Tingkat
Pihak asing umumnya adalah pihak kepemilikan institusional pada
yang concern dengan peningkatan perusahaan ULTJ rata-rata sebesar
sistem tata kelola perusahaan, dengan 15,70%, namun pemegang saham
tata kelola perusahaan yang baik maka pengendali dimiliki oleh pemegang
kinerja perusahaan dapat ditingkatkan. saham keluarga dengan tingkat
Hasil yang berbeda ditunjukkan kepemilikan sebesar 39,30%. Sesuai
pada sampel penelitian, kondisi ini dengan pembahasan sebelumnya bahwa
mungkin dikarenakan sistem tata kelola ciri khas pemegang saham mayoritas
perusahaan (Corporate Governance) pada perusahaan di Indonesia dimiliki
yang tidak efisien, investor asing juga oleh pihak keluarga. Pengawasan yang
tidak dapat melakukan pemantauan dilakukan oleh investor institusional
yang memadai terhadap perusahaan terhadap manajemen yang berasal dari
investee (Phung dan Le dalam pihak keluarga tidak dapat maksimal,
Bremholm, 2015). Hadiprajitno (2013) karena manajemen berusaha memenuhi
menyimpulkan bahwa praktik tata kepentingan keluarga. Kondisi tersebut
kelola perusahaan di Indonesia belum yang mungkin menyebabkan
optimal, terdapat kecenderungan bahwa pengawasan yang dilakukan pihak
laporan tata kelola perusahaan dalam institusional belum optimal, karena
laporan tahunan perusahaan belum masih terdapat campur tangan
dapat digunakan sebagai umpan-balik pemegang saham mayoritas. Sehingga
bagi manajemen, implementasi Good kepemilikan institusional yang tinggi
Corporate Governance (GCG) masih belum mampu mempengaruhi ROA
sebatas formalitas dan belum mencapai perusahaan. Lin dan Fu (2017)
tujuan harapannya. Kondisi tersebut menyatakan bahwa tidak adanya
yang menyebabkan investor asing tidak pengaruh antara kepemilikan
17

institusional dengan ROA disebabkan tindakan yang menguntungkan bagi


karena, investor institusional bertindak dirinya. Investor institusional juga
sebagai passive monitoring. investor memainkan peran penting dalam
institusional dianggap hanya transfer informasi kepada pemegang
mementingkan perdagangan jangka saham lainnya, dengan tujuan untuk
pendek berdasarkan keuntungan mengurangi informasi asimetri. Selain
informasi untuk memenuhi kebutuhan itu, ketika perusahaan membutuhkan
portofolio mereka, dan tidak tertarik dana untuk berkembang, investor
melakukan pengawasan terhadap institusional dapat menyediakan dana
manajemen untuk memperbaiki tata untuk membantu sumber pembiayaan
kelola perusahaan atau meningkatkan perusahaan, sehingga kinerja
kinerja perusahaan. perusahaan dapat meningkat.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Pengaruh Variabel Kontrol (Leverage
Terhadap Tobin’s Q dan Ukuran Perusahaan) Terhadap
Hasil penelitian menunjukkan ROA dan Tobin’s Q
bahwa hipotesis diterima. Penelitian ini Variabel kontrol pada pengujian
berhasil memberikan bukti bahwa secara parsial menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh leverage memiliki pengaruh negatif
positif signifikan terhadap Tobin’s Q. signifikan terhadap kinerja perusahaan,
Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik yang diproksikan oleh ROA
besar atau semakin bertambah maupun Tobin’s Q. Hasil penelitian ini
kepemilikan institusional maka akan konsisten dengan penelitian yang
meningkatkan Tobin’s Q. Hasil dilakukan oleh Lin dan Fu (2017),
penelitian ini konsisten dengan Muttakin, et al. (2014), Alipour (2013),
penelitian yang dilakukan Lin dan Fu dan Shyu (2011). Leverage adalah
(2017) serta Alipour (2013). bagian sumber pendanaan untuk
Lin dan Fu (2017) menyatakan operasinal maupun investasi yang
bahwa investor institusional berperan berasal dari luar perusahaan, besarnya
sebagai active monitoring, hal ini rasio utang mencerminkan risiko
menunjukkan bahwa investor keuangan. Hubungan negatif antara
institusional secara aktif melakukan leverage dan kinerja perusahaan sesuai
pengawasan terhadap manajemen dan dengan pecking order theory (Myers
membantu manajemen perusahaan dalam Muttakin, et al. 2014).
investee untuk mencapai kinerja yang Perusahaan lebih memilih pendanaan
lebih baik. Investor institusional adalah internal yang berasal dari laba ditahan
institusi atau lembaga yang memilih dalam membiayai investasi dan
investasi dengan tingkat pengembalian mengimplementasikannya sebagai
dan keuntungan yang lebih tinggi, peluang pertumbuhan. Korelasi negatif
karena investor ingin meningkatkan antara leverage dan kinerja perusahaan
kekayaan mereka dengan berinvestasi menunjukkan bahwa kurangnya
pada proyek yang baik. Hal tersebut pemantauan yang dilakukan pihak
yang menjadi alasan utama investor internal (Shyu, 2011). Rasio utang yang
institusional melakukan monitoring tinggi menyebabkan tingkat
kepada manajer perusahaan, sehingga pemantauan yang relatif ketat dilakukan
dapat mengurangi konflik kepentingan oleh pasar eksternal, hal tersebut
dan masalah agensi, yang pada akhirnya menyiratkan bahwa pemantauan
akan menurunkan keinginan dan internal yang dilakukan perusahaan
peluang bagi manajer untuk melakukan belum efektif. Selain itu, pengaruh
18

negatif dan signifikan leverage terhadap Kesimpulan


kinerja perusahaan menyiratkan bahwa Berdasarkan hasil analisis dan
beban bunga dari pinjaman yang lebih pembahasan pada bab sebelumnya,
besar dapat mengurangi pendapatan kesimpulan dari penelitian ini sebagai
yang diperoleh perusahaan. berikut:
Hasil penelitian menunjukkan 1. Semakin besar kepemilikan keluarga
variabel kontrol ukuran perusahaan menyebabkan menurunnya kinerja
(SIZE) tidak berpengaruh signifikan perusahaan yang diukur
terhadap kinerja perusahaan, baik yang menggunakan ROA. Hal ini
diproksikan dengan ROA maupun dikarenakan adanya efek nepotisme
Tobin’s Q. Ukuran perusahaan yang pada perusahaan yang mayoritas
diukur dengan logaritma natural dari dimiliki oleh keluarga. Penentuan
total aset mencerminkan besar kecilnya manajer yang berasal dari pihak
perusahaan didasarkan pada besar keluarga tanpa memperhatikan
kecilnya nilai aset perusahaan. Hasil kemampuan atau kompetensi yang
penelitian ini tidak konsisten dengan dimiliki, serta pengawasan terhadap
penelitian yang dilakukan Muttakin, et manajer pihak keluarga yang
al. (2014) yang menunjukkan bahwa cenderung lemah. Manajer pada
ukuran perusahaan berpengaruh positif akhirnya dapat memanfaatkan
signifikan terhadap kinerja perusahaan. sumberdaya perusahaan untuk
Perusahaan yang besar cenderung kepentingan keluarga, sehingga dapat
melakukan investasi besar dan memiliki merugikan perusahaan.
kemudahan untuk akses ke pasar modal 2. Semakin besar kepemilikan keluarga
serta kemudahan dalam memperoleh menyebabkan menurunnya kinerja
pendanaan eksternal baik melalui utang perusahaan yang diukur
maupun melalui penerbitan saham baru. menggunakan Tobin’s Q. Namun,
Banyaknya dana yang dimiliki, kepemilikan keluarga bukan
mengakibatkan perusahaan dapat merupakan faktor utama yang dapat
meningkatkan pertumbuhan sehingga mempengaruhi Tobin’s Q. Karena
kinerja perusahaan menjadi lebih baik. investor dalam menanamkan
Hasil penelitian ini konsisten dengan sahamanya lebih memperhatikan
penelitian yang dilakukan oleh Al-Saidi peluang investasi perusahaan di masa
dan Al-Shammari (2013), dan Shyu mendatang, dengan memperhatikan
(2011). Hasil penelitian yang strategi bisnis perusahaan.
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan 3. Semakin besar kepemilikan asing
tidak berpengaruh signifikan terhadap menyebabkan menurunnya kinerja
kinerja perusahaan dikarenakan perusahaan yang diukur
perusahaan kurang memaksimalkan aset menggunakan ROA. Namun,
yang mereka miliki untuk menciptakan kepemilikan asing bukan merupakan
peluang pertumbuhan sehingga kinerja faktor utama yang dapat
perusahaan kurang baik. Tidak ada mempengaruhi ROA. Karena
jaminan bahwa ukuran perusahaan yang beberapa perusahaan dimiliki pihak
besar dapat membuat perusahaan asing, yang secara sengaja didirikan
berkinerja baik, karena dengan adanya perusahaan tersebut untuk
aset yang besar bukan berarti menghindari pajak.
perusahaan dapat mengelolanya dengan 4. Semakin besar kepemilikan asing
baik. menyebabkan menurunnya kinerja
KESIMPULAN DAN SARAN perusahaan yang diukur
19

menggunakan Tobin’s Q. Namun, dengan apa adanya, untuk menjaga


kepemilikan asing bukan merupakan kepercayaan investor lain.
faktor utama yang dapat Perusahaan dengan kepemilikan
mempengaruhi Tobin’s Q. Hal institusional hendaknya bekerja sama
tersebut lebih disebabkan karena dengan perusahaan investee untuk
penerapan sistem tata kelola meningkatkan kinerja perusahaan.
perusahaan di Indonesia yang belum 2. Penelitian selanjutnya hendaknya
optimal, sehingga pemantauan dapat dilakukan dengan cara
investor asing terhadap perusahaan menambah periode penelitian,
investee tidak maksimal. dengan dilakukan hal tersebut
5. Semakin besar kepemilikan diharapkan jumlah sampel dapat
institusional meningkatkan kinerja diperbesar sehingga model regresi
perusahaan yang diukur yang diperoleh dapat lebih baik dari
menggunakan ROA. Namun, penelitian ini. Penelitian selanjutnya
kepemilikan institusional bukan diharapkan menambahkan variabel
merupakan faktor utama yang dapat lain di luar penelitian yang lebih
mempengaruhi Tobin’s Q. Karena berpengaruh terhadap kinerja
adanya campur tangan pemegang perusahaan.
saham keluarga sebagai pemilik DAFTAR PUSTAKA
mayoritas, menyebabkan pemantauan Alipour, Mohammad. 2013. ‘An
yang dilakukan investor institusional Investigation of The Association
tidak dapat dilakukan secara Between Ownership Structure
maksimal. Selain itu, investor and Corporate Performance
institusional lebih berorientasi pada Empirical evidence from Tehran
keuntungan jangka pendek, dan tidak Stock Exchange (TSE)’,
memiliki motivasi untuk Management Research Review,
meningkatkan kinerja perusahaan. vol. 36, no. 11, pp 1137-1166
6. Semakin besar kepemilikan Al-Saidi, Mejbel & Al-Shammari,
institusional meningkatkan kinerja Bader. 2013. ‘Ownership
perusahaan yang diukur Concentration, Ownership
menggunakan Tobin’s Q. Investor Composition and The
institusional secara aktif melakukan Performance of The Kuwaiti
pengawasan terhadap manajemen Listed Non-Financial Firms’,
perusahaan, sehingga dapat International Journal of
mengurangi konflik kepentingan dan Commerce and Management,
masalah agensi. Investor institusional vol.25, no. 1, pp 108-132
juga dapat membantu perusahaan Apriada, Kadek. 2013. ‘Pengaruh
investee memperoleh pembiayaan Struktur Kepemilikan Saham,
dana untuk ekspansi perusahaan. Struktur Modal dan
Saran Profitabilitas Pada Nilai
1. Bagi pihak perusahaan keluarga Perusahaan’ Tesis, Universitas
hendaknya memperhatikan pemilihan Udayana, Denpasar. (dalam
top management yang memiliki negeri)
kemampuan dan kompetensi yang
baik, serta melakukan pengawasan Ariani, Dewi & Fitdiarini, Noorlaily.
yang lebih baik. Perusahaan 2014. ‘Peran Keluarga Pendiri
diharapkan mencatatkan Dalam Menciptakan Kinerja
kepemilikannya benar-benar sesuai Keuangan dan Nilai Pasar
Perusahaan Pada Perusahaan
20

Keluarga’, Jurnal Manajemen makanan dan Minuman yang


Teori dan Terapan, vol. 7, no. 2. Terdaftar di Bursa Efek
Arouri, Houda, Hossain, Mohammad Indonesia., diakses 3 Januari
& Muttakin, Mohammad 2017,
Badrul. 2014. ‘Effects of Board <http://www.sahamok.com/emit
and Ownership Structure on en/sektor-industri-barang-
Corporate Governance; konsumsi/sub-sektor-makanan-
Evidence from GCC Countries’, minuman/>
Journal of Accounting in Desoky, Abdelmohsen M. & Mousa,
Emerging Economies, vol. 4, no. Gehan A. 2013. ‘An Empirical
1, pp 117-130 Investigation of The Influence of
Astuti, Apri Dwi, Rahman, Abdul & Ownership Concentration and
Sudarno. 2015. ‘Pengaruh Identity on Firm Performance of
Kepemilikan Keluarga Terhadap Egyptian Listed Companies’,
Kinerja Perusahaan dengan Journal of Accounting in
Agency Cost Sebagai Variabel Emerging Economies, vol. 3, no.
Moderating’, Jurnal Dinamika 2, pp 164-188
Akuntansi, vol. 7, no. 2, pp 98- Firhat, Muhammad. 2012. ‘Pengaruh
108 Kepemilikan Institusional,
Boone, Nicholas, Colombage, Sisira Kepemilikan Manajerial, dan
& Gunasekarage, Abeyratna. Kepemilikan Publik Terhadap
2011. ‘Block Shareholder Nilai Perusahaan Dengan Firm
Identity and Firm Performance Size Sebagai Variabel Kontrol
in New Zealand’, Pacific (Studi Pada Perusahaan Yang
Accounting Review, vol. 23, pp Terdaftar di Bursa Efek
185-210 Indonesia)’ Skripsi, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Brealey, Richard A., Myers, Stewart
(dalam negeri)
C. & Marcus, Alan J., 2008,
Dasar-Dasar Manajemen Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi
Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Analisis Multivariate dengan
edisi kelima, Erlangga, Jakarta Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro,
Brigham, Eugene F. & Houston, Joel
Semarang
F., 2010, Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan, Buku 1, Hadiprajitno, Paulus Basuki. 2013.
edisi kesebelas, Salemba Empat, ‘Struktur Kepemilikan,
Jakarta Mekanisme Tata Kelola
Connelly, J. Thomas, Limpaphayom, Perusahaan, dan Biaya
Keagenan di Indonesia’, Jurnal
Piman & Nagarajan, Nandu J.,
Akuntansi & Auditing, vol. 9,
2012, ‘Form Versus Substance:
no. 2, pp 97-127
The Effect of Ownership
Structure and Corporate Hartono, Jogiyanto, 2014,
Governance on Firm Value in Metodologi Penelitian Bisnis;
Thailand’, Journal of Banking & Salah Kaprah dan Pengalaman-
Finance 36, pp 1722-1743 pengalaman, edisi keenam,
BPFE, Yogyakarta
Daftar perusahaan Industri
Manufakttur Sektor Industri Kuncoro, Mudrajad, 2013, Metode
Barang Konsumsi Sub Sektor
21

Riset Untuk Bisnis & Ekonomi; Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi


Bagaimana Meneliti dan SPSS pada Statistik Parametrik,
Menulis Tesis?, edisi keempat, Elex Media Komputindo,
Erlangga, Jakarta. Jakarta
Lin, Yongjia Rebecca & Fu, Xiaoqing Shleifer, Andrei & Vishny, Robert W.
Maggie. 2017. ‘Does 1986. ‘Large Shareholders and
Instituional Ownership Influence Corporate Control’, Journal of
Firm Performance? Evidence Political Economy, vol. 94, no.
From China’, International 3, pp 461-488
Review of Economics and Shleifer, Andrei & Vishny, Robert W.
Finance 49, pp 17-57 1997. ‘A Survey of Corporate
Ministry of Industri Republic of Governance’, Journal of
Indonesia. 2016. Industry Fact Finance, vol. 52, no. 2, pp 737-
and Figures. Ministry of 783
Industry of Indonesia, Jakarta. Shyu, Jonchi. 2011.’Family
Muttakin, Mohammad Badrul, Khan, Ownership and Firm
Arifur & Subramaniam, Nava. Performance: Evidence From
2014. ‘Family Firms, Family Taiwanese Firms’, International
Generation and Performance: Journal of Managerial Finance,
Evidence From An Emerging vol. 7, no. 4, pp 397-411
Economy’, Journal of Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Accounting in Emerging Kualitatif Kuantitaif dan R&D.
Economies, vol. 4, no. 2, pp Alfabeta, Bandung
197-219 Tandiyo, Monica Angelina &
Nur’aeni, Dini. 2010. ‘Pengaruh Stephanus, Daniel Sugama.
Struktur Kepemilikan Saham 2014. ‘Telaah Nilai Perusahaan
Terhadap Kinerja Perusahaan’ Berdasarkan Struktur
Skripsi, Universitas Diponegoro, Kepemilikan’, Jurnal Akuntansi
Semarang. (dalam negeri) Multiparadigma, vol. 5, no. 1,
Nurcahyo, Didik Indra, 2014, pp 1-17
‘Pengaruh Struktur Kepemilikan Ting, Irene Wei Kong, Qian Long
Saham dan Ukuran Perusahaan Kweh, Hooi Hooi Lean & Jin
Terhadap Kinerja Perusahaan’ Hwa Ng. 2016. ‘Ownership
Skripsi, Universitas Diponegoro, Structure and Firm Performance:
Semarang. (dalam negeri) The Role of R&D’, Institutions
Rahman, Nora Azureen Abdul & and Economies, vol. 8, no. 4, pp
Reja, Anis Farida Md. 2015. 1-21
‘Ownership Structure and Bank Winata, Galih Yoga, 2012, ‘Pengaruh
Performance’, Journal of Struktur Kepemilikan Terhadap
Economics, Business and Kinerja Perusahaan Perbankan’
Management, vol. 3, no. 5, pp Skripsi, Universitas Sebelas
483-488 Maret, Surakarta. (dalam
Sanjaya, I. P. S. 2014, ‘Family as The negeri)
Ultimate Ownership Affects to Wiranata, Yulius Ardy & Nugrahanti,
Firm Performance’, Atma Jaya Yeterina Widi. 2013. ‘Pengaruh
University, Yogyakarta Struktur Kepemilikan Terhadap
22

Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur di Indonesia’,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
vol. 15, no. 1, pp. 15-26.

Anda mungkin juga menyukai