Anda di halaman 1dari 14

PENGAWASAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN


DI SMAN 1 CIHAURBEUTI KABUPATEN CIAMIS

ARTIKEL KARYA ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Mengikuti Ujian Sidang Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:
Nama : Ery Farida
NPM : 09.3522.026

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


YPPT PRIATIM TASIKMALAYA
2013
PENGAWASAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN
DI SMAN 1 CIHAURBEUTI KABUPATEN CIAMIS

Oleh:
ERY FARIDA

Abstrak:
Penelitian ini beranjak dari hasil penjajagan awal di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten
Ciamis masih ditemukan fenomena yang menunjukkan administrasi sekolah belum
efektif, dengan gejala: kurang optimalnya kinerja tenaga kependidikan di SMAN 1
Cihaurbeuti Kabupaten ciamis, hal tersebut diduga kepala sekolah belum sepenuhnya
melakukan pengawasan internal dengan baik dan belum menggunakan tahap-tahap
dalam melakukan pengawasan terhadap para tenaga kependidikan di SMAN 1
Cihaurbeuti Kabupaten ciamis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan
teknik pengumpulan data yang digunakan melalui tiga cara yaitu: (1) observasi, (2)
wawancara, (3) angket. Sedangkan teknis analisis yang digunakan adalah Skala
Likert.
Berdasarkan sejumlah data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengawasan
oleh kepala sekolah dengan menggunakan teknik-teknik atau tahap-tahap dalam
pengawasan dapat meningkatkan kinerja tenaga kependidikan di SMAN 1
Cihaurbeuti Kabupaten ciamis.

Abstrack:
This research moved from the initial assessment results in SMAN 1 Cihaurbeuti sub-
province ciamis still found the phenomenon that shows the population administration
in our school has not effective, with symptoms: less optimal it worker performance in
SMAN 1 Cihaurbeuti Sub-Province Ciamis. The mentioned anticipated by headmaster
not yet fully conducted internal observation better and not yet used phase in
conducting observation to all worker in SMAN 1 Cihaurbeuti Sub-Province Ciamis.
Research method which is used in this research is descriptive method, and used
collecting the data technique through three ways of that is: (1) observation, (2)
interview, and (3) unquote. While is technical of used by analysis is Scale Likert.
Pursuant to a number of data result of research can be concluded that observation by
headmaster by using phases or technique in observation can improve the worker
performance in SMAN 1 Cihaurbeuti sub-Province Ciamis.

Kata kunci: Pengawasan, Teknik-teknik pengawasan, dan kinerja pegawai (tenaga


kependidikan).
Pendahuluan:
Berkaitan dengan Pemerintahan di era otonomi daerah sebagaimanan diatur di
dalam Undang-Undang No. 32 tentang Pemerintahan Daerah secara umum dapat
berjalan sesuai dengan amanat UUD 1945, dan dapat berlangsung secara efektif dan
efisien dalam rangka upaya mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Sekolah merupakan kunci utama dalam mencetak atau menciptakan manusia
yang bermoral dan berwawasan luas apalagi dijaman era globalisasi ini sekolah atau
pendidikan merupakan bagian penting dalam program pembangunan nasional yang
ikut menentukan pertumbuhan dan perkembangan suatu Negara.
Di tingkat sekolah, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan ternyata masih
banyak menemukan kendala-kendala yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.Di
antara kendala tersebut yang sepertinya luput dari pantauan banyak orang atau
pemerintah adalah masalah mutu pegawai/pelaksana tata usaha (TU) atau tenaga
kependidikan sekolah. Disadari atau tidak, mutu tenaga kependidikanmerupakan
salah satu faktor yang bisa mempengaruhi mutu sebuah sekolah. Tapi patut
disayangkan, upaya peningkatan mutu dan kinerja tenaga kependidikan kelihatannya
kurang mendapat perhatian pemerintah baik dari pemerintah pusat ataupun
pemerintah daerah.
Dengan demikian semua itu harus didukung oleh berbagai pihak dan
diantaranya optimalisasi kinerja tenaga kependidikan,maka kinerja tenaga
kependidikan harus dimulai sejak tahap perencanaan, proses, sampai dengan tahap
pelaporan, sehingga perbaikan kinerja menjadi paradigma baru pendidikan kedepan.
Manajemen ketata usahaan yang diselenggarakan di sekolah adalah manajemen
yang dilaksanakan untuk memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga sekolah
yang berasal dari anggota masyarakat, termasuk memberikan pelayanan prima kepada
stakeholders sekolah. Pemberian pelayanan yang prima kepada warga sekolah dan
stakeholders sekolah harus mendapatkan perhatian yang serius agar warga sekolah
dan stakeholders sekolah merasakan kepuasan atas pelayanan pendidikan di sekolah
atau pelayanan administrasi sekolah. Tanpa adanya pelayanan prima dari sistem
manajemen tata usaha sekolah dapat mengakibatkan sekolah ditinggalkan
pelanggannya.Oleh sebab itu kami ingin mengetahui banyak tentang keberadaan
implementasi tentang manajemen tata usaha di salah satu SMA Negeri yang berada di
lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis tepatnya di SMA Negeri 1
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.
Oleh karena itu dalam setiap organisasi pengawasan sebagai salah satu fungsi
manajemen yang mutlak harus dilaksanakan supaya tujuan organisasi tersebut
tercapai sesuai rencana yang telah ditentukan memegang peranan penting, karena
pengawasan merupakan kegiatan meneliti atau memeriksa apakah segala sesuatu
tercapai atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, serta metode yang
telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik. Pengawasan dimaksudkan untuk
mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian,
penyelewengan, dan lainnya.
Dari penjajagan yang dilakukan di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten ciamis
masih ditemukan fenomena yang menunjukkan administrasi yang belum efektif,
dengan gejala sebagai berikut:
1. Kualitas kinerja pegawai (tenaga kependidikan) di SMAN 1 Cihaurbeuti belum
sepenuhnya optimal, misalnya: masih adanya tenaga kependidikan di SMAN 1
Cihaurbeuti yang dating terlambat kesekolah yang pada akhirnya mengakibatkan
tersendatnay pelayanan kepada warga sekolah, kurangnya mematuhi tata tertib
yang telah disetujui bersama sebelumnya yang pada akhirnya bekerja sesuai
sekehendak hatinya dan mengakibatkan banyak pekerjaan yang tidak selesai
dengan baik.
2. Ketepatan penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya berupa teknologi
aplikasi belum optimal.
Gejala-gejala tersebut diduga muncul karena pengawasan oleh kepala sekolah
SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis yang belum optimal:
1. Kepala sekolah belum sepenuhnya menyampaikan visi, misi, dan tujuan sekolah
dengan baik kepada tenaga kependidikan.
2. Kepala sekolah belum menyusun suatu pedoman atau petunjuk pelaksanaan tugas
yang dapat dijadikan acuan bagi para tenaga kependidikan di SMAN 1
Cihaurbeuti dalam melaksanakan tugasnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang
berkaitan dengan pengawasan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten ciamis.
Melihat fenomena diatas, dengan penelitian ini mencoba menggali lebih dalam
tentang pengawasan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.

Tinjauan Pustaka:
Menurut Siagian (1990:62) Mengemukakan bahwa:
“Pengawasan ialah kegiatan manager yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki. Agar pekerjaan-
pekerjaan berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan sebagaimana yang
telah ditetapkan, maka ia harus melakukan kegiatan-kegiatan pemeriksaan,
pengecekan, pencocokan, inspeksi, pengendalian serta berbagai tindakan sejenis
yang dianggap perlu. Mengatur dan mencegah sebelumnya terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan”

Mockler dalam Handoko (2003:360) mengemukakan bahwa:


“Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi
umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan’’.

Sedangkan Siagian (1997:139) mengemukakan bahwa:


‘’Adanya dua teknik pengawasan:
1. Pengawasan langsung (direct control) adalah pengawasan yang dilakukan
oleh manajer pada waktu kegiatan sedang berlangsung. Pengawasan ini
berbentuk:
a. Inspeksi langsung
b. Observasi ditempat (on the spot observation)
c. Laporan ditempat (on the spot report)
2. Pengawasan tidak langsung (inderct control) adalah pengawasan dari jarak
jauh melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan ini
berbentuk:
a. Laporan tertulis
b. Laporan lisan

Sementara Anwar Prabu (2001:2-3) menyatakan bahwa:


‘’Terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia, yaitu:
1. Pengadaan tenaga kerja terdiri dari:
a. perencanaan sumber daya manusia
b. analisis jabatan
c. penarikan pegawai
d. penempatan kerja
e. orientasi kerja (job orientation)
2. Pengembangan tenaga kerja mencakup:
a. pendidikan dan pelatihan (training and development)
b. pengembangan (karier)
c. penilaian prestasi kerja
3. Pemberian balas jasa mencakup:
a. balas jasa langsung terdiri dari:
- gaji/upah
- insentif
b. balas jasa tak langsung terdiri dari:
- keuntungan (benefit)
- pelayanan/kesejahteraan (services)
4. Integrasi mencakup:
a. kebutuhan karyawan
b. motivasi kerja
c. kepuasan kerja
d. disiplin kerja
e. partisipasi kerja
5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup:
a. komunikasi kerja
b. kesehatan dan keselamatan kerja
c. pengendalian konflik kerja
d. konseling kerja
6. Pemisahan tenaga kerja mencakup:
a. pemberhentian karyawan

Dinyatakan Anwar Prabu (2001:67) menyatakan bahwa:


‘’Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya’’.
Sulistiyani (2003:223) ‘’menyatakan bahwa kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya’’.

Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Sulistiyani (2003:223-224)


‘’menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari
fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu
tertentu’’.

Sementara Anwar Prabu (2001:67-68) ‘’menyatakan bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi kinerja (prestasi kerja) yaitu:
a. Faktor kemampuan
Secara psikologis, kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki
IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia
akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
b. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja

Anwar Prabu (2001:67) menyatakan bahwa:


‘’Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya’’

Berikut ini gambar kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut:


Kerangka Pemikiran

Pengawasan Langsung
1. Inspeksi langsung
2. Observasi ditempat
3. Laporan ditempat

Pengawasan Kinerja Pegawai


(X) 1. Kualitas
(Teknik-teknik Pengawasan.
Siagian,1997:139) 2. Kuantitas
(Y)
Kinerja pegawai,
Anwar Prabu (2001:67)

Pengawasan Tidak Langsung


1. Laporan tertulis
2. Laporan lisan
Hipotesis penelitian ini adalah: Jika pengawasan oleh kepala sekolah
menerapkan teknik-teknik pengawasan maka kinerja tenaga kependidikan di SMAN 1
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis akan meningkat.

Metode Penelitian:
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode penelitian deskriptif.
Menurut pendapat Surakhmad (1998:49), Mengemukakan bahwa:
‘’Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan
kegiatan atau usaha untuk memecahkan masalah yang ada pada waktu
penelitian dilakukan dengan jalan mengumpulkan data serta menyusunnya
secara sistematis kemudian di analisis sesuai dengan teori yang diajukan’’.

Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai atau tenaga kependidikan di
SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis sebanyak 17 orang.Dalam menentukan
jumlah sampel yang dijadikan responden dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.Dari jumlah anggota populasi tersebut, sebanyak 16 orang merupakan
responden yang diberi angket dan 1 orang yaitu kepala sekolah melalui wawancara.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1)
studi kepustakaan, (2) studi lapangan (observasi, wawancara, dan angket).

Hasil Dan Pembahasan:


Sesuai dengan SK kepala sekolah SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis yang
berkoordinasi dengan kepala urusan tata usaha SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten
Ciamis yang setiap tahunnya dibuat dan diberikan kepada semua pegawai
dilingkungan SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, khususnya tenaga
kependidikan di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten ciamis agar supaya mengetahui
tugas dan fungsi apa saja, serta dimana mereka ditempatkan oleh kepala sekolah demi
untuk melayani warga sekolah.
Dalam SK tersebut telah dituliskan nama dan tugas apa yang diberikan kepada
masing-masing tenaga kependidikan di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten ciamis.
Untuk dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, maka kepala sekolah haruslah melakukan pengawasan kepada para
tenaga kependidikan. Dengan begitu visi, misi dan tujuan sekolah akan tercapai
dengan baik.
Dalam suatu organisasi, semua itu tidak terlepas dari yang namanya
pengawasan.Pengawasan merupakan suatu kegiatan dimana seorang pimpinan harus
memantau baik secara langsung maupun tidak langsung dimana pegawai bekerja demi
untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang kepala
sekolah kepada bawahannya, dengan demikian maka akan menghasilkan pekerjaan
yang maksimal. Tentunya dalam pengawasan harus dengan teknik-teknik pengawasan
ataupun tahap-tahap dalam pengawasan.Dengan menggunakan teknik-teknik dalam
pengawasan.Pengawasan dilakukan demi untuk meningkatklan kinerja tenaga
kependidikan yang lebih optimal dan dapat melayani warga sekolah dengan cepat dan
tepat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan
penyebaran angket kepada para tenaga kependidikan dilingkungan SMAN 1
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis sebagai responden, penulis dapat mengetahui tingkat
pengawasan oleh kepala sekolah SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.
Sebagaimana diuraikan dalam pembahasan lebih lanjut dihubungkan dengan kinerja
tenaga kependidikan yang telah dibahas pada pengawasan dengan menerapkan teknik-
teknik dalam pengawasan diharapkan dapat menjadi salah satu proses mewujudkan
pemahaman dan kejelasan bagi para tenaga kependidikan dalam melaksanakan
pekerjaan, terutama menyangkut tujuan yang akan dicapai dan tugas-tugas yang
menjadi tanggungjawabnya.
Dibawah ini adalah rekapitulasi angket yang diberikan kepada responden
tentang pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Rekapitulasi Angket Pengawasan Oleh Kepala Sekolah


Terhadap Pegawai di SMAN 1 Cihaurbeuti
Kabupaten Ciamis
No Judul tabel Alternatif Jawaban F Ket
Tabel Sela Seri Kadang- Jara Tidak (Skor)
lu ng Kadan ng Pernah
g
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
mengecek langsung
4.3 pekerjaan pegawai (tenaga 8 3 4 1 0 66 Tinggi
kependidikan) ditempat
pegawai bekerja
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
menghimbau kepada
4.4 pegawai (tenaga 6 3 5 2 0 61 Tinggi
kependidikan) untuk
bekerja dengan baik dan
penuh rasa tanggung
jawab
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
melakukan pengamatan
4.5 pada pegawai (tenaga 0 1 4 8 3 35 Rendah
kependidikan) ditempat
pegawai bekerja
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
menerima laporan
4.6 langsung hasil pekerjaan 4 2 4 4 1 49 Sedang
pegawai (tenaga
kependidikan) ditempat
pegawai bekerja
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
4.7 menanyakan dan 0 1 9 4 2 41 Rendah
mengecek langsung
daftar hadir pegawai
(tenaga kependidikan)
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
menerima laporan
4.8 bulanan tentang keadaan 2 2 8 3 1 49 Sedang
sekolah secara tertulis
dari pegawai (tenaga
kependidikan) setiap
satusemester sekali
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
menerima laporan
4.9 tentang keadaan sekolah 1 1 7 6 1 43 Sedang
secara lisan dari pegawai
(tenaga kependidikan)
setiap satu bulan sekali

Jumlah 344 Sedang

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Dari hasil rekapitulasi diatas, maka dapat diketahui kategori sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah pengawasan oleh kepala sekolah terhadap
pegawai (tenaga kependidikan) di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis sebagai
berikut:
• Jumlah responden : 16
• Jumlah item pertanyaan :7
• Skor minimum :1
• Skor maksimum :5
• Nilai indeks minimum : 16 x 7 x 1 = 112
• Nilai indeks maksimum : 16 x 7 x 5 = 560
• Interval : 560 – 112 = 448
• Jarak interval : 448 : 5 = 89,6

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

112 201,6 291,2 380,8 470,4 560


344

Dari tabel dan skala tersebut menunjukkan bahwa jumlah F (Skor) yaitu 344,
dalam skala terletak pada kategori sedang, artinya kepala sekolah belum secara
maksimal melaksanakan pengawasan kepada pegawai (tenaga kependidikan) dengan
baik, hal tersebut terlihat dari hasil penyebaran angket responden kebanyakan
menjawab selalu, sering, dan kadang-kadang.
Berikut ini penulis sajikan rekapitulasi kinerja pegawai (tenaga kependidikan di
SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis yaitu sebagai berikut:

Rekapitulasi Kinerja Pegawai (tenaga Kependidikan)


Di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis
No Judul tabel Alternatif Jawaban F Ket
Tabel Sela Seri Kadang- Jara Tidak (Skor)
lu ng kadang ng Pernah
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
melakukan pengawasan
4.11 kepada pegawai (tenaga 0 0 6 6 4 34 Rendah
kependidikan) dalam
mengikuti prosedur kerja
yang telah ditetapkan
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
melakukan pengawasan
4.12 kepada pegawai (tenaga 0 0 8 6 2 38 Rendah
kependidikan) untuk
selalu memastikan hasil
kerja yang maksimal dan
bermutu
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
menetapkan batas waktu
4.13 kepada pegawai (tenaga 0 2 3 8 3 33 Rendah
kependidikan) dalam
menyelesaikan suatu
pekerjaan
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
melakukan pengawasan
4.14 kepada pegawai untuk 3 3 4 5 1 50 Sedang
memenuhi atau
menyediakan kebutuhan
bagi orang lain (warga
sekolah)
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
memerintahkan kepada
4.15 pegawai (tenaga 5 4 3 2 2 56 Tinggi
kependidikan) untuk
menindak lanjuti
kebutuhan orang lain
(warga sekolah)
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
4.16 memerintahkan kepada 6 5 2 2 1 61 Tinggi
pegawai untuk dapat
memberikan pelayanan
cepat dan tepat
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
menghimbau kepada
pegawai (tenaga
4.17 kependidikan) agar 4 2 3 2 5 46 Sedang
supaya mengutamakan
kepentingan bersama
atau pekerjaannya dari
pada kepentingan pribadi
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
menghimbau kepada
4.18 pegawai (tenaga 2 3 8 2 1 51 Sedang
kependidikan) untuk
dapat bekerja dengan
baik tanpa bantuan rekan
sekerjanya
Tanggapan responden
mengenai kepala sekolah
menghimbau kepada
pegawai (tenaga
4.19 kependidikan) untuk 1 3 9 2 1 49 Sedang
mentaati tata tertib dan
disiplin kerja
sebagaimana yang telah
disepakati bersama
Jumlah 418 Sedang
Sumber: Hasil Penelitian 2013

Dari hasil rekapitulasi diatas, maka dapat diketahui kinerja tenaga kependidikan
di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis sebagai berikut:
• Jumlah responden : 16
• Jumlah item pertanyaan :9
• Skor minimum :1
• Skor maksimum :5
• Nilai indeks minimum : 16 x 9 x 1 = 144
• Nilai indeks maksimum : 16 x 9 x 5 = 720
• Interval : 720 – 144 = 576
• Jarak interval : 576 : 5 = 115,2
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

144 259,2 374,4 489,6 604,8 720


418

Dari tabel dan skala tersebut menunjukkan bahwa jumlah F (Skor) yaitu 418,
dalam skala terletak pada kategori sedang, artinya kinerja pegawai (tenaga
kependidikan) masih dibilang masih kurang dalam menyelesaikan segala pekerjaan
dengan baik, hal tersebut terlihat dari hasil penyebaran angket responden kebanyakan
menjawab sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.
Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, bahwa kinerja pegawai (tenaga
kependidikan) di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis pada dasarnya belum
sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, hal ini dibuktikan dengan
observasi, wawancara, dan penyebaran angket yang penulis sebarkan kepada
responden. Apabila pelaksanaan kinerja pegawai diawasi dengan baik oleh kepala
sekolah, maka sepenuhnya akan tercapai. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang penulis
ajukan.

Kesimpulan:
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan pengawasan yang sudah optimal dilaksanakan oleh kepala sekolah di
SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis diantaranya:
a. Kepala sekolah sudah melaksanakan pengawasan dengan cara mengecek
langsung kegiatan atau pekerjaan pegawai (tenaga kependidikan) di tempat
pegawai bekerja yaitu di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, yang pada
akhirnya pegawai bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan sesuai dengan
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
b. Kepala sekolah sudah cukup optimal dalam memberikan himbauan kepada para
pegawai (tenaga kependidikan) untuk bekerja dengan baik dan penuh rasa
tanggung jawab di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.
2. Pelaksanaan pengawasan yang belum optimal dilaksanakan oleh kepala sekolah di
SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis diantaranya:
a. Kepala sekolah belum optimal dalam memberikan himbauan kepada para
pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis agar
setiap hasil pekerjaan agar dilaporkan langsung kepada kepala sekolah.
b. Kepala sekolah belum optimal dalam menerapkan sistem kerja kepada para
pegawai, terbukti dengan masih kurangnya kesadaran pegawai (tenaga
kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis dalam membuat laporan
bulanan secara tertulis dan dilaporkan kepada kepala sekolah setiap satu
semester sekali.
c. Kepala sekolah belum optimal dalam memberdayakan pegawai (tenaga
kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis untuk membuat laporan
tentang keadaan sekolah dan dilaporkan kepada kepala sekolah setiap satu bulan
sekali.
3. Pelaksanaan pengawasan yang kurang optimal dilaksanakan oleh kepala sekolah
di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis diantaranya:
a. Kepala sekolah kurang optimal melakukan pengawasan dalam hal mengamati
secara langsung para pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti
Kabupaten Ciamis dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya.
b. Kepala sekolah kurang optimal dalam pengawasan menanyakan dan mengecek
langsung daftar hadir pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti
Kabupaten Ciamis, yang berakibat kepada kurang sadarnya para pegawai
untuk hadir setiap harinya kesekolah.

Kinerja pegawai (tenaga kependidikan) di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten


Ciamis dalam pengawasan oleh kepala sekolah dapat dilihat berikut ini:
1. Kinerja pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis
setelah dilakukan pengawasan oleh kepala sekolah yang sudah optimal
dilaksanakan oleh kepala sekolah diantaranya:
a. Kinerja pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten
Ciamis dalam hal agar para pegawai untuk menindaklanjuti kebutuhan orang
lain sudah dilaksanakan oleh para pegawai di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten
Ciamis.
2. Kinerja pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis
setelah dilakukan pengawasan oleh kepala sekolah yang cukup optimal
dilaksanakan oleh kepala sekolah diantaranya:
a. Kepala sekolah memerintahkan kepada para pegawai (tenaga kependidikan)
SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, untuk memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat kepada warga sekolah. Semua itu sudah cukup optimal
dilaksanakan dengan baik oleh para pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.
b. Kepala sekolah dalam memerintahkan dan pengawasan kepada para pegawai
(tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis agar untuk
selalu memenuhi atau menyediakan kebutuhan bagi orang lain (warga
sekolah) sudah cukup dilaksanakan oleh para pegawai di SMAN 1 Cihaurbeuti
Kabupaten Ciamis.
c. Kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan kepada pegawai dalam hal
agar selalu mengutamakan kepentingan bersama (sekolah) dari pada
kepentingan pribadi sudah cukup optimal dilaksanakan oleh pegawai (tenaga
kependidikan) di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis ini terbukti dengan
hasil observasi, wawancara, dan angket yang dilakukan oleh penulis kepada
para responden yang memberi jawaban sedang.
d. Kepala sekolah cukup berhasil dalam melaksanakan pengawasan kepada
pegawai dalam hal agar bekerja tanpa mengandalkan rekan sepekerjaan, ini
sudah cukup optimal dilaksanakan oleh pegawai (tenaga kependidikan) di
SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis ini terbukti dengan hasil observasi,
wawancara, dan angket yang dilakukan oleh penulis kepada para responden
yang memberi jawaban sedang.
e. Kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan dan himbauan kepada
pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis untuk
selalu mentaati tata tertib dan disiplin kerja sebagimana yang telah disepakati
sebelumnya sudah cukup dilaksanakan oleh para pegawai (tenaga
kependidikan) di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Ini terbukti dengan
jawaban yang diberikan responden dalam tabel rekapitulasi kinerja pegawai.
3. Kinerja pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis
setelah dilakukan pengawasan oleh kepala sekolah yang kurang optimal
dilaksanakan oleh kepala sekolah diantaranya:
a. Pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis
belum mengikuti prosedur kerja yang telah ditentukan oleh sekolah
sebelumnya, itu berarti kepala sekolah kurang optimal dalam menghimbau
dan melakukan pengawasan kepada pegawai (tenaga kependidikan) di SMAN
1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.
b. Pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis
belum bisa dikatakan bekerja dengan baik, ini terbukti masih kurangnya
kedaran para pegawai dalam memastikan hasil kerja yang maksimal dan
bermutu, artinya kepala sekolah kurang memberikan pengawasan yang
optimal dalam hal agar dalam bekerja pegawai (tenaga kependidikan) di
SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis harus mengutamakan hasil yang
maksimal.
c. Pegawai (tenaga kependidikan) di SMAN 1 Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis,
dalam menyelesaikan pekerjaan masih belum tepat waktu dalam
penyelesaiannya, hal ini dapat dilihat dari tabel rekapitulasi kinerja pegawai.
Ini berarti kepala sekolah kurang optimal melakukan pengawasan dan
memberikan himbauan kepada pegawai (tenaga kependidikan) SMAN 1
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang


penulis ajukan dapat diterima kebenarannya secara empirik.

Daftar Pustaka:
Anwar Prabu, 2001, Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Handoko, T.Hani, 2003, Manajemen, Yogyakarta: BPFE.
Siagian, 1990, Fungsi-fungsi Manajerial, Jakarta: PT. Bina Aksara.
Siagian, 1997, Filsafat Administrasi, Jakarta: PT. Gunung Agung.
Surakhmad, Winarno, 1998, Metode Penelitian Ilmiah, Jakarta: LPP3S.
Sugiyono, 2005, Penelitian Administrasi, Bandung: CV. Alfabeta.

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Adi Kurnia, M.Si Yanti Heryanti, S.Sos. M.Si

Anda mungkin juga menyukai