Anda di halaman 1dari 16

Teks Eksemplum dan Strukturnya

Teks Eksemplum

1. Pengertian

Teks eksmplum adalah jenis teks rekaan yang berisi insiden yang menurut
partisipannya tidak perlu terjadi.Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden
itu dapat diatasi, tatapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.

2. Struktur

? Abstrak ? inti peristiwa sebagai pengantar yang menggambarkan peristiwa yang


akan diceritakan.

? Orientasi ? bagian pembuka cerita atau awalan cerita.

? Insiden ? peristiwa yang tidak diinginkan.

? Interpretasi ? makna atau pesan dari peristiwa yang tidak diinginkan.

? Koda ? bagian penutup cerita.

3. Ciri – ciri

? Berisi peristiwa yang tidak diinginkan terjadi

? Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas

? Menggunakan bahasa naratif

? Mempunyai struktur lengkap, yaitu abstrak, orientasi, insiden, interpretasi, dan


koda.

4. Karakteristik

? Berisi peristiwa yang tidak sering terjadi

? Peristiwa merupakan hal yang tidak diinginkan

? Menimbulkan penyesalan bagi partisipan

? Menghadirkan diri penulis dalam interpretasi dan koda

? Mengandung nilai – nilai yang disarankan oleh peristiwa

5. Fitur bahasa Exemplum adalah sebagai berikut :

? Menggunakan bahasa naratif

? Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas

? Menghadirkan diri penulis (kita, aku) yang ada dalam interpretasi dan koda

? Ini biasanya menggunakan proses material dan tindakan untuk mengeksplorasi


insiden .
? Menggunakan proses relasional untuk mengeksplorasi penilaian .

6. Menggunakan referensi teks dan hubungan leksikal untuk menunjuk


ke nilai-nilai yang disarankan oleh peristiwa .

A.Teks Eksemplum

1. Pengertian Teks Eksemplum

Teks Eksemplum merupakan jenis teks yang berisi insiden yang menurut
partisipannya tidak perlu terjadi.

Dengan kata lain, teks eksemplu berbentuk naratif berisi pengalaman/kejadian


yang tidak diinginkan oleh tokoh dalam cerita.

2. Ciri Teks Eksemplum

1) Bernuansa naratif

Teks eksemplum bernuansa naratif namun bukan naratif murni

2) Isi teks umumnya bercerita mengenai pengalaman pribadi

Dalam tek eksemplum cerita yang diceritakan umumnya berupa pengalaman


pribadi yang dirasakan atau dialami oleh tokoh

3) Isi teks bercerita tentang suatu insiden

Isi teks eksemplum berupa insiden yang tak tak diharapkan atau diinginkan oleh
tokoh

4) Terdapat perubahan perilaku tokoh untuk tidak mengulangi kesalahan yang


sama.

Di bagian akhir teks eksemplum menggambarkan perilaku tokoh menyesali


kejadian yang telah terjadi. Tampak perubahan sikap tokoh untuk lebih hati-hati
dalam melakukan sesuatu. Teks eksemplum berakhir dengan pesan moral dari
kejadian yang dialami tokoh utama.

3. Struktur Teks Eksemplum

1) Orientasi (Pengenalan)

Pada tahapan orientasi, pengarang menceritakan latar berkaitan dengan waktu,


ruang, dan suasana yang terjadi dalam sebuah peristiwa. Latar digunakan penulis
untuk menghidupkan sebuah cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain,
latar ini mengekspresikan watak, baik secara psikis maupun fisik.

Contoh Orientasi

Kejadian yang membuat saya sadar akan pentingnya menaati peraturan negara
ini terjadi ketika saya sudah semester II. Biasanya, hampir setiap minggu saya
pulang ke rumah pada Jumat sore dan akan kembali ke Semarang pada Minggu
sore. Suatu ketika, saya dan kakak saya memutuskan untuk kembali ke Semarang
pada Senin pagi supaya waktu lebih lama di rumah. Kami berangkat pukul 08.00
WIB, dengan menggunakan sepeda motor.

2) Insiden (Kejadian)

setiap kejadian-kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa


satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

Contoh Insiden

Ketika akan berangkat, kakak menyuruh saya untuk di depan karena dia
mengantuk. Saya-pun menuruti permintaannya meskipun pada saat itu saya
belum mempunyai SIM. Kakak saya berpesan, “jika nanti ada operasi zebra, kamu
berhenti saja. Jangan panik”. Satu jam menempuh perjalanan rasanya aman-
aman saja, tidak ada operasi apapun. Kemudian kami sampai di perbatasan
Kebumen-Purworejo, tidak ada operasi juga di sana.

Saya pun dengan percaya diri membawa motor dengan kecepatan tinggi. Ketika
sampai di Kecamatan Kutoarjo, tiba-tiba dari jarak 500 meter, saya melihat
banyak orang dengan rompi berwarna hijau menyala. Sontak saya langsung
membanting setang ke kiri. Namun celakanya, di depan saya ada sebuah selokan
kecil. Saya pun kembali membanting setang ke kiri, akan tetapi setang tak dapat
dibelokkan karena tertahan oleh tas yang saya gendong di depan. Motor saya
terjatuh dan kami terpelanting.

Kami mengalami luka-luka dan dibawa ke salah satu rumah warga. Ketika ada
seorang polisi yang akan mendekati kami, kakak saya berpesan, “ketika nanti
ditanya polisi, siapa yang mengemudi, bilang saja kakak. Kakak tadi jatuh karena
mengantuk”. Saya hanya mengangguk mendengar permintaan kakak saya. Benar
saja, polisi tersebut menanyakan hal serupa dan meminta kakak saya untuk
memperlihatkan SIM beserta STNK-nya.

3) Interpretasi (Tafsiran)

Penafsiran yang dilakukan oleh tokoh dari kejadian atau insiden yang telah terjadi

Contoh Interpretasi

Dari kejadian tersebut, saya menjadi mengerti akan pentingnya menaati


peraturan negara termasuk peraturan berlalu lintas dan membuat saya untuk
lebih berhati-hati dalam berkendara.
Berikut ini beberapa Contoh Teks Eksemplum :
Operasi Zebra

Kejadian yang membuat saya sadar akan pentingnya menaati peraturan negara
ini terjadi ketika saya sudah semester II. Biasanya, hampir setiap minggu saya
pulang ke rumah pada Jumat sore dan akan kembali ke Semarang pada Minggu
sore. Suatu ketika, saya dan kakak saya memutuskan untuk kembali ke Semarang
pada Senin pagi supaya waktu lebih lama di rumah. Kami berangkat pukul 08.00
WIB, dengan menggunakan sepeda motor.

Ketika akan berangkat, kakak menyuruh saya untuk di depan karena dia
mengantuk. Saya-pun menuruti permintaannya meskipun pada saat itu saya
belum mempunyai SIM. Kakak saya berpesan, “jika nanti ada operasi zebra, kamu
berhenti saja. Jangan panik”. Satu jam menempuh perjalanan rasanya aman-
aman saja, tidak ada operasi apapun. Kemudian kami sampai di perbatasan
Kebumen-Purworejo, tidak ada operasi juga di sana.

Saya pun dengan percaya diri membawa motor dengan kecepatan tinggi. Ketika
sampai di Kecamatan Kutoarjo, tiba-tiba dari jarak 500 meter, saya melihat
banyak orang dengan rompi berwarna hijau menyala. Sontak saya langsung
membanting setang ke kiri. Namun celakanya, di depan saya ada sebuah selokan
kecil. Saya pun kembali membanting setang ke kiri, akan tetapi setang tak dapat
dibelokkan karena tertahan oleh tas yang saya gendong di depan. Motor saya
terjatuh dan kami terpelanting.

Kami mengalami luka-luka dan dibawa ke salah satu rumah warga. Ketika ada
seorang polisi yang akan mendekati kami, kakak saya berpesan, “ketika nanti
ditanya polisi, siapa yang mengemudi, bilang saja kakak. Kakak tadi jatuh karena
mengantuk”. Saya hanya mengangguk mendengar permintaan kakak saya. Benar
saja, polisi tersebut menanyakan hal serupa dan meminta kakak saya untuk
memperlihatkan SIM beserta STNK-nya.

Sepeninggal polisi tersebut, si pemilik rumah keluar dan mengobati luka kami.
Beruntung polisi tidak mencurigai kalau saya yang megendarai sepeda motor
tersebut. Tuhan masih memberikan kami keselamatan walaupun kami mengalami
banyak luka. Dari kejadian tersebut, saya menjadi mengerti akan pentingnya
menaati peraturan negara termasuk peraturan berlalu lintas dan membuat saya
untuk lebih berhati-hati dalam berkendara.

Kejadian di Parkiran

Pengalaman yang tak terlupakan semasa hidupku.

Bulan lalu, aku baru saja meraih prestasi Pelukis Terindah Sepanjang Masa dalam
ajang SHMILY Awards 2015. Setelah meraih prestasi tersebut, banyak mahasiswa
yang memujiku baik secara langsung maupun melalui media social. Selain itu,
keluargaku juga memberi penghargaan untukku, seperti ayahku yang
memberikanku mobil sport dengan art design yang mewah yaitu Lamborghini
Aventador Lp700-4 yang harganya 11.000.000.000. Ayahku sangat bangga
dengan prestasi yang kuraih, itu alasan kenapa ia memberiku penghargaan
semahal itu.

Seminggu setelah hari bahagia tersebut, aku berencana untuk mengajak seluruh
anggota keluargaku untuk makan malam bersama di salah satu Restaurant
berbintang di Jakarta. Setelah membicarakan rencana tersebut, akhirnya
merekapun tidak menolak rencanaku. Malahan mereka sangat senang, karena
sekalian merayakan prestasi yang baru saja aku raih.

Kami memutuskan untuk makan malam bersama pada hari ke-13 setelah ajang
SHMILY Awards 2015 tersebut. Kami menuju Restaurant bersama-sama.
Sesampainya kami disana, kamupun langsung memesan makanan yang akan
kami makan lalu membayarnya. Selama makan malam berlangsung, penuh canda
dan tawa. Dengan asiknya kami makan sambil mengobrol, sampai aku lupa bahwa
tepat pada pukul 20.00 WIB aku harus datang di acara Konferensi Pers yang
diadakan di Mall of Indonesia untuk mempromosikan Restaurant baruku yang
akan segera di buka pada Ahad minggu depan yang bernama “Coffe and Art
Design”

Mengingat hal tersebut, akupun langsung menyelesaikan makananku lalu


berpamitan dan meminta maaf karena harus pulang terlebih dahulu. Akhirnya,
setelah berpamitan aku langsung ke arah parkiran mobilku. Tiba-tiba saat aku
hendak masuk ke dalam mobilku, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menarik
tanganku dan mendekap mulutku. Lalu laki-laki tersebut mengatakan “Berikan
uang atau kau mati!”. Mendengar perkataan tersebut, tanpa berpikir panjang,
akupun langsung mengeluarkan semua uang yang ada di dompetku lalu ku
berikan kepada lelaki tersebut. Setelah laki-laki tersebut menerima uang, diapun
langsung melepaskan dekapan mulutku dan menjatuhkan aku di samping
mobilku. Laki-laki itu langsung berlari ke arah pagar. Melihat laki-laki tersebut
loncat dari pagar, akupun langsung masuk ke dalam mobilku lalu mengunci pintu.
Di dalam mobil aku berusaha menenangkan diriku yang sesak dan takut karena
kejadian yang baru saja terjadi.

Aku bersyukur kepada Allah yang masih menyelamatkanku dari kelakuan jahat
laki-laki tersebut. Meskipun aku harus kehilangan semua uangku namun aku
bersyukur karena tidak kehilangan aset berharga lainnya yang ada di tasku seperti
kuas emas dari Paris dan Pencil Mecanic pemberian nenekku di New York.

Dari kejadian tersebut mengingatkan kita akan pentingnya mengatur waktu dan
berhati-hati dalam segala hal serta dimanapun, apalagi jika malam bertambah
gelap dan suasana semakin sepi.
Tak Ada Makan Siang

Setelah salat Duhur, waktunya makan siang dan aku memutuskan untuk mencari
makan. Karena rasa malas untuk jalan jauh, akhirnya aku memutuskan untuk
tidak pergi ke kantin dan membeli bakso mini. Bukan hanya aku, melainkan
teman-temanku pun ikut membeli bakso mini. Dengan lahap teman-teman ku
memakan bakso mini walaupun saat itu masih panas. Aku memutuskan untuk
tidak memakan terlebih dahulu, walaupun saat itu perutku sudah over lapar.

Dengan dibungkus plastik bening, perutku sudah tidak sabar untuk memakan
bakso mini tersebut. Akhirnya ku putuskan untuk membuka plastiknya. Ketika aku
sedang membuka plastik berisi bakso, aku merasa tergesa-gesa membukanya
karena memang sudah terlalu lapar. Namun, ternyat plastik yang saya gigit,
membuka terlalu besar, aku pun kaget dan semua isi di dalam plastic itu tumpah
di jalan. Baju, kerudung dan celanaku pun tak terhindar dari tumpahan bakso mini
calon makan siangku.

Saat itu aku kaget luar biasa dan tentunya malu yang aku rasakan. Ada salah satu
temanku yang berkata bahwa aku harus berhati-hati dan sabar, jangan tergesa-
gesa, jadi baksonya tidak tumpah. Akhirnya, siang itu calon makan siangku taka
ada lagi dan taka da makan siang untuk ku.

Berdasarkan cerita tersebut, mengajarkan kepada kita bahwa ketika dalam


mengambil keputusan apapun itu jangan sampai tergesa-gesa serta harus
berhati-hati dan penuh pertimbangan.

Wahana Maut

Aku mempunyai pengalaman yang mengerikan lebaran tahun lalu.Kala itu


temanku berkunjung ke rumahku untuk bersilaturrahmi dan mengajakku jalan-
jalan ke kota, kami berdua pergi ke wahana bermain di sana ada berbagai macam
wahana yang sangat menantang salah satunya adalaha wahana Histeria dan
Wahana yang berputar 360 derajat penuh, aku agak lupa namanya.

Kami sudah memegang tiket masuk untuk menaiki wahana yang sudah kami
inginkan, Histeria. Di wahana ini kami dilambungkan dari ketinggian 20 meter
lebih dari permukaan tanah, berkali-kali kami merasa ngilu jatung terasa ingin
lepas ketika dihempaskan dari atas ke bawah. Tak kusangka, wahana yang kami
naiki mati mendadak, kami yang berada di ketinggian panik. Tak ada seorangpun
yang menyangka hal ini bisa terjadi. Tak hanya aku dan temanku saja yang
berteriak minta tolong, semua orang yang berada diatas bersama kami juga
terlihat sangat ketakutan, bahkan adapula yang menangis. Rasanya nyawaku
telah melayang, aku teringat orangtuaku kala itu, dan aku menangis sambil
merintih “mama…mama…”
Setelah hampir 30 menit berada di ketinggian, beberapa petugas datang untuk
memperbaiki wahana yang kami naiki, untunglah nyawa kami dapat
terselamatkan berkat usaha mereka. Kami semua merasa lega. Aku bersyukur
karena Tuhan menyelamatkan kami semua. Sekarang aku merasa trauma ketika
melihat wahana yang serupa.

Oleh karena kejadian tersebut, aku selalu berhati-hati dan waspada, sebab kita
tak pernah tahu apa yang akan menimpa kita. Hendaknya kita tanyakan dulu
kepada petugas, apakah wahana yang akan kita naiki sudah terjamin
keselamatannya atau belum.

Tragedi Menginap di Kost

Semester 3 saya diizinkan untuk nge-kost oleh orangtua saya, karena di


semester 3 banyak kegiatan malam yang harus saya laksanakan. Sebelumnya
saya tidak pernah kost, saya selalu berangkat dari rumah sendirian mengendarai
motor karena rumah saya lumayan jauh dari kampus. Kira-kira 1 jam
perjalanan.

Kostan yang aku pilih letaknya tidak terlalu jauh dari kampus, kira-kira 5menit
jika berjalan kaki. Saya satu kamar dengan Ika, meskipun berbeda jurusan tapi
kami begitu akrab. Setelah merapikan barang saya di kost, saya mulai melakukan
aktivitas seperti biasanya yang dilakukan anak kost kebanyakan dan saya juga
mulai belajar untuk beradaptasi.

Tepatnya hari Jumat, pertama kalinya saya menginap di kostan. Pada malam hari,
tiba-tiba saya terbangun dari tidur, saya melihat sesosok hantu kepala tanpa
tubuh yang melayang di samping lemari, saya syok dan ingin berteriak tapi tidak
bisa, rasanya suara saya tercekat di tenggorokan. Saya ingin mengatakan sesuatu
pada Ika yang tidur dengan pulas di sebelahku, tangan saya ingin meraihnya tapi
tangan ini tidak bisa bergerak, aneh sekali.

Saya beranikan untuk membaca doa sambil memejamkan mata, dan selesei
berdoa saya membuka mata secara perlahan. Alhamdulillah hantu itu sudah
hilang, lalu saya melanjutkan tidur sambil berdoa.

Saya merasa bersalah karena sebelum tidur, tidak berdoa terlebih dahulu.
Semenjak itu aku sering solat dan mengaji bersama dengan temanku, agar kami
tidak di ganggu lagi oleh hantu

Kecerobohanku
Abstrak

Aku memiliki pengalaman jatuh dari motor beberapa tahun yang lalu.

Orientasi

Ketika itu saya masih SMP, pada suatu sore saat sedang membersihkan kamar,
keponakanku yang bernama Suci berkunjung ke rumahku untuk minta diantar les
di rumah gurunya.
Insiden

Ketika itu sudah hampir mendekati adzan magrib, sebenarnya orang tua saya
sedikit melarang untuk langsung pergi, ibu saya menyuruh pergi setelah selasai
adzan saja. Tetapi karena Suci terlihat terburu-buru saya pun tetap akan
menemani dan mengantarkannya. Di jalan tiba-tiba handphone saya berbunyi,
dan sepertinya itu tanda jika ada sms masuk di handphone saya. Lalu saya pun
mencoba mengambil handphone di saku celana kemudian saya membuka sms
yang telah masuk, dan saya juga berniat untuk membalas pesan itu. Jujur saat
itu saya mengendarai motor dalam keadaan tergesa-gesa dan mengunakan
kecepatan yang lumayan tinggi, kemudian dari arah depan ada sebuah motor
ingin putar balik arah tetapi tanpa menyalakan lampu retingnya. Saya pun gugup
karena tidak bisa mengontrol danmenguasai kecepatan akhirnya pun menabrak
pengendara motor yang sedang putar balik arah tadi, aku dan Suci pun terjatuh
dan terlempar dari motor. Suci keponakan saya mengalamani luka pada bagian
siku dan kakinya, sedangkan saya mengalami luka pada lutut sebelah kanan dan
untungnya saya tidak mengalami luka yang parah. Motor yang saya kendarai pun
rusak parah, ketika itu polisi yang kebetulan ada di sekitar jalan itu langsung
datang menghampiri saya, untuk menolong dan mengurus kasus kecelakaan
tersebut.

Interprestasi

Dari kejadian tersebut saya menjadi tahu bahwa doa restu dan nasihat dari orang
tua sangatlah penting, jika saya menuruti perkataan orang tua saya tadi pasti hal
seperti ini tidak akian terjadi, selain itu saya menjadi mengerti bahwa kehati-
khatian dan ketertiban di jalan memang jelas sangat perlu diperhatikan karena
kita bagai sedang bertarung nyawa jika ada di jalanan. Serta kelengkapan
pengaman mulai dari helm, dan surat-surat penting seperti STNK, SIM juga harus
diperhatikan saat sedang mengendarai kendaraan di jalan. Dan jika sedang
mengendarai kendaraan sebaiknya tidak perlu sambil memegang handphone,
kecuali jika itu dalam keadaan yang sangat mendesak lebih baik kita berhenti
sejenak di pinggir jalan untuk membuka handphone.

Koda

Sejak kejadian itu menimpa saya, saya menjadi semakin berhati-hati dalam
mengendarai kendaraan. Selain itu juga semakin memerhatikan peraturan di lalu
lintas, dan mematuhi kata-kata orang tua saya. Karena ridha Allah adalah ridha
orang tua (pula)

Pencurian

Sabtu sore, aku pulang dari lapangan Tenis Indoor FIK. Aku baru saja menghadiri
Monitoring dan Evaluasi di sana. Sampai kos sudah maghrib, aku langsung mandi.
Setelah mandi, aku solat maghrib, lalu aku istirahat sebentar di kamar. Di kamar,
aku mengobrol dengan Hala. Tak terasa, waktu cepat berlalu. Jam 24.00 WIB
teman sekamarku pulang, Mbak Devi namanya. Kami mengobrol sampai pukul
1.00 WIB.

Minggu pagi, aku dan Devi bangun di pagi yang kacau. Kami kemalingan. Dua
laptop, dua handphone, satu modem, dan tasku hilang. Seseorang telah
mencurinya semalam. Diperkirakan antara pukul 1.00 sampai pukul 3.00. Sebab,
teman sebelah kamarku bangun pukul 3.00 dan tahu bahwa pintu kamarku
terbuka. Tapi, ia juga belum tahu kalau kami baru saja kehilangan beberapa
barang penting. Aku bertanya pada Devi, apakah ia belum mengunci kamar ketika
tidur, ternyata Devi lupa tidak mengunci kamar kami.

Setelah itu, aku dan Devi langsung lapor ke Bapak Kos, kami disuruh untuk lapor
ke kepolisian. Pagi itu, kami langsung ke Polsek Gunung Pati, pukul 08.00 kami
tiba, membuat keterangan, surat kehilangan dan menyerahkan barang bukti
berupa tas yang ditnggalSi Pencuri di Jemuran. Jam 10.00 WIB polisi datang ke
kos untuk melihat dan menyelidiki kasus ini. Meski polisi juga belum bias
menemukan pelakunya. Kami betul-betul tidak menyangka kejadian seperti ini
menimpa kami.

Kejadian ini adalah peringatan besar untuk kami. Sejak itu, saya dan Devi terus
waspada.

Aku telah memasang gembok di pintu belakang. Dan kamarku selalu dikunci meski
kami hanya keluar sebentar.

Barang-barang itu bisa kembali Alhamdulillah, tapi kami juga tidak menaruh
harapan terlalu banyak. Aku dan Devi masih sehat dan selamat juga sudah bagus.
Aku berjanji, akan terus waspada, berhati-hati dalam menjalankan aktivitas-
aktivitas di hari berikutnya.

Orang tak dikenal

Aku punya pengalaman yang mengerikan pekan lalu.

Minggu lalu, aku pergi ke sebuah desa kecil di selatan Jawa Barat. Aku sedang
menuju ke kota berikutnya. Dalam perjalanan, seorang pemuda melambai
padaku. Aku menghentikan mobilku dan dia meminta untuk tumpangan. Begitu
dia masuk ke mobil, aku mengucapkan selamat pagi kepadanya dalam Bahasa
Jawa dan dia menjawab dalam bahasa yang sama. Tiba-tiba, ia mengambil pisau
dari sakunya. Aku sangat takut. Lalu, ia meminta aku untuk memberinya uang.
Aku memberinya segera. Setelah itu, dia memintaku untuk menghentikan mobil
dan dia pun keluar. Aku berterima kasih kepada Tuhan kerana menyelamatkanku
waktu itu.

Sekarang, aku menyadari bahwa jika kita membantu orang lain, kita harus
berhati-hati. Hal yang aneh jika kita memberikan tumpangan kepada seseorang
di jalan. Padahal kita tidak tahu dan belum pernah bertemu sebelumnya. Hal ini
sangat berbahaya bagi kita. Mungkin, ia akan menyakiti kita atau meminta uang.

Dari kejadian itu, aku belajar untuk berhati-hati.

Anak Penggembala dan Serigala

Dikisahkan, ada seorang anak gembala yang selalu menggembalakan domba


milik tuannya dekat dengan hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya.
Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur
dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan
serulingnya.

Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai
berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa
terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana. Tuannya pernah berkata
bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus
berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang
membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia
pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang
untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat
seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak
sekeras-kerasnya, "Serigala, serigala!"

Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak,


cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala
tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala
yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang
sekampung.Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak,
"Serigala! serigala!", kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk
menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak
kembali.

Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar
datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.

Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak,
"Serigala! serigala!" Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya
berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. "Dia tidak akan bisa menipu
kita lagi," kata mereka.

Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang
digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan
kembali.

Dalam hidup ini kita memerlkan kepercayaan dari orang lain. Sekali berbohong
kita tak akan dipercaya orang lain. Walaupun apa yang kita katakan itu benar
sekalipun, orang tak percaya lagi. Jadi, jagalah kepercayaan orang dengan
selalu berkata benar.
Kejadian di Parkiran

Bulan lalu, aku baru saja meraih prestasi Pelukis Terindah Sepanjang Masa
dalam ajang SHMILY Awards 2015. Setelah meraih prestasi tersebut, banyak
mahasiswa yang memujiku baik secara langsung maupun melalui media social.
Selain itu, keluargaku juga memberi penghargaan untukku, seperti ayahku yang
memberikanku mobil sport dengan art design yang mewah yaitu Lamborghini
Aventador Lp700-4 yang harganya 11.000.000.000. Ayahku sangat bangga
dengan prestasi yang kuraih, itu alasan kenapa ia memberiku penghargaan
semahal itu.

Seminggu setelah hari bahagia tersebut, aku berencana untuk mengajak seluruh
anggota keluargaku untuk makan malam bersama di salah satu Restaurant
berbintang di Jakarta. Setelah membicarakan rencana tersebut, akhirnya
merekapun tidak menolak rencanaku. Malahan mereka sangat senang, karena
sekalian merayakan prestasi yang baru saja aku raih.

Kami memutuskan untuk makan malam bersama pada hari ke-13 setelah ajang
SHMILY Awards 2015 tersebut. Kami menuju Restaurant bersama-sama.
Sesampainya kami disana, kamupun langsung memesan makanan yang akan
kami makan lalu membayarnya. Selama makan malam berlangsung, penuh canda
dan tawa. Dengan asiknya kami makan sambil mengobrol, sampai aku lupa bahwa
tepat pada pukul 20.00 WIB aku harus datang di acara Konferensi Pers yang
diadakan di Mall of Indonesia untuk mempromosikan Restaurant baruku yang
akan segera di buka pada Ahad minggu depan yang bernama “Coffe and Art
Design”

Mengingat hal tersebut, akupun langsung menyelesaikan makananku lalu


berpamitan dan meminta maaf karena harus pulang terlebih dahulu. Akhirnya,
setelah berpamitan aku langsung ke arah parkiran mobilku. Tiba-tiba saat aku
hendak masuk ke dalam mobilku, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menarik
tanganku dan mendekap mulutku. Lalu laki-laki tersebut mengatakan “Berikan
uang atau kau mati!”. Mendengar perkataan tersebut, tanpa berpikir panjang,
akupun langsung mengeluarkan semua uang yang ada di dompetku lalu ku
berikan kepada lelaki tersebut. Setelah laki-laki tersebut menerima uang, diapun
langsung melepaskan dekapan mulutku dan menjatuhkan aku di samping
mobilku. Laki-laki itu langsung berlari ke arah pagar. Melihat laki-laki tersebut
loncat dari pagar, akupun langsung masuk ke dalam mobilku lalu mengunci pintu.
Di dalam mobil aku berusaha menenangkan diriku yang sesak dan takut karena
kejadian yang baru saja terjadi.

Aku bersyukur kepada Allah yang masih menyelamatkanku dari kelakuan jahat
laki-laki tersebut. Meskipun aku harus kehilangan semua uangku namun aku
bersyukur karena tidak kehilangan aset berharga lainnya yang ada di tasku seperti
kuas emas dari Paris dan Pencil Mecanic pemberian nenekku di New York.
Dari kejadian tersebut mengingatkan kita akan pentingnya mengatur waktu dan
berhati-hati dalam segala hal serta dimanapun, apalagi jika malam bertambah
gelap dan suasana semakin sepi.

JANGAN MATEMATIKA

Aku memang tidak begitu pandai bila dihadapkan dengan soal-soal matematika.
Saat duduk di bangku kelas tiga SD, aku merasa soal-soal matematika yang harus
aku pecahkan sangat sulit dan membingungkan.

Sedangkan ibuku adalah sosok wanita yang sangat perhatian terutama pada anak-
anaknya. Beliau ingin anak-anaknya menjadi anak yang shaleh, pandai, dan dapat
dibanggakan. Sedangkan saat duduk di bangku kelas tiga SD aku sudah mulai
nakal dan malas belajar. Di kelas, jika ada teman yang mengajakku untuk ngobrol
aku pasti lebih memilih ngobrol walaupun dengan suara pelan dari pada harus
mendengarkan guruku menerangkan materi pelajaran

Siang itu aku pulang dari sekolah dengan memasang wajah yang lesu. Nilai
matematika yang aku dapatkan hari itu sangat memalukan. Dan seperti biasa,
ibuku selalu menanyakan tentang nilai yang didapatkan anaknya setiap pulang
sekolah. Sambil mengeluarkan bulu dari tas sekolahku, ibuku bertanya, “Hari ini
kamu mendapat nilai berapa, Nak?” Aku hanya bisa terdiam dan sulit untuik
berkata-kata, hingga ibuku mengulangi pertanyaannya kembali. Dengan wajah
takut aku pun menjawab pertanyaan ibu dengan terbata-bata dan suara lirih,
“Mata pelajaran matematika aku mendapat nilai dua, Bu.” Mendengar jawabanku,
seketika itu pun ibuku marah. Dilemparkanlah buku matematika itu tepat
dihadapanku, kemudian beliau menasehati aku.

Tetapi aku senang, ibu menanyakan bahwa bwliau bangga terhadapku, karena
aku telah berkata jujur dan mau mengakui kesalahanku.

Sejak saat itu aku berusaha keras untuk menggemari mata pelajaran matematika
dan tidak mengulangi lagi kesalahanku yaitu, ngobrol dengan teman ketika guru
sedang menerangkan pelajaran.

Aku memang tidak begitu pandai bila dihadapkan dengan soal-soal matematika.
Saat duduk di bangku kelas tiga SD, aku merasa soal-soal matematika yang harus
aku pecahkan sangat sulit dan membingungkan.

Sedangkan ibuku adalah sosok wanita yang sangat perhatian terutama pada anak-
anaknya. Beliau ingin anak-anaknya menjadi anak yang shaleh, pandai, dan dapat
dibanggakan. Sedangkan saat duduk di bangku kelas tiga SD aku sudah mulai
nakal dan malas belajar. Di kelas, jika ada teman yang mengajakku untuk ngobrol
aku pasti lebih memilih ngobrol walaupun dengan suara pelan dari pada harus
mendengarkan guruku menerangkan materi pelajaran

Siang itu aku pulang dari sekolah dengan memasang wajah yang lesu. Nilai
matematika yang aku dapatkan hari itu sangat memalukan. Dan seperti biasa,
ibuku selalu menanyakan tentang nilai yang didapatkan anaknya setiap pulang
sekolah. Sambil mengeluarkan bulu dari tas sekolahku, ibuku bertanya, “Hari ini
kamu mendapat nilai berapa, Nak?” Aku hanya bisa terdiam dan sulit untuik
berkata-kata, hingga ibuku mengulangi pertanyaannya kembali. Dengan wajah
takut aku pun menjawab pertanyaan ibu dengan terbata-bata dan suara lirih,
“Mata pelajaran matematika aku mendapat nilai dua, Bu.” Mendengar jawabanku,
seketika itu pun ibuku marah. Dilemparkanlah buku matematika itu tepat
dihadapanku, kemudian beliau menasehati aku.

Tetapi aku senang, ibu menanyakan bahwa bwliau bangga terhadapku, karena
aku telah berkata jujur dan mau mengakui kesalahanku.

Sejak saat itu aku berusaha keras untuk menggemari mata pelajaran
matematika dan tidak mengulangi lagi kesalahanku yaitu, ngobrol dengan teman
ketika guru sedang menerangkan pelajaran.

Operasi Zebra

Kejadian yang membuat saya sadar akan pentingnya menaati peraturan negara
ini terjadi ketika saya sudah semester II.Biasanya, hampir setiap minggu saya
pulang ke rumah pada Jumat sore dan akan kembali ke Semarang pada Minggu
sore. Suatu ketika, saya dan kakak saya memutuskan untuk kembali ke

Semarang pada Senin pagi supaya waktu lebih lama di rumah. Kami berangkat
pukul 08.00 WIB, dengan menggunakan sepeda motor.Ketika akan berangkat,
kakak menyuruh saya untuk di depan karena dia mengantuk. Saya-pun menuruti
permintaannya meskipun pada saat itu saya belum mempunyai SIM.Kakak saya
berpesan, “jika nanti ada operasi zebra, kamu berhenti saja.Jangan panik”. Satu
jam menempuh perjalanan rasanya aman-aman saja, tidak ada operasi apapun.
Kemudian kami sampai di perbatasan Kebumen-Purworejo, tidak ada operasi juga
di sana.

Saya pun dengan percaya diri membawa motor dengan kecepatan tinggi. Ketika
sampai di Kecamatan Kutoarjo, tiba-tiba dari jarak 500 meter, saya melihat
banyak orang dengan rompi berwarna hijau menyala.Sontak saya langsung
membanting setang ke kiri. Namun celakanya, di depan saya ada sebuah selokan
kecil. Saya pun kembali membanting setang ke kiri, akan tetapi setang tak dapat
dibelokkan karena tertahan oleh tas yang saya gendong di depan. Motor saya
terjatuh dan kami terpelanting.

Kami mengalami luka-luka dan dibawa ke salah satu rumah warga. Ketika ada
seorang polisi yang akan mendekati kami, kakak saya berpesan, “ketika nanti
ditanya polisi, siapa yang mengemudi, bilang saja kakak. Kakak tadi jatuh karena
mengantuk”.Saya hanya mengangguk mendengar permintaan kakak saya.Benar
saja, polisi tersebut menanyakan hal serupa dan meminta kakak saya untuk
memperlihatkan SIM beserta STNK-nya.

Sepeninggal polisi tersebut, si pemilik rumah keluar dan mengobati luka


kami.Beruntung polisi tidak mencurigai kalau saya yang megendarai sepeda motor
tersebut.Tuhan masih memberikan kami keselamatan walaupun kami mengalami
banyak luka.

Dari kejadian tersebut, saya menjadi mengerti akan pentingnya menaati


peraturan negara termasuk peraturan berlalu lintas dan membuat saya untuk
lebih berhati-hati dalam berkendara

Tiket Misterius

Saya mempunyai suatu peristiwa yang tidak saya inginkan tahun lalu.

Saya adalah seorang mahasiswa semester satu. Saya mempunyai sepupu


perempuan semester lima. Waktu liburan, saya menginap di rumah sepupu saya
yang berada di Jepara.

Ketika saya berkunjung ke rumah sepupu saya, dia merasa senang sekali.setelah
beristirahat sejenak.Saya dan sepupu saya pergi untuk membeli makan pada sore
hari.Setelah selesai, kami langsung kembali ke rumah.Anehnya, kami
menemukan dua lembar tiket musik yang diadakan nanati malam.Kami senang
sekali dan bersiap untuk menontonnya.

Sepulang dari menonton konser musik, kami sangat terkejut karena pintu rumah
sepupu saya terbuka dengan seisi rumah yang berantakan.Ternyata rumah
sepupu saya kemalingan.

Sekarang kami lebih berhati-hati ketika ada kiriman yang misterius apa pun
bentuknya. Siapa tahu ada yang berniat kurang baik.

Dari kejadian tersebut kami lebih waspada dan tidak mudah percaya dengan
kiriman aneh. Kami pun melapor kepada polisi dengan segera.

Hikmah Malam 1 Syura"

Abstrak

Pengalaman ini merupakan pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan.
Karena, dari pengalaman ini mengajariku untuk selalu mendengarkan dan
menaati nasihat orang tua.

Orientasi

Cerita diawali saat malam minggu, tepatnya 6 bulan yang lalu.Aku diajak pergi
dengan teman dekatku, atau bisa dikatakan sebagai kekasihku yang kurang lebih
sudah 5 tahun ini kami menjalin hubungan.Meskipun, telah menjalin hubungan
yang cukup lama, kami berdua memang jarang pergi bersama.Hal itu dikarenakan
kesibukan kami masing – masing.jadi, malam itu merupakan malam spesial bagi
kami berdua.
Tepat pukul 18.30 WIB, dia telah sampai dirumahku.Kemudian dia bertemu
dengan ibuku.Ia meminta ijin kepada ibuku untuk mengajakku jalan – jalan ke
Semarang. Akan tetapi ibuku mengatakan bahwa cuaca mendung dan sudah
terlalu malam untuk menempuh perjalanan ke Semarang, serta pada malam itu
juga bertepatan pada tanggal 1 Syura.Akan tetapi, aku berusaha untuk
meyakinkan ibuku agar ibuku tidak merasa khawatir dan memberiku ijin untuk
pergi ke Semarang.Lalu ibuku pun menyetujuinya, dengan syarat tertentu, yaitu
harus pulang sebelum pukul 22.00 WIB.

Pada awal perjalanan, aku sudah merasa khawatir, karena cuaca yang tidak
mendukung.Selain itu, hari itu juga bertepatan dengan awal bulan Syura.Menurut
kepercayaan Jawa, bulan Syura merupakan bulan yang memiliki daya magis
tersendiri.Apalagi pada tanggal 1 Syura.Meskipun aku secara pribadi tidak
mempercayainya.Namun hal tersebut sempat meresahkan hatiku.Keresahan
tersebut semakin diperkuat dengan cuaca yang tidak mendukung dan kondisi
jalan raya yang relatif sepi.

Insiden 1

Lalu, setelah seperempat perjalanan, kilat sudah terlihat.Petir pun sudah mulai
menyambar. Dan tepat kata ibuku, bahwa hari ini akan turun hujan. Tiba – tiba
saja hujan turun dengan derasnya.Aku dan dia berteduh di suatu tempat. Sudah
sekitar setengah jam, kami berteduh, namun belum juga hujan reda. Lalu dengan
perlahan, hujan pun mulai reda.Tepat pukul 19.30 kami mulai melanjutkan
perjalanan kami kembali.Sebelumnya, pada saat kami berteduh, sempat
kuutarakan keresahanku padanya yang berkaitan dengan bulan 1 Syura dan
nasihat dari ibuku sebelum kami berangkat tadi. Namun karena ia tidak
mempercayai dengan hal semacam itu, maka ia mencoba untuk menghiburku dan
menenangkan kekhawatiranku itu.

Kemudian, sekitar pukul 20.00 WIB kami barulah sampai ke sebuah tempat
perbelanjaan di kota Semarang. Disana kami membeli beberapa pakaian serta
makan malam. Karena terlalu bahagianya menikmati keindahan kota Semarang,
sehingga membuatku lupa akan syarat yang diajukan oleh ibuku. Lalu, tepat pukul
21.30 WIB ibuku mengirim pesan lewat handphone – ku bahwa sudah malam dan
memintaku untuk pulang.Kami pun bergegas untuk pulang.

Insiden 2

Di perjalanan pulang, tiba – tiba ban motor dari kekasihku bocor. Akhirnya kami
memutuskan untuk turun dari motor dan mencari tempat tambal ban. Namun,
sepanjang perjalanan kami tidak menemukannya.Setelah kami bertanya kepada
seseorang, ternyata kebanyakan semua tambal ban tutup, karena hari ini
bertepatan dengan malam 1 Syura. Sudah hampir satu jam kami berjalan, dan
tidak menemukan tempat tambal ban. Hatiku sudah cemas, karena saat itu sudah
lewat jam yang ditentukan oleh ibuku.

Sekitar pukul 23.00 akhirnya kami menemukan satu – satunya tempat tambal ban
yang buka. Kami menunggu sekitar setengah jam untuk menambal ban. Di sela –
sela kami menunggu, ibuku mulai menelponku dengan nada yang cemas.Aku
mengatakan tentang kejadian yang aku alami.Kemudian ibuku meminta agar aku
segera pulang setelah sudah menambal ban.

Insiden 3

Lalu, tepat pukul 24.00 WIB, ban motor kekasihku pun sudah dapat dipakai
kembali. Akan tetapi ketika dia ingin membayar, baru dia sadari bahwa
dompetnya sudah tidak ada di sakunya.Ia pun mulai panik. Dan alhasil akulah
yang membayar.Sebelum pulang kami mencari terlebih dahulu dompetnya di
sekitar jalan yang kita lalui.Jadi kami kembali lagi ke jalan yang kami lalui
sebelumnya.Keadaan itu sangat memakan waktu.Dan membuat aku makin cemas
jika aku dimarahi oleh orang tuaku. Sudah satu jam kami mencari akan tetapi
tidak menemukan dompet itu. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang.

Insiden 4

Di perjalanan pulang, tiba – tiba saja lampu depan dari motor yang kami naiki
mati. Sehingga membuat kami harus berhenti sebentar dan memeriksa apa yang
telah terjadi. Setelah diperiksa, ternyata terdapat kabel yang tidak kencang. Hal
itu membuat lampu depan kami menjadi mati. Karena kami tidak membawa
peralatan untuk memperbaiki motor.Maka kami memutuskan untuk tetap
melanjutkan perjalanan.Namun dengan pelan – pelan.

Insiden 5

Kemudian, di tengah perjalanan kami, tiba – tiba hujan turun kembali.Akan tetapi
tidak begitu deras.Hanya rintik – rintik.Akhirnya kami memutuskan untuk tetap
melanjutkan perjalanan.Dengan hujan, lampu mati, dompet hilang dan larut
malam.

Interpretasi

Sekitar pukul 01.30 WIB akhirnya kami sampai ke rumahku dengan keadaan
badan yang lumayan basah.Setelah bertemu dengan orang tuaku.Aku pun
menceritakan semua kejadian yang kualami.Disaat itu pula aku baru sadar bahwa
nasihat dan peringatan dari orang tua hendaknya didengarkan dan berusaha
dipatuhi. Jika nasihat orang tua tidak dipatuhi maka akan mengakibatkan hal –
hal yang tidak diinginkan. Seperti pengalaman yang aku alami 6 bulan yang lalu
bersama kekasihku.

Koda

Dari pengalaman tersebut, aku belajar tentang pentingnya mentaati nasihat orang
tua.karena restu orang tua adalah restu Allah juga.

Anda mungkin juga menyukai