Anda di halaman 1dari 4

STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

A. STRUKTUR TEKS ANEKDOT


Anekdot memiliki struktur yang membedakannya dengan teks lain yaitu
1. Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyetakan latar belakang atau gambaran umum
tentang isi suatu teks.
2. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau
peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis.
3. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian
krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa.
4. Reaksi merupakan tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi
yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan.
5. Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya
dapat berupa persetujuan atau penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan
sebelumnya. Keberadaan koda bersifat opsional yaitu bisa ada atau tidak.

Contoh analisis struktur teks anekdot


Sumber teks anekdot https://www.romadecade.org/contoh-teks-anekdot/#
Judul Teks Anekdot Jalan Terang
No. Struktur Penggalan Teks
1. Abstraksi Malam itu, Bonar pergi berjalan-jalan mengendarai motor untuk membeli
bakso. Ia melewati Jalan Sudirman yang terang.
2. Orientasi Namun tiba-tiba Bonar dikagetkan dengan sempritan Pak Polisi. Tentu
saja ia harus kena semprit Pak Polisi. Bukannya ini malam hari dan
biasanya di malam hari tidak ada razia. Dengan perasaan sedikit kesal
akhirnya Bonar memarkirkan sepeda motornya.
3. Krisis atau “Ada apa Pak, kenapa saya disemprit?” tanya Bonar Penasaran. “Lampu
komplikasi bapak kenapa tidak nyala? Inikan malam hari, bahaya jika lampu bapak
tidak nyala”, jawab Pak Polisi. Mendengar hal tersebut, Bonar langsung
merasa heran. “Loh, inikan Jalan Sudirman Pak, Bapak tidak lihat ada
banyak lampu jalan dimana-mana”, Bonar tidak mau kalah. “Tetap saja
pak, menyalakan lampu motor pada saat berkendara itu wajib
hukumnya”, tegas Pak Polisi.
4. Reaksi Bonar jelas merasa tidak terima dengan pernyataan Pak Polisi. Tanpa
basa-basi Pak Polisi menarik penutup kecil ban motor Bonar. Tentu saja
hal ini membuat ban motor Bonar menjadi kempes. “Kenapa bapak
kempesin ban motor saya?” tanya Bonar panik. “Ya tidak perlu panik Pak
Bonar, di sinikan banyak angin, tinggal gunakan angina yang ada di
sekitar sini buat ban bapak.” Jawab Pak Polisi.

5. Koda Pak Polisi tidak menilang Bonar, ia meninggalkan Bonar kebingungan


karena ban motornya kempes. Kini Bonar menyesali jawabannya yang
asal-asalan. Ia berjanji tidak akan mau berurusan dengan polisi lalulintas
lagi.
B. KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT
Kebahasaan teks anekdot adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Contoh
Malam itu, Bonar pergi berjalan-jalan mengendarai motor untuk membeli
bakso.
Kata itu setelah kata malam menyatakan peristiwa yang telah berlalu atau telah terjadi.
2. Kalimat retoris atau kalimat retorika
Kalimat retoris adalah kalimat tanya yang tidak membutuhan jawaban.
Contoh
“Ada apa Pak, kenapa saya disemprit?” tanya Bonar Penasaran. “Lampu
bapak kenapa tidak nyala? Inikan malam hari, bahaya jika lampu bapak tidak
nyala”, jawab Pak Polisi.

Kalimat tanya “Ada apa Pak, kenapa saya disemprit?” tidak memerlukan jawaban karena
kesalahan Bonar tidak menyalakan lampu motornya. Sehingga, pada teks anekdot “Jalan
Terang” Pak Polisinya yang menjadi balik bertanya dengan perntanyaan “Lampu bapak
kenapa tidak nyala?”
3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu
Adanya kata hubung (konjungsi) yang menyatakan hubungan waktu. Seperti: kemudian,
setelah itu, lalu, kini, akhirnya, dll
Contoh
Kini Bonar menyesali jawabannya yang asal-asalan.

4. Kata kerja aksi


Kata kerja aksi adalah kata kerja yang menunjukkan bahwa suatu subjek sedang melakukan
suatu kegiatan, tindakan, aksi atau perbuatan. Seperti: mendengar, membac, menulis,
berjalan, dll.
Contoh
Mendengar hal tersebut, Bonar langsung merasa heran. “Loh, inikan Jalan
Sudirman Pak, Bapak tidak lihat ada banyak lampu jalan dimana-mana”,
Bonar tidak mau kalah. “Tetap saja pak, menyalakan lampu motor pada saat
berkendara itu wajib hukumnya”, tegas Pak Polisi.

Kata mendengar dan menyalakan pada contoh kalimat di atas merupakan contoh kata kerja
aksi.
5. Kalimat perintah (imperatif)
Kalimat perintah (imperatif adalah kalimat yang mengandung permintaan agar orang yang
diajak bicara (orang kedua) melakukan tindakan atau mengambil sikap tertentu sesuai dengan
kata kerja yang dimaksud.
Contoh
“Tetap saja pak, menyalakan lampu motor pada saat berkendara itu wajib
hukumnya”, tegas Pak Polisi.
Kalimat di atas merupakan kalimat perintah. Dari kalimat tersebut kita mengetahui maksud
dari pak polisi bahwa harus menyalakan lampu motor pada saat berkendara, karena itu wajib
hukumnya.

Menulis teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan


Dalam menulis teks anekdot tentunya penulis harus memerhatikan struktur dan
kebahasaan teks anekdot tersebut. Selain itu, sebelumnya harus menentukan terlebih dahulu
tema, kritik, kelucuan, tokoh, alur dan pola penyajian teks anekdot.
1. Tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita
2. Kritik adalah adanya kecaman atau celaan atau keadaam perilaku atau apa yang kita anggap
menyimpang dan salah.
3. Kelucuan yaitu menimbulkan tertawa, jenaka
4. Tokoh adalah pelaku dalam cerita
5. Alur merupakan rangkaian kejadian dalam sebuah cerita yang memiliki hubungan satu sama
lain yang ditulis secara kronologis dan mengemukakan hubungan sebab akibat sehingga
menjadi cerita yang padu. Alur ada alur maju, alur mundur dan alur campuran.
6. Pola penyajian merupakan cara penyajian teks anekdot.
a. Narasi
b. Dialog
7. Penyuntingan atau melakukan pengeditan yaitu memperbaiki. Dalam proses penyuntingan
penulis membaca kembali teks yang telah dibacanya, apabila terdapat kesalahan maka akan
diperbaiki.

Menyunting Teks
Dalam langkah terakhir, yaitu penyuntingan diharapkan teks yang dihasilkan akan semakin
sempurna. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat proses penyuntingan ini, antara lain isi,
struktur, kaidah Bahasa, dan ejaan.
1. Isi Anekdot
Saat menyunting isi, penulis harus memperhatikan kejelasan topik, kelucuan dan kekritisan.
Selain itu, teks juga harus diperhatikan agar tidak mengandung fitnah.
2. Struktur
Hal yang hrus dicermati saat menyunting teks anekdot yaitu struktur adalah kelengkapan dan
kepaduan teks.
3. Kaidah Bahasa
Penyuntingan dalam kaidah Bahasa harus mencakup efektivitas kalimat dan ketepatan
pemilihan dalam kata-kata. Dimana, dengan kalimat yang efektif maka bisa mewakili gagasan
secara tepat, sesuai dengan maksud oleh penulis.
4. Ejaan
Terkadang penulisan kata yang tidak baku diperlukan untuk membangun kalimat percakapan
dalam anekdot. Akan tetapi secara keseluruhan anekdot perlu menggunakan ejaan yang baku.
Ejaan meliputi penggunaan kata baku, tanda baca, dan penulisan huruf baik huruf kapital, huruf
miring, atau cetak tebal.

Sumber : https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menyusun-teks-anekdot-6041/amp/

Anda mungkin juga menyukai